• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREATIVITAS DALAM PRODUK TELEVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KREATIVITAS DALAM PRODUK TELEVISI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 1

MODUL KE 5

KREATIVITAS DALAM PRODUK TELEVISI

Setiap hari tersedia puluhan program televisi yang tersebar di beberapa stasiun televisi tanah air bahkan ratusan program televisi lainnya yang juga dilayani oleh jasa penyiaran televisi asing melalui siaran televisi kabel atau satelit komunikasi. Berarti terdapat ratusan ide kreatif yang bisa merupakan rekayasa atau sama sekali natural dalam penampilannya dilayar televisi. Ide tersebut kemudian dibentuk menjadi sebuah cerita yang menarik, perlakuan inilah yang disebut creative treatment. Maksudnya setiap individu yang ingin berkarya seni dalam dunia penyiaran dituntut lebih kreatif dalam melihat sekeliling kita. Dengan demikian kreatifitas yang dibutuhkan untuk suatu produk non fiksi televisi adalah membuat kejadian yang terlihat biasa, tanpa merekayasa ceritanya menjadi istimewa di mata orang audien televisi. Sedangkan untuk program fiksi, ide yang merupakan imajinasi suatu karya orang lain dan rekayasa cerita dibuat semenarik mungkin agar audien televisi menjadi puas. Bagaimana ide membuat produk kreatif televisi itu muncul?

1. Ide muncul seketika

Telah disepakati ide adalah pondasi pondasi utama dari setiap hal yang akan kita lakukan. Ada pendapat tidak lagi ide yang orisinil didunia ini, tetapi yang jelas karya-karya yang sudah ada dan milik orang lain dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi karya-karya selanjutnya. Kadang dalam pikiran kita terlintas suatu ide karena terjadi suatu kejadian yang menjadi pembicaraan orang banyak disekeliling kita. Seperti berita-berita di media cetak, televisi dan radio yang menimbulkan kepanikan dan rasa takut yang amat sangat menimpa setiap manusia. Dari sinilah terkadang muncul ide tiba-tiba tersebut.

2. Ide disekeliling kita

Tegoklah sekitar kita, karena fakta yang benar-benar terjadi disekitar kita merupakan kunci dari program non fiksi. Dari situlah kita akan tahu, bahwa seluruh pengalaman, pengamatan dan analisis terhadap realitas disekitar kita akan memunculkan sebuah benar merah baru. Ingat mengisi TTS-pun kita butuhkan suatu IDE.

3. Ide juga tersedia dipinggir jalan

Banyak ide yang menjelma menjadi konsep-konsep program non fiksi televisi yang sukses. Hal-hal yang sepertinya biasa oleh orang pada umumnya akan menjadi luar biasa dimata orang yang kreatif. Sebuah mobil Volkswagen terbengkalai disuatu tempat dengan penuh karat dan ban-nya kepes dibiarkan begitu saja. Ternyata ditempat lain terdapat pula

(2)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 2

ditelusuri dan mendapatkan informasi dari beberapa narasumber, ternyata Volkswagen

tersebut buatan Brazil yang dinilai beresiko dibandingkan Volkswagen buatan Jeman. Itulah sedikit cerita yang bisa menjadi ide yang ditemukan dipinggir jalan dan tidak diperhatikan oleh orang kebanyakan.

4. Ide biasa menjadi Istimewa

Melihat sesuatu disekitar kita, sesuatu yang tak terlihat atau memang tidak mau kita lihat adalah kunci ide yang sesungguhnya. Apabila seluruh media cetak dan televisi telah menyajikan seluruh berita bencana yang terjadi dan akan muncul? Lalu apa yang akan membuat ide kita menarik jika semua orang telah tahu hal tersebut? Masyarakat yang panik terhadap berita-berita tersebut, sebenarnya hanya merekam kepanikan dan persiapan-persiapan menghadapi bencana. Sesungguhnya ada apa di belakang peringatan bencana tersebut?

Sesuatu yang istimewa tiba-tiba akan menjadi biasa jika sudah diketahui orang banyak. Maka carilah sesuatu yang tidak biasa, atau sesuatu yang biasa, tapi tidak diperhatikan orang banyak, maka karya kita akan menjadi istimewa.

5. Ide istimewa menjadi biasa

Suatu kejadian besar karena bencana atau kecelakaan lain sebagainya yang telah dipublikasikan oleh seluruh media akan menjadi biasa. Hal ini bisa diibaratkan apabila seorang relawan yang pertama kali bertugas untuk mengevakuasi korban, akan merasakan takut bahkan menangis saat menginjakkan kakinya dilokasi kejadian. Tapi apa yang terjadi ketika untuk yang kedua kalinya datang ke lokasi bencana? Seperti biasa saja, seperti yang sudah-sudah karena memang telah menjadi pekerjaaannya. Yang berbeda hatinya tidak lagi trenyuh, hatinya tidak lagi menangis karena sudah terbiasa. Maka carilah, sesuatu yang terlihat biasa dan kemaslah menjadi istimewa.

Lalu bagaimana merubah ide tersebut menjadi sebuah produk non fiksi serta mengemasnya menjadi menarik? Agar lebih mudah menjabarkannya, sebagai contoh pada modul ini karya yang akan diuraikan ; berupa feature atau dokumenter televisi.

Saatnya menurunkan ide, biasanya proses menuliskan ini akan mudah karena ide yang

sudah ditemukan itu telah mengendap dan berputar-putar didalam kepala sang kreator. Tuliskan dalam satu paragraph kalimat yang disebut dengan Film Statement, berikut ini diawali ide;

“Melestarikan peninggalan budaya dan bangunan tradisional Kota Tua di tengah kegemerlapan Kota Metropolitan Jakarta”

(3)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 3

Film Statement;

“Pada bagian utara kota Jakarta terdapat suatu daerah yang tengah bersiap-siap menghadapi gempuran modernisasi dan teknologi kota metropolitan. Kepada siapa kota tua Batavia meminta pertolongan? Siapakah yang memiliki kekuatan melindungi nilai leluhur bangsa Indonesia yang tak terhingga tersebut? Apa yang harus dilakukan oleh kota tua Batavia agar

kokoh menghadapi pengembangan kota modern Jakarta?

Setelah menuliskan film statement harus dilanjutkan dengan membuat treatment/outline

yang akan menjabarkan cerita secara detail, scene per scene. Ada dua cara untuk menjabarkan cerita dalam outline. Cara pertama memecah cerita dalam beberapa sekuen lalu tuliskan garis besar setiap scene yang diinginkan. Contoh sebagai berikut;

1. Sekuen Opening.

Sejumlah bangunan tua yang kokoh dengan gaya arsitektur Eropa menjadi saksi bisu keramaian pusat kota Batavia dahulu kala.

Turis dan warga berbaur menikmati jalan-jalan sempit diantara bangunan tempo dulu.

Stasiun Beos yang tetap menjalankan fungsinya menjadi pusat transportasi kereta api kota metropolitan Jakarta.

2. Sekuen Introduction Kota Tua Batavia

Suasana keramaiannya kini berubah menjadi kota wisata yang mengambarkan ketenangan

warganya karena dikelilingi bangunan tua bernilai sejarah dan dipenuhi para seniman dan pengunjung yang ingin berekreasi atau mencari tahu rahasia yang tersembunyi dari setiap sudut kota tua.

Bekas gedung Balai Kota tampak berwibawa menjadi pintu gerbang memasuki kota tua dengan pedesterian jalan yang lapang dipercantik hijaunya pepohonan, sehingga menampilkan kombinasi yang kontras dengan corak putih bangunan di Kota Tua.

3. Sekuen Pelabuhan Sunda Kelapa

Dahulu kala pintu masuk utama menuju Batavia adalah Pelabuhan Sunda Kelapa.

Pelabuhan yang berada tepat diujung sebelah Utara Kota Tua ini merupakan satu kesatuan sebagai pusat bisnis dan perdagangan pada masa keemasannya.

Walaupun pelabuhan Tanjung Priok telah mengantikan posisinya sebagai pintu masuk melalui laut saat ini. Pelabuhan Sunda Kelapa tetap eksis sebagai pusat perdagangan para kapal nelayan dan kapal tradisional lainnya. dst

(4)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 4

Cara kedua yaitu dengan menuliskan treatment/outline sekuen dan scene pada kartu tempel diwhite board. Dengan tersusunnya outline pada kartu akan terlihat alur atau pacing dari cerita. Tuliskan keterangan singkat pada setiap scene dikartu, lalu susunlah berdasarkan urutannya. Setelah itu amati kembali scene yang tersusun tadi, cerita berjalan mulus atau tersendat? Adakah breathing space yang cukup pada cerita tersebut. Apakah rising action pada setiap sekuen tergambarkan? Sistem kartu ditempel ini sangat memudahkan untuk merubah-rubah susunan sekuen dan scene sesuai dengan keinginan kita yang merencanakan untuk membuat treatment yang terbaik.

Ide, film statement dan treatment/outline diatas sebagai panduan awal untuk

menentukan langkah selanjutnya mengumpulkan data-data yang dibutuhkan oleh produser dalam membuat perencanaan dan struktur cerita dokumenter. Ada empat kriteria film dokumenter yang bisa menjadi acuan untuk membuat perencanaan yang baik, yaitu;

 Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman sebenarnya, tanpa interpretasi

imajinatif seperti halnya dalam film fiksi.

 Film dokumenter menuturkan realita.

 Sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya.

 Struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.

Setelah mendapatkan ide/bahan cerita yang akan digarap menjadi suatu film dokumenter. Alangkah baiknya seorang produser memahami secara jernih delapan elemen pembuatan dokumenter, agar dalam proses pembuatan nanti lancar mengeksekusinya, lengkap materi yang dibutuhkan dan efisien dari segi waktu, tenaga serta pikiran. Kedelapan elemen pembuatan dokumenter tersebut yang harus dijawab seorang produser adalah;

1. Apakah anda sudah memahami serta menguasai tema dan subyek secara mantap?

2. Apakah anda memiliki ikatan emosi yang kuat dengan subyek-meskipun sebenarnya ada subyek lain yg secara praktis lebih mudah digarap?

3. Apakah antara ide, tema, dan subyek memiliki kecocokan?

4. Apakah ada motivikasi kuat untuk lebih mendalami subyek yang telah anda amati?

5. Apakah subyek tersebut memiliki arti penting yang mendasari pokok pemikiran ide anda?

6. Hal-hal apakah yg luar biasa menariknya dari tema & subyek tersebut?

7. Bagaimana pendalaman serta pembatasan yg dapat difokuskan agar film menjadi menarik dan berkesan?

(5)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 5

8. Apa yg akan dan dapat dipresentasikan dari dokumenter ini-melaui bentuk, gaya dan pendekatan yg segar dan baru?

Riset Program Dokumenter Televisi

Setelah mengetahui bagaimana mendapatkan ide cerita yang sangat beragam dari yang paling mudah hingga yang perlu merenung, ngutak-atik dokumen atau segaja mengeksplorasi lebih mendalam. Ide yang didapat artinya cerita mulai terbentuk, untuk mengembangkannya lakukan riset terkait ide yang dipilih. Selanjutnya ide tersebut harus dirumuskan dengan strategi yang tepat dengan melakukan penelitian. Riset untuk memproduksi program dokumenter harus fokus pada beberapa berikut ini;

 Aspek-aspek visual harus selalu dipikirkan dan diperhatikan.

 Kerjasama & komunikasi dengan penulis/produser, sutradara dan juru kamera.

 Riset pendahuluan dengan melakukan analisis visi visual. (gambaran untuk pengembangan

ide).

Riset akan menolong kita untuk mengetahui unsur nyata dari sebuah cerita. Inilah perlunya melakukan penelitian terhadap karakter dan suatu peristiwa dengan cermat dan teliti. Semakin banyak referensi yang dibaca, kita akan semakin luas membelah sebuah peristiwa. Kita akan mudah menempatkan induk-induk cerita dengan bagian-bagian kecil yang menjadi pilar didalam alur cerita. Semakin dalam kita mengenal karakter utama dan pendamping dari cerita yang menarik, akan semakin gamblang kita menyusun cerita ke cerita sehingga karya dokumenter ini akan mengalir secara wajar. Adapun pembagian dari jenis data yang akan digunakan dalam penelitian proses produksi dokumenter adalah sebagai berikut;

Data tulisan: buku, majalah, koran, surat, selebaran.

Data visual: foto; film, video, lukisan, poster, patung, ukiran

Data suara: bunyi-bunyian, musik, lagu.

Data mengenai subyek, narasumber.

Data lokasi:tempat kejadian/peristiwa

Hunting dan Mengenali Dokumenter Kita Sendiri

Posisi sekarang, ide awal tadi bisa semakin mantap setelah melakukan penelitian terhadap apa yang ingin kita ketahui. Dari hasil penelitian secara samar-samar produser sudah bisa membayangkan alur ceritanya akan dibawa kemana. Tapi akan lebih baik lagi, kalau produser langsung melihat kondisi medan yang akan dieksekusi. Sebagian produser dokumenter memasukkan cek lokasi (hunting) sebagai bagian dari penelitian lapangan. Bahkan produser yang profesional sangat mementingkan hunting lokasi dengan hati-hati mendatangi

(6)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 6

lokasi, kadang-kandang waktu meneliti dilokasi membutuhkan waktu lebih lama dari proses syuting yang sebenarnya.

Tujuan dilakukannya riset lapangan, perencanaan produksi jadi mendekati kesempurnaan, karena proposal akan dibangun lengkap dengan variabel pendukungnya, sequence/scene ditentukan melalui proses pertimbangan yang matang, lokasi syuting mana yang tepat, menghemat kaset, jadwal perekaman dan lain sebagainya.

Berbeda dengan membuat features yang bisa melakukan perencanaan tanpa terjun ke lapangan langsung syuting, karena waktu yang sempit, presenter bisa melakukan improvisasi, durasi yang relatif lebih singkat dan perubahan sequence (induk cerita) mudah karena materi cerita memang ringan.

Hunting lokasi untuk mengenali lebih dekat jiwa dari dokumenter yang akan dibuat menjadi mutlak, karena akan mengetahui kondisi lokasi yang sesungguhnya dengan penglihatan sendiri. Membuka mata lebar-lebar disetiap sudut-sudut pemandangan yang menarik untuk direkam, seperti peralatan yang digunakan/terletak disetiap rumah, dekorasi tanaman, bingkai-bingkai foto, papan nama toko-toko dan lain sebagainya. Jika proses hunting berhasil dan riset tentang ide film dokumenter cukup matang, maka proses syuting akan lancar tidak mengalami hambatan berarti karena seluruhnya telah diperhitungkan sangat baik. Selain mengetahui dan mengenal dekat lokasi syuting yang sesungguhnya. Dengan riset lapangan pula kita akan menemukan main character (subyek film dokumenter) yang menarik dan tepat sebagai tokoh utama film dokumenter tersebut.

Kalau berita tanpa narasumber tidak kridibel, features tanpa wawancara tidak obyektif,

maka karya dokumenter tanpa main character (tokoh utama) ceritanya akan sulit berkembang

dan tidak menarik. Sehingga hunting lokasi sangat membantu produser menemukan beberapa tokoh utama yang cocok dalam film dokumenternya. Subyek yang terpilih sebaiknya memiliki cerita hidup yang kompleks, mudah berdiskusi dan mau membuka informasi apapun yang diketahuinya, karena itu penting untuk mengairahkan cerita. Contoh ketika membuat dokumenter tentang Bukit Hutan Raya dihutan belantara, maka dicarilah polisi hutan yang bertugas menjaga hutan tersebut. Jenazah Penghuni Tebing di Tanah Toraja, maka penjaga makam diatas tebing yang membuat gua dan memegang kunci gua adalah orang penting dari dokumenter tersebut.

Pada saat hunting ke lokasi persiapkanlah peralatan menulis, catatan informasi penting lain yang ingin diketahui agar tidak lupa ketika melakukan penelitian dilapangan. Termasuk membawa kamera untuk mengambil gambar-gambar yang kemungkinan sayang tidak diabadikan. Selain mengenali tempat syuting, menemukan isu-isu baru dan hal lain yang belum

(7)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 7

tentu ketika temukan lagi nanti, membawa kamera juga memberikan suasana terbiasa bagi masyarakat sekitarnya dengan peralatan syuting. Jangan sampai mereka yang akan menjadi bagian dari film kita bertingkah aneh-aneh ketika saat syuting dilakukan. Jika mereka sudah pernah tau fungsi kamera, membuat orang-orang dilokasi syuting termasuk tokoh utama film akan bersikap alami bahkan menikmati pengambilan gambar yang sebenarnya.

Pada bagian awal sebelum hunting lokasi, perlu diperhitungkan untuk menyiapkan kelengkapan administrasi atau pendekatan terlebih dahulu agar memudahkan interaksi perkenalan yang memberikan kenyamanan dikedua belah pihak. Bagi produser televisi atau

production house tentu siap memberikan identitas bahkan surat keterangan untuk membuat film dokumenter. Bagi para pemula, gunakanlah kartu mahasiswa/pelajar sebagai identitas pribadi dan jelaskan bahwa tujuannya untuk membuat dokumenter.

Membuat Proposal

Film statement tadi merupakan intisari dari proposal dokumenter. Proposal lahir setelah melakukan berbagai macam riset, karena hasil catatan riset harus bisa disampaikan kepada orang lain dan menjadi pondasi yang kuat dari karya dokumenter kita. Proposal dokumenter harus menjadi satu kesatuan yang utuh, mudah dimengerti, tidak menimbulkan pertanyaan besar dan dapat dijabarkan oleh sequence/scene yang berkualitas.

Perencanaan proposal program dijadikan dasar atau pondasi dari berdirinya program yang akan diproduksi. Langkah ini yang pertama harus dibuat dan menjadi ukuran/barometer oleh produser/reporter pada saat mengembangkan atau mengkreasiakan karyanya hingga siap siar.

Proposal program dokumenter terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan serta melengkapi. Proposal ini sangat ringkas karena hanya selembar kertas saja, tetapi efisien dan efektif bagi siapapun untuk menilai dan mengerti apapun juga yang akan diceritakan program tersebut dan lain sebagainya.

Adapun bagian-bagian yang ada dalam proposal dokumenter tersebut adalah; Identitas stasiun televisi, Judul, Poin of View, Team produksi, Sinopsis, Main Character, Jadwal produksi, Jadwal siaran, dan Budget.

(8)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

‘12 8

PROPOSAL Date Agustus 2010 Synopsis "Main Character”, Structure, etc

Name Team A Main Character; Burhan

JUDUL : Melestarikan Kota Tua Batavia 1. Pak Mukmin (Penjual Es Selendang Mayang)

2. Pelangan

3. Pelancong bule

4. Penduduk Lokal

Point of view : Redevelopment and Cultural Heritage Aim : P e r s Pee tive, Approac h, Format & Style etc.

Sejak pertengahan abad ke 19, Jakarta mengalami perkembangan kota yang pesat dengan pembangunan pencakar langit serta sarana dan prasarana kota modern. Dibagian Utara Jakarta, ada sebuah kota kecil bernilai sejarah tinggi yang disebut Kota Tua dahulu Batavia namanya.

Kota Tua dapat disebut sebagai representasi percampuran budaya Betawi, Tionghoa, dan Eropa. Dikenal banyak terdapat gedung-gedung berarsitektur Eropa, rumah tradisional Betawi, tempat peribadatan Islam, Kristen dan Budha. Suasana lingkungannya sangat menyenangkan, bangunan-bangunan tua yang unik, jalan-jalan kecil, beragam seniman mempertunjukkan keahliannya, transportasi tradisional, sehingga siapapun yang datang akan enjoy menikmati kolaborasi budaya dan gaya hidup tradisional yang segaja dipertahankan.

Warga disekitar Kota Tua sangat menghargai gaya hidup tradisional peninggalan leluhur mereka. Yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa mempertahankan budaya yang mereka cintai sebagai penopang hidup bahkan ciri khas kehidupan mereka sehari-hari.

Require On-Air Date & Time

Production Schedule Format Required Budget (Cash Cost)

30 Juli – 10 Agustus, 2010

Referensi

Dokumen terkait

Dalam simulasi ini, tiga variasi muatan LNG dalam tangki yang meliputi: kondisi muatan kosong yaitu muatan LNG 10% dari ketinggian tangki (h), kondisi muatan setengah penuh,

Sedangkan pada pengeringan vakum ( vacuum drying ) dilakukan pada tekanan vakum (< 1 atm), sehingga suhu yang digunakan rendah dan potensi kerusakan pada

Hasil penentuan isotermi sorpsi air (ISA) dari kultur khamir kering pada RH (11- 97%), diperoleh kurva yang identik dengan pola ISA makanan kering, yaitu sigmoidal dan terdiri dari

Para pemimpin yang menggunakan otoritas untuk menerapkan sebuah strategi inovatif untuk mencapai sasaran penting dapat memperoleh lebih banyak kekuasaan keahlian jika strateginya

Bukti pada rekam medis tentang pencantuman nama orang yang menggantikan pemberian persetujuan bila pasien tidak kompenten. HPK 5.3 EP 3 Form disimpan dalam

Penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau sebagai pengajar di bagian Pulmonologi yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran, dan pengalaman yang baik

Formulir pengalihan Unit Penyertaan yang memenuhi syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak ini, Prospektus dan formulir pengalihan Unit Penyertaan yang

Sehingga memudahkan audience untuk menentukan tujuan atau arah yang akan dilaluinya.Untuk mengajak masyarakat dalam waktu tertentu agar beralih dari kendaraan bermotor