BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan
pelayanan dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal.
Menurut definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang wanita
waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh
sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat
dibagi dalam 2 golonganyakni yang langsung disebabkan oleh
komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan sebab-sebab yang
lain seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya.(Prawihardjo, 2010
h. 7)
Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan antenatal,
pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan nifas. Cakupan
Pelayanan Antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru
ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga
umur kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu selama hamil
usiakandungan 28 minggu) solusio plasenta (lepasnya plasenta sebagian
dari Rahim), keguguran (spontaneous abortion) dan IUGR (intra uteri
growth retardation) atau pertumbuhan bayi yang buruk di dalam Rahim.
Persalinan dan kelahiran juga merupakan kejadian fisiologis yang normal,
komplikasi yang mugkin terjadi saat persalinan antara lain terjadinya
Antonia uteri (perdarahan pascapersalinan, rupture uteri (robeknya
dinding Rahim) serta malpresentation (bayi salah posisi).(Sungkar, 2012).
Pertolongan Persalinan adalah proses pelayanan persalinan
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya
kesehatan ibu bersalin diukur melalui indicator prosentase persalinan
ditolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan pn). (Profil kesehatan
Banyumas, 2014 h. 23).Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai 42
jam hari paska persalinan, masa nifas berpeluang untuk terjadinya
kematian ibu maternal. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan
sekurang-kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu pada 6 jam sampai
dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai dengan hari ke-28
pasca persalinan, dan hari ke-29 sampai dengan hari ke-24 pasca
persalinan.
Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2014 sebesar 99,1%.
(Profil kesehatan Banyumas, 2014 h. 24).Bayi Baru Lahir (BBL) adalah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
2500-4000 gram. (Vivian, 2010 h;1). Peserta Keluarga Berencana (KB)
salah satu cara atau alat dan atau PUS yang menggunakan kembali
salah satu cara atau alat kontrasepsi setelah mereka berakhir
kehamilannya.(Profil kesehatan Banyumas, 2014 h. 28).
Angka kematian maternal (AKI) adalah jumlah kematian maternal
diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini di
beberapa Negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. Setengah
abad yang lalu sebab-sebab penting kematian maternal sebagai meliputi:
sepsis peurperalis, perdarahan, gestosis, perlukaan kelahiran. Selain
penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu hamil itu
sendiri yaitu: (1) terlalu tua pada saat melahirkan usia lebih 35 tahun, (2)
terlalu muda pada saat melahirkan umur kurang dari 20 tahun, (3) terlalu
banyak anak yaitu lebih 4 anak, (4) terlalu rapat jarak kelahiran atau
paritas kurang 2 tahun.(Prawihardjo, 2010 h. 7-10).
Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014
sebesar 114.73 per 100.000 kelahiran hidup, menurun dibanding tahun
2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI di
Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup, maka
Kabupaten Banyumas melebihi target. (Profil Kesehatan Kabupaten
Banyumas Tahun 2014-2015. h. 7-10).Angka kematian bayi (AKB) ialah
angka kematian bayi sampai umur 1 tahun, di negara-negara maju telah
turun dengan cepat dan sekarang mencapai angka dibawah 20 pada 100
kelahiran. Prematuritas memegang peranan penting dalam hal ini,
neona-turum, insufisiensi plasenta, perlukaan kelahiran.(Prawihardjo, 2010. h.
7-10).
Cakupan Ibu hamil, Bersalin, Nifas, BBL, dan KB di Indonesia
Tahun 2014,Jumlah Ibu Hamil tardapat (5.290.235), Jumlah Nifas dan
Bersalin (5.049.771). BBL: Jumlah Lahir Hidup (Laki-Laki dan Perempuan
4.809.304) dan Bayi (Laki-Laki dan Perempuan 4.665.025). Kontrasepsi:
Jumlah Wanita Usia Subur (69.148.825), Wus Imunisasi (53.017.364).
(Profil Kesehatan Banyumas, 2014).
Cakupan Ibu hamil, Bersalin, Nifas, BBL, dan KB di Kabupaten
Banyumas: Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K1) tahun 2014
sebesar 100,6% dan (K4) sebesar 95,8%. Standar pelayanan minimal
untuk cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 95%. Cakupan ibu
bersalin tahun 2014 sebesar 771 dengan jumlah persalinan ditolong oleh
nakes sebesar 775 (100,5%).Cakupan bayi baru lahir (BBL) tahun 2014
sebesar 759 (hidup) dan 5 (mati). Cakupan PUS tahun 2014 sebanyak
562.984 menjadi KB baru sebanyak 21.531 atau 38%. MKJP: IUD 15,7%
MOP 0,4% MOW 2.0% Implan 17,2%. Non MKJP: Suntik 42.0% Pil
15,6% Kondom 7,2% Obat Vaginal: 0% dan cara lain 0%.(Profil
kesehatan Banyumas, 2014).
Cakupan Ibu hamil, Bersalin, Nifas, BBL, dan KB di Sumpiuh II
menurut Dinkes Kabupaten Banyumas:Jumlah kematian ibu terdapat
(lahir hidup 493) dengan (jumlah kematian ibu hamil terdapat 0, bersalin
dengan (Hidup 493 dan Mati 2). Jumlah Kematian Bayi terdapat (3).
Jumlah kunjungan bumil (534) dengan K1 (567 dan 106.2), K4 (488 dan
91,4) dan, persalinan di tolong tenaga kesehatan (492 dan 96.3%), dan
pelayanan kesehatan ibu nifas (492 dan 96.3%). Peserta KB baru dan
aktif dengan jumlah PUS 5,571 (KB baru 59 dan 1.1%) dan (KB aktif
4,720 dan 84,7%),
Bidan mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan
kebidanan, pelayanan keluarga berencana, pelayanan kesehatan
masyarakat. Pelayanan kebidanan meliputi asuhan kehamilan, persalinan
dan nifas. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelaya-nan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga,
sesu-ai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,
keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyem-buhan dan pemulihan. (Kepmenkes/369/Menkes/SK/111/2007).
Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang
sama dengan pemeriksaan lainnya hanya berbeda pada fasilitasnya.
Asuhan kebidanan Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan
berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan,
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir yang nantinya berfungsi untuk
menurunkan AKI dan AKB di Indonesia Tahun 2016 (Prawirohardjo, 2010;
h. 63). Dilakukan sebagai tindakan preventif bidan untuk melakukan
mengupayakan untuk memberikan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan.
Peran bidan dalam melakukan Asuhan Kebidanan merupakan
pelayanan kesehatan utama yang diberikan oleh ibu secara komprehensif
atau berkesinambungan. Asuhan berkesinambungan dilaksanakan sejak
hamil, bersalin, nifas, neonatus, hingga keluarga berencana (KB). Tujuan
Asuhan Komprehensif dapat meningkatkan peran dan fungsi bidan.
Peningkatan kualitas dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi
merupakan salah satu upaya penurunan AKI dan AKB. Perawatan yang
baik 90-95% ibu hamil, termasuk kehamilan dengan komplikasi dapat
melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Semakin
dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu maupun bayinya sesuai dengan standar kompetensi
bidan (Prawihardjo, 2010; h.61).
Continuity of midwifery care adalah pelayanan yang dicapai ketika
terjalin hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan.
Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari
waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara
pasien dengan tenaga professional kesehatan. Layanan kebidanan harus
disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester,
kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum (Evi
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil kasus
“Asuhan Kebidanan Komprehensif dari Ibu Hamil, Persalinan, Nifas, Bayi
Baru Lahir, Dan Keluarga Berencana pada Ny G umur 24 Tahun G1 P0
A0Hamil 39 minggu 5 hari di Puskesmas II Sumpiuh-Banyumas” dengan
cara melakukan pendekatan pada pasien sedini mungkin sejak kehamilan
untuk membuat skrining awal sehingga jika ada komplikasi dapat segera
ditangani sesuai dengan kebutuhan pasien.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah
yaitu bagaimana “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Kehamilan,
Persalinan Dengan KEK dan Anemia Ringan Bayi Baru Lahir, Nifas, dan
Keluarga Berencana (Depo Progestin) pada Ny.G umur 24 tahun G1P0A0
di Puskesmas II Sumpiuh?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan kebidanan Komprehensif pada
kehamilan, persalinan dengan kek dan anemia ringan, bayi baru lahir,
nifas dan keluarga berencana (depo progestin) pada Ny. G umur 24
tahun G1P0A0 secara langsung berdasarkan teori Varney dan
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengumpulan data dasar pada kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir (BBL), nifas dan perencanaan keluarga berencana
(KB).
2. Melakukan interpretasi data pada kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir (BBL), nifas dan perencanaan keluarga berencana (KB).
3. Melakukan identifikasi atau masalah potensial pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan perencanaan keluarga
berencana (KB).
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan
perencanaan keluarga berencana (KB).
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan perencanaan keluarga
berencana (KB).
6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisiensi dan aman pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan
perencanaan keluarga berencana (KB).
7. Mengevaluasi asuhan kebidanan komprehensif terhadap pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan
perencanaan keluarga berencana (KB).
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Ny. G umur 24 tahun G1P0A0Ibu Hamil, Bersalin dengan KEK dan
Anemia Ringan Bayi Baru Lahir, Nifas, Masa Antara.
2. Tempat
Di Puskesmas II Sumpiuh.
3. Waktu
Penyusunan proposal dari bulan Januari 2016 sampai KTI bulan Juni
2016.
E. Manfaat
1. Penulis
Memberikan pengalaman nyata dalam asuhan kebidanan
komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas
dan perencanaan keluarga berencana (KB) dengan cara
pendamp-ingan dan pemantauan (menggunakan komunikasi)
2. Pembaca
Memberikan pengetahuan tentang asuhan kebidanan komprehensif
pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan
peren-canaan keluarga berencana (KB).
3. Puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan komprehensif pada
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan perencanaan
4. Bidan
Meningkatkan asuhan kebidanan komprehensif secara mandiri pada
pasien kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan
perencanaan keluarga berencana (KB).
5. Pasien
Memberikan pengetahuan dan pengalaman pertama selama
keham-ilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB, dengan tujuan
terwujudnya kemandirian pada pasien untuk kehamilan kedepannya
sehingga tercapainya ibu dan bayi sehat.
F. Metode Memperoleh Data
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan
studi kasus, meliputi:
1. Data primer
a) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan
atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (Face to Face) (Notoatmojo, 2012; h. 139)
b) Observasi
Obseravasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula
kemudian apabila rangsangan tersebut menarikperhatian akan
dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmojo, 2012; h.
131)
c) Pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisim adalah salah satu teknik pengumpul data
untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan
(Ambarwati, 2011; h. 119).
(a) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan
menggunakan indera penglihatann-ya untuk mendeteksi
karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh
atau fungsi tubuh pasien. (Ambarwati, 2011; h. 119)
(b) Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan
menggunakan jari atau tangan (Ambarwati, 2011; h. 120)
(c) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang
dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang
(d) Auskultas
Asukultasi adalah suatu tindakan pemriksaan dengan
mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh
(Ambarwati, 2011; h. 122)
2) Pemeriksaan penunjang
Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonic yang
dihasilkan oleh gelombang suara yang dipantulkan kembali dari
organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan janin di
dalam uterus sehingga dapat mengetahui usia gestasi,
perkembangan janin dan deteksi abdominalis pada janin dan
plasenta (Williams, 2012)
2. Data sekunder
a) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dari
catatan informasi untuk pengguaan yang efisien dan mudah
diterima (Muslihatun, 2009; h.3)
b) Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka adalah merupakan analisis teoritis tentang
masalah yang diteliti, yang dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian
yang telah ada dan atau hasil studi kepustakaan. (Notoatmojo,
2012; h.199)
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk
asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah di capai dan
masalah dapat dirumuskan dengan baik, maka perlu penyusunan yang
baik. Adapun sistematika penyusunan karya ilmiah yang dapat digunakan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan (tujuan
umum dan tujuan khusus), ruang lingkup, sasaran (tempat,
waktu), manfaat, metode memperoleh data, sistematika
penu-lisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menguraikan teori tentang kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, perencanaan KB. Tinjauan teori
asuhan kebidanan dan landasan hukum kewenangan bidan dan
kompetensi bidan.
BAB III Tinjauan Kasus
Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil,
bersalinan, nifas, bayi baru lahir normal, dan masa antara secara
sistematis dengan metode manajemen varney.
BAB IV Pembahasan
Berisi tentang menjelaskan masalah atau kesenjangan antara
asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
normal dan masa antara.
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan
komprehensif dari hamil, bersalinan, nifas, bayi baru lahir normal,
dan masa antara. Sedangkan saran merupakan alterative