• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

8

A.Tinjauan Teori

1. Keputihan

a. Pengertian Keputihan

Keputihan yang dalam bahasa kedokteran disebut fluor albus, tidak selalu berarti suatu penyakit, jika hanya muncul pada masa-masa tertentu dan tidak terus menerus. Disebut keputihan karena dari vagina keluar cairan yang berlebihan tapi bukan darah dan biasanya sangat mengganggu (Wekasari, 2010, p.24).

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 1998, p.385).

b. Klasifikasi Keputihan

Menurut Wijayanti (2009, p.51) keputihan ada 2 macam, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patologis :

1) Keputihan fisiologis

Di daerah mulut vagina dan mulut rahim dilengkapi sel-sel dan kelenjar yang menghasilkan lendir, yang secara alamiah diperlukan sebgai pelumas. Pada wanita dewasa terdapat bakteri baik yang disebut dengan basil doderlin yang dalam kedaan normal jumlah basil

(2)

cukup dominan dan membuat vagina bersifat asam sehingga mempunyai daya proteksi yang kuat dan dapat mengeluarkan cairan yang berfungsi melindungi dari infeksi. Ciri-ciri lendir normal (fisiologis) menurut Indarti (2004, p.9) yaitu :

a. Lendir berwarna jernih sedikit keruh b. Tidak berbau

c. Tidak gatal atau pedih

d. Biasanya meningkat saat menjelang dan sesudah haid Faktor-faktor yang mempengaruhi lendir normal yitu :

a. Faktor hormonal b. Rangsangan birahi

c. Kelelahan fisik dan kejiwaan

d. Adanya benda asing dalam organ reproduksi (Kasdu, 2005, p.11) 2) Keputihan patologis

Cairan atau lendir atau keputihan ini dapat menjadi patologi (tidak normal) di sebabkan oleh jamur, bakteri atau parasit. Dari jamur golongan candida atau monila, dari bakteri yaitu golongan hemofilus vaginalis, dan dari parasit golongan trikomonas. Ciri-ciri keputihan abnormal menurut Indarti, (2004, p.11) yaitu :

a. Warna putih seperti susu basi b. Kuning atau kehijauan c. Disertai rasa gatal dan perih d. Berbau amis atau busuk

(3)

e. Penyebab Terjadinya Keputihan

Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab keputihan. Penyebab keputihan tersebut antara lain (Wijayanti, 2009, p.53):

1) Infeksi Gonore menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.

2) Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.

3) Keputihan yang di sebabkan oleh kangker, biasanya di sertai dengan bau busuk.

4) Kelelahan yang sangat.

Menurut Maulana (2008, p.54-58), keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal dengan serviks sensitis atau radang mulut rahim. Hal ini sering menyerang wanita usia reproduksi dan biasanya akibat jamur (kandidiosis), bakteri (vaginosis), parasit (trikomoniasis), atau bakteri lain seperti berbagai kokus (coccen).

Bakteri vaginosis merupakan infeksi vaginal yang sering disebabkan oleh bakteri seperti Grandnerella vaginalis. Ini disebabkan oleh banyaknya kontak bacterial dengan vagina, melalui hubungan seksual, ataupun karena kebersihan yang kurang. Sering kali bacterial vaginosis ini disebabkan oleh teknik cebok yang salah, bahkan menyemprotkan air ke arah vagina memungkinkan terjadinya bakterial vaginosis. Biasanya

(4)

dicirikan dengan adanya noda putih hingga kekuningan dengan bau kurang sedap, dan terasa gatal pada daerah kemaluan.

Keputihan karena parasit sepeti Trichomonas vaginalis bisa menyerang wanita maupun pria. Trichomonas biasanya berpindah elalui hubungan seksual, juga dapat berpindah jika seseorang bergantian mengunakan handuk atau underwear. Biasanya keputihan akibat Trichomonas ini terlihat seperti busa dan memiliki bau tak sedap dan mungkin ada sedikit rasa gatal dan kemerahan di sekitar vagina.

Keputihan yang disebabkan oleh jamur kandida, biasanya bukan karena ditularkan oleh hubungan seksual, meskipun hal itu bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan flora vagina. Dalam keadaan normal vagina terdiri atas sedikit jamur dan bakteri perusak, namun jika keduanya tidak seimbang, akan menyebabkan jamur terlalu banyak tumbuh dan menyebabkan peradangan vagina (vaginitis).

Ketidakseimbangan ini bisa jadi karena yang bersangkutan sedang hamil, memiliki penyakit diabetes, meminum pil KB, antibiotik, atau sering melakukan pembersihan vagina dengan cairan pembersih yang sekarang dijual bebas. Keputihan yang disebabkan jamur ini terlihat agak tebal dan kental atau bisa juga terlihat lebih tipis dan seperti susu putih yang basi. Keputihan ini bisa jadi

(5)

kehijauan, dapat menimbulkan rasa gatal, kemaluan bisa berwarna merah dan bengkak.

f. Cara penanganan dan pencegahan keputihan

Menurut Kinanti (2009, p.21), tinggal di daerah tropis yang cukup panas membuat tubuh kita sering berkeringat. Keringat ini meningkatkan kadar kelembaban tubuh, terutama sekali pada organ intim yang tertutup dan berlipat. Hal ini menyebabkan bakteri mudah berkembang dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta infeksi, oleh karena itu keseimbangan ekosistem vagina harus dijaga. Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di vagina. Ekosistem ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu estrogen dan laktobasilus (bakteri baik), jika keseimbangan ini terganggu, bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri phatogen akan tumbuh sehingga tubuh akan rentan terhadap infeksi.

Menurut Wijayanti (2009, p.55-56), ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya keputihan, antara lain :

1) Pencegahan

a) Vulva Hygene yaitu kebersihan pada alat kelamin wanita berarti bersih dari kotoran seperti membasuh vagina dengan air hangat, cuci tangan sebelum menyentuh vagina.

b) Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak merusak kestabilan pH di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini

(6)

mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tidak bersahabat. Sabun antiseptic umumnya bersifat keras, sehingga tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang. Hindari pemakaian bedak/deodoran vagina yang tujuannya agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel - partikel halus yang mudah terselip di sana - sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di vagina.

c) Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai.

d) Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana di sekitar organ intim panas dan lembab.

e) Pakaian luar juga diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori - porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di daerah organ intim bergerak leluasa.

f) Ketika haid sering - sering untuk berganti pembalut.

g) Panthyliner sebaiknya digunakan pada saat keputihan banyak saja atau pada saat berpergian, dan sebaiknya jangan memilih panthyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit.

(7)

2) Penanganan

Menurut Wijayanti (2009, p.38-39) ,penanganan keputihan dapat dilakukan dengan penggunaan produk pembersih daerah intim kewanitaan. Fungsinya untuk menjaga kebersihan dan mematikan bakteri jahat di dalam vagina. Dari sekian banyak merek produk yang beredar, rata - rata mempunyai tiga bahan dasar, yaitu :

a) Pertama, yang berasal dari ekstrak daun sirih (piper battle L) yang sangat efektif sebagai antiseptik, membasmi jamur candida Albicans dan mengurangi sekresi cairan pada vagina. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amir Syarif menyebutkan bahwa, dalam pengobatan keputihan dengan menggunakan daun sirih, 90 persen dinyatakan sembuh. Tetapi jika pembersih berbahan daun sirih ini digunakan dalam waktu lama, semua bakteri di vagina ikut mati termasuk bakteri laktobasilus, sehingga ekosistem dalam vagina menjadi terganggu dan rentan terhadap infeksi.

b) Kedua, produk pembersih wanita yang mengandung bahan Povidone Iodene. Bahan ini merupakan anti infeksi untuk terapi jamur dan berbagai bakteri. Efek samping produk yang mengandung bahan ini adalah dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat. c) Ketiga, produk yang merupakan kombinasi laktoserum dan asam

laktat yang bermanfaat untuk mengurangi keputihan dan menghambat pertumbuhan jamur. Laktoserum ini berasal dari hasil fermentasi susu sapi dan mengandung senyawa laktat, lactose serta

(8)

nutrisi yang diperlukan untuk ekosistem vagina, sedangkan asam laktat berfungsi untuk menjaga tingkat pH di vagina. Penanganan dengan pemeriksaan rutin seprti pap smear oleh dokter sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. Perawatan kesehatan reproduksi dan seksual untuk perempuan dikenal dengan sebutan ginekologi. Pemeriksaan ginekologi secara rutin bermanfaat untuk :

Mencegah berbagai penyakit dan keluhan yang berhubungan dengan reproduksi, memberikan deteksi dini pada penyakit kanker payudara dan leher rahim, mendeteksi secara dini penyakit menular seksual dan kondisi lain sebelum menimbulkan dampak yang lebih berbahaya (Kinanti, 2009, p.25).

g. Perawatan Organ Kewanitaan

Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan, terutama pada organ-organ seksual termasuk vagina. Perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah bakteri jahat yang tumbuh kembali dalam vagina, yang dapat menyebabkan terjadinya keputihan yaitu 1) membersihkan alat kelamin dengan benar yaitu selalu membersihkan dari arah depan ke belakang setelah berkemih ataupun buang air besar. Bila ke arah kebalikannya maka infeksi bakteri akan mudah masuk ke vagina dan menyebabkan infeksi; 2) selalu keringkan daerah vagina sebelum berpakaian; 3) memilih pakaian dalam yang terbuat dari katun; 4) mencukur sebagian rambut pubis untuk

(9)

menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina; 5) menghindari faktor risiko infeksi seperti berganti-ganti pasangan seksual, serta pemeriksaan ginekologi secara teratur; 6) memperhatikan keseimbangan makanan dalam tubuh agar menjaga kestabilan pH dalam vagina tetap terjaga (Ririn, 2005, p.28).

h. Cara Perawatan Keputihan

Menurut wijayanti (2009, p.42-43), ada beberapa cara untuk perawatan keputihan, antara lain :

1) Bersihkan organ intim wanita dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun antiseptic biasa umumnya bersifat keras dan terdapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang

2) Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang ditempat itu

3) Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian, gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya

(10)

membawa cadangan celana dalam untuk menjaga-jaga manakala perlu menggantinya

4) Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab

5) Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara disekitar organ intim bergerak leluasa

6) Gunakan panty liner disaat perlu saja. Jangan terlalu lama, misalkan saat berpergian keluar rumah dan lepaskan kembalinya ketika sudah sampai di rumah.

2. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003, p.120). b. Jenis Pengetahuan Manusia

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupannya manusia dapat

(11)

memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Ada beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu:

1) Pengetahuan biasa atau common sense.

2) Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai terjemahan dari “science”.

3) Pengetahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat.

4) Pengetahuan religi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang bersumber dari agama (Salam, 2008, p.34).

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2003, p.122) pengetahuan yang tercakup dalam domain Kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu dartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall) yang berisi tentang sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sehingga merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah

(12)

paham terhadap obyek materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuanntuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam dan struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

(13)

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evalution)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jusifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

d. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2003, p.126-127), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain adalah :

1) Pendidikan

Pendidikan memegang peranan penting pada setiap perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan tingginya pendidikan yang ditempuh diharapkan tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah sehingga memudahkan dalam menerima atau mengadopsi perilaku yang positif.

2) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam masalah permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

3) Orang Tua

(14)

pengetahuan anak. Hal ini dikarenakan anak akan meminta pendapat kepada orang tua jika ada masalah dengan orang terdekatnya. Pendampingan dari orang - orang terdekat (khususnya orang tua) sangat penting agar remaja putri mendapat pengetahuan dan bimbingan penanganan cara yang baik. Tentu saja, para orang tua sebaiknya dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk mengetahui cara penanganan yang baik terlebih dahulu.

4) Media masa dan buku

Merupakan sumber informasi atau yang mudah dijangkau oleh semua kalangan dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan

5) Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan merupakan sumber pemberi informasi penting untuk meningkatkan pengetahuan. Karena petugas kesehatan dapat merubah informasi yang salah dalam masyarakat.

6) Sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat pengetahuan, karena jika seseorang dengan tingkat sosial yang rendah akses untuk mendapatkan informasi sangat minimal dibanding dengan seseorang yang status ekonominya tinggi, karena akses informasi memerlukan biaya untuk mendapatkannya sebagai contoh adalah koran dan internet.

(15)

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden, ke dalam pengetahuan yang ingin peneliti ketahui atau ukur yang dapat peneliti sesuaikan dengan tingkat pengetahuan (Notoatmodjo, 2003, p.134).

Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data. Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil yang mantap adalah dengan proses uji coba. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran - saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan itu (Arikunto, 2006, p.225-226).

3. Remaja a. Pengertian

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Masa remaja dibedakan menjadi beberapa fase yaitu : 1) Fase remaja awal (usia 12-15 th)

2) Fase remaja pertengahan (usia 15-18 th) 3) Fase remaja akhir (usia 18-21 th)

(16)

4) Fase pubertas (usia 11-16 th) merupakan fase yang sangat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya (Proverawati, 2009, p.10).

b. Perkembngan Emosional remaja

Masa remaja sangat rawan dengan stress emosinal yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi seumur hidup. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergatung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan mereka berhubungan dengan yang lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran masalah emosional tersebut bervariasi pada setiap remaja (Proverawati, 2009, p.11).

c. Perkembangan Fisik Remaja

Diantara perubahan-perubahan fisik remaja, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsi alat-alat reproduksi yang ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki serta tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh, perubahan-perubahan fisik tersebut antara lain:

1) Pada anak perempuan, seperti : pertumbuhan tulang-tulang, pertumbuhan payudara, tumbuh bulu rambut di kemaluan, haid, tumbuh bulu-bulu diketiak dan sebagainya

(17)

2) Pada anak laki-laki, seperti : pertumbuhan tulang-tulang, testis membesar, tumbuh bulu kemaluan awal perubahan suara, dan sebagainya (Sarwono, 2008, p.121).

d. Perkembangan Psikologi Remaja

Secara psikologi, kedewasaan tentu bukan hanya tercapainya umur tertentu seperti misalnya dalam ilmu hukum. Secara psikologi, kedewasaan adalah keadaan berupa sudah ada ciri-ciri psikologi tertentu pada seseorang. Ciri-ciri psikologi menurut G.W.Allport (1961, Bab VII) dalam Sarwono (2008, p.123) adalah sebagai berikut :

1) Pemekaran diri sendiri yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri, berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola, dan sebagainya yang menggambarkan wujud diri sendiri dimasa depan. 2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif yang ditandai

dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri dan kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang membuat dirinya sebagai sasaran.

3) Memiliki falsafah hidup tertentu, hal ini dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dengan kata-kata.

Menurut Adams & Gullotta (1983) dalam Sarwono (2008, p.124) ada lima aturan untuk membantu remaja dalam menghadapi masalah mereka. Yang pertama adalah kepercayaan, yaitu kita harus saling percaya dengan para remaja yang kita hadapi. Yang kedua adalah

(18)

maksud yang murni tidak pura-pura. Ketiga empati yaitu kemampuan unhtuk ikut merasakan perasaan-perasaan remaja. Keempat adalah kejujuran. Selanjutnya yang terakhir tetapi terpenting adalah adanya pandangan dari pihak remaja bahwa kita memang memenuhi keempat aturan tersebut.

e. Perilaku seksual remaja

Menurut Simkins (1984) dalam Sarwono (2008, p.143) bahwa masalah seks pada remaja seringkali mencemaskan para orang tua, juga pendidik, pejabat pemerintah, para ahli dan sebagainya.

Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian dari tingkah laku memang tidak berdampak apa-apa terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi, pada sebagian perilaku seksual yang lain dampaknya bisa cukup serius seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnya para gadis-gadis yang terpaksa menggugurkan kandungannya. Akibat psiko-sosial lainnya adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah jika seorang gadis tiba-tiba hamil.

(19)

f. Perilaku menyimpang pada remaja

Menurut M. Gold dan J. Petronio (Einer, 1980) dalam sarwono (2008, p.144) bahwa penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat tidak diketahui oleh petugas hukum maka bisa dikenai hukuman.

Dalam definisi tersebut faktor yang penting adalah unsur pelanggaran hukum dan kesengajaan serta kesadaran anak itu sendiri tentang konsekuensi dari pelangaran itu. Dengan demikian kenakalan akan dibatasi pengertiannya pada tingkah laku-tingkah laku yang jika dilakukan oleh orang dewasa disebut sebagai kejahatan.

(20)

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Menurut Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo.

C.Kerangka Konsep

Pendidikan

Pengalaman

Orang Tua

Media Masa dan Buku

Petugas Kesehatan Tingkat Pendidikan Orang Tua Pengetahuan Pengetahuan:  Karakter responden  Pengalaman  Sumber informasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lansia di Karang Werdha Semeru Jaya

yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Bentuk Komunikasi Antar

Perbanyakan tunas dan bulblet bawang merah in vitro cv Sumenep berhasil dilakukan Hidayat (1997). Eksplan disiapkan seperti metoda yang dilakukan Mohamed-Yasseen

Bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan sifat fisis karet dalam pembuatan kompon adalah bahan anti degran dan, filler (bahan pengisi), Anti oksidan,

di Sulawesi Tenggara. Di samping itu, ditemukan satu rekaman baru untuk Sulawesi Tenggara yaitu Nageia wallichiana. Jenis tersebut dilaporkan dijumpai di Sulawesi Utara dan

Sungai ini mengalirnya tidak mengikuti batuan atau lereng, tetapi mengalir dengan arah yan tidak tentu, sehingga terjadi pola aliran yang dendritik (menyebar). 5) Sungai resekuen,

Jika faktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur kandung kemih,tetapi hanya terjadi memar pada diding buli-buli dengan hematura tanpa ekstravasasi

Tidak berlaku untuk Kartu Syariah Gold Tidak berlaku untuk Kartu Syariah Gold Tidak berlaku untuk Kartu Syariah Gold Tidak berlaku untuk Kartu Syariah Gold Tidak berlaku untuk