PENGARUH PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL DENGAN PENDAPATAN
OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA)
(Survey Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI)
Oleh:
IRLAN NOPIAN 1)
E-mail: Irlan.nopian93@gmail.com
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 46115 Telp. (0265) 323537
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) (2) Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) (3) pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Return On Asset (ROA) (4) pengaruh Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On
Asset (ROA). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan
yang listing 5 tahun di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Dengan metode
purposive sampling, maka terpilih 29 perusahaan perbankan yang memenuhi
kriteria. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) (2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) (3) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return OnAsset (ROA) (4) Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return
OnAsset (ROA).
Kata kunci: Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Return OnAsset (ROA).
ABSTRACT
This study aims to determine (1) effect the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) to the ratio of operating expenses to operating income (BOPO) (2) effect the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) and ratio of operating expenses to operating income (BOPO) of the Return On Asset (ROA) (3) effect the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) to the Return On Asset (ROA) (4) the effect of the ratio of operating expenses to operating income (BOPO) Return on Equity. The population in this study are all banking company that listing 5 years in Indonesia Stock Exchange in 2015.With purposive sampling method, then selected 29 banking companies that meet the criteria. The method used in this research is descriptive research method with survey approach. The results showed that (1) effect the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) not significant effect on ratio of operating expenses to operating income (BOPO) (2) the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) and ratio of operating expenses to operating income (BOPO) simultaneously not significant effect on Return On Asset (ROA) (3) the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP) partially not significant effect on Return On Asset (ROA) (4) ratio of operating expenses to operating income (BOPO) partially not significant effect on Return On Asset (ROA).
Keywords: the Influence of Allowance For Uncolectible (PPAP), ratio of operating expenses to operating income (BOPO), Return On Asset (ROA) .
PENDAHULUAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia dapat diketahui Indikator Kinerja Bank Umum di Indonesia selama tahun 2011 – 2014 seperti terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 1.1
Indikator Kinerja Bank Umum Tahun 2011 - 2014 Tahun (Desember) 2011 2012 2013 2014 PPAP (%) 127,25 126,88 193,95 168,12 BOPO (%) 89,5 86,98 84,05 88,59 ROA (%) 2,56 2,64 2,78 2,33 Sumber: www.bi.go.id
Return on Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sesudah pajak
terhadap total aset, semakin besar ROA semakin baik kinerja perusahaan karena tingkat pengembalian atau return semakin besar. Return on Asset (ROA) dipilih sebagai variabel dependent dikarenakan rasio tersebut menggambarkan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dengan kata lain, sesuai dengan Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, standar yang paling baik untuk ROA dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,5% dan ROA ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menggunakan asset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba kotor, semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin baik pula kemampuan atau kinerja bank tersebut.
Rasio yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kinerja perbankan yaitu Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
Hubungan antara PPAP dengan ROA suatu bank adalah negatif, dimana jika PPAP suatu bank meningkat maka ROA akan menurun. Semakin besar rasio ini, berarti bank semakin siap, dengan kata lain, nilai rasio diatas 100 persen itu baik. Tapi kalau terlalu besar, justru menurunkan kinerja bank, karena akan menambah idle fund. Dengan demikian, rasio paling ideal berada pada nilai interval 81-150 %. Pada tahun 2012 sampai dengan 2013 PPAP Bank Umum di Indonesia naik sebesar 67,08% sedangkan rasio ROA Bank Umum di Indonesia naik sebesar 0,14%, dimana secara teori seharusnya nilai ROA Bank Umum di Indonesia juga menurun.
Sementara itu aspek penilaian yang kedua adalah aspek manajemen, dimana rasio yang digunakan adalah BOPO (Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional). Rasio BOPO ini mencerminkan tingkat efisiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sementara nilai standar BOPO menurut Bank Indonesia 85% - 92%.
Mengacu pada tabel 1.1, rasio BOPO Bank Umum di Indonesia selama tahun 2011 - 2014 mengalami kecenderungan menurun. Pada tahun 2012 BOPO turun sebesar 2,52%, kemudian turun lagi 2,93% pada tahun 2013, pada tahun 2014 BOPO naik sebesar 4,54%. Berdasar hal tersebut berarti kondisi efisiensi Bank Umum di Indonesia selama tahun 2011– 2014 kurang baik sedangkan dilihat dari perolehan nilai pada tabel tersebut termasuk pada kategori BOPO sehat karena nilai perolehan BOPO nya rata-rata < 92%.
Beberapa peneliti sebelumnya telah menguji Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA), antara lain Yonaria Bagiani Alifah (2014), Rahmat Taufik (2013), dan Siti Nurkhosidah (2009), menyatakan dalam penelitiannya yaitu bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Yacub Azwir (2006) menyatakan bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return
on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Bagaimana pengaruh Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
3. Bagaimana pengaruh Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) baik secara parsial maupun simultan. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) dan
Return On Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di
BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
3. Untuk mengetahui pengaruh Peyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) baik secara parsial maupun simultan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan.
Populasi dalam penelitian ini adalah sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 42 perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel yang dipilih dari populasi yang ada yaitu sebanyak 29 perusahaan.
Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, paradigma penelitian dapat disajikan dalam gambar 3.1
Gambar 3.1 Paradigma PenelitianKeterangan:
X1 = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
X2 = Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)
Y = Return On Asset (ROA)
= Faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel Y
(X1)
(X2)
Dari judul penelitian ini, terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:39). Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen adalah:
a. PenyisihanPenghapusan Aktiva Produktif (X1) merupakan penyisihan yang
dibentuk untuk menutupi kemungkinan resiko kerugian yang timbul sebagai akibat dari tidak dapat diterima kembali sebagian atau seluruh kredit yang diberikan maupun dana yang ditetapkan di bank lain, sebagaimana diatur dalam ketentuan bank Indonesia.
b. Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (X2) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan dalam melakukan kegiatan operasinya, apabila biaya yang diekeluarkan lebih kecil dari pendapatan yg diperoleh maka BOPO yang diperoleh akan semakin kecil dan merupakan hal baik bagi perusahaan.
3. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Retrun On Asset (Y).
Retrun On Asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas
perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan, dan sebaliknya apabila total aktiva yang didapatkan perusahaan rendah maka
PPAP yang telah dibentuk
PPAP = X 100%
PPAP wajib dibentuk
Beban Operasional
BOPO = X 100%
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian dan menghambat pertumbuhan perusahaan itu sendiri.
Net Income
Retrun On Asset = X 100%
Total asset
Sutrisno (2001:218)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Hal ini terkait dengan judul penelitian yang terdiri dari tiga variabel yaitu Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (X1), Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (X2)
dan Return On Asset (Y). Pada analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secarabersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisis jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat (variabel independen).
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Return On Asset, serta pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasionalsecara parsialmaupun simultan terhadap Return On Asset pada perusahaan perbankan yang listing 5 tahun di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan perbankan, sedangkan sampel penelitian ini sebanyak 29 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015.
Pengaruh antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .160a .026 -.010 61.50586
a. Predictors: (Constant), PPAP
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 diperoleh nilai R (koefisien korelasi) dan R square (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara variabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dengan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) yaitu sebesar 0,160 yang mana hubungan variabel PPAP dengan BOPO menunjukan hubungan sebesar 16% dengan kategori sangat rendah (Berdasarkan tabel 3.5 tingkat keeratan hubungan variabel). Sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukan besarnya pengaruh PPAP terhadap BOPO yaitu sebesar 0,026 artinya ada pengaruh sangat rendah sebesar 2,6% antara variabel PPAP terhadap BOPO. Pengaruh faktor lain (faktor residu) terhadap BOPO selain PPAP yaitu sebesar 0,974 atau 97,4%.
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 91.772 22.177 4.138 .000 PPAP -.124 .147 -.160 -.843 .407
a. Dependent Variable: BOPO
Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel maka berdasarkan hasil
perhitungan SPSS diperoleh nilai thitung sebesar -0,843. dengan mengambil taraf
signifikan α sebesar 0,05 maka ttabel sebesar 1,706 dengan tingkat signifikan 0,407
> 0,05 sehingga thitung -0,843 < ttabel 1,706. Berdasarkan hasil analisis tersebut,
maka kaidah keputusannya adalah Ho diterima atau Ha ditolak sesuai kaidah keputusan yang sudah ditentukan, yang artinya bahwa Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional.
Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional Secara Simultan Terhadap Return On Asset Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .852a .726 .705 .81372 .726 34.380 2 26 .000 2.101
Hasil perhitungan SPSS versi 16.0 diperoleh data nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R Square). Nilai R menunjukan hubungan antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional terhadap Return On Asset yaitu sebesar 0,852 ini menunjukan bahwa antara PPAPdan BOPO terhadap ROA mempunyai hubungan sebesar 0,852 atau 85,2% dan termasuk kategori sangat kuat. Sedangkan nilai R
Square menunjukan pengaruh PPAPdan BOPO terhadap ROA sebesar 0,726. Hal
ini menunjukan bahwa 0,726 atau 72,6% variabel ROA dipengaruhi secara simultan oleh PPAP dan BOPO. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap Return On Asset selainPPAP dan BOPO adalah faktor faktor yang lebih besar yaitu 0,274 atau 27,4%. Dengan kata lain Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional berpengaruh kuat terhadap Return On Asset.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 45.529 2 22.765 34.380 .000a
a. Predictors: (Constant), BOPO, PPAP b. Dependent Variable: ROA
Residual 17.216 26 .662
Total 62.745 28
a. Predictors: (Constant), PPAP, BOPO b. Dependent Variable: ROA
Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung > Ftabel, maka berdasarkan hasil SPSS
diperoleh nilai Fhitung sebesar 34,38. Dengan mengambil taraf signifikan α sebesar
5% atau 0,05 maka Ftabel 3,37 sehingga Fhitung 34,38 > Ftabel 3,37 dengan tingkat
signifikan 0,000 < 0,05. Dikarenakan hasil Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikan
kurang dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ha atau tolak Ho yang berarti bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi Return On Assets mengindikasikan bahwa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) faktor yang berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA).
Untuk memperjelas penelitian, penulis menyajikan secara lengkap pengaruh X1 dan X2 terhadap Y pada gambar berikut ini.
ρ
YX1= -0,847rX1X2 = 0,160
ρ
YX2 = -0,113ρϓε = 0,274
Gambar 4.1
Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dengan menggunakan path analysis dapat ditentukan pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif dan Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional terhadap Return On Assets baik
X1
X2
Y
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Total Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh
1. (ρYX1) 2 = (-0,847)2 = 0,7174 (ρYX1)(rX1X2)( ρYX2)= (-0,847) (0,160) (-0,113)= 0,0152 X1 Y = 0,7326 2. (ρYX2)2 = (-0,113)2 = 0,0128 (ρYX2)(rX1X2)( ρYX1)= (-0,113) (0,0160) (-0,847)= 0,0152 X2Y = 0,028 3. Total pengaruh X
1 dan X2Y secara simultan 0,726
4. Pengaruh residu (1-0,726) 0,274
5. Total pengaruh (0,726+0,274) 1
Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Secara Parsial Terhadap Return On Asset Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.598 .258 10.068 .000 BOPO .000 .000 -.113 -1.102 .280 PPAP -.021 .003 -.847 -8.239 .000 a. Dependent Variable: ROA
Pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial terhadap Return On Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari hasil analisis SPSS. Untuk mengetahui besarnya pengaruh PPAP terhadap ROA dapat dilihat pada koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X1 terhadap Y sebesar
-0,847 yang artinya antara PPAP terhadap ROA mempunyai hubungan negatif sebesar -0,847 atau -84,7%. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau R2 adalah sebesar 0,7174. Koefisien determinasi ini menunjukan besarnya pengaruh PPAP
terhadap ROA yang berarti 71,74% variabilitas ROA secara parsial dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).
Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 (terlampir) antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Return On Asset (ROA) dapat diketahui nilai thitung yang didapat dari uji t adalah sebesar -8,239
jika dibandingkan dengan ttabel α=5% dan n-k = 29-3 = 26, didapat ttabel 1,7056.
Dengan diperoleh uji signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat α =0,05. Karena thitung (-8,239) > ttabel (1,7056), maka dari hasil pengujian tersebut
mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak Ha diterima artinya bahwa PPAP berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dengan kata lain Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional Secara Parsial Terhadap Return On Asset Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.598 .258 10.068 .000 BOPO .000 .000 -.113 -1.102 .280 PPAP -.021 .003 -.847 -8.239 .000 a. Dependent Variable: ROA
Pengaruh Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Return On Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari hasil analisis SPSS. Untuk mengetahui besarnya pengaruh BOPO terhadap ROA dapat dilihat pada koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X2 terhadap Y sebesar -0,113 yang artinya antara BOPO terhadap ROA
determinasi atau R2 adalah sebesar 0,013. Koefisien determinasi ini menunjukan besarnya pengaruh PPAP terhadap ROA yang berarti 1,3% variabilitas Return On
Asset secara parsial dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu Rasio Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 antara Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) dapat diketahui nilai thitung yang didapat dari uji t adalah
sebesar -1,102 jika dibandingkan dengan ttabel dimana α = 5% dan df = 29-3= 26,
didapat ttabel sebesar 1,7056 maka thitung (-1,102) <ttabel (1,7056). Dengan diperoleh
uji signifikan sebesar 0,280 lebih besar dari tingkat α =0,05. Karena thitung < ttabel,
maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima artinya bahwa Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on
Asset (ROA). Dengan kata lain Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan
Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return
on Asset (ROA) pada emiten sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif disektor perbankan tahun 2015 cukup stabil sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 85%. Untuk periode tahun 2015 perusahaan dengan nilai PPAP terendah yaitu Bank Qnb Indonesia dengan nilai 14,24%. Sedangkan nilai PPAP tertinggi sebesar 306,12% yaitu Bank Capital Indonesia Tbk. Menurut tingkat kesehatan BOPO yang ditetapkan BI, sebanyak 26 perusahaan memiliki BOPO yang sehat artinya pendapatan operasional yang didapatkan perusahaan lebih besar daripada beban operasional perusahaan. Nilai BOPO tertinggi sebesar 374,61% dan terendah 30,42%.
Hasil penelitian Return On Asset (ROA) pada 29 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2015 diperoleh nilai rata-rata hanya 1,12% sedangkan kategori ROA yang sehat menurut standar Bank Indonesia adalah ≥1,22%, artinya sebagian besar perusahaan belum menunjukan kinerja keuangan yang baik karena tingkat kembalian (return) masih di bawah standar. Nilai terbesar ROA yaitu pada Bank Negara Indonesia dengan tingkat ROA sebesar 3,55%, sedangkan ROA dengan nilai terendah yaitu pada perusahaan Bank Pundi Indonesia Tbk dengan tingkat ROA sebesar -1,32%.
a. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
c. Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset (ROA). d. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Rasio Biaya
Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim.2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ang, Robert. 2001. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta: Media Soft.
Dendawijaya Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua Cetakan Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Eman, Gabriella I. 2012. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif da Kredit Bank Bermasalah Terhadap Profitabilitas PT. Bank Tabungan Pensiunan
Farah, Margaretha. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta : Dian Rakyat.
Hanafi Dr., M.B.A dan Prof. Dr. Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.
Hanafi Dr., M.B.A dan Prof. Dr. Abdul Halim. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 2004. Yogyakarta: YKPN.
Husnan, dkk. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Ykpn.
Kamaludin. 2011. Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapan”. Bandung: PT. Mandar Maju.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Linawati, Lisa “Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja
Keuangan Manajemen Perusahaan”. Jurnal akuntansi dan keuangan Vol.
1 No. 01. Hal 28-42. www.puslit.petra.ac.id/journals/acccounting/
Muljono, Teguh Pudjo. 1996. Bank Budgeting Profit Planing & Control (Edisi
Pertama). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nunung Nurul Hidayah dan Ratna Sahara, Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Muamalat Indonesia Periode 1992-1998 dan 1999-2006.
Jurnal Sinopsis Nasional Akuntansi. Volume XI, halaman 7.
Ramdhani, Rachmat. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permodalan Bank (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan di BEI
tahun 2003-2007). Tesis diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang.
Rivai,Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2008. Islamic Financial
Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal 2013. Commercial Bank Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Empat, Yogyakarta:BPFE UGM.
Santoso, Singgih. 2010. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, Yogyakarta:BPFE.
SE. Intern BI. 2004
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Edisi ke Tigabelas, cetakan ke
Limabelas. Bandung: Cv Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama Anggota Ikapi.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi.
Widati, Listyorini Wahyu. 2012. Analisis Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja
Perusahaan Perbankan yang Go Publik. Dinamika Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan Vol 1, No.2 hal 105-119. www.idx.co.id
www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/