• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI (2002), kekuatan kepariwisataan Indonesia berada pada beberapa aspek:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI (2002), kekuatan kepariwisataan Indonesia berada pada beberapa aspek:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan bidang industri yang memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar di seluruh dunia. Sejak tahun 1992, lebih dari 500 juta kunjungan wisata dan US $ 300 Milyar dihasilkan dari industri ini. Angka ini terus meningkat mencapai 1.018 juta kunjungan antarnegara pada tahun 2010.

Jumlah wisatawan Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun 1996 – 2000. Pada tahun 1996, jumlah wisatawan Indonesia 5.034.472 orang. Pada tahun 1997, meningkat menjadi 5.185.243 orang, Pada tahun 1998, jumah ini menurun menjadi 4.606.416 orang, hingga pada tahun 2000 meningkat menjadi 5.064.212 orang. Angka ini menjadi gambaran umum perkembangan pariwisata Indonesia yang dinamis dan masih relatif positif. (Kemenbudpar, 2002)

Berdasarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI (2002), kekuatan kepariwisataan Indonesia berada pada beberapa aspek:

- Keragaman daya tarik alam yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

- Keragaman potensi budaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia baik

keragaman etnis, bahasa, budaya, hingga penginggalan sejarah dan tradisi/ adat istiadat kehidupan asli masyarakat (living culture).

- Keragaman potensi wisata minat khusus yang ada di beberapa daerah

Indonesia.

- Keragaman bio diversity flora dan fauna.

- Kelengkapan dan kualitas sarana-prasarana pariwisata (hotel-hotel dan

fasilitas akomodasi bertaraf internasional) khususnya di daerah-daerah tujuan wisata unggulan (misal, Bali, Jakarta, Batam, D.I. Yogyakarta, Surabaya, dan sebagainya).

(2)

2

- Ketersediaan fasilitas konvensi dan sarana-prasarananya dibeberapa kota

besar di Indonesia.

- Kekayaan wisata bahari sebagai negara “archipelago”.

Elemen-elemen yang dapat meningkatkan daya tarik sebuah wisata adalah adanya atraksi, transportasi, akomodasi, fasilitas pendukung, dan infrastruktur. Keanekaragaman yang terdapat pada alam dan sekitarnya seperti wilayah pesisir mempunyai nilai atraktif dan futuristik yang wajib dikelola dan dikembangkan.

1. Letak Sibolga sebagai Tujuan Wisata yang Strategis di Sumatera Utara

Dokumen sasaran dan strategi pemasaran pariwisata untuk provinsi Sumatera Utara, yang dikeluarkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, menyatakan bahwa karakteristik produk unggulan Sumatera Utara adalah adat dan budaya batak yang terdapat di daerah Danau Toba, Brastagi, Nias dan kota Medan.

Danau Toba dan Brastagi dapat diakses lewat jalur darat dari kota Medan. Sedangkan berdasarkan dokumen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar 1 : Pemetaan wisata unggulan Sumatera Utara

(3)

3 Nias, Nias dapat dikunjungi melalui jalur udara dan laut. Jalur udara dapat ditempuh dengan pesawat penerbangan SMAC (3 x 1 minggu), Merpati Nusantara Air-lines (2-3 x 1 hari) dan Susi Air (1 x 1 hari) Medan - Gunung Sitoli selama 70 menit. Penerbangan di jalur ini tersendat-sendat karena harga tiket yang mahal. Sedangkan jalur laut dapat ditempuh dengan kapal perintis KM Lawit dalam kurun waktu 1 x 2 minggu (Jakarta – Padang – Nias – Sibolga), Feri (Sibolga- Gunungsitoli), dan kapal motor lainnya. (Bappeda Nias, 2014)

Feri dari Sibolga ke Gunung Sitoli berlayar dengan waktu tempuh tujuh jam dengan frekuensi dua hari sekali. Selain itu, banyak kapal-kapal motor yang lebih kecil melayari jalur ini setiap hari.

Pemerintah pulau Nias sangat menyayangkan keterbatasan hubungan transportasi dari Sumatera daratan ke pulau. Satu Feri setiap hari merupakan jumlah yang terlalu sedikit untuk membuat Pulau Nias bisa menggeliat bangkit dari ketertinggalannya.

2. Wisata Bahari sebagai Potensi Utama Pariwisata Sibolga

Kegiatan pariwisata di Sibolga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu wisata alam, wisata kuliner, dan wisata sejarah. Ketiga aktivitas ini menghasilkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar kedua setelah perikanan.1 Oleh karena

itu, pemerintah menyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) kota Sibolga bahwa pengembangan pariwisata merupakan salah satu progam prioritas daerah dan akan melakukan berbagai upaya untuk mendukung pembangunan kepariwisataan tersebut.

Wisata alam terdiri dari wisata bahari dan perbukitan (Tor Simarbarimbing). Hal ini disebabkan oleh kondisi topografi Sibolga yang diapit oleh perbukitan di bagian Utara dan perairan di bagian Selatan.

Karena Sibolga merupakan kawasan yang berada di pesisir pantai barat pulau Sumatera, wisata bahari merupakan daya tarik utama kepariwisataan di daerah ini. Objek wisata ini terdiri dari pantai yang memanjang di bagian

1

Bappeda Sibolga. 2013. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Bappeda Kota Sibolga: http://www.bappedakotasibolga.com

(4)

4 Selatan kota (pantai Ujung) dan gugusan pulau-pulau kecil yang memadati teluk Tapanuli, yakni Poncan Gadang (0,80 Km2), Poncan Ketek (0,04 Km2),

pulau Sarudik (0,07 Km2), pulau Panjang (0,80 Km2), dan pulau Mursala.

Pulau-pulau ini memiliki keunikannya masing-masing. Pulau Poncan Gadang, berjarak ± 3 mil dari pantai Sibolga, menawarkan panorama alam yang masih alami berupa perairan yang jernih dan tenang, pasir putih yang berkilau, dan pepohonan. Fasilitas penginapan berupa resort dan snoorkling sudah di bangun untuk meningkatkan daya tarik wisata. Pulau ini dapat diakses dengan menggunakan perahu boat selama 20 menit dari pantai Sibolga.

Pulau Poncan Ketek berdekatan dengan pulau Poncan Gadang. Disamping keindahan pemandangannya, pulau ini merupakan pulau bersejarah bagi penduduk Kota. Menurut sejarah, pulau ini merupakan pusat perdagangan di teluk Tapian Nauli sebelum kota Sibolga dihuni oleh penduduk.

Pulau sarudik berjarak ± 300 m dari kota Sibolga. Pulau ini dihuni oleh 10 KK penduduk. Topografi pulau ini berupa pantai berpasir putih dengan vegetasi yang didominasi oleh tumbuhan kelapa dan bakau. Aktivitas wisata utama di pulau ini adalah memancing, dan melihat rekonstruksi kapal-kapal

Gambar 2 : Peta kota Sibolga

Sumber:http://wikimapia.org/#lang=en&lat=1.701601&lon=98.628731&z=11&m=b &search=sibolga

(5)

5 boat. Pada hari libur, banyak orang yang mengunjungi pulau ini untuk beristirahat.

Pulau Panjang merupakan pulau kecil yang belum berpenghuni. Pulau ini hanya diisi oleh pohon-pohon dan vegetasi lainnya seperti tembakau, kelapa, dll. Oleh karena itu, pulau ini masih sangat alami dengan perairan yang sangat jernih, dan pasir putih.

Pulau Mursala merupakan pulau eksotis yang berjarak 22,5 km dari Pandan, Tapanuli Tengah. Pulau ini dikelilingi oleh pulau-pulau kecil lainnya, seperti pulau Silabu Na Menek, pulau Silabu-labu Na Godang, pulau Kalimatung Na Menek, dan pulau Puti. Secara administratif, pulau ini masuk ke dalam wilayah kecamatan Barus, Tapanuli Tengah. Namun, pulau ini hanya dapat diakses dari Sibolga selama satu jam dengan menggunakan speed boat. Pulau ini memilki perairan dangkal dengan terumbu karang dan aneka jenis ikan termasuk ikan hias. Di pulau ini, terdapat Batu Garuda (batu yang menjorok berbentuk burung pada ketinggian ± 70 m dpl), Bonsai Pinang Merah (diatas bebatuan curam), dan Laguna (hamparan pasir putih yang menyatu antara Pulau Na Godang dengan Pulau Kalimatung Na Menek).

Gambar 3: Wisata bahari kota Sibolga, (a) pulau Poncan Gadang,

(b) pulau Panjang, (c) pulau Mursala.

Sumber: content.rajakamar.com

(a) (b)

(6)

6

3. Pengembangan Wisata Bahari yang Belum Optimal

Keindahan alam yang sangat luar biasa sudah menjadi aset utama kepariwisataan Sibolga. Tetapi, jumlah wisatawan yang berkunjung belum sesuai dengan ekspektasi jumlah apabila diproyeksikan dari banyaknya potensi alam yang dimiliki.

Pemerintah kota Sibolga sangat lambat dalam menangani kerusakan-kerusakan yang terjadi di lokasi objek wisata. Misalnya saja Pantai Ujung. Pantai ini dipenuhi oleh bongkahan-bongkahan beton yang berasal dari bangunan DAM penangkal hempasan ombak. Penangkal ombak ini hancur berantakan diterjang ombak pada 2 Agustus 2014 lalu. Hingga saat ini, sudah 8 bulan, area ini belum diperbaiki. Karena ditelantarkan, pantai ini tidak pernah dikunjungi lagi.

4. Transportasi sebagai Sarana dan Prasarana Penunjang Wisata Pulau Belum Memadai

Mayoritas wisatawan di pulau-pulau tersebut adalah masyarakat Sibolga dan Tapanuli Tengah, yang hanya membutuhkan tempat untuk berekreasi.

Mereka bisa sampai di sana lewat jalur laut dengan menggunakan speed boat

yang mereka sewa dari kenalan mereka, karena di Sibolga belum ada area yang merupakan pusat pariwisata yang menyediakan berbagai informasi dan alat transportasi menuju pulau-pulau tersebut. Kondisi ini menjadi penghambat bagi wisatawan luar daerah maupun mancanegara untuk menikmati dan mengeksplorasi keindahan pulau.

5. Arsitektur Kontekstual sebagai Pendekatan Perancangan

Visi pemerintah kota Sibolga, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, adalah “membangun dan mempertinggi nilai kebudayaan dan pariwisata, menciptakan lapangan kerja bidang kepariwisataan serta mewujudkan pemuda dan masyarakat olahraga kota Sibolga sebagai insan yang sehat, terampil, mandiri, berprestasi, berwawasan kebangsaan, berdaya saing yang dilandasi iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.” Tujuan untuk mempertinggi nilai kebudayaan melalui arsitektur pelabuhan wisata ini hanya

(7)

7 dapat diwujudkan dengan menerapkan konsep perancangan yang berasal dari hasil analsis terhadap kebudayaan kota.

Pelabuhan wisata ini akan berdiri sebagai landmark kepariwisataan

Sibolga. Artinya, pelabuhan ini adalah gambaran kebudayaan dan cara hidup masyarakat kota Sibolga. Penggambaran ini dinilai sebagai usaha untuk merancang pembangunan dengan memperhatikan aspek konteks lingkungan.

Selain itu, air laut di pesisir pantai Sibolga telah dicemari oleh limbah rumah tangga yang berasal dari rumah-rumah yang didirikan di atas laut. Sistem utilitas yang buruk dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan pantai, telah merusak kehidupan biota laut yang terdapat di pantai tersebut.

Kontekstual arsitektur merupakan pendekatan desain arsitektur yang memperhatikan aspek konteks bangunan, baik iklim dan aktivitas-aktivitas lingkungan. Jenis pendekatan ini menjadi sangat penting untuk diterapkan karena selain berdampak untuk bangunannya sendiri juga berdampak untuk lingkungannya. Dampak ini lah yang akan mengubah lingkungan sekitar pelabuhan dan pola pikir masyarakat mengenai penting menyelaraskan bangunan dan kehidupan di dalamnya dengan lingkungan.

B. Permasalahan

1. Permasalahan Umum

a. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penghubung wisata daratan

Sumatera dan pulau Nias agar dapat meningkatkan jumlah wisatawan di Nias dan Sibolga.

b. Menata area Pelabuhan Lama dan pantai Ujung sebagai landmark/ pusat

kepariwisataan kota Sibolga. Landmark ini akan menjadi ruang publik yang akan mewadahi pola-pola aktivitas wisata sebelumnya.

(8)

8

2. Permasalahan Khusus

a. Menata fungsi area rekreasi pantai yang terintegrasi dengan pola-pola aktivitas wisata pantai masyarakat kota Sibolga.

b. Merancang area pelabuhan lama sebagai pelabuhan wisata yang mampu

beradaptasi dengan lingkungannya.

c. Merancang bangunan yang baik secara visual (seperti bentuk, warna,

material dan struktur) dan nonvisual (seperti pola-pola aktivitas dan pola sirkulasi) berkaitan dengan arsitektur konteksnya.

d. Merancang bangunan yang mampu memanfaatkan keadaan-keadaan

iklim di lingkungannya. C. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Merumuskan konsep perancangan pelabuhan wisata dan kawasan pelabuhan yang mewadahi aktivitas-aktivitas wisata pantai dan wisata pulau serta yang menghubungkan aktivitas wisata daratan Sumatera dan pulau Nias

sebagai landmark kepariwisataan yang dapat memajukan sektor kepariwisataan

kota dan yang berkontribusi secara fisik dan nonfisik terhadap lingkungan setempat melalui pendekatan arsitektur kontekstual.

2. Sasaran

Mendesain pelabuhan wisata dengan:

a. Pemahaman mengenai prinsip perancangan pelabuhan wisata.

b. Pemahaman mengenai potensi dan kondisi tapak.

c. Perumusan desain pelabuhan wisata dengan penekanan arsitektur

kontekstual.

d. Perumusan desain building performances pelabuhan wisata yang

memanfaatkan konteks iklimnya.

D. Lingkup dan Pembahasan

Pembahasan perancangan ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

(9)

9

 Aspek arsitektural dan landscaping pelabuhan wisata, baik untuk fasilitas darat maupun perairan.

 Aspek arsitektural bangunan terminal pelabuhan.

 Aspek desain building performances pelabuhan wisata.

E. Metode Pembahasan

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari data, teori, preseden, dan standar yang terkait dengan perancangan pelabuhan wisata dan lokasi tapak, melalui buku, jurnal, artikel, dsb.

b. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan ke lokasi tapak. 2. Metode Analisis

Menganalisis studi dan observasi yang telah dilakukan untuk memperoleh solusi pada proses perancangan.

3. Metode Sintesis

Sintesis didasarkan pada hasil analisis dengan maksud untuk menemukan solusi desain perancangan dengan pendekatan arsitektur kontekstual.

F. Keaslian penulisan

Selama penulisan Tugas Akhir yang ada di Jurusan Teknik Arsitektur UGM, tidak ditemukan adanya penulisan yang secara spesifik mengenai pelabuhan wisata di Sibolga dengan pendekatan arsitektur kontekstual. Adapun beberapa referensi terkait dengan tipologi pelabuhan wisata yang berlokasi di seluruh Indonesia adalah:

1. Judul : Terminal Penumpang Kapal Wisata di

Pelabuhan Benoa Bali

(10)

10

Latar Belakanng : Meningkatnya jumlah kapal-kapal pesiar yang

singgah di pelabuhan Bali dan meningkatnya aktivitas kepariwisataan Bali.

Penekanan : -

2. Judul : Pengembangan Pelabuhan Benoa Bali sebagai

Turn Around Cruise Port

Penulis : Savitri Estiningtyas

Latar Belakang :Pentingnya pelabuhaan kapal pesiar di

Pelabuhan Benoa sebagai pintu gerbang wisata bahari di Kawasan Timur Indonesia.

Penekanan : Turn around port

3. Judul : Pelabuhan Destinasi Kapal Pesiar Lepas Pantai

di Taman Nasional Wakatobi

Penulis : Reza Arlianda

Latar Belakanng : Adanya rencana pembangunan pelabuhan kapal

pesiar di Wakatobi

Penekanan : Arsitektur atmosfer

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, lingkup permasalahan, metode pembahasan, keaslian penulisan, dan kerangka berpikir yang menguraikan garis besar substansi pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang tinjauan mengenai pengertian dan prinsip perancangan tipologi pelabuhan, pengertian arsitektur kontekstual dan penerapannya, serta studi kasus bangunan dengan tipologi pelabuhan dan studi kasus pada bangunan yang

menggunakan prinsip arsitektur kontekstual dalam

(11)

11

BAB III TINJAUAN DAN ANALISIS TAPAK

Tinjauan dan analisis tapak berisi tentang analisis kawasan pelabuhan lama baik secara makro, meso, maupun mikro.

BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP

Analisis pendekatan konsep berisi tentang proses pembentukan konsep melalui hasil analisis konteks lingkungan secara makro, meso, dan mikro terhadap tapak, ruang dalam, dan ruang luar melalui berbagai alternatif yang dipertimbangkan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep perancangan berisi tentang rangkuman aplikasi konsep desain perancangan pelabuhan wisata dengan pendekatan arsitektur kontekstual.

(12)

12

Gambar

Gambar 1 : Pemetaan wisata unggulan Sumatera Utara   Sumber: Dokumentasi Penulis
Gambar 2 : Peta kota Sibolga
Gambar 3: Wisata bahari kota Sibolga, (a) pulau Poncan Gadang,

Referensi

Dokumen terkait

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan intruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau

Mengacu pada subjudul buku itu - Hegemoni & Resistensi dalam Sastra Indonesia - tidak dimasukkannya karya tetralogi Pramoedya Ananta Toer sebagai obyek

Jadi nilai losses dalam persen sebesar 4,96%untuk Jurusan I pada tiang(KPR506)... Jadi drop Tegangan pada jaringan

Berdasarkan pengujian penerapan metode BPNN dalam prediksi harga TBS yang dilakukan dengan beberapa parameter, ditemukan bahwa nilai RMSE penerapan metode BPNN

Maka keputusan investasi yang dilakukan oleh manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa

Pada penelitian ini analisis isi yang akan dilakukan peneliti yaitu merujuk pada rumusan masalah, jadi peneliti hanya menganalisis isi yang menyangkut melodi dan bentuk

Pada penelitian ini Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel, yang berarti terdapat