ANALISIS PENGARUH EPS, ROE, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
Studi kasus pada Perusahaan Retail Trade di BEI periode 2008-2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Maria Oktaviani Simonita Budjen
NIM: 102214101
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
ANALISIS PENGARUH EPS, ROE, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
Studi kasus pada Perusahaan Retail Trade di BEI periode 2008-2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Maria Oktaviani Simonita Budjen
NIM: 102214101
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
v MOTTO
Melalui jalan yang berlubang dan berbatu kita menuju puncak gunung tertinggi
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
-James Thurber
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.
- Schopenhauer
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
- Andrew Jackson
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh EPS, ROE, dan DER terhadap Harga Saham: Studi Kasus pada Perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI peride 2008-2012. Skripsi ini ditulis sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan
kesungguhan hati.
4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
sempurna.
5. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ... x
c. Manfaat dan Resiko Kepemilikan Saham ... 15
xi
B. Penelitian Terdahulu... 31
C. Hipotesis ... 34
a. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 43
1. Uji Normalitas ... 43
2. Uji Multikolinearitas ... 44
3. Uji Autokorelasi ... 44
4. Uji Heteroskedastisitas ... 45
xii
1. Analsis Regresi Linear Berganda ... 45
2. Uji F dan Uji t ... 46
3. Koefisien Determinasi (R2) ... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PEMBAHASAN ... 47
A. Bursa Efek Indonesia ... 47
B. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) ... 49
C. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) ... 50
D. PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) ... 51
E. PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) ... 51
F. PT Hero Supermarket Tbk (HERO) ... 53
G. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) ... 53
H. PT Nusantara Infrastrukture Tbk (META) ... 54
I. PT Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) ... 55
J. PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA) ... 56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Analisis Rasio EPS, ROE, DER dan Harga Saham ... 57
B. Uji Asumsi Klasik ... 66
C. Uji Hipotesis ... 69
D. Interpretasi Hasil Penelitian ... 74
1. Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan Terhadap Harga Saham ... 74
xiii
BAB VI PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Retail Trade ... 4
Tabel 3.1 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ... 40
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Retail Trade Yang Menjadi Sampel Penelitian ... 42
Tabel 5.1 Rasio EPS Perusahaan Retail Trase ... 57
Tabel 5.2 Rasio ROE Perusahaan Retail Trade ... 59
Tabel 5.3 Rasio DER Perusahaan Retail Trade ... 61
Tabel 5.4 Harga Saham Perusahaan Retail Trade ... 63
Tabel 5.5 Tabel Durbin Watson ... 67
Tabel 5.6 Uji F ... 69
Tabel 5.7 Anova ... 70
Tabel 5.8 Uji t ... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 5.1 Rasio EPS Perusahaan Retail Trade... 58
Grafik 5.2 Rasio ROE Perusahaan Retail Trade ... 60
Grafik 5.3 Rasio DER Perusahaan Retail Trade ... 62
xvii ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH EPS, ROE, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM
Studi kasus pada Perusahaan Retail Trade di BEI periode 2008-2012
Maria Oktaviani Simonita Budjen Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel EPS, ROE, dan DER terhadap harga saham pada perusahaan Retail Trade di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah EPS (Earning Per Share), ROE (Return On Equity), DER (Debt to Equity Ratio), dan variabel dependen adalah harga saham. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan Retail Trade di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian 2008-2012 yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunakan metode
purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda ( Uji F dan Uji t ) yang diolah dengan SPSS.
Dari model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini, hasil pengujian secara simultan ( uji F ) menunjukan bahwa variabel EPS, ROE, dan DER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai signifikan sebesar 0,019, sedangkan hasil pengujian secara parsial ( uji t ) menunjukan bahwa hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham dengan nilai signifikan sebesar 0.033, sedangkan ROE dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai signifikan sebesar 0,211 dan 0,289.
xviii ABSTRACT
THE ANALYSIS ON THE INFLUENCE OF EPS, ROE AND DER TOWARDS THE SHARE PRICE
The case study at Retail Trade Company in BEI of 2008-2012 periods
Maria Oktaviani Simonita Budjen Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This research aims to analyze the influences of EPS, ROE and DER variables towards the share price at Retail Trade Company in Indonesia stock exchange of 2008-2012 periods. The independent variables used in this research are EPS (Earning Per Share), ROE (Return on Equity), DER (Debt to Equity Ratio), while the dependent variable is the share price. The samples of the research consist of 10 Retail
Trade Companies in Indonesia stock exchange (BEI, in Indonesian’s abbreviation) in the research periods of 2008-2012 which has been chosen based on certain criteria by using the purposive sampling method. The data analysis used in this research is multiple linear regression analysis (F-test and t-test) which is processed through SPSS.
From the multiple linear regression model used, the research found that EPS, ROE, and DER simultaneous influence the share price with significant result on 0.019; while the result in partial test (t-test) shows that the EPS variable is the one which has positive significance towards the share price with the significant result on 0.033; whereas the ROE and DER do not influence significantly on the share price as the significant result values 0.211 and 0.289.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian negara, karena
dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas
dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat menggunakan dana tersebut untuk
mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar
modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya serta
pemerintah dapat membiayai berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas.
Investasi adalah suatu komitmen penetapan dana pada satu atau beberapa
obyek dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah
hasil dan risiko. Kedua hal ini selalu mempunyai hubungan timbal balik yang
sebanding. Umumnya semakin tinggi risiko, semakin besar hasil yang diperoleh
dan semakin kecil risiko, semakin kecil pula hasil yang akan diperoleh.
Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun beresiko tinggi
adalah investasi saham. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas
aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2010). Saham
perusahaan publik, sebagai komoditi investasi tergolong beresiko tinggi, karena
perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri seperti: perubahan politik,
ekonomi, dan moneter. Perubahan tersebut dapat memberikan dampak positif
yang berati harga saham akan naik atau berdampak negatif yang berarti harga
saham akan turun. Secara sederhana harga saham mencerminkan perubahan minat
investor terhadap saham tersebut. Jika permintaan terhadap suatu harga saham itu
tinggi, maka harga saham tersebut akan cendrung tinggi dan demikian sebaliknya,
jika permintaan terhadap suatu saham itu rendah, maka harga saham akan
cenderung turun.
Ada dua (2) jenis pendekatan yang sering digunakan dalam menganalisis
dan memilih saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis
teknikal adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai saham, dengan
metode ini para analisis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data
statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham
dan volume transaksi. Analisis teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan
harga saham ke depan dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik
yang terbentuk. Analisis rasio atau analisis fundamental merupakan analisis
berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang terangkum dalam laporan
keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya. Analisis laporan keuangan
menggunakan rasio keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan harga saham. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah
Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio
Perusahaan Retail Trade merupakan bisnis yang mengincar konsumen atau
pembeli akhir sehingga persebarannya pun tidak akan berpusat pada satu titik
keramaian, tetapi menyebar ke hampir seluruh pelosok daerah. Bisnis ritel di
Indonesia merupakan lokomotif yang menggerakan sektor properti dan
perdagangan secara khusus yang berkaitan dengan mall dan sejenisnya.
Perkembangan bisnis ritel di Indonesia semakin pesat terlihat dari pertumbuhan
usaha ritel dari tahun 1996 hingga 2001 sekitar 15% per tahunnya. Masuknya 2
raksasa ritel asing seperti Carrefour dan Continen dari Perancis pada tahun 1998
dan peritel berlogo Dinosaurus dari Malaysia yaitu Giants, serta group peritel asing lainnya yang berasal dari Amerika yaitu Ahold dan Wal Mart. Pertumbuhan
perusahaan ritel ini dipengaruhi oleh berbagai bidang seperti: perkembangan
demografi, pertumbuhan ekonomi, bidang sosial dan budaya, kemajuan teknologi,
globalisasi, hukum dan peraturan. Masuknya peritel asing di Indonesia merupakan
ancaman bagi perusahaan ritel lokal dalam merebut persaingan pasar. Akan tetapi
masuknya perusahaan ritel asing ke Indonesia bisa menjadi suatu momen dan
kesempatan guna memperbaiki konsep dan format yang ada saat ini agar mampu
meningkatkan daya saing antar peritel.
Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak
semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha.
Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupakan pasar besar dengan jumlah
penduduk Indonesia pada awal tahun 2010 sekitar 237.556 jiwa. Dengan jumlah
penduduk sebanyak itu, total belanja rumah tangga akhir 2010 mencapai 115
kebutuhan rumah tangga, mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti gula, sabun
mandi, pakaian, hingga kebutuhan barang tahan lama (durable) seperti kulkas, emas dan mobil.
Perkembangan dan peluang usaha di bisnis ritel yang sangat besar
membuat banyak investor yang tertarik untuk mengembangkan usaha ritel dan hal
ini mengakibatkan persaingan antar ritel yang terjadi di semua tingkat, mulai dari
tingkat perusahaan ritel besar bersaing dengan perusahaan ritel besar lainnya,
peritel skala menegah bersaing dengan peritel yang sekelas dengannya, hingga
pada tingkat mikro antara sebuah warung dan warung lainnya. Bukan hanya itu
saja, peritel dari suatu kelas tidak hanya bersaing dengan peritel sesama kelasnya
tapi juga dengan peritel dari kelas yang berbeda, misalnya suatu supermarket tidak
cuma bersaing terhadap supermarket yang lain, tetapi juga terhadap hypermarket
atau minimarket yang kebetulan lokasinya tidak berjauhan.
Perkembangan Harga Saham perusahaan Retail Trade selama 5 tahun
terakhir. Tampak pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Harga Saham Perusahaan Retail Trade
No NAMA PERUSAHAAN HARGA SAHAM
2008 2009 2010 2011 2012
1 Matahari Putra Prima 630 880 1490 920 960
2 Ramayana Lestari Sentosa 500 620 850 720 940
3 Enseval Putra Megatrading 325 800 1150 750 1250
4 Mitra Adi Perkasa 360 620 2675 5150 7150
5 Sigmagold Inti Perkasa 54 83 150 144 210
7 Ace Hardware Indonesia 750 1510 2950 4100 5050
Tabel 1.1 Sumber: ICMD 2008-2012.
Berdasarkan data pada tabel, dapat diketahui bahwa terjadi perubahan
pada harga saham dari 5 tahun terakhir perusahaan Retail Trade. Hal ini bisa saja
mempengaruhi pandangan investor dalam memilih perusahaan yang menjadi
tujuan berinvestasi. Harga saham adalah faktor yang membuat para investor
menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan
tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investor membeli saham adalah
untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih
tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang
tercemin dari harga saham perusahaan tersebut. Perusahaan harus mampu
mengatur dan mengelola keuangan perusahaannya dengan baik agar dapat
bertahan dalam persaingannya yang ketat dan dapat memberikan kepercayaan
bagi investor bahwa perusahaan Retail Trade dapat menjadi salah satu target
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu informasi akuntansi yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih per lembar saham yang mampu
dihasilkan perusahaan. “Nilai EPS akan dibandingkan dengan nilai yang didapat
pada kuartal yang sama tahun lalu, dengan demikian akan menggambarkan
keuntungan perusahaan. Hasil perbandingan dapat dipakai untuk memprediksi
kenaikan atau penurunan harga saham”(Karnadjaja, 2009). Beberapa penelitian
terdahulu menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham (Fauzi, 2009; Anggra, 2011; Kurnianto, 2013; Amanda, 2012;
Nurfadillah, 2011; Patriawan, 2011; Dwipratama, 2009). EPS biasanya menjadi
perhatian pemegang saham dan manajemen. Semakin tinggi EPS suatu
perusahaan berarti semakin besar earning yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningkatan EPS tersebut akan
memberikan dampak positif terhadap harga sahamnya di Pasar.
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi
pemegang saham atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan.
Semakin tinggi ROE maka semakin baik perusahaan tersebut di mata investor dan
hal ini dapat menyebabkan harga saham perusahaan yang bersangkutan semakin
naik. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa ROE
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham (Amanda, 2012;
Nurfadillah, 2011; Yerrika, 2009; Edi, 2003). Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Kurnianto (2013) pada Indeks saham LQ45 di BEI periode 2009-2011
harga saham, sedangkan berdasakan penelitian Patriawan (2011) menyatakan
bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Rasio ini
berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam menjalankan modalnya,
semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan efektif suatu perusahaan
menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan investor atas modal yang
diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik serta dapat memberikan
pengaruh positif terhadap harga saham di pasar.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal
yang dimiliki. DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat
bergantung pada pihak luar dalam mendanai kegiatan sehingga beban perusahaan
juga akan meningkat. Berdasarkan data penelitian terdahulu menyatakan bahwa
DER berpengaruh negatif secara signifikan terhadap harga saham (Suroto, 2012;
Amanda, 2012; Itabillah, 2009). Selain itu penelitian yang dilakukan (Patriawan,
2011; Kurnianto, 2013; Nurfadillah, 2011) menyatakan bahwa DER berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap harga saham, tetapi berdasarkan penelitian yang
dilakukan Dwipratama (2009) pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.
Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak
menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi proporsi rasio
rendahnya risiko keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi
harga saham perusahaan tersebut.
Telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai faktor yang
mempengaruhi harga saham dan memberikan hasil yang bervariasi. Penulis
tertarik untuk meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
dengan menggunakan Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan
Debt to Equity Ratio (DER). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio
(DER) secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012 dan untuk
mengetahui bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial signifikan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Retail Trade yang terdaftar di BEI periode tahun
2008-2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, dan Debt to Equity Ratio
secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap harga saham Perusahaan
Retail Trade yang terdaftar di BEI periode 2008-2012?
2. Apakah Earning Per Share, Return On Equity, dan Debt to Equity Ratio
secara parsial signifikan pengaruhnya terhadap harga saham Perusahaan
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan pada analisis EPS, ROE, dan DER
terhadap Harga Saham yang dilihat berdasarkan data keuangan dan harga saham
perusahaan Retail Trade di BEI periode 2008-2012.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap harga saham Perusahaan Retail Trade yang terdaftar
di BEI periode 2008-2012.
2. Untuk mengetahui bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial signifikan pengaruhnya terhadap harga saham Perusahaan Retail Trade yang terdaftar
di BEI periode 2008-2012.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat
membantu para investor dalam mengambil suatu keputusan investasi.
2. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan
wawasan penilis tentang pengaruh EPS, ROE, dan DER terhadap harga
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi hasil penelitian yang
menjadi koleksi perpustakaan.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini akan disajikan dalam 6 (enam) bab yang
berurutan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah
tentang pengaruh variabel EPS, ROE, dan DER terhadap harga
saham, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang relevan dan
sesuai dengan topik peneltian yang dilakukan penulis.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini di jelaskan tentang jenis penelitian, populasi, dan
sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek
penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, serta
teknis analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Subyek Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang 9 Perusahaan
Retail Trade yang ada di BEJ periode 2008-2012, deskripsi data
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan bagaimana data di analisis, pengujian
hipotesis dan pembahasan.
Bab VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat ditarik,
keterbatasan-keterbatasan serta saran-saran yang dapat diberikan
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori a. Pasar Modal
Menurut undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 “Pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Husnan (2004) mengartikan
pasar modal sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) dalam
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan di bursa, baik dalam bentuk utang
ataupun dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, publik,
maupun perusahaan swasta. Menurut Husnan (2004) pasar modal mempunyai
beberapa daya tarik, diantaranya adalah pasar modal memungkinkan para
pemodal mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan
preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana,
pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang
relatif rendah dari sistem perbankan.
Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur
kemajuan perekonomian suatu negara. Kemajuan suatu negara antara lain ditandai
adanya Pasar Modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Dari angka
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita dapat mengetahui kondisi
mengalami krisis ekonomi antara lain dapat diketahui dari merosotnya IHSG
secara tajam. Pasar Modal dapat juga dijadikan sarana untuk mengundang
masuknya investor asing guna membantu kemajuan perekonomian negara
(Purnomo,2013)
Menurut Darmadji, Pasar Modal merupakan tempat diperjualbelikannya
berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham),
instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar Modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan
sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, Pasar Modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait
lainnya.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai saran bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal, kerja dan
lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
b. Saham
Menurut Darmadji, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham adalah surat bukti atau kepemilikan bagian modal suatu
perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan
yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus
membayarkan dividen. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). (www.idx.co.id)
Nilai dari suatu saham dapat memiliki empat konsep adalah sebagai
berikut: (Martalena, 2011)
1. Par Value (Nilai Nominal)
Par value disebut juga stated value atau face value, yang bahasa Indonesianya disebut nilai nominal. Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang
tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.
Nilai ini diperlihatkan pada neraca perusahaan dan merupakan modal disetor
penuh dibagi dengan jumlah saham yang sudah diedarkan.
2. Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu
saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar
akan berubah sesuai dengan aksi emiten.
3. Market Price (Harga Pasar)
Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga
pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika
pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. 4. Nilai Intrinsik
Harga wajar saham yang mencerminkan harga saham yang sebenarnya. Nilai
intrinsik ini merupakan nilai sekarang dari semua arus kas di masa mendatang
(yang berasal dari capital gain dan deviden).
c. Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham (Tjiptono dan Hendy, 2006):
1. Dividend
Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui
capital gain. Investor seperti ini bisa membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
Sebagai Instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain (www.idx.com):
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuiditas
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau Perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak Klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko terberat dari pemegang saham.
Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
d. Informasi dalam Keputusan Investasi
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi
kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasar efeknya (Anoraga dan
Pakarti, 2001). Informasi yang berkaitan erat dengan keputusan informasi di pasar
modal tentunya tidak dapat diabaikan atau dilupakan bagi siapa saja yang
berkecimpung dalam investasi. Supaya informasi, khususnya informasi yang
menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan bermanfaat, maka harus memiliki
sifat sebgai berikut :
1. Relevan
Informasi yang relevan adalah informasi yang berhubungan dengan tindakan yang
direncanakan untuk dicapai.
2. Akurat
Sifat ini pada dasarnya berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesannya.
Informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat, sehingga
kualitas informasi sangat dipengaruhi oleh tingkat keakuratannya.
3. Konsistensi
Informasi diperlukan karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian berkaitan
dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kualitas informasi akan
bertambah jika informasi tersebut dapat dipertimbangkan dari waktu ke waktu
4. Obyektivitas
Obyektivitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat diulang oleh pihak yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Ketepatan Waktu.
Ketepatan waktu ini berkaitan dengan umur informasi. Umur informasi sangat
mempengaruhi kualitas informasi.
6. Dapat Dimengerti
Sifat ini berhubungan dengan kemampuan pemakai untuk dapat menangkap pesan
yang disampaikan. Informasi akan bermanfaat apabila pemakai dapat mengerti
makna yang terkandung didalamnya.
e. Analisis Saham
Perkiraan harga saham perusahaan dimasa yang akan datang dalam
penentuan keputusan investasi terdapat 2 (dua) macam analisis yaitu:
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi
yang mencerminkan kondisi perdagangan, keadaan pasar, permintaan dan
penawaran harga dipasar saham, fluktuasi kurs, volume transaksi pada masa yang
lalu. Harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran).
Informasi yang digunakan adalah kondisi perdagangan saham, fluktuasi kurs,
volume transaksi perdagangan yang terjadi di pasar modal.
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah yang mencoba memperkirakan harga saham
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan mengharapkan
hubungan-hubungan variabel tersebut sehingga memperoleh taksiran harga
saham.
Dalam penulisan ini penulis ingin menganalisis atau mengamati
faktor-faktor fundamental perusahaan Retail Trade melalui variabel-variabel yang
mempengaruhi harga saham.
f. Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
“alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidah hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana
dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu
keputusan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas satu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas tersebut (Munawir, 2004).
g. Jenis Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis yaitu
(Tandelilin, 2010):
1. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan perkembangan aset,
Komponen utama neraca, adalah: (Darmadji, 2011)
a. aset
1. aset lancar:
- kas dan setara kas
- investasi jangka pendek
- wesel tagih
- piutang tagih
- piutang lain-lain
- persediaan
- pajak dibayar dimuka
- aset lancar lain-lain.
2. aset tidak lancar:
- piutang hubungan istimewa
- aset pajak tangguhan
- investasi pada perusahaan asosiasi
- investasi jangka pajang lainnya
- aset tetap
- aset tak berwujud
- aset lain-lain.
b. kewajiban
1. Kewajiban lancar:
- pinjaman jangka pendek
- utang usaha
- utang pajak
- beban masih harus dibayar
- bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
- kewajiban lancar lainnya.
2. Kewajiban tidak lancar:
- utang hubungan istimewa
- kewajiban pajak tangguhan
- pinjaman jangka panjang
- utang sewa guna usaha
- utang obligasi
- kewajiban tidak lancar lainnya
- utang subordinasi
- obligasi koversi
c. hak minoritas
d. ekuitas
- modal saham
- tambahan modal disetor
- selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
- selisih transaksi perubahan ekuitas anak
perusahaan/perusahaan asosiasi
- keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek
tersedia untuk dijual
- selisih penilaian kembali aset tetap
- saldo laba
- modal saham diperoleh kembali.
2. Laporan Rugi Laba
Laporan Rugi Laba memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan
selama jangka waktu tertentu. Tujuan pokok dari laporan Rugi Laba adalah
melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung.
Umumnya laporan laba rugi mempunyai komponen sebagai berikut: (Darmadji,
2011)
a. penjualan bersih atau pendapatan usaha
b. beban pokok penjualan
c. laba (rugi) kotor
d. beban usaha
e. laba (rugi) usaha
f. penghasilan (beban) lain-lain
g. bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi
h. laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
i. beban (penghasilan) pajak
j. laba (rugi) dari aktivitas normal
k. pos luar biasa
m. hak minoritas atas laba (rugi) bersih anak perusahaan
n. laba (rugi) bersih
o. laba (rugi) per saham dasar
p. laba (rugi) per saham dilusi.
3. Laporan Aliran Kas
Laporan ini menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar
perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Komponen laporan arus kas, adalah: (Darmadji, 2011)
a. arus kas dari aktivitas operasi
b. arus kas dari aktivitas investasi
c. arus kas dari aktivitas pendanaan.
h. Analisis Rasio Keuangan
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis dan analisa laporan keuangan
suatu perusahaan, seorang penganalisa keuangan memerlukan adanya ukuran
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah “rasio”.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2004). Rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan jangka pendek (kurang
dari satu tahun) perusahaan di dalam untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo. Rasio likuiditas dapat dibagi atas 3 (tiga) jenis yaitu:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (Current Asset). b. Quick Ratio
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek melalui aktiva lancar yang benar-benar likuid.
c. Net Working Capital
Rasio ini digunakan untuk menghitung selisih antara aktiva lancar (current assets)
dengan kewajiban lancar / jangka pendek (current liabilities).
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam
memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas dapat dibagi atas 6
(enam) jenis, yaitu:
a. Total Asset Turnover
Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam satu periode tertentu.
b. Fixed Asset Turnover
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan aktiva tetap
c. Accounts Receivable Turnover
Rasio ini berfungsi untuk mengukur seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih
sehingga berubah menjadi kas.
d. Inventory Turnover
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kecepatan perputaran (turnover) persediaan menjadi kas.
e. Average collection Period
Rasio yang berfungsi untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang dagang, yang
menunjukkan umur tagihan rata-rata piutang dagang selama setahun.
f. Days Sales in Inventory
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kinerja dan efisiensi pengelolaan yang
menunjukkan lamanya rata-rata persediaan dalam setahun yang berubah menjadi
uang kas.
3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas 6 (enam) jenis, yaitu:
a. Gross Profit Margin (GPM)
Rasio yang berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan kotor
terhadap penjualan bersihnya.
b. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih
c. Operating Return On Assets (OPROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari keuntungan
operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasional tersebut.
d. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktivitas yang dimilikinya.
e. Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
f. Operating Ratio (OPR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari keuntungan
operasional perusahaan terhadap nilai bersih penjualan yang dihasilkan.
4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratios. Rasio Solvabilitas dapat dibagi atas 5 (Lima) jenis, yaitu:
a. Debt Ratio
b. Debt To Equity Ratio (DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total modal
sendiri.
c. Long-Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
d. Times Interest Earned
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari hasil keuntungan usaha (operating profit)untuk memenuhi beban bunga yang harus dibayar.
e. Cash Flow Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kinerja arus kas perusahaan terhadap
komponen lain dalam laporan arus kas.
5. Rasio Pasar (Market ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan
dalam basis per saham. Rasio pasar ini dapat dibagi atas 7 (tujuh) jenis yaitu:
a. Dividend yield (DY)
Rasio ini yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per saham relatif
terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
b. Dividend Per Share (DPS)
Rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar sahamnya.
c. Earning Per Share (EPS)
d. Dividend Payout Per Ratio (DPR)
Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dividen terhadap laba
perusahaan.
e. Price Earning Ratio (PER)
Rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang
saham per lembar sahamnya.
f. Book Value Per Share (BVS)
Rasio yang mengukur perbandingan total modal sendiri (ekuitas) terhadap jumlah saham.
g. Price to Book Value (PBV)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai
bukunya.
i. Harga Saham
Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Jika harga saham suatu perusahan mengalami kenaikan, maka
investor dapatt menilai bahwa perusahaan tersebut berhasil mengelola usahanya.
“Harga saham terbentuk berdasarkan pertemuan antara penawaran jual dan
permintaan beli saham” (idx.co.id). Menurut Anoraga (2006) dan Rusdin (2006),
penutupan harga pasar saham dapat dilihat pada harga penutupan (closing price). Berdasarkan beberapa pengertian tentang harga saham, pada dasarnya harga
saham adalah harga penutupan yang terbentuk dari interaksi antara pembeli dan
j. Debt to Equity Ratio (DER)
Utang merupakan sumber pendanaan eksternal yang menjadi salah satu
bagian penting bagi suatu perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat dinilai,
salah satunya dengan memperhatikan utang perusahaan. Utang juga menjadi
bahan pertimbangan bagi seorang investor untuk menentukan saham pilihan. DER
adalah rasio yang menunjukan seberapa besar kemampuan perusahaan menlunasi
utangnya dengan modal yang mereka miliki.
Satuan DER adalah persen dan rumus yang digunakan untuk menghitung
DER adalah sebagai berikut:
“DER yang tinggi menunjukan tingginya ketergantungan permodalan persusahaan
terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat” (Stella,
2009). Nilai perusahaan akan menurun jika perusahaan menggunakan utang lebih
dari modal sendiri (Sudana, 2011). “Jika suatu perusahaan menanggung beban
hutang yang tinggi yaitu melebihi modal yang dimiliki, maka harga saham
perusahaan akan menurun” (Devi dan Sudjarni, 2012).
k. Return On Equity (ROE)
Seorang investor selalu mengharapkan profit dalam investasinya, maka
dari itu rasio pertumbuhan profitabilitas perusahaan juga menjadi hal yang
diperhatikan oleh investor. Salah satu rasio profitabilitas yang terdapat dalam
laporan keuangan adalah Return On Equity. Nurmalasari dalam Hutami (2012) menyatakan bahwa ROE merupakan dalah satu alat utama investor yang paling
dari penghasilan (income) atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan”
(Syamsuddin, 2011). ROE diukur dengan satuan persen dan secara matematis
rumus ROE adalah sebagai berikut:
Return On Equity yang positif menunjukan baiknya kinerja manajemen dalam mengelola modal yang ada untuk menghasilkan laba. Menurut Chrisna
dalam Hutami (2012) kenaikan ROE biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham
perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan pemegang saham.
l. Earning Per Share (EPS)
Investor seringkali menggunakan informasi laporan keuangan untuk
mendapatkan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Investor bisa menghitung
berapa besarnya pertumbuhan laba bersih yang telah dicapai perusahaan terhadap
jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah
lembar saham biasa yang beredar dapat diketahui melalui Earning Per Share. Satuan EPS adalah rupiah dan berikut rumus matematis untuk EPS:
EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan, sehingga
EPS yang tinggi akan menarik minat investor (Syamsuddin,2011). Menurut
sebelumnya pada kuartal yang sama untuk mengetahui pertumbuhan keuntungan
perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan maka semikin
tinggi pula nilai EPS. Menurut Widoatmodjo dalam Priatina (2012), EPS sangat
berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai EPS maka akan semakin
mahal suatu saham, karena EPS merupakan salah satu bentuk rasio keuangan
untuk menilai kinerja perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Ringkasan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti,
sebagai berikut:
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, dan
Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham ( Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011)
Penelitian ini dilakukan oleh Astrid Amanda, Darmianto, dan Achmad
Husaini (2012). Variabel independen dari Penelitian ini adalah DER, ROE,
EPS, dan RER, sedangkan variabel dependennya Harga Saham. Populasi dari
penelitian ini adalah perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI periode 2008-2011, jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 perusahaan.
Secara parsial variabel DER, ROE, dan EPS signifikan pengaruhnya terhadap
harga saham. DER berpengaruh negatif terhadap harga saham, ROE
berpengaruh positif terhadap harga saham, dan EPS berpengaruh positif
terhadap harga saham. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
2. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk.
Mursidah Nurfadillah (2011), Penelitian ini dilakukan pada PT Unilever
Indonesia Tbk. Variabel independen dari penelitian ini adalah EPS, ROE, dan
DER, dan variabel dependennya Harga Saham. Metode penelitian yang
dilakukan yaitu Metode kuantitatif dan dianalisis menggunakan analisis
regresi linear berganda. Penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan
variabel EPS, ROE, dan DER memiliki pengaruh terhadap Harga Saham PT
Unilever Indonesia Tbk, dan secara parsial variabel DER dan ROE
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel EPS yang
memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham PT Unilever Indonesia.
3. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go
Publik di BEI
Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2008), Dalam penelitian ini
menjelaskan bahwa secara simultan dan parsial, pertumbuhan, profitabilitas,
posisi leverage, likuiditas, dan efiensi perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham di delapan industri yang Go Publik di BEI. EPS
merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan pada enam industri,
sedangkan profitabilitas (SALCA) hanya dominan pada industri Pertanian,
sementara likuiditas (CashTA) berpengaruh dominan pada industri properti
dan real estate. Analisis regresi berganda yang dipakai dalam penelitian ini. 4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ( Studi Pada
Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah ROA, ROE, BVS, DER, r, , rm, dan variabel
dependennya harga saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi, dan
hasil dari penelitian ini bahwa harga saham dipengaruhi oleh Book Value Equity Per Share dan Return On Equity. Sedangkan faktor-faktor lain seperti ROA, DER, Stock Return, Market Risk dan Return On The Market Indeks
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
5. Pengaruh CR, QR, NPM, ROA, EPS, ROE, DER dan PBV Terhadap Harga
Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI.
E. Amaliah Itabillah (2009), Variabel independen dari penelitian ini CR, QR,
NPM, ROA, EPS, ROE, DER dan PBV dan variabel dependennya harga
saham. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel EPS dan PBV
memiliki pengaruh positif terhadap harga saham secara parsial, sedangkan
variabel DER memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham secara parsial,
sedangkan variabel QR, NPM tidak berpengaruh positif, dan CR, ROA, ROE
tidak berpengaruh negatif secara parsial.
6. Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR, dan ROA Terhadap Harga Saham ( Studi
Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI)
Gede Priana Dwipratama (2009), variabel independen dari penelitian ini
adalah PBV, DER, EPS, DPR, dan ROA, sedangkan variabel dependennya
Harga Saham. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adlah 14
secara parsial, sedangkan rasio yang lainnya tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Secara simultan, semua rasio keuangan (PBV, DER, EPS, DPR,
dan ROA) berpengaruh terhadap harga saham.
7. Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan
Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008.
Dwiatma Patriawan (2011), Variabel Independen dari penelitian ini adalah
EPS, ROE, dan DER, sedangkan variabel dependennya adalah Harga saham.
Populasi dari penelitian ini adalah Perusahaan Wholesale and Retail Trade di BEI periode 2006-2008. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling dari 24 perusahaan hanya di ambil 15 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Penelitian ini
menunjukan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham, ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham,
sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
C. Hipotesis
H1 = Variabel bebas yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Retail Trade.
D. Kerangka Penelitian
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka berpikir dalam penelitian
ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Harga Saham (Y) dipengaruhi oleh
Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio
(DER). Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Kerangka Penelitian
Keterangan:
= Pengaruh Parsial = Pengaruh Simultan
Earning Per Share
(EPS) X1
Return On Equity
(ROE) X2
Debt to Equity Rasio (DER) X3
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research. “Penelitian
Penjelasan (explanatory research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis” (Singarimbun, 2008)
B. Objek Penelitian
a. Data tentang laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan
Laba-Rugi perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
b. Data-data keuangan perusahaan lainnya seperti harga pasar saham, data
rasio biaya utang dan biaya modal sendiri.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan Retail Trade, dengan
menganalisis laporan keuangan perusahaan yang ada di Pojok BEI
Universitas Sanata Dharma periode 2008 sampai 2012.
b. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan dari Februari sampai
April.
D. Variabel Penelitian
Variebel penelitian adalah suatu atribut atau sifat ( nilai dari orang, objek,
atau kegiatan ) yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Variable Independent)
Variabel independen adalah variabel yang berfungsi menerangkan atau
mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini ada 3 variabel
independen yang digunakan, yaitu Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER).
b. Variabel Terikat (Variable Dependent)
Variabel dependen adalah variabel yang diterangkan atau yang mendapat
pengaruh dari variabel lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan variabel dependen berupa Harga Saham.
E. Data Yang Diperlukan
Data yang dibutuhkan akan diperoleh melalui publikasi-publikasi di
internet, majalah, buku-buku maupun publikasi perusahaan-perusahaan yang ada
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data tersebut terdiri atas:
1. Profil dan gambaran umum perusahaan yang meliputi: pendirian
perusahaan, penawaran umum efek, susunan pengurus, struktur
perusahaan, dan anak perusahaan.
2. Naraca dan Laporan Laba-Rugi dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
3. Harga saham perusahaan dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Untuk mempermudah dalam menganalisis, maka tiap variabel
akan didefinisikan secara operasional.
1. Harga Saham
Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal (Bursa). Pengukuran dari variabel harga
saham ini yaitu harga penutupan saham (xlosing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga saham pada periode akhir tahun.
2. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah rasio pasar yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham. Nilai Earning Per Share (EPS) dalam penelitian ini berasal dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah
saham yang beredar.
3. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan ekuitas. Nilai Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini berasal dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak
Modal Sendiri terdiri dari: Paid-up capital in excess of par value, Retained earnings. ( ICMD ).
4. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap modal sendiri yang dimiliki
oleh perusahaan. Nilai Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini berasal dari perbandingan antara total utang dengan modal sendiri.
Variabel-variabel penelitian dan definisi Operasional dalam penelitian ini
Tabel 3.1
Definisi Skala Pengukuran
1 EPS Rasio pasar yang menunjukan bagian laba untuk setiap saham.
Rasio
2 ROE Rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
diperdagangkan di pasar modal (Bursa)
G. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini populasi yang diambil
adalah semua perusahaan Wholesale dan Retail Trade di BEI periode 2008-2012
yaitu sebanyak 36 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik relatif
sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan metode purposive sampling, artinya sampel dipilih dengan kriteria tertentu terlebih dahulu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 9 perusahaan
Retail Trade periode 2008-2012. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan Retail Trade
di BEI dengan kriteria sebagai berikut:
1. Saham perusahaan yang masih aktif di bidang perdagangan yang terdaftar
di BEI yaitu perusahaan Retail Trade periode 2008-2012.
2. Perusahaan Retail Trade yang menyajikan laporan keuangan dan rasio
secara lengkap sesuai dengan variabel yang akan diteliti berdasarkan
Berikut ini adalah penggolongan sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan:
No Kriteria Jumlah
1 Saham perusahaan yang masih aktif dibidang
perdagangan yang terdaftar di BEI yaitu
perusahaan Retail Trade periode 2008-2012.
36
Perusahaan
2 Perusahaan Retail Trade yang menyajikan
laporan keuangan dan rasio secara lengkap
sesuai dengan variabel yang akan diteliti
berdasarkan sumber yang digunakan.
9 Perusahaan
Daftar Nama Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan
ditampilkan dalam Tabel 3.2:
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Retail Trade yang menjadi sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 Matahari Putra Prima MPPA
2 Ramayana Lestari Sentosa RALS
3 Mitra Adi Perkasa MAPI
4 Sigmagold Inti Perkasa TMPI
5 Hero Supermarket HERO
6 Ace Hardware Indonesia ACES
7 Nusantara Infrastructure META
8 Rimo Catur Lestari RIMO
9 Toko Gunung Agung TKGA
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan yaitu
melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
I. Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata, nilai
tertinggi dan nilai terendah dari setiap variabel. Variabel dalam analisis ini
adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Harga Saham.
b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Imam Ghozali, 2009). Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan analisis
membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel
independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen (Imam Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi ada beberapa cara, yaitu
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance
kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada
multikolinieritas antara variabel bebas dalam regresi.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Waton (DW
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah (Imam Ghozali,
2009):
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 –dU ≤ d ≤ 4 - dL Tidak ada autokorelasi positif
dan negatif
Tidak ditolak dU < d < 4 – dU
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamat lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2009). Uji mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(variabel dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residualnya
(Y prediksi – Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan