KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
dalam
dalam
INDUSTRI KIMIA
INDUSTRI KIMIA
Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.
Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.
Departemen Teknik Kimia – FTUI
Februari 2008
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Landasan
Landasan
Hukum
Hukum
dan
dan
Implementasi
Implementasi
Occupational Safety and Health Act
Occupational Safety and Health Act
(
(
USA
USA
)
)
Safety and Health at Work Act
Safety and Health at Work Act
(
(
UK
UK
)
)
UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja
(RI)
UUD 1945:
•
“Setiap Warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”
•
Layak bagi kemanusiaan
Ö
Manusiawi
•
Manusiawi pada kondisi kerja
Ö
Selamat dan Sehat
UU No. 14 tahun 1969:
Ö
tentang
Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan
Setiap tenaga kerja mendapat perlindungan atas :
•
Keselamatan
•
Kesehatan
•
Kesusilaan
•
Pemeliharaan Etika dan Moral Kerja
•
Perlakuan sesuai Martabat Manusia, dan
•
Moral Agama
LANDASAN HUKUM (Formal)
LANDASAN HUKUM (Formal)
UU No. 1 tahun 1970:
Ö
tentang Keselamatan Kerja
•
Keselamatan Kerja yang diatur dalam Undang-undang ini
mencakup semua tempat kerja
•
Syarat Keselamatan Kerja wajib dipatuhi untuk mengendalikan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
PERMENNAKER Nomor PER.05/MEN/1996 tahun 1996:
Ö
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
•
Perusahaan dengan Tenaga Kerja minimum 100 orang
•
Perusahaan dengan POTENSI KECELAKAAN KERJA (Ledakan,
Kebakaran, Pencemaran, dan atau Penyakit)
, karena “Karakteristik
Proses” atau “Bahan Baku” atau “Bahan Produksi”
•
Wajib menerapkan SMK3
, yang dilaksanakan oleh Pengurus,
Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Tempat Kerja
Industri Kimia
Industri Manufaktur
Industri Farmasi & Obat
Percetakan
Kantor Pos
Laboratorium
Sekolah
dll.
1.
KONDISI MESIN-MESIN, ALAT-ALAT KERJA, DAN
PERALATAN LAINNYA
2.
KONDISI DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN
(BAHAN BAKU, PROSES, PRODUK, PENYIMPANAN,
dll.)
3.
LINGKUNGAN KERJA
4. SIFAT PEKERJAAN
5. PROSEDUR CARA KERJA PERSONIL (UMUM)
6. PROSEDUR DAN PROSES PRODUKSI (KHUSUS)
PENANGANAN BAHAN DI INDUSTRI KIMIA
PENANGANAN BAHAN DI INDUSTRI KIMIA
Mengetahui
Mengetahui
sifat
sifat
-
-
sifat
sifat
bahan
bahan
secara
secara
khusus
khusus
,
,
sebaiknya
sebaiknya
dalam
dalam
bentuk
bentuk
MSDS
MSDS
(
(
Material Safety Data Sheet
Material Safety Data Sheet
)
)
Membangun
Membangun
AWARENESS
AWARENESS
dan
dan
BUDAYA KERJA yang
BUDAYA KERJA yang
positif
positif
Lokasi
Lokasi
dan
dan
Penempatan
Penempatan
Bahan
Bahan
yang
yang
benar
benar
Sistem
Sistem
Ventilasi
Ventilasi
Gudang
Gudang
dan
dan
Ruang
Ruang
Kerja
Kerja
Sistem
Sistem
Saluran
Saluran
Air
Air
dan
dan
Pembuangan
Pembuangan
Limbah
Limbah
Sistem
Sistem
Keamanan
Keamanan
Pekerja
Pekerja
Pelabelan
Pelabelan
Bahan
Bahan
Penanganan
Penanganan
terhadap
terhadap
Kebocoran
Kebocoran
Penanganan
Penanganan
terhadap
terhadap
Kebakaran
Kebakaran
Penanganan
Penanganan
terhadap
terhadap
Ledakan
Ledakan
Implementasi K3 di Industri
IMPLEMENTASI
•
Belum optimal
•
Kecenderungan semakin baik
KENDALA dan TANTANGAN
•
Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan K3 masih
belum efektif dan menyeluruh
•
Sistem pelaporan K3 belum dilaksanakan sesuai peraturan yang
berlaku
•
Penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan perundangan K3
sangat lemah.
•
Kesadaran dan komitmen pengusaha dan pekerja terhadap K3 masih
belum tinggi, K3 masih dianggap sebagai beban belum sebagai
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
a.
MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA
DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS
b.
MEMAKAI
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD) YANG
DIWAJIBKAN
c.
MEMENUHI DAN MENTAATI SYARAT K3 YANG
DIWAJIBKAN
d.
MEMINTA PENGURUS MELAKSANAKAN SEMUA
SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN
e.
KEBERATAN UNTUK BEKERJA APABILA SYARAT K3
DAN ALAT PERLINDUNGAN YANG WAJIB DIGUNAKAN
DIRAGUKAN KEMAMPUAN-NYA
KEWAJIBAN PENGUSAHA/PENGURUS
a.
SECARA TERTULIS MEMASANG SEMUA SYARAT
KESELAMATAN KERJA YANG DIWAJIBKAN
DITEMPAT KERJA
b. MEMASANG GAMBAR-GAMBAR KESELAMATAN
KERJA
c.
MENYEDIAKAN
APD
YANG DIWAJIBKAN SECARA
CUMA-CUMA
Peraturan Menteri ini mewajibkan pengusaha atau pengurus
tempat kerja yang mempekerjakan 100 orang pekerja atau lebih
atau menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai risiko besar terjadi peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radioaktif membentuk P2K3.
Keanggotaan P2K3 adalah unsur pengusaha dan unsur pekerja.
Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 dari perusahaan yang
bersangkutan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 04 Tahun 1987:
Tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata-
cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, terdiri dari 16 pasal.
PROGRAM KERJA TENTANG K3
Æ
DIRENCANAKAN DENGAN BAIK, REALISTIS DAN HASILNYA
DAPAT DIUKUR
Æ
DAPAT MENANGGAPI KELUHAN/ KEPRIHATINAN BAIK YANG
BERASAL DARI PEKERJA MAUPUN DARI PENGUSAHA
HAL BERIKUT DAPAT MENJADI AGENDA:
•
ANALISIS LAPORAN INSPEKSI DAN MONITORING TEMPAT
KERJA
•
REKAM DATA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
•
PENYELIDIKAN DAN ANALISIS KECELAKAAN
•
BAHAYA-BAHAYA TERHADAP KESEHATAN
•
HAL YANG MENJADI KEPRIHATINAN BAIK PENYELIA MAUPUN
PEKERJA
•
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN LATIHAN UNTUK PEKERJA,
TUGAS MAHASISWA #1
TUGAS MAHASISWA #1
Setiap
Setiap
Mahasiswa
Mahasiswa
WAJIB
WAJIB
mengetahui
mengetahui
Landasan
Landasan
Hukum
Hukum
tentang
tentang
K3,
K3,
terutama
terutama
dalam
dalam
Perusahaan,
Perusahaan,
Industri
Industri
Kimia
Kimia
dan
dan
Industri
Industri
Konstruksi
Konstruksi
Setiap
Setiap
Mahasiswa
Mahasiswa
WAJIB
WAJIB
mencari
mencari
“
“
sumber
sumber
”
”
teks
teks
asli
asli
tentang
tentang
UU
UU
dan
dan
PERMENNAKER yang
PERMENNAKER yang
telah
telah
dijelaskan
dijelaskan
Setiap
Setiap
Mahasiswa
Mahasiswa
bersiap
bersiap
untuk
untuk
menghadapi
menghadapi
TUGAS
TUGAS
dan
dan
STUDI KASUS yang
STUDI KASUS yang
akan
akan
diberikan
diberikan
Bentuk
Bentuk
Tugas
Tugas
: ANALISIS, REKOMENDASI, KAJIAN,
: ANALISIS, REKOMENDASI, KAJIAN,
STUDI LITERATUR,
STUDI LITERATUR,
dll
dll
.
.
Keluaran
Keluaran
dari
dari
Tugas
Tugas
yang
yang
diberikan
diberikan
berupa
berupa
: HARDCOPY
: HARDCOPY
dan
dan
SOFTCOPY (file MS
SOFTCOPY (file MS
-
-
Word)
Word)
Tugas
Tugas
-
-
tugas
tugas
yang
yang
akan
akan
diberikan
diberikan
,
,
akan
akan
dikoordinasikan
dikoordinasikan
dengan
Visi, Misi, Kebijakan,
Strategi dan Program Kerja
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Nasional
2007 - 2010
2
3
Pertama-tama saya menyambut baik atas disusunnya Visi, Misi, Kebijakan, Strategi
dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional oleh DK3N yang
difasilitasi ILO dan didukung oleh DPN Apindo. Semoga hal tersebut menjadi pedoman
dasar bagi semua pihak dalam pembangunan menuju Indonesia yang berbudaya K3
dalam berkarya.
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti
kita ketahui bahwa kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses
produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada
masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal.
Apabila kita lakukan analisis secara mendalam maka kecelakaan, peledakan, kebakaran
dan penyakit akibat kerja pada umumnya disebabkan tidak dijalankannya syarat-syarat
K3 secara baik dan benar.
Upaya-upaya yang telah kita laksanakan selama ini berupa pembuatan dan
pembaharuan peraturan perundangan, standar teknis, pengawasan, pembinaan,
penyuluhan dan sosialisasi telah berhasil meningkatkan kesadaran pimpinan perusahaan
dan pekerja pada umumnya tentang manfaat pelaksanaan K3, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Hal tersebut belum lengkap rasanya apabila
koordinasi dari masing-masing sektor tidak dilaksanakan dengan baik sehingga semua
berjalan sendiri-sendiri sesuai kepentingan masing-masing.
SAMBUTAN
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia
4
Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang kemudian
diamandemen dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
No. 25 Tahun 2000 yang memberikan wewenang operasional sepenuhnya kepada daerah,
maka dalam implementasinya di lapangan muncul berbagai macam penafsiran yang
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pengawasan norma K3 sebagaimana
dimaksud dalam jiwa Undang-Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970.
Untuk itu dengan adanya Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program K3 Nasional
ini dapat menyatukan persepsi dan memperlancar pelaksanaan K3 di Indonesia. Siapapun
yang berkepentingan dalam hal K3 tetap berpedoman kepada peraturan yang
memayunginya, yaitu Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan Visi, Misi, Kebijakan,
Strategi dan Program K3 Nasional ini, saya menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih.
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
5
Dewasa ini pembangunan nasional tergantung banyak kepada kualitas, kompetensi
dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk praktisi keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan daya saing yang baik agar
dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor yang
harus dibina sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat
khususnya dalam dunia kerja.
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita
penyakit akibat kerja, kematian 2,2 juta serta kerugian finansial sebesar 1,25 triliun USD.
Di Indonesia menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002 – 2005
terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5.000 kematian, 500 cacat tetap dan
kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Kompensasi ini adalah sebagian dari kerugian
langsung dari 7,5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek.
Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari
Rp. 2 triliun di mana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. Dengan kata lain
inilah hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO
menyatakan bahwa dari tingkat
“competitiveness”
karena faktor K3 Indonesia adalah
negara ke 2 dari bawah dari lebih 100 negara yang disurvei.
Dunia usaha dewasa ini diminta oleh masyarakat dunia untuk melaksanakan “
Decent
Work”, “Global Compact”, “Corporate Social Responsibility”
di mana salah satu faktor
yang penting adalah K3. Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, Program K3 Nasional ini
dimaksudkan untuk lebih mendorong dunia usaha dan dunia kerja Indonesia selalu didasari
budaya K3 sesuai peraturan perundangan dan standar nasional dan internasional.
Pelaksanaannya memerlukan koordinasi dan harmonisasi antar berbagai sektor terkait
khususnya di kalangan otoritas pemerintah.
PENGANTAR
Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Nasional (DK3N)
6
Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Semoga semua sektor terkait dapat melaksanakan program K3 secara terpadu,
koordinatif, dan terjadi harmonisasi, sehingga budaya K3 dalam kehidupan berbangsa
dan berkarya dapat berlangsung sebaik-baiknya. Hal ini sejalan dengan telah keluarnya
Konvensi ILO No. 187 dan Rekomendasi ILO No. 197 tentang
Promotional Framework
for Occupational Safety and Health
.
Untuk menuju dunia usaha dan dunia kerja yang berbudaya K3 serta terlaksananya
implementasi peraturan perundangan K3 di Indonesia, maka Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) sebagai institusi tripartit ekstra struktural memprakarsai
untuk menyusun Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, dan Program Kerja K3 Nasional. Hal ini
dilakukan mengingat DK3N dibentuk oleh pemerintah dengan surat Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I setiap 2 (dua) tahun, dengan keanggotaan 10 anggota
kelompok pemerintah (dari berbagai Departemen), 10 anggota dari kelompok pengusaha
(dari berbagai sektor), dan 10 anggota dari serikat pekerja/serikat buruh (dari berbagai
SP/SB).
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah
terlibat dan membantu khususnya kepada DPN APINDO dan kantor ILO Jakarta.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membimbing bangsa kita menuju masyarakat
yang adil, sejahtera berdasarkan Pancasila. Amin.
Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional
Ketua
7
Visi :
Terwujudnya budaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di
Indonesia
Misi :
1. Meningkatkan koordinasi yang
sinergis antar pengandil
(stakeholders) bidang K3
2. Meningkatkan kemandirian
dunia usaha dalam menerapkan
K3
3. Meningkatkan kompetensi dan
daya saing tenaga kerja di
bidang K3
VISI – MISI
8
Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Kebijakan
1. Peningkatan koordinasi berdasarkan kemitraan
yang saling mendukung.
2. Pemberdayaan pengusaha, tenaga kerja dan
pemerintah agar mampu menerapkan dan
meningkatkan budaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan
regulator.
4. Penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari manajemen
perusahaan.
5. Pemahaman dan penerapan norma
keselamatan dan kesehatan kerja yang
berkelanjutan.
Strategi
1. Meningkatkan komitmen pengusaha dan
tenaga kerja di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Meningkatkan peran dan fungsi semua sektor
dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
9
3. Meningkatkan kemampuan, pemahaman, sikap
dan perilaku budaya keselamatan dan kesehatan
kerja dari pengusaha dan tenaga kerja.
4. Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja
melalui manajemen risiko dan manajemen perilaku
yang berisiko.
5. Mengembangkan sistem penilaian keselamatan
dan kesehatan kerja (Audit SMK3) di dunia usaha.
6. Mendampingi dan menguatkan usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) dalam menerapkan dan
meningkatkan budaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
7. Meningkatkan penerapan sistem informasi
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi.
8. Memberikan pemahaman mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja sejak usia dini hingga
pendidikan tinggi.
9. Meningkatkan peran organisasi profesi, perguruan
tinggi, praktisi dan komponen masyarakat lainnya
dalam peningkatan pemahaman, kemampuan,
sikap, perilaku budaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
10. Meningkatkan integrasi keselamatan dan
kesehatan kerja dalam semua bidang disiplin ilmu.
10
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
PROGRAM KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) NASIONAL
2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 1. Koordinasi dan sinergi antar pengandil 1.1 Peningkatan koordinasi K3 nasional i. Revitalisasi Dewan keselamatan dan kesehatan kerja nasional (DK3N) yang independen dengan Keppres. ii. Bentuk Dewan
K3 tingkat propinsi dan Kab/Kota yang independen dengan SK Gub/ Bupati. iii. Peningkatan kerjasama antar departemen. iv. Susun tugas,
kompetensi dan tanggung jawab anggota Dewan K3 Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota. DK3N, Depnakertrans, dan instansi teknis yang terkait. • Keluarnya Keppres tentang DK3N. • Tersusun tata kerja tugas, tanggung jawab dan kompetensi keanggotaan dewan keselamatan dan kesehatan kerja nasional/ provinsi/ kabupaten/ kota. APBN
11
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 1.2 Peningkatan koordinasi K3 antar Pusat, Provinsi, Kabupaten/ kota Advokasi K3 kepada penentu kebijakan dari Pusat dan Daerah.
DK3N,
Depnakertrans, dan instansi teknis yang terkait. Terjalinnya komunikasi antara DK3N dengan penentu kebijakan di pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. APBN 2.1. Evaluasi semua peraturan dan perundangan K3 Mengkaji semua peraturan perundangan K3 yang sudah tidak sesuai.
DK3N,
Depnakertrans, dan instansi teknis yang terkait, akademisi, asosiasi profesi, LSM, DPN APINDO, SP/SB. Terinventarisasinya peraturan, perundangan K3 yang tidak sesuai.
APBN 2. Harmonisasi peraturan, perundangan, standar dan pedoman bidang K3 2.2. Penyusunan peraturan perundangan K3 yang harmonis dan terintegrasi i. Amandemen UU No. 1 Tahun 1970, dan peraturan perundangan lainnya ii. Perbaikan peraturan yang tidak sesuai dengan mekanisme tripartit DK3N, Depnakertrans, dan instansi teknis yang terkait. Terbitnya Peraturan perundangan K3 yang sesuai dengan kondisi saat ini. APBN
12
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 2.3. Penyusunan pedoman pelaksanaan K3 Menyusun pedoman pelaksanaan K3 dengan melibatkan departemen teknis terkait (terpadu) dengan prioritas di bidang industri, pertanian, kehutanan, perikanan, perhubungan, pertambangan, jasa. DK3N, Depnakertrans, Dep Teknis terkait, akademisi, asosiasi profesi. Tersusun pedoman pelaksanaan K3 di sektor prioritas. APBN 2.4 Penyusunan standar K3 - Agar memperhatikan konvensi ILO tentang K3, yaitu Konvensi No. 187, 155, 161, dan 81. DK3N, Depnakertrans, BSN, Dep Teknis terkait, akademisi, asosiasi profesi. Tersusun 5 SNI bidang K3 setiap tahun. APBN Menyusun standar K3 menjadi SNI, dengan melibatkan departemen teknis terkait (terpadu).
13
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 3.1 Menguatkan peran dan fungsi kelembagaan pengawasan K3 i. Meningkatkan koordinasi pengawas antar departemen. ii. Laporan tahunan
hasil pengawasan dianalisis dan dipublikasikan untuk dijadikan indikator kepatuhan pelaksanaan K3. Depnakertrans dan departemen teknis lainnya. 50% perusahaan mematuhi peraturan perundangan K3 pada 2010. APBN 3.2 Menguatkan peran dan fungsi sumber daya manusia (SDM) pengawasan K3 3. Peningkatan peran dan fungsi pengawasan Keselamatan dan kesehatan kerja i. Menginventaris, meningkatkan kualitas dan kuantitas Pengawas K3 di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan perusahaan. ii. Pengawas berfungsi Sebagai inspektor, mitra dan pembimbing K3 di perusahaan.
14
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 4.1.Peningkatan komitmen Pengusaha dan pekerja dalam pelaksanaan K3. Perusahaan membuat kebijakan K3 dan membentuk P2K3. DK3N, Depnakertrans, DPN Apindo, SP/SB. 50% perusahaan telah membuat kebijakan K3 yang tertulis pada 2010. SWADANA 4.2. Pemberda-yaan lembaga dan SDM K3 di dunia usaha DK3N, Depnakertrans, instansi teknis terkait, Asosiasi Profesi DK3N, Depdag, SP/ SB. • 50% perusahaan sudah membentuk P2K3 pada 2010. • 50% perusahaan besar melaksanakan K3 yang terintegrasi dalam manajemen pada 2010. • 50% perusahaan melaksanakan K3 pada 2010. APBN – SWADANA 4. Pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja di dunia usaha i. Membentuk dan melatih P2K3. ii. Membentuk P2K3 dikaitkan dengan izin usaha. iii. Integrasi SMK3 di organisasi dan manajemen perusahaan dikaitkan dengan perizinan. iv. Mendampingi perusahaan yang memerlukan pendampingan dalam pelaksanaan K3.
15
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 4.3.Penghargaan bagi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Pelaksanaan K3 Pemberian penghargaan dan kemudahan kepada perusahaan yang berhasil melaksanakan K3 dengan baik (mis. keringanan pajak, premi asuransi). DK3N, Depnaker, Depkeu, Jamsostek, SP/SB. 10% perusahaan di Indonesia mendapatkan penghargaan nihil kecelakaan pada tahun 2010. APBN -SWADANA Terlaksana 2008 4.4 Pelaksanaan K3 di sektor berisiko tinggi dan/ atau padat karya. i. Menyusun pedoman K3. ii. Memberikan pelatihan K3 kepada pengusaha dan pekerja. iii. Menyusun rencana tanggap darurat kawasan/ wilayah. DK3N, Depnakertrans, Pemda, Dep Teknis terkait, akademisi, asosiasi profesi. APBN -SWADANA 4.5 Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di i. Pelaksanaan K3 di UMKM dengan melibatkan fasilitas DK3N, Depnakertrans, Depkes, asosiasi profesi, Jamsostek, Dep UMKKop, Depkominfo APBN -SWADANA 25% kelompok UMKM melaksanakan K3 pada 2010.
16
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). kesehatan masyarakat (mis. Puskesma, Pos UKK) yang tersedia dan kelompok UMKM (mis. kelompok tani, pengrajin, pedagang asongan dan kakilima). ii. Melaksanakan sosialisasi, informasi K3 kepada pengusaha, pekerja. iii. Menyusun pedoman K3 bagi masing-masing kelompok UMKM. iv . Memberikan pelatihan K3 kepada pengusaha dan pekerja.
17
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 4.6 Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor pemerintahan i. Menyusun pedoman K3 bagi instansi pemerintah. ii. Memberikan pelatihan K3 kepada pegawai pemerintah. iii. Mengikutkan pegawai pemerintah dalam sistem asuransi tenaga kerja. DK3N, KORPRI, Depnakertrans, Depkes, BKN, Askes, Jamsostek. • 50% departemen melaksanakan K3 pada 2010. • 75% pegawai pemerintah menjadi peserta asuransi kecelakaan kerja pada 2010. APBN 5.1 Sosialisasi, informasi K3 DK3N, Depnakertrans, Depdagri, Depkes, Apindo, SP/SB. Turunnya angka kecelakaan kerja sebanyak 50% dari tahun 2006 pada 2010. SWADANA v. Mengikutkan pekerja UMKM dalam sistem asuransi tenaga kerja. 5. Pemeliharaan K3 dan peningkatan kompetensi K3 Penyelenggaraan Hari K3 setiap hari senin dengan kegiatan sosialisasi, dan informasi K3.
18
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan Semua media diupayakan membuat rubrik tentang keselamatan dan kesehatan kerja. DK3N, Depnakertrans, Depkominfo, Depkes, akademisi, asosiasi profesi. 50% media telah memuat rubrik tentang K3 pada 2010. SWADANA 5.2 Penetapan standar kompetensi K3 dan institusi pelatihan K3 DK3N, asosiasi profesi, perguruan tinggi, BNSP. 10.000 tenaga K3 tersertifkasi pada 2010. APBN-SWADANA i. Membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) K3. ii. Membentuk Lembaga Diklat Profesi (LDP) K3. iii. Menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang K3. • Terealisir LSP K3. 2007. • Terealisir LDP K3 2007. 5.3 Pengenalan K3 di semua sektor melalui penyediaan website, buku, dan media lainnya. DK3N, Depnakertrans, Dep/lembaga Teknis terkait, BKN 50% departemen melaksanakan K3 pada 2010 APBN i. Pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di pemerintahan.
19
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan ii. Pengenalan K3 di lingkungan pengusaha dan pekerja. DK3N, Depnakertrans, Sektor, asosiasi profesi, akademisi, DPN APINDO, SP/ SB. 50% perusahaan melaksanakan K3 pada 2010. APBN-SWADANA 6.1 Pembentukan sistem informasi K3 nasional terpadu DK3N, Depnakertrans, departemen teknis terkait, asosiasi profesi. • Tersusunnya data K3 pada 2010. • 50% perusahaan telah melaporkan dengan APBN 6. Pelaksanaan sistem informasi Keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu i. Menetapkan alur pelaporan K3 dari perusahaan/ tempat kerja ke kabupaten/ kota, provinsi dan pusat. iii. Pengenalan K3
dari usia dini, sekolah dan perguruan tinggi. iv. Meningkatkan peran organisasi profesi. v. Meningkatkan kompetensi praktisi K3. DK3N, Depnakertrans, Depdiknas, Sektor, asosiasi profesi, akademisi. • 50% sekolah dan perguruan tinggi menerapkan materi K3 dalam kurikulum pendidikan pada 2010. • 10.000 tenaga praktisi K3 tersertifikasi. APBN-SWADANA
20
V
isi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 - 2010
Program Utama Sub Program Strategi Pelaksanaan
Institusi
Penanggungjawab Target Indikator
Sumber pembiayaan 6.2 Pembentukan pusat informasi K3 nasional DK3N, Depkominfo., Depnakertrans, Depkes, asosiasi profesi. i. Dibentuk pusat informasi K3 nasional sebagai institusi di bawah DK3N. ii. Membuat formulir dan prosedur pelaporan baku yang simpel dan mudah dilaksanakan dengan melibatkan semua sektor. formulir dan prosedur baku pada 2010. Peningkatan kegiatan komunikasi informasi K3 sebanyak 50% pada 2010.