• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis, Topografi, dan Iklim

Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107°52’ - 108°36’ bujur timur dan 6°15’ - 6°40’ lintang selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Barat : Kabupaten Subang; 2) Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon; 3) Sebelah Utara : Laut Jawa;

4) Sebelah Selatan : Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang.

Luas wilayah Kabupaten Indramayu adalah 197.115 km2 atau 15,5% dari luas Provinsi Jawa Barat yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu mencakup 31 kecamatan (Pasekan, Indramayu, Sindang, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, Krangkeng, Arahan, Patrol, Cantigi, Lohbener, Lelea, Losarang, Kandanghaur, Sukra, Anjatan, Haurgeulis, Gantar, Bangodua, Cikedung, Trisi, Kertasmaya, Widasari, Sliyeg, Gabus Wetan, Kedokan Bunder, Kroya, Tukdana, Sukagumiwang, Bongas, dan Jatibarang), 307 desa, dan 8 kelurahan). Berdasarkan topografinya Kabupaten Indramayu merupakan daerah pantai dengan permukaan tanah landai dengan ketinggian tanahnya berkisar 0-100 m di atas permukaan laut dan sebagian besar wilayah (89,70%) dari luas wilayahnya berada pada ketinggian 0-3 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 0-2%. Secara garis besar topografi Kabupaten Indramayu dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: dengan ketinggian berkisar 0-7 m di atas permukaan laut terdapat di bagian Utara, bagian tengah memiliki ketinggian berkisar 7-25 m di atas permukaan laut, dan sebagian kecil di bagian Selatan memiliki ketinggian berkisar 25-100 m di atas permukaan laut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2011).

Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pantai dibagian utara Pulau Jawa membuat iklim di Kabupaten Indramayu panas dan suhu udaranya menjadi cukup tinggi berkisar antara 22,9°-30°C. Kabupaten Indramayu memiliki suhu udara rata-rata harian berkisar antara 27°-34°C, suhu udara harian

(2)

tertinggi mencapai 30°C, dan suhu udara harian terendah mencapai 18°C. Kelembaban udara di Kabupaten Indramayu berkisar 70-80%. Kabupaten Indramayu memiliki curah hujan rata-rata tahunan 1.587 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 91 hari dalam setahun, curah hujan tertinggi sekitar 2.008 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 84 hari dalam setahun, dan curah hujan terendah sekitar 1.063 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 68 hari dalam setahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2011).

4.2 Keadaan Umum Perikanan

Kegiatan perikanan di Kabupaten Indramayu meliputi perikanan laut, perikanan perairan umum (sungai dan danau), dan perikanan budidaya. Pada sub bab ini akan dibahas tentang perikanan laut (kondisi umum Pantai Indramayu dan unit penangkapan ikan Kabupaten Indramayu).

4.2.1 Kondisi umum Pantai Indramayu

Kabupaten Indramayu terletak di pantai utara Pulau Jawa yang memiliki luas kawasan pesisir sebesar 68.703 km2 atau 35% dari luas seluruh kabupaten dan garis pantai terpanjang di Provinsi Jawa Barat dengan panjang pantai sebesar 114 km yang terbentang dari Kecamatan Sukra sampai Kecamatan Kerangkeng dan dikenal sebagai daerah maritim. Profil melintang pantai dari garis pantai ke arah laut relatif landai dan pantainya berpasir halus. Tipe pasang-surut pesisir di wilayah Kabupaten Indramayu adalah campuran semi diurnal, dimana dalam sehari semalam terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan ketidaksamaan dalam tinggi oleh pasang harian tunggal serta memiliki proses sedimentasi yang cukup besar. Kabupaten Indramayu memilki arus maksimum pada kondisi menuju pasang (flood tide) dengan magnitudo sebesar 0,65 knots dan arah 299º (Barat-Barat laut). Arus maksimum pada kondisi menuju surut (Ebb tide) memiliki magnitudo sebesar 0,4 knots dengan arah 145º (Tenggara-Selatan). Kabupaten Indramayu memiliki 3 (tiga) musim dalam setahun, yaitu: musim Timur yang terjadi pada bulan Mei-September, musim Barat yang terjadi pada bulan Desember-Februari, dan musim peralihan yang terjadi pada bulan Maret-April dan Oktober-November (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011).

(3)

Kabupaten Indramayu memiliki 14 (empat belas) aliran sungai yang mengalir. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana pendukung bagi kegiatan PPI yang ada di Kabupaten Indramayu, lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Pangkalan pendaratan ikan di Kabupaten Indramayu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lokasi PPI Eretan Wetan Muara Sungai Cilanang PPI Eretan Kulon Muara Sungai Cilanang PPI Ujung Gebang Muara Sungai Sewo PPI Cangkring Muara Sungai Cipanas PPI Juntinyuat Muara Sungai Glayem PPI Limbangan Muara Sungai Gabus

PPI Bugel Muara Sungai Bugel

PPI Bedahan/Brondong Muara Sungai Pancer Song/Pancer Payang PPI Karangsong Muara Sungai Praja Gumiwang

PPI Singaraja Muara Sungai Prawira Kepolo PPI Majakerta Muara Sungai Gebang Sawit

PPI Lombang Muara Sungai Gabus

PPI Tegal Agung Muara Sungai Tegal Agung

PPI Dadap Muara Sungai Kamal

Sumber : http://www.dkp.go.id (2007) dalam Fitriyah (2008) 4.2.2 Unit penangkapan ikan Kabupaten Indramayu.

Keberhasilan operasional penangkapan ikan tidak lepas dari pengaruh unit penangkapan ikan. Komponen tersebut saling berhubungan dan tidak dapat berdiri sendiri dan dipisahkan satu sama lain. Adapun komponen unit penangkapan ikan tersebut terdiri atas nelayan, kapal, dan alat tangkap.

1) Nelayan

Kabupaten Indramayu dalam bidang perikanan tangkapnya dapat menyerap tenaga kerja/nelayan sebanyak 37.091 orang. Nelayan Indramayu terdiri atas nelayan pemilik dan nelayan buruh (nahkoda dan Anak Buah Kapal (ABK)). Kegiatan perikanan laut pada tahun 2010 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.032 orang atau naik 2,78% dari tahun sebelumnya. Tahun 2011 nelayan di Indramayu mengalami kenaikan sebesar 3,94% atau sebanyak 1.462 orang dari tahun 2009. Jumlah nelayan Indramayu berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

Tabel 5 Data nelayan di Kabupaten Indramayu tahun 2011

Kecamatan Jumlah nelayan (orang) Jumlah

<5 GT 6-10 GT 11-30 GT 31-50 GT >50 GT Pasekan 1.211 21 - - - 1.232 Indramayu 5.088 1.562 2.106 1.612 75 10.443 Sindang 614 - - - - 614 Balongan 520 456 - - - 976 Juntinyuat 5.019 .184 4.152 2.441 - 11.796 Karangampel 377 138 - - - 515 Arahan 51 - - - - 51 Cantigi 2.133 - - - - 2.133 Losarang 46 - - - - 46 Kandanghaur 6.127 - 2.723 - - 8.850 Patrol 656 - - - - 656 Sukra 668 - - - - 668 Lohbener 143 - - - - 143

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

- = tidak ada

Berdasarkan Tabel 5, jumlah nelayan terbanyak terdapat di Kecamatan Juntinyuat karena Kecamatan Juntinyuat merupakan daerah perikanan paling potensial di Kabupaten Indramayu kemudian disusul oleh Kecamatan Indramayu dan Kandanghaur, dan jumlah nelayan paling sedikit terdapat di Kecamatan Losarang. Jumlah penduduk Indramayu tahun 2011 yang bermata pencaharian sebagai nelayan sebanyak 38.123 orang. Mata pencaharian sebagai nelayan sangat diminati di Indramayu diantaranya karena tidak membutuhkan batas pendidikan, keahlian khusus, dan tidak membutuhkan modal yang banyak.

2) Kapal

Kapal merupakan unit penangkapan ikan yang digunakan sebagai alat transportasi menuju daerah penangkapan ikan. Jenis kapal di Indramayu berdasarkan ukuranya, diklasifikasikan menjadi enam jenis yaitu kapal berukuran 0-5 GT, 6-10 GT, 11-20 GT, 21-30 GT, 31-50 GT, dan 51-100 GT. Berdasarkan ukuran tersebut, pada umumnya di Indramayu kapal yang berukuran < 20 GT memiliki mesin yang dapat dilepas dari badan kapal atau biasa disebut kapal motor tempel dan kapal yang berukuran > 30 GT memiliki mesin yang permanen atau biasa disebut kapal motor. Jumlah armada kapal di Indramayu pada tahun 2009-2011 secara berurutan sebanyak 6.047 unit, 6.062 unit, dan 6.066 unit. Jumlah dan jenis kapal di Kabupaten Indramayu berdasarkan kecamatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

(5)

Tabel 6 Data kapal di Kabupaten Indramayu tahun 2011

Kecamatan Jumlah Kapal (unit)

0-5 GT 6-10 GT 11-20 GT 21-30 GT 31-50 GT 51-100 GT Pasekan 123 214 - - - - Indramayu 423 611 184 78 141 5 Sindang 102 78 - - - - Balongan 114 97 - - - - Juntinyuat 502 374 117 90 66 Karangampel 53 100 - - - - Arahan 17 - - - - - Cantigi 405 40 - - - - Losarang 262 44 - - - - Kandanghaur 1.002 502 - - - - Patrol 65 100 - - - - Sukra 50 107 - - - -

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

- = tidak ada

Tabel 6 tersebut menunjukan bahwa kecamatan yang memiliki semua jenis kapal dengan ukuran 0-100 GT adalah Kecamatan Indramayu. Kemudian disusul oleh Kecamatan Juntinyuat. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan di Kecamatan Indramayu dan Juntinyuat merupakan daerah paling potensial di Kabupaten Indramayu dalam bidang perikanan tangkapnya. Jenis kapal yang paling banyak terdapat di Kabupaten Indramayu pada tahun 2011 adalah kapal yang berukuran 0-5 GT sebesar 51,4% dari total kapal yang terdapat di Indramayu, yaitu 3118 unit. Jumlah kapal terbanyak terdapat pada Kecamatan Kandanghaur yaitu mencapai 1.002 unit. Umumnya, kapal yang digunakan di Indramayu adalah kapal yang berukuran 0-5 GT dan 6-10 GT. Lama trip kapal-kapal tersebut cuma satu hari (one day fishing), berangkat pagi (jam 03.00) dan pulang sore (jam 15.00-17.00) karena daerah penangkapan ikannya hanya di sekitar Perairan Indramayu.

3) Alat tangkap

Jenis alat tangkap yang digunakan pada setiap daerah pasti berbeda-beda, hal itu tergantung pada kondisi daerah tersebut. Tahun 2009-2010 berturut-turut jumlah alat tangkap di Kabupaten Indramayu adalah 7.284 unit dan 7.299 unit, kemudian mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebesar 25% menjadi 9.133 unit pada tahun 2011. Berikut adalah jumlah dan jenis alat tangkap yang ada di Kabupaten Indramayu berdasarkan kecamatan tahun 2011.

(6)

Tabel 7 Jumlah dan jenis alat tangkap di Kabupaten Indramayu tahun 2011 Kecamatan

Jumlah Jenis Alat Tangkap

Payang Dogol Pukat

Pantai

Pukat Cincin

Gillnet Jaring Kelitik

Bubu Pancing Sero Alat

Lainya Pasekan - - - - 154 20 - - - 167 Indramayu 14 2 106 12 1.622 35 996 604 20 21 Sindang - - - - 80 - - - - 100 Balongan - - 10 - 99 15 - - - 88 Juntinyuat 650 52 79 69 119 - - - - 189 Karangampel 33 - - 3 99 - 404 - - 41 Arahan - - - 8 21 Cantigi - - 212 2 52 - - - 50 138 Losarang - - 237 - 79 - - - - 98 Kandanghaur 242 86 529 101 102 289 - 396 - 220 Patrol 15 - - - 87 45 - - - 34 Sukra - - - - 97 - - - - 70

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

- = tidak ada

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah alat tangkap tertinggi terdapat pada Kecamatan Indramayu yaitu mencapai 3.432 unit. Hal tersebut dapat terjadi karena di Kecamatan Indramayu terdapat semua jenis ukuran kapal, oleh karena itu semua alat yang digunakan di Kabupaten Indramayu terdapat di Kecamatan Indramayu. Alat tangkap yang paling banyak digunakan dan hampir terdapat disetiap kecamatan adalah gillnet, dengan jumlah sebanyak 2.590 unit. Gillnet banyak digunakan oleh nelayan Indramayu, antara lain karena dalam operasi penangkapannya tidak membutuhkan kapal yang besar, orang yang banyak, dan metode pengoperasiannya juga mudah.

4.3 Keadaan Umum PPP Dadap

4.3.1 Letak geografis, topografi, dan iklim.

PPP Dadap terletak di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Letak yang strategis dan fasilitas yang mendukung membuat PPP Dadap menjadi pilihan bagi nelayan-nelayan untuk mendaratkan hasil tangkapannya. PPP Dadap merupakan satu-satunya pelabuhan perikanan yang mempunyai konstruksi menjorok ke laut serta memiliki fasilitas yang memadai, membuat kapal-kapal perikanan merasa aman dan nyaman untuk bersandar di PPP Dadap. Secara geografis Desa Dadap terletak pada titik koordinat 06° 15’ Lintang Selatan dan 108° 15’ Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah Desa Dadap adalah sebagai berikut:

(7)

2) Sebelah Timur : Desa Benda, 3) Sebelah Selatan : Desa Sendang, dan 4) Sebelah Utara : Laut Jawa

Desa Dadap memiliki luas sebesar 215 ha yang terdiri atas 86 ha tanah darat (6 ha pekarangan dan 80 ha lain-lain) dan 129 ha tanah sawah. Desa Dadap merupakan dataran rendah karena memiliki ketinggian hanya 1 m di atas permukaan laut (dpl). Curah hujan rata-rata Desa Dadap sebesar 185,17mm/tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak 11,3 hari dalam setahun. Jarak Desa Dadap ke

Ibukota Kecamatan sejauh 2 km, dengan Ibukota Kabupaten sejauh 22 km, dengan ibukota provinsi sejauh 207 km. Letak Desa Dadap berada tepat di pinggir laut menyebabkan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai nelayan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, 2011).

4.3.2 Unit penangkapan ikan PPP Dadap

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan perikanan di suatu daerah adalah unit penangkapan ikan. Dimana unit penangkapan ikan terdiri atas nelayan, kapal, dan alat tangkap.

1) Nelayan

Nelayan merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Nelayan di PPP Dadap terdiri atas nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal perikanan, sedangkan nelayan buruh adalah nelayan yang melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan kapal orang lain yang terdiri atas nahkoda dan anak buah kapal (ABK). Jumlah nelayan pemilik dan nelayan buruh yang ada di PPP Dadap tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 Jumlah nelayan Desa Dadap tahun 2007-2011 Tahun Jumlah Nelayan (orang)

Pemilik Buruh 2007 520 8.493 2008 520 8.493 2009 - - 2010 185 3.011 2011 231 3.215

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

(8)

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa jumlah nelayan pemilik dan nelayan buruh pada tahun 2007-2008 tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan untuk memiliki kapal perikanan memerlukan modal besar. Begitu juga dengan nelayan buruh karena jumlah nelayan pemilik tidak berubah sehingga tidak ada penyerapan tenaga menyebabkan jumlah nelayan buruh juga tidak berubah.

Jumlah nelayan pemilik PPP Dadap pada tahun 2010 mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 64,42%, diantaranya karena banyak nelayan pemilik yang mengalami kerugian dan terlilit hutang sehingga untuk menutupinya mereka menjual kapal perikanan yang dimilikinya. Berbanding lurus dengan nelayan pemilik, nelayan buruh juga mengalami penurunan yang signifikan juga sebesar 64,55 %. Hal ini dikarenakan banyaknya kapal perikanan yang dijual, jadi kebutuhan tenaga kerja pun semakin berkurang sehingga banyak nelayan buruh berubah profesinya. menjadi wiraswasta, , pedagang, Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dll.

2) Kapal

Kapal merupakan unit penangkapan ikan yang digunakan nelayan sebagai alat transportasi menuju daerah penangkapan ikan. Kapal di PPP Dadap berbahan dasar dari kayu untuk semua ukuran. Jenis kapal di PPP Dadap berdasarkan ukurannya, diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu kapal yang berukuran < 10 GT, 10-30 GT, dan > 30 GT. Seperti pada umumnya di Kabupaten Indramayu, di PPP Dadap juga sama kapal yang berukuran < 10 GT termasuk jenis kapal motor tempel. Kapal motor tempel berarti kapal tersebut memiliki mesin yang dapat dilepas dari badan kapal (out board) yang terdiri atas Kapal Gemplo (alat tangkap payang), Kapal Ngrakad (alat tangkap pukat pantai), Kapal Nyilir (alat tangkap Gillnet), dan Kapal Arad (alat tangkap mini trawl). Kapal yang berukuran 10-30 GT, dan > 30 GT termasuk jenis kapal motor berarti kapal tersebut memiliki mesin yang permanen (in board) dan terdiri atas Kapal Unyil/Lowang (alat tangkap Gillnet), Kapal Dogol, dan Kapal Purse-seine (alat tangkap Purse-seine). Kapal > 10 GT mulai tahun 2008 statusnya saja kepemilikan orang Dadap, akan tetapi kapalnya berbasis di tempat lain. Jumlah kapal perikanan di PPP Dadap selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

(9)

Tabel 9 Jumlah kapal perikanan di Desa Dadap tahun 2007-2011 Tahun Jumlah kapal perikanan (unit)

< 10 GT 10-30 GT > 30 GT 2007 207 90 501 2008 207 90 501 2009 501 - 66 2010 421 11 18 2011 421 11 18

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

- = tidak ada data

Berdasarkan Tabel 9 di atas menunjukan bahwa pada tahun 2009 kapal yang berukuran >30 GT mengalami penurunan signifikan sebesar 86,83% atau sebesar 435 unit. Penurunan tersebut dikarenakan pada tahun sebelumnya pemilik kapal banyak yang mengalami kerugian, hasil yang didapat tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk perbekalan melaut sehingga pemilik kapal tidak ada pemasukan. Sedangkan biaya perawatan kapal dan lain-lain harus tetap ada dan tidak sedikit juga pemilik kapal yang terlilit hutang. Oleh sebab itu untuk menutupi hutang tersebut, mereka menjual kapalnya karena sudah tidak menguntungkan. Sebaliknya, kapal yang berukuran <10 GT mengalami kenaikan yang signifikan. Persentase kenaikannya sebesar 58,7% atau bertambah 294 unit. Hal ini disebabkan pada tahun sebelumnya hasil tangkapan yang didapat melimpah dan rata-rata pemilik kapal memperoleh keuntungan besar. Armada berukuran < 10 GT dipandang lebih memberikan keuntungan dan ditambah lagi untuk membuatnya tidak memerlukan modal besar sehingga banyak orang yang memiliki modal, menginvestasikan uangnya untuk membuat armada tersebut. 3) Alat tangkap

Alat tangkap merupakan unit penangkapan yang digunakan untuk menangkap ikan. Dimana jenis alat di setiap daerah berbeda-beda, tergantung bentuk dasar laut, jenis substrat, dan kebutuhan di daerah tersebut. Alat tangkap yang terdapat di PPP Dadap adalah pukat cincin, pukat pantai, payang, dan gillnet. Alat tangkap pukat cincin di Desa Dadap mulai tahun 2008 statusnya saja kepemilikan orang Dadap, akan tetapi kapalnya berbasis di Pandeglang-Banten. Alat tangkap pukat cincin untuk dapat melakukan operasi penangkapan ikan di Pandeglang-Banten terlebih dahulu harus membuat Surat Andon di Dinas

(10)

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang-Banten dengan syarat membawa surat pengantar dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Jumlah alat tangkap di Desa Dadap tahun 2007-2009 tidak mengalami perubahan yaitu 801 unit, dan pada tahun 2010 jumlah alat tangkap mengalami penurunan sebesar 32,6% menjadi 540 unit. Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang jumlah alat tangkap yang ada di Desa Dadap tahun 2007-2011.

Tabel 10 Jumlah alat tangkap di Desa Dadap tahun 2007-2011 Tahun Alat Tangkap (unit)

Pukat Cincin Pukat Pantai Payang Gillnet

2007 69 24 584 124

2008 69 24 584 124

2009 63 24 584 124

2010 21 193 269 57

2011 21 193 269 62

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011) Keterangan:

- = tidak ada

Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa jumlah alat tangkap pukat cincin, payang, dan gillnet yang terdapat di PPP Dadap dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan. Namun jumlah alat tangkap pukat pantai mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2007 di PPP Dadap hanya terdapat 24 unit meningkat menjadi 193 unit pada tahun 2011. Penurunan dan peningkatan jumlah alat tangkap berbanding lurus dengan jumlah kapal yang terdapat di Desa Dadap.

4.3.3 Fasilitas pelabuhan perikanan

Fasilitas yang terdapat di PPP Dadap umumnya dalam kondisi kurang terawat dan ada juga yang rusak. Adapun fasilitas yang kondisinya masih dalam keadaan baik adalah dermaga, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), tempat parkir, dan mushola. Berikut rincian fasilitas yang terdapat di PPP Dadap (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011):

1. Fasilitas pokok

1) Breakwater

PPP Dadap memiliki dua breakwater, pada sisi Barat dengan panjang 176 m dan pada sisi Timur memiliki panjang 200 m. Konstruksi breakwater PPP Dadap

(11)

adalah kombinasi tumpukan tetrapod dan tembok beton vertikal, jika dilihat secara melintang berbentuk trapesium. Adapun kondisi breakwater kurang terawat dan sedikit rusak.

2) Revetment/Talud

Revetment/Talud PPP Dadap memiliki panjang 600 m yang membentang di sisi kanan dan sisi kiri wilayah pelabuhan. Revetment/Talud PPP Dadap untuk sekarang dalam kondisi tidak baik.

3) Dermaga

Berdasarkan bentuk dan konstruksinya, dermaga PPP Dadap merupakan dermaga tipe T-jetty, memiliki konstruksi terbuat dari beton dengan panjang 120 m dan lebar 6 m. Kondisi dermaga masih dalam keadaan baik, tetapi kurang terawat.

4) Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan yang terdapat di PPP Dadap memiliki luas 500 m2. Kolam pelabuhan tersebut berupa cekungan yang terletak di antara 2 (dua) buah Breakwater dan memilki kedalaman 0 – 2 m. Adapun kondisi kolam pelabuhan kurang bagus karena banyak terjadi sedimentasi.

5) Jalan

Akses jalan di dalam PPP Dadap dari gerbang masuk pelabuhan sampai dermaga adalah sekitar 300 m dan beraspal. Kondisi jalan sekarang sedikit rusak dan banyak terdapat lubang di tengah-tengahnya.

6) Drainase

Drainase adalah fasilitas yang berfungsi menyalurkan air bersih untuk kebutuhan kapal. Drainase PPP Dadap memiliki dimensi lebar 30 cm, tinggi 40 cm, dan panjang 800 m. Kondisi fasilitas Drainase PPP Dadap sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi untuk sekarang.

2. Fasilitas fungsional 1) Gedung TPI

Luas gedung/bangunan TPI Dadap adalah 375 m2 yang terdiri atas tempat/ruang lelang, kantor TPI, dan tempat/ruang sortir ikan. Bangunan TPI terbuat dari konstruksi beton dengan rangka besi dan lantai keramik. Kemiringan

(12)

lantai TPI sebesar 2o. Kondisi gedung/bangunan TPI sedikit rusak dan kurang terawat karena sudah tidak digunakan lagi.

2) Alat bantu navigasi

PPP Dadap memiliki alat bantu navigasi berupa dua buah lampu suar (mercusuar) yang terletak di kedua ujung breakwater. Tinggi tiang lampu suar sekitar 3 m. Kondisi lampu suar sedikit rusak dan kurang terawat.

3) Kantor pengelola pelabuhan

Kantor pengelola Pelabuhan Dadap masih berada di kantor pengelola pelabuhan lama dan menyatu dengan KUD Ngupaya Mina. Letaknya sekitar 700 m dari PPP Dadap dan memiliki luas sebesar 256 m2. Kondisi kantor pengelola pelabuhan sedikit rusak dan kurang terawat.

4) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN)

PPP Dadap memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sendiri, dimana tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) berkapasitas 30.000 liter. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) ini masih dalam kondisi yang baik.

5) Instalasi air bersih

PPP Dadap memiliki 3 unit instalasi air bersih, 1 unit berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan 2 unit dari tangki air yang berukuran 1 m3 dengan kapasitas 1000 liter. Kondisi Instalasi air bersih PPP Dadap sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi.

6) Pagar keliling

Komplek PPP Dadap dipagari oleh pagar keliling sepanjang 172,76 m2 terdiri atas pagar besi dan tembok, yang mengelilingi semua wilayah pelabuhan. Pagar keliling ini berfungsi sebagai pengaman batas-batas tanah pelabuhan. Pagar keliling dalam kondisi kurang terawat dan banyak bagian yang rusak.

3. Fasilitas penunjang

1) Balai Pertemuan Nelayan (BPN)

Luas BPN di PPP Dadap sekitar 150 m2 yang terlatak di belakang KUD Ngupaya Mina. Model ruangannya terbuka dengan lantai keramik. Kondisi BPN sedikit rusak dan kurang terawat.

(13)

2) Toilet umum/MCK

Bangunan toilet umum/MCK di PPP Dadap terdapat 5 unit, 2 unit terletak di samping gedung TPI dan 3 unit lainya terletak di belakang tempat sortir ikan. Kondisi toilet umum/MCK PPP Dadap sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi. 3) Tempat parkir

PPP Dadap memiliki tempat parkir berukuran 300 m2 yang dapat menampung 90 kendaraan. Kondisinya masih dalam kondisi baik.

4) Mushola

Mushola di PPP Dadap memiliki ukuran sebesar 15 m2 dan dalam kondisi yang baik dan terawat.

Gambar

Tabel 7 Jumlah dan jenis alat tangkap di Kabupaten Indramayu tahun 2011   Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan terhadap pelaksanaan program Jamsostek bagi tenaga kerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu pada sektor jasa konstruksi di Daerah,

1) Manajemen bandwith dengan per connection queue (PCQ) ini dapat membantu pembagian bandwith secara merata pada masing - masing client. 2) Dengan menggunakan

Pentanahan dengan menggunakan satu batang pentanah yang mempunyai panjang L meter, jari-jari a meter, dengan nilai resistans jenis tanah di tempat pengukuran seragam (uniform),

Sistemsaraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer yang terbuat dari serabut saraf.Bersama- sama merekamengontrol setiap

Hantar trigger yang telah di vetting di peringkat jabatan kepada jawatankuasa vetting trigger di PPSP iii.Semak dan hantar trigger yang disahkan oleh jawatankuasa vetting

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun kelas eksperimen dikembangkan

Penduduk yang berada di sekitar lokasi bencana tanah longsor dan yang bermukim pada zona bahaya tanah longsor tinggi terutama masyarakat yang berada pada zona risiko tanah

(1) Wajib pajak, yang karena kealpaannya tidak menyampaikan atau melakukan pengisian SPTPD secara tidak jelas, benar dan tidak lengkap sehingga merugikan keuangan Daerah,