• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V MELALUI METODE

DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)

Anita Soraya,

1

, Didin Syahrudin.

2

, Hana Yunansah

3

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia

shalehsoraya@yahoo.com

ABSTRAK

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan yaitu rendahnya kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Muslimin Panyawungan 2 kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penerapan , gambaran aktivitas dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Derected Reading Thinking Activity). Hal ini disebabkan oleh rendahnya minat membaca pada diri siswa, selain itu guru kurang mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang menuntut siswa menjadi aktif sehingga menyebabkan siswa kurang berkembang dan kreatif. Metode DRTA merupakan metode pembelajaran membaca pemahaman yang menekankan keterlibatan siswa dengan teks bacaan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian model Elliot dilakukan dalam 3 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 3 tindakan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi guru dan siswa, catatan lapangan, penilaian aktivitas dan hasil, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, siswa terlihat antusias dalam mengikuti setiap pembelajaran, sehingga pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Selain itu aktivitas dan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman juga mengalami peningkatan yang ditunjukan dari hasil rata-rata pada setiap siklusnya. Nilai aktivitas siswa pada siklus I 65 pada siklus II 69,85 dan pada siklus III 78,92. Nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman siswa, siklus I 57,11 pada siklus II 67,54 dan pada siklus III 79,52. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode DRTA dapat meningkatkan penerapan, aktivitas dan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman. Dengan demikian metode DRTA dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran membaca pemahaman.

(2)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V MELALUI METODE

DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)

Anita Soraya

1

, Didin Syahrudin

2

, Hana Yunansah

3

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru, Universitas Pendidikan Indonesia

shalehsoraya@yahoo.com

ABSTRAK

Abstract: This research is motivated by low of reading comprehension’s problem in the fifth grade at SD Panyawungan 2 Sub-district Cieunyi district Bandung. The purpose of this research are to obtain the description of application, overwiew of actifity and to improve the reading comprehension’s skill by applying DRTA (Derected Reading Thinking Activity) method. It is caused by low of reading interest on student, in addition teachers are less to develop the teaching methods that used, the learning process is carried out less demanding students becom active and causing students less developed and creative. DRTA method is the reading comprehension’s teaching method which empasize the student’s involvement with the text. The research method used is Classroom Action Research (PTK) by using the research design Elliot’s model performed in three cycles and each cycles consist of three action. Data collection technique are used teacher and student observation sheet, field notes, assessment activities and result, documentation, and interviews. Data analysis was performed using qualitative and quantitative. Based of the reseach that has been conducted, students seen enthusiastic in following every learning, so that the learning has increased at each cycles. In addition the student’s activities and skills in reading comprehension also increased which is shown from the average value at each cycles. The average value of student’s activity on cycle I is 65 on cycle II is 69,85 and on cycle III is 78,92. The average value of reading comprehension’s skill on cycle I is 57,11 on cycle II is 67,54 and on cycle III is 79,52. Based on these result, it can be concluded that the DRTA method can improve the application, activities ang student’s skill in reading comprehension. Therefore the DRTA method can be used as an alternative in reading comprehension’s learning.

(3)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan suatu pembelajaran guna menunjang kehidupan manusia itu sendiri agar menjadi manusia yang baik dan berpengetahuan. Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara” (dalam Abidin, 2014, hlm.3).

Abidin (2014, hlm. 6) mengungkapkan “pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru”. Berkaitan dengan pengertian pembelajaran tersebut, peran seorang guru bukan hanya sebagai pengajar yang mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik. Melainkan lebih dari itu, guru harus berperan sebagai pembimbing, fasilitator belajar, dan motivator bagi siswa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia identik dengan adanya empat keterampilan berbahasa, yaitu Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis.Pada dasarnya keempat keterampilan tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga pembelajaran bahasa haruslah mencakup dari empat

keterampilan tersebut. Pembelajaran Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Dampak dari situasi pembelajaran yang bersifat konvensional mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai empat keterampilan bahasa, salah satunya keterampilan membaca. Pada dasarnya keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang harus siswa miliki bukan hanya sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya saja, ataupun hanya sekedar membaca cepat atau membaca dalam hati.

Kondisi ini diperparah dengan adanya permasalahan mengenai kurangnya pemahaman siswa dalam memahami suatu bacaan. Pada dasarnya, membaca pemahaman merupakan aktivitas siswa yang bertujuan menafsirkan maupun memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Namun pada kenyataannya saat ini siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan, menguji cerita dan sulit mengembangkan berbagai produk dari hasil kegiatan membaca.

Rendahnya kemampuan membaca peserta didik tersebut tidak terlepas dari diri siswa itu sendiri yaitu kurangnya minat siswa dalam membaca. Kurangnya guru dalam mengembangan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Hal ini yang menjadi perhatian besar dalam menanamkan keterampilan membaca, bagaimana siswa dapat memahami dan mendayagunakan kemampuan berpikirnya setelah kegiatan membaca,

(4)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

sedangkan siswa kurang memahami bacaan yang guru berikan.

Dengan melihat kondisi ini, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di sekolah. Salah satu cara untuk mengatasi dan meningkatkan kemampuan membaca dalam pembelajaran di kelas adalah dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

Metode DRTA adalah metode mengajar membaca yang memfokusan keterlibatan siswa dengan teks. Oleh sebab itu, di dalam metode ini siswa ditugaskan untuk membuat memprediksi, dan kemudian membuktikan prediksinya tersebut ketika mereka melakukan kegiatan membaca. Metode DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum agar siswa mampu melibatkan proses berpikir ketika membaca. Dalam pelaksanannya, metode ini akan melibatkan skemata yang dimiliki siswa dengan mengkontruksi ide-ide dari pengarang. Rekonstruksi ini dimulai pada saat siswa menyusun prediksi atau hipotesis terhadap isi bacaan, kemudian dilanjutkan dengan siswa membaca bacaan, dan pada akhirnya siswa dapat menemukan informasi penting guna membuktikan kebenaran dari prediksi atau hipotesis yang dibuatnya.

Tujuan akhir dari pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA ini pada umunya adalah agar siswa bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang menuntut siswa untuk mengoptimalkan daya berpikirnya. Berdasarkan rincian tersebut penulis mengidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa pada kelas V sekolah Dasar?

2. Bagaimana aktivitas membaca pemahaman siswa kelas V sekolah dasar dengan menerapkan metode DRTA?

3. Bagaimana meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menerapkan metode DRTA?

Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang penerapan metode DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas V sekolah Dasar.

2. Memperoleh gambaran aktivitas membaca pemahaman siswa kelas V sekolah dasar dengan menerapkan metode DRTA.

3. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menerapkan metode DRTA.

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting. Dengan memiliki kemampuan membaca, seseorang dapat mempelajari semua yang ada didunia sehingga dapat memperluas pengetahuannya melalui pesan-pesan yang disajikan secara tertulis.Menurut Klein (dalam Rahim, 2009, hlm. 3) bahwa definisi membaca mencakup “(1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan interaktif ”. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategis, pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan

(5)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

konteks dalam rangka mengkonstuk makna ketika membaca.

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca dengan tujuan memahami isi pesan yang terkandung dalam bahan bacaan. Membaca pemahaman diperuntukan untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (4-6). Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca guna memperoleh makna dan informasi lebih dalam dari suatu bacaan, yang prosesnya melibatkan pengetahuan untuk berinteraksi dengan isi dari bacaan tersebut. Sejalan dengan pengertian membaca menurut Abidin (2012a, hlm. 60) bahwa “membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, pesan dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan”.

Prosedur dalam pembelajaran membaca pemahaman dilaksanakan ke dalam tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Tahap prabaca kegiatan yang dilakukan berupa membuat prediksi, membuat pertanyaan dan curah pendapat seputar ide umum yang terkandung dalam teks. Tahap membaca merupakan tahapan inti dapat dilakukan dengan kegiatan membaca skimming dan skaning. Tujuannya untuk mendapatkan inti sari dari teks bacaan, juga sebagai tahap pemahaman. Tahap pascabaca merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk membuktikan pemahamannya dapat dilakukan dengan kegiatan menulis rangkuman, dan menceritakan kembali isi bacaan secara lisan.

Untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman,

guru harus menggunakan metode dan teknik yang tepat. Dengan begitu dapat membantu siswa dalam kegiatan membaca yaitu siswa dapat lebih memaknai dan paham tentang teks yang dibacanya. Metode DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum agar siswa mampu melibatkan proses berpikir ketika membaca sebab pembaca haruslah melibatkan pengalamannya ketika akan merekonstruksi ide-ide pengarang. Rekonstruksi ini dimulai pada saat siswa menyusun prediksi atau hipotesis terhadap isi bacaan. Hal ini dilanjutkan ketika siswa membaca bacaan sehingga mereka menemukan informasi penting guna membuktikan kebenaran prediksi atau hipotesis yang dibuatnya. Jadi pada metode ini hal yang utama yang akan dilakukan siswa adalah dengan mencoba menerka apa saja yang terdapat pada bacaan. Yang nantinya akan di buktikan ketika proses membaca.

Metode DRTA secara umum bertujuan agar siswa memiliki kemampuan membaca kritis dan reflektif. Secara khusus DRTA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam (1) menjelaskan tujan membaca, (2) mengutuip, memahami, dan mengasimilasikan informasi, (3) membahas bahan bacaan berdasarkan tujuan membaca, (4) menggantungkan keputusan, dan (5) membuat keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan membaca.

Menurut Abidin (2012a, hlm. 81) Metode DRTA dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut.

Tahap Prabaca

1) Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa informasi tentang isi bacaan.

2) Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya.

(6)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab Tahap Membaca

3) Pada tahap ini siswa membaca dalam hati suatu wacana untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya.

4) Menguji prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi yang telah dibuatnya. jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya.

Tahapan Pascabaca

5) Pelatihan keterampilan fundamental. Tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berfikiranya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, mencertiakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh (Perjalanan yang menggambarkan keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang dialaminya).

Metode

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian pada kelas 5 semester 2 SD Muslimin Panyawungan 2 tepatnya di daerah Cileunyi Kabupaten Bandung. Siswa kelas 5 dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. terdapat permasalahan yang sesuai dan berhubungan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Permasalahan tersebut berupa kelemahan siswa terhadap pemahaman dalam membaca. Kelas 5 merupakan kelas tinggi yang seharusnya siswa sudah mampu dalam membaca pemahaman. Subjek yang penulis pilih memiliki karakteristik yang memungkinkan penulis melakukan penulisan. Siswa mengalami

kesulitan terutama dalam merekonstruksi isi bacaan, maupun kesulitan dalam memahami teks bacaan.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah peneltian tidakan kelas (PTK) dimana metode ini merupakan metode yang dapat digunakan guru untuk memecahkan permasalahan dan meningkatkan mutu suatu pembelajaran. Menurut Elliot (dalam Kunandar, 2012, hlm. 43) bahwa “penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”. Hal ini sejalan dengan Ebut (dalam Kunandar, 2012, hal. 43) bahwa penelitian tindakan adalah kajian “sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”. Dapat diambil kesimpulan bahwa Penelitian tindakan kelas ini adalah suatu metode penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan serangkaian tindakan-tindakan yang disengaja dan dilakukan oleh para pelaku pendidikan berdasarkan refleksi dari guru maupun diri sendiri.

Implementasi dari PTK itu sendiri adalah dalam pelaksanaannya penulis akan melakukan penelitian di dalam kelas. Penulis akan berperan sebagai peneliti serta terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diarahkan untuk meningkatakan suatu proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode pembelajaran Directed Reading Thinking Activity (DRTA).

(7)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

Pada penelitian ini penulis menggunakan Metode penelitian PTK yang dikembangkan oleh Elliot. Model Elliot dibuat lebih rinci pada setiap tingkatannya. Desain PTK model Elliot ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Diantaranya adalah tahap ide awal, temuan analisis, perencanaan umum, implementasi siklus, monitoring implementasi dan efeknya, dan penjelasan implementasi kegagalan.

1. Ide awal

Penulis memilih sekolah SD Muslimin Panyawungan 2 karena menemukan permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu pada keterampilan membaca khususnya membaca pemahaman. Hal ini sesuai dengan keadaan aslinya yang terjadi pada kelas V SD M Panyawungan 2 ini yang pada pembelajaran membaca siswa sulit untuk memahami isi wacana, menyimpulkan isi wacana dan sebagainya. Hal ini kemudian yang menjadi fokus penelitian bagaimana menyajikan pembelajaran yang lebih baik khususnya pada pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA.

2. Temuan Analisis

Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan memeriksa situasi sekolah yang bersangkutan. Penulis lebih memfokuskan pada subjek yang akan diteliti yaitu siswa kelas 5. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui kegiatan observasi dimana penulis memeriksa kondisi kelas, karakter maupun sikap siswa, dan yang paling penting adalah proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

3. Perencanaan umum

Penulis menentukan secara umum penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya menentukan strategi yang tepat dan juga merancang perencanaan proses pembelajaran, media, dan instrumen yang akan digunakan.

4. Implementasi Siklus

Apabila rancangan telah disusun dan siap untuk digunakan, penulis bisa langsung terjun ke lapangan dengan berperan sebagai seorang guru. Selama proses pembelajaran berlangsung, penulis akan didampingi oleh observer untuk mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Implementasi siklus ini dilakukan dengan 3 siklus, 1 siklus didalamnya terdiri dari 3 tindakan.

Siklus 1

Siklus 1 pembelajaran diawali dengan mengkondisikan siswa, apersepsi dan menyampaikan tujuan pebelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan cara pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah metode DRTA.

a) Guru memperkenalkan bahan bacaan yang akan dibaca oleh siswa dengan cara dibacakan cerita awalnya.

b) Setelah kegiatan pengenalan cerita, guru menugaskan siswa untuk membuat prediksi dari wacana yang akan dibaca, kegiatan ini bisa diawali dengan pertanyaan pancingan dari guru yang nantinya siswa akan membangun prediksinya.

Tindakan ke 2 ini siswa diminta untuk mengecek dan memperbaiki hasil prediksi yang telah siswa buat, disini siswa diarahkan untuk menerapkan pemahaman yang telah didapatnya dengan kegiatan membaca. Jika prediksi yang siswa buat tidak sesuai maka siswa harus berani untuk menunjukan dimana letak ketidak sesuaiannya, dan memperbaiki kesalahannya.

(8)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

Terakhir yaitu pada tindakan ke 3 siswa diminta untuk mengaktifkan proses pemikirannya. Kegiatan ini siswa diminta untuk menghasilkan sebuah produk dari hasil ia memahami suatu bacaan. Siswa ditugaskan untuk membuat poster dari hasil membaca pemahamannya. Siswa diminta membuat poster dengan terarah pada wacana yang telah dibaca.

Siklus 2

Pada pelaksanaan siklus 2 ini merupakan ajang refleksi bagi penulis, bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 langkah-langkahnya akan sama seperti yang dilakukan pada siklus 1, hanya saja ada yang membedakan yaitu wacana yang diberikan kepada siswa akan berbeda. Siklus 3

Siklus ke 3 penulis memberikan pembelajaran yang sama namun wacana yang diberikan berbeda pula. Setiap siklus beserta tindakan telah dilakukan, maka penulis akan mengadakan wawancara dengan siswa dan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Hasil wawancara dan observsi akan akan dijadikan penulis sebagai bahan untuk menganalisis dan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

5. Monitoring Implementasi dan Efektifnya

Dalam hal ini penulis melakukan pencatatan dari setiap temuan yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang telah berlangsung selama kegiatan penelitian.

6. Penjelasan Kegagalan Implementasi Dalam hal ini penulis melakukan evaluasi menyeluruh mengenai setiap tindakan yang telah dilakukan, baik dari

segi guru (penulis), maupun hasil dari pemerolehan nilai siswa.

7. Revisi Perencanaan Umum

Dalam hal ini penulis melakukan kegiatan diskusi dengan guru kelas, sekaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan penulis.

8. Perbaikan perencanaan

Dalam hal ini penulis melakukan kegiatan perencanaan dengan menentukan teks bacaan selanjutnya dengan pembuatan RPP, dan penentuan media pembelajaran guna menunjang keberhasilan penelitian pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan, penulis menggunakan beberapa instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu pedoman observasi guru dan siswa, catatan lapangan, pedoman penilaian , dokumentasi dan wawancara. Sedangkan untuk teknik analisis data dalampenelitian ini berupa gabungan dari analisis data secara kuantitatif, kualitataif dan triangulasi.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A.TEMUAN

Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 3 tindakan. Pada temuan ini membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian, mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaaan pembelajaran, dan tahap refleksi. Hal ini dilakukan pada setiap siklus untuk mengetahui proses, aktivitas dan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA.

(9)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

Pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklusnya menggunakan langkah-langkah yang terdapat dalam metode DRTA, namun wacana yang diberikan berbeda pada setiap siklusnya, agar penulis mengetahui sejauh mana perkembangan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Dalampelaksanaannya, guru menggunakan media berupa teks cerita sebagai berikut.Padasiklus I penulismenggunakantekscerita fiksi ilmiah yang berjudul “Aku Bukan Tempat Sampah (sungai yang bersedih)”. Siklus II tekscerita fiksi ilmiah yang digunakanadalah “Apotek Hidup di Pekaranganku”.Sedangkansiklus III tekscerita fiksi ilmiah yang digunakan adalah “Global Warming”.

1. Siklus I

Pada siklus I terdiri dari 3 tindakan, setiap tindakan pada satu siklus dilaksanakan secara terpisah dan berbeda hari. Teks yang digunakan berjudul “Aku Bukan Tempat Sampah (sungai yang bersedih)”. Pada tindakan 1 merupakan kegiatan prabaca adalah pengenalan teks dengan cara dibacakan cerita awalnya kemudian siswa diminta untuk memprediksi bacaan yang telah dibacakan sebelumnya oleh guru. Tindakan 2 yaitu kegiatan membaca siswa diminta untuk membaca di dalam hati teks cerita yang sama kemudian dilanjutkan dengan mengecek dan memperbaiki prediksi yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan 3 pascabaca siswa diminta untuk mengaktifkan pemikirannya dengan melibatkan pemahamnnya terhadap teks yang telah dibaca yaitu membuat produk dari hasil membaca pemahaman berupa poster sederhana. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, ada beberapa temuan yang peneliti temuan. Temuan tersebut dipaparkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Temuan Siklus 1

No Temuan Siklus 1

1. Siswa masih belum bisa dikondisikan untuk mengikuti pembelajaran dengan baik khususnya siswa laki-laki

2. Siswa masih malu-malu dengan penulis sebagai guru

3. Siswa kesulitan dalam membuat prediksi

4. Siswa kebingungan dalam mengecek prediksi, dan prediksi yang kurang tepat tidak diperbaiki.

5. Banyak siswa yang tidak membawa alat warna untuk membuat poster.

6 6.

Banyak siswa dalam pembuatan poster gambar kurang terfokus dengan objek cerita.

Berdasarkan temuan-temuan yang ditemukan, sudah seharusnya peneliti memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pembelajaran siklus I.untuk menghindari kekurangan-kekurangan tersebut guru perlu merancang kembali pembelajaran pada siklus II. Baik dalam mengkondisikan siswa dan media yang lebih menarik lagi.

2. Siklus II

Teks cerita yang digunakan pada siklus II adalah “ Apotek Hidup di Pekaranganku” perencanaan kegiatan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Adapun yang berbeda dari siklus II ini adaah guru menyiapkan media berupa poster sederhana lebih menarik dan terfokus. Selain itu guru telah mengingatkan kepada sswa untuk membawa alat warna kecuali kertas berukuran A3 yang telah guru siapkan. Siswa juga diminta untuk lebih siap dalam belajar dan lebih memperhatikan lagi keadaan kelas dan sekitarnya. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan,

(10)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

temuan yang ditemukan pada siklus II dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 2. Temuan Siklus II

No. Temuan Siklus II

1. Siswa sudah mulai bisa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA 2. Kondisi kelas mulai

terkondisikan

3. Siswa mulai bisa membuat prediksi walaupun ada beberapa siswa yang masih kesulitan. 4. Siswa mulai bisa mengecek dan

memperbaiki prediksinya

5. Siswa mulai aktif dalam kegiatan tanya jawab

6 6.

Siswa sudah mulai banyak yang membawa alat warna dan membuat poster dengan terfokus.

Berdasarkan temuan dalam siklus II, menunjukan adanya peningkatan pada siswa, baik pada perilaku siswa maupun teradap hasil belajar yaitu siswa mulai terampil dalam pembelajaran membaca pemahaman. Meskipun begitu perlu adanya perbaikan lagi dalam perencanaan agar hasil belajar membaca pemahaman lebih baik dan meningkat lagi.

3. Siklus III

teks cerita yang digunakan pada siklus III adalah “ Global Warming”. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus III tidak jauh berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya yaitu langkah-langkah yang terdapat dalam metode DRTA. Adapun temuan-temuan yang ditemukan dipaparkan pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Temuan Siklus III

No. Temuan Siklus III

1. Kondisi kelas dan semua siswa sudah bisa dikondisikan dengan sangat baik.

2. Siswa sudah terbiasa melakukan pembelajaran membaca

pemahamn dengan menggunakan metode DRTA.

3. Siswa antusias ketika ditugaskan membuat prediksi.

4. Siswa sudah bisa mengecek dan memperbaiki prediksinya jika terdapat prediksi yang tidak sesuai.

5. Banyak siswa yang sudah terfokus dalam membuat poster 6. Siswa sangat aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

B.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA pada kelas V sekolah dasar Muslimin Panyawungan 2 yang terletak di daerah cileunyi terdapat beberapa temuan-temuan. Temuan tersebut diperoleh selama penelitian berlangsung yang dilakukan sebanyak 3 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 3 tindakan. Adapun temuan-temuan tersebut adalah sebagai berikut. Temuan yang penulis temukan selama pembelajaran di siklus I yaitu sulitnya mengkondisikan siswa hal ini terjadi karena siswa masih belum bisa menerima pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode baru, selain itu siswa cenderung malu-malu ketika diminta mengeluarkan pendapatnya. Pada siklus II dan III guru melakukan perbaikan agar pembelajaran lebih baik dan kondisi kelas kondusif. Selain perbaikan dalam pengkondisian di dalam kelas, penulis juga menyiapkan media yang lebih menarik juga terfokus agar dapat merangsang siswa lebih kreatif lagi dalam membuat poster sederhana.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut semua pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Rancangan pembelajaran, motivasi dan penguatan yang diberikan oleh guru mampu

(11)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. sehingga dapat meningkatkan aktivitas membaca pemahaman pada setiap siklusnya. Peningkatan nilai aktivitas dari siklus pertama sampai ketiga dalam aspek membuat prediksi dan mengecek dan memperbaiki prediksi dengan menggunakan metode DRTA dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 1. Grafik Penilaian Rata-rata Aktivitas Membaca Pemahaman

Berdasrkan grafik di atas terlihat peningkatan rata-rata aktivitas membaca yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 65. Siklus II nilai rata-rata yang diperoleh 69,8. Siklus III nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,92. Dalam penelitian ini selain peningkatan aktivitas membaca pemahaman siswa, kemampuan membaca pemahaman yang menghasikan produk berupa gambar poster sederhana juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dilihat dari aspek kesesuaian gambar. Adapun rata-rata

ketercapaian indikator kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat

Gambar 2. Grafik Penilaian Rata-rata Kemampuan Membaca Pemahaman

Berdasarkan grafik di atas terjadi peningkatan rata-rata kemampuan membaca pemahaman yang diperoleh siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-ratanya 57,11. Siklus II nilai ratanya 67,54. Siklus III nilai rata-ratanya 79,52.

Berdasarkan dari hasil peningkatan pada nilai aktivitas dan hasil belajar siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa metode DRTA sangat cocok digunakan sebagai metode pembelajaran membaca pemahaman.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode DRTA pembelajaran membaca pemahaman meningkat baik dalam penerapan, aktivitas dan hasil. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut. 1. Penerapan metode DRTA dalam

pembelajaran membaca pemahaman kelas V dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. Pertama, guru mengenalkan bacaan dengan cara membacakan bagian awal cerita. Kedua, siswa diminta untuk memprediksi cerita yang telah diperkenalkan oleh guru. Ketiga, siswa membaca cerita di dalam hati yang menjadi materi dalam pembelajaran

65 69.85 78.92 0 20 40 60 80 100

siklus 1 siklus 2 siklus 3

penila… 57.11 67.54 79.52 0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II Siklus III Penilaian Rata-rata Keterampil an Membaca Pemahama n

(12)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

saat itu. Keempat, siswa harus dapat mengecek dan memperbaiki prediksi yang telah dibuat sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui prediksi yang telah dibuatnya sesuai atau tidak, jika tidak sesuai siswa harus memperbaiki prediksi tersebut. Kelima, adalah tahap terakhir siswa harus dapat mengkontruksikan pemahamannya mengenai cerita sebagai hasil dari kegiatan membaca menjadi sebuah poster sederhana. 2. Metode DRTA yang diterapkan pada

kelas V SD Muslimin Panyawungan 2 ini merupakan metode yang baru diterapkan untuk aktivitas pembelajaran membaca pemahaman. Adapun nilai rata-rata pada siklus I adalah 65. Pada siklus II nilai yang diperoleh adalah 69,85. Hal tersebut sudah menunjukan peningkatan terhadap pembelajaran yang dilakukan walaupun peningkatan tersebut dirasakan masih kurang. Pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,92. Nilai yang diperoleh siswa tersebut menunjukan peningkatan yang sangat baik. Selain siswa dapat mencapaikriteria ketuntasan minimal, siswa juga sudah terlihat trampil dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA. Hal ini terbukti dapat meningkatkan aktivitas membaca siswa.

3. Kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA yang telah dilakukan ini menunjukan hasil yang sangat baik. Dengan kegiatan siswa membuat sebuah poster sederhana dari hasil kemampuannya memahami cerita yang telah dipelajari. Setiap siklusnya mengalami peningkatan hasil yang diperoleh siswa. Hal ini diketahui dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh pada setiap siklusnya. Pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 57,11. Siklus II nilai rata-ratanya adalah

67,54. Nilai yang diperoleh oleh siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dalam hasil pembelajaran membaca pemahaman. Pada siklus III nilai rata-ratanya adalah 79,52. Nilai tersebut menunjukan peningkatan yang sangat baik dari siklus I sampai siklus III. Selain itu nilai tersebut sudah melebihi nilai KKM yaitu 70.Demikian hasil tersebut menujukan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran membaca pemahaman walaupun teks bacaan yang diberikan berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012a). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan

Karakter. Bandung : Refika

Aditama.

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Rahim, F. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah

(13)

Antologi, Vol. 3 No. 2 Agustus 2015

1

Penulis Penanggung jawab 2

Penulis Penanggung jawab

Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta:

Gambar

Tabel 1. Temuan Siklus 1
Tabel 2. Temuan Siklus II
Gambar 1. Grafik Penilaian Rata-rata  Aktivitas Membaca Pemahaman

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembinaan mental anak tunalaras di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Anak Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perpres No 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Fitri Aprilia 2014 Universitas

[r]

Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut: prinsip perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan

[r]

[r]