• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DESA MURTIGADING SANDEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Menopause terhadap Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause di D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DESA MURTIGADING SANDEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan tentang Menopause terhadap Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause di D"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU

PREMENOPAUSE DI DESA MURTIGADING SANDEN BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: Nurma Riajati 201310104181

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU

PREMENOPAUSE DI DESA MURTIGADING SANDEN BANTUL

Nurma Riajati, Rusminingsih

Program Studi DIV Bidan Pendidik Aanvullen STIKES „Aisyiyah Yogyakarta Email: [email protected]

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tentang menopause terhadap kesiapan menghadapi menopause pada ibu

premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul. Desain penelitian ini

menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperiment design) rancangan

pretest-posttest dengan kelompok kontrol (Pretest-posttest with control group. Pengambilan sampel random sampling pada 12 pedukuhan dan dengan teknik

total sampling pada pengambilan responden. Alat ukur yang digunakan kuesioner dengan analisis uji statistik Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil uji Wilcoxon

terdapat perbedaan tingkat kesiapan ibu premenopause dalam menghadapi

menopause antara sebelum dan sesudah penyuluhan yang ditunjukkan dengan nilai Zhitung sebesar -5,261 dan nilai signifikansi 0,000. Hasil uji Mann-Whitney

adalah ada pengaruh yang signifikan antara penyuluhan terhadap kesiapan ibu

premenopause menghadapi menopause dengan nilai p value 0,000 (p < 0,05). Kesimpulannya terdapat pengaruh penyuluhan terhadap kesiapan menghadapi

menopause pada ibu premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul tahun 2014 dan perubahan tingkat kesiapan menunjukkan ke arah yang positif.

Kata kunci : Penyuluhan Menopause, Ibu Premenopause, Kesiapan

ABSTRACT

(4)

conclusion there is the influence of illumination to the preparedness of menopause in premenopausal mothers in the village of Bantul Murtigading Sanden 2014 and changes in readiness levels demonstrated a positive direction.

Keywords: Menopause Counseling, Mrs. Premenopausal, Readiness

PENDAHULUAN

Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan, selain pubertas, menstruasi, dan kehamilan. Bersamaan dengan bertambahnya usia maka wanita mengalami berbagai perubahan dan penurunan fungsi aspek fisiologis dalam masa menopause tersebut.

Menopause umumnya terjadi pada usia 50 tahun (rentang usia 40-60 tahun). Sekitar 1% perempuan mencapai menopause sebelum usia 40 tahun yang disebut

menopause prekoks, sedangkan berhentinya menstruasi antara usia 40-45 tahun disebut dengan menopause dini (early menopause) yang terjadi pada 10% perempuan (Ninsih, 2008). Menurut Rambulangi (2006), seorang perempuan memasuki masa premenopause pada usia 40-49 tahun.

Pada masa premenopause, setiap wanita akan mengalami gejala yang menimbulkan masalah yang dikenal dengan sindrome premenopause. Munculnya gejala yang menyertai sindrom premenopause ini dapat menyebabkan berbagai keluhan pada wanita dan munculnya gejala ini ditanggapi berbeda-beda pula. Gejala dan tanda psikologis dari sindrom premenopause adalah daya ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress dan depresi (Proverawati, 2010). Sementara, keluhan pada masa premenopause diantaranya adalah : hot flush, sakit kepala, mudah lelah (fatigue), kesemutan, sesak nafas, insomnia, dan jantung berdebar-debar. Jika beberapa keluhan tersebut muncul bersamaan, bisa dibayangkan betapa menurunnya kualitas hidup wanita tersebut.

Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan

menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina, dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut gejala salah satu peneliti,

Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan di samping untuk penjaminan kesehatan masyarakat, difokuskan untuk peningkatan sarana prasarana pelayanan, pencegahan, dan penanggulangan penyakit serta peningkatan peran serta masyarakat. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat ini ditempuh dengan gerakan masyarakat sehingga pembangunan kesehatan dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat di Indonesia. Pembangunan dibidang kesehatan tidak hanya bagi balita dan ibu, tetapi juga untuk para lansia.

(5)

untuk pria. Sementara usia harapan hidup nasional rata-rata 68 tahun. Jumlah lansia di DIY mencapai sekitar 15% dari total penduduk sebanyak 3,6 juta orang. (www.republika.co.id). Usia harapan hidup di Kabupaten Bantul mencapai umur 70 tahun untuk laki-laki dan 72 tahun untuk perempuan (www.bantul.go.id).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam umur menopause sekitar 30,3 juta jiwa atau 11,5% dari total penduduk, dengan rata-rata umur 49 tahun. Dengan semakin banyaknya kelompok usia lanjut maka diperlukan juga perhatian khusus dalam bidang kesehatan untuk menunjang kualitas hidup masyarakat.

Berdasarkan studi pendahuluan di Dusun Mayungan XII yang mempunyai karakteristik yang sama dengan tempat penelitian pada tanggal 6 April 2014 terhadap 30 ibu premenopause yang berusia 40-50 tahun dengan menggunakan kuesioner tentang kesiapan menghadapi menopause, didapatkan 12 responden mendapat skor di atas 75% dari total skor dan 18 responden mendapat skor dibawah 70% dari total skor. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

premenopause belum siap dalam menghadapi menopause. Peneliti juga

mewawancarai pengurus perkumpulan ibu-ibu PKK yang rata-rata anggotanya berusia 40-55 tahun, bahwa di Dusun Mayungan XI dan Sanden belum pernah diadakan penyuluhan tentang menopause sehingga banyak ibu-ibu yang belum banyak mengetahui tentang menopause.

Dari uraian di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh penyuluhan tentang menopause terhadap kesiapan menghadapi

menopause pada ibu premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul?.”

Sedangkan tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian penyuluhan tentang menopause terhadap kesiapan menghadapi

menopause pada ibu premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi eksperiment design) rancangan pretest-posttest dengan kelompok kontrol ( Pretest-posttest with control group). Pengambilan sampel wilayah dengan random sampling pada 12 pedukuhan yang belum pernah dilakukan penyuluhan dan sampel responden dengan teknik total sampling pada ibu premenopause yang berusia 40-50 tahun pada kelompok eksperimen sebanyak 40 orang dan kelompok kontrol 35 orang.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis Wilcoxon Match Pairs Test untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap kesiapan menghadapi

menopause pada ibu premenopause di Dusun Mayungan XI (kelompok

eksperimen). Untuk melihat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan analisis Mann-Whitney U-Test. Uji Mann-Whitney

(6)

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul pada bulan Mei 2014, yaitu di Dusun Mayungan XI sebagai kelompok eksperimen dan Dusun Sanden sebagai kelompok kontrol dengan total responden sebanyak 75 orang. Responden memiliki pendidikan minimal SMA. Desa Murtigading memiliki luas wilayah 438,69 Ha.

Hasil analisis Wilcoxon pada kelompok eksperimen antara pretest dan

posttest menghasilkan nilai Zhitung sebesar -5,261 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan kesiapan antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Dari Tabel 1 dapat diketahui perbandingan antara kesiapan sebelum dan sesudah penyuluhan. Perubahan menunjukkan ke arah yang positif, artinya tidak ada responden dengan hasil kesiapan setelah penyuluhan lebih rendah daripada sebelum penyuluhan. Responden yang mempunyai kesiapan lebih baik setelah diberikan penyuluhan sebanyak 34 orang dan 6 orang lainnya mempunyai tingkat kesiapan yang sama antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Hasil analisis Mann-Whitney antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menghasilkan nilai uji Mann-Whitney U yaitu 63,500 dan Zhitung sebesar -6,793 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul tahun 2014. Hasil uji Mann-Whitney dapat

dilihat pada Tabel.2 di bawah ini.

Tabel. 1

Perbandingan Kesiapan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Posttest –Pretest N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 0a ,00 ,00

Positive Ranks 34b 17,50 595,00

Ties 6c

(7)

Tabel. 2

Hasil Uji Mann-Whitney pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

1. Kesiapan Menghadapi Menopause pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Sebelum Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol maupun eksperimen sebelum dilakukannya penyuluhan, sebagian besar kesiapan responden dalam menghadapi menopause dikategorikan kurang siap yaitu 18 responden (51,4%) pada kelompok kontrol dan 20 responden (50%) pada kelompok eksperimen.

Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan (Notoatmodjo, 2005). Hal ini berarti bahwa wanita usia 40-50 tahun apabila memiliki pengetahuan yang baik tentang

menopause, diharapkan dapat melewati masa transisi dengan baik dan tanpa kekhawatiran yang berlebihan. Adanya kesiapan mental akan memudahkan seseorang untuk mengontrol depresi, kekhawatiran, serta gangguan emosional yang mungkin memunculkan gangguan tidur (insomnia).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pernyataan di atas sesuai dengan teori menurut Nurhidayah (2009) yang memberikan pengertian tentang tingkat kemampuan tahu yaitu kemampuan responden untuk menghafal, mengingat, mendefinisi, mengenali, atau mengidentifikasi informasi tentang fakta, peraturan, prinsip, kondisi, dan syarat yang disajikan dalam pengajaran. Besar kecilnya persentase tingkat pengetahuan tentang menopause dari penelitian ini sebelum dilakukan intervensi menunjukkan bahwa informasi tentang menopause sudah diketahui melalui berbagai sumber walaupun belum pernah dilakukan intervensi sebelumnya. Semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut, maka semakin siap pula dalam menghadapi menopause.

(8)

lingkungan sekitarnya. Sedangkan pendidikan itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan dari individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku dan sikapnya. Sedangkan responden dalam penelitian ini berpendidikan minimal SMA. Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi pengetahuan dan kesiapannya dalam menghadapi menopause.

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memberikan informasi dalam rangka meningkatkan kesiapan seseorang dalam menghadapi

menopause. Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam ilmu kesehatan adalah dengan metode penyuluhan. Menurut Azwar dalam Machfoedz (2008), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan memberikan penyuluhan, diharapkan masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi menopause sehingga dapat menurunkan kekhawatiran mereka dan meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat.

Penelitian ini memberikan informasi kesehatan khususnya tentang

menopause. Dalam melakukan penyuluhan dibutuhkan media yang tepat

sebagai perantara untuk menyampaikan pesan. Penyuluhan ini menggunakan media berupa leaflet. Penyuluhan ini diberikan dengan harapan untuk memberikan informasi kepada responden tentang menopause sehingga responden dapat melakukan tindakan preventif terhadap gejala-gejala yang menyertainya dan dapat lebih siap dalam menghadapi menopause.

2. Kesiapan Menghadapi Menopause pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian diketahui bahwa kesiapan ibu premenopause dalam menghadapi menopause setelah diberi intervensi termasuk dalam kategori siap sebanyak 40 responden (100%). Sebagai pembanding digunakan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi apapun dan hasilnya menunjukkan kesiapan ibu premenopause dalam menghadapi menopause sebagian besar termasuk dalam kategori kurang siap sebanyak 19 responden (54,3%), lainnya berada dalam kategori tidak siap 9 responden (25,7%) dan siap 7 responden (20%). Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan jumlah responden dalam kategori tidak siap sebanyak 1 responden dan hanya sebagian kecil responden saja yang berada dalam kategori siap. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penyuluhan kesehatan, khususnya tentang

menopause sangat mempengaruhi tingkat kesiapan seseorang dalam

menghadapinya.

(9)

penelitian tersebut terjadi peningkatan minat ibu setelah dilakukan penyuluhan.

Menopause merupakan periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi pada usia 50 tahun (Manuaba, 2010). Menurut teori tersebut, dapat diketahui bahwa setiap wanita akan mengalami menopause serta gejala yang mnyertainya. Untuk menghadapi berbagai gejala tersebut, diperlukan wawasan dan pengetahuan yang cukup tentang menopause. Semakin baik pengetahuannya maka kesiapan menghadapi menopause akan baik pula, begitu juga sebaliknya. Pernyataaan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Pada kelompok eksperimen semua responden berada dalam kategori siap (100%) setelah diberikan penyuluhan sedangkan pada kelompok kontrol, masih banyak responden yang berada dalam kategori kurang siap yaitu 19 orang (54,3%) dan yang berada dalam kategori siap hanya 7 orang (20%). Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan setelah diberi penyuluhan sehingga mempengaruhi tingkat kesiapan responden dalam menghadapi menopause.

Responden dalam penelitian ini berpendidikan minimal SMA dengan mayoritas mempunyai pengetahuan tentang menopause yang tergolong tinggi. Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi pendidikan, maka akan semakin tinggi pula daya serapnya terhadap informasi sehingga informasi-informasi yang diberikan dapat diserap dan dipahami dengan baik.

Penelitian ini membuktikan bahwa pemberian intervensi berupa penyuluhan merupakan cara yang efektif dalam peningkatan pengetahuan kesehatan khususnya tentang menopause. Pengetahuan tentang menopause

perlu dimiliki oleh ibu premenopause dalam rangka menghadapi menopause

sehingga dapat lebih siap dalam menghadapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi.

3. Pengaruh Pemberian Penyuluhan terhadap Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul

Hasil analisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen diperoleh perbedaan mean antara pretest dan posttest yaitu mean

(10)

Sebagai pembanding dalam menentukan seberapa besar pengaruh penyuluhan tersebut, digunakan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan intervensi apapun. Untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan Uji Mann-Whitney. Hasil Uji Mann-Whitney antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap kesiapan menghadapi menopause

pada ibu premenopause di Desa murtigading Sanden Bantul.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 53,91 dan pada kelompok kontrol sebesar 19,81. Hal ini membuktikan bahwa kelompok yang diberi intervensi berupa penyuluhan lebih tinggi perubahannya daripada kelompok yang tidak mendapatkan intervensi sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi yang diberikan berhasil mengubah kesiapan ibu premenopause dalam menghadapi

menopause.

Menurut Slameto (2010), kesiapan merupakan keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Begitu juga dalam penelitian ini, responden menyesuaikan dan mempersiapkan dirinya secara mental maupun fisik untuk menghadapi menopause setelah mendapatkan informasi dari penyuluhan yang diberikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ismiyati (2010) yang melakukan penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause

dengan Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause di Perumahan Sewon Asri Yogyakarta.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapan menghadapi menopause.

Masa menopause dapat dilalui wanita dengan baik apabila mereka mengetahui seluk-beluk tentang menopause. Oleh karena itu, pemberian penyuluhan tentang menopause sangat bermanfaat bagi wanita yang memasuki usia senja untuk lebih meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi masa tuanya. Pernyataan ini diperkuat dengan teori menurut Suheimi (2006) yang menjelaskan bahwa masa premenopause tidaklah seseram yang dibayangkan, kalau saja para wanita yang berumur senja mengetahui dengan benar proses menopause sehingga bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan.

(11)

contoh mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang tidak. Ketiga, pemberian penyuluhan, disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan norma sosial yang dianut. Penyuluhan dalam penelitian ini menggunakan media

leaflet yang merupakan alat atau sarana yang mudah digunakan dan dipahami

oleh penyuluh maupun responden. Hal ini merupakan nilai tambah tersendiri bagi keberhasilan atau efektifnya penyuluhan yang dilakukan.

Penelitian ini membuktikan bahwa penyuluhan dapat merubah kesiapan seseorang dari yang tidak siap menjadi kurang siap bahkan menjadi siap. Kesiapan menghadapi menopause dapat membantu wanita untuk selalu berpikir positif bahwa menopause merupakan proses alamiah dalam kehidupannya sehingga dapat terhindar dari gangguan psikologis. Selain itu, dapat membentuk perilaku seseorang untuk lebih mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause dengan cara selalu menjalankan prinsip hidup sehat agar dapat tetap menjalani usia senja dengan sehat dan bahagia bersama keluarga.

KESIMPULAN

Kesiapan menghadapi menopause di Desa Murtigading Sanden Bantul pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum penyuluhan sama-sama sebagian besar responden termasuk dalam kategori kurang siap yaitu sebanyak 20 responden (50%) pada kelompok eksperimen dan 18 responden (51,4%) pada kelompok kontrol.

Kesiapan menghadapi menopause di Desa Murtigading Sanden Bantul pada kelompok eksperimen setelah dilakukan penyuluhan yaitu semua responden termasuk dalam kategori siap sebanyak 40 responden (100%) sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden termasuk dalam kategori kurang siap sebanyak 19 responden (54,3%).

Terdapat perbedaan kesiapan antara sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok eksperimen yang diuji menggunakan analisis Wilcoxon

menghasilkan nilai Zhitung sebesar -5,261 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Terdapat pengaruh penyuluhan terhadap kesiapan menghadapi

menopause pada ibu premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul

tahun 2014 yang diuji menggunakan analisis Mann-Whitney menghasilkan nilai Zhitung sebesar -6,793 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

SARAN

Bagi Ibu Premenopause di Desa Murtigading Sanden Bantul diharapkan dapat menambah informasi dan kesiapan dalam menghadapi

menopause. Bagi Profesi Bidan diharapkan dapat memberikan informasi serta

meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi khususnya tentang menopause

(12)

khususnya tentang menopause sehingga masyarakat dapat memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES „Aisyiyah

Yogyakarta) diharapkan dapat ikut serta dalam memberikan pendidikan kesehatan (penyuluhan) khususnya tentang kesehatan reproduksi kepada masyarakat umum agar derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya tentang

menopause dan lebih memperhatikan penggunaan media yang akan

digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan sehingga pesan atau informasi yang ingin disampaikan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Christiani, Retnowati, & Purnamaningsih. Hubungan Persepsi tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan Pada Wanita yang Menghadapi Menopause. Jurnal Psikologi [Internet], v. 27, no. 2, pp. 96-100. Yogyakarta: UGM. Tersedia dalam: http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id. [Diakses 3 Maret 2014].

Dahlan, M.S. (2013). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dillaway, H.E. (2006). When Does Menopause Occur, and How Long Does It

Last?Wrestling with Age-and Time-Based Conceptualizations of

Reproductive Aging. NWSAJournal, v. 18, no. 1, pp. 31-60..

Fransiska, A. (2012). Hubungan Kesiapan Wanita dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo

Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi

Skripsi [Internet]. Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta. [Diakses 3 Maret 2014].

Ismiyati, A. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause dengan Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu Premenopause di Perumahan Sewon Asri Yogyakarta. Skripsi : Program Studi DIV Kebidanan Transfer Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Larasati, T. (2007). Jurnal Kualitas Hidup pada Wanita yang Sudah Memasuki Masa Menopause. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. [Diakses 7 Maret 2014].

(13)

Megawati. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Menopause di Dusun Kresen Bantul Tahun 2012. Skripsi : Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV STIKES „Aisyiyah Yogyakarta.

Nelson, H.D. (2008). Menopause. Journal of The Lancet, Maret 2008, v.371, no. 9614, pp. 760-70.

Nugroho, T. (2010). Buku Ajar Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rustami. (2013). Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu pada Masa Menopause di Serangan RW 02 Notoprajan Ngampilan Yogyakarta Tahun 2013. Skripsi : Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV STIKES „Aisyiyah Yogyakarta.

Gambar

Tabel.2 di
Tabel. 2

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat kami serta keluarga kami yang telah banyak memberi masukan dan saran dalam penyelesaian Skripsi ini.. Skripsi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio, Return On Asset dan Non Performing Loan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kredit,

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research and development (R&amp;D), yang bertujuan untuk mengetahui 1) kondisi faktual penggunaan LKS

Nuryanto (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Perubahan Sosial Ekonomi Petani Cengkeh di Desa Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, dalam penelitian

“ Metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

Menurut Mardiasmo (2011) menyebutkan bahwa pajak dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu sebagai berikut:.. Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul atau

Bidang kerja praktikan yaitu mengagendakan surat dan dokumen, menggandakan dan mendistribusikan surat maupun dokumen untuk karyawan Divisi Ortala maupun divisi lain

Penerapan sanksi / hukuman terhadap seseorang yang telah melanggar Undang-Undang merupakan urutan dari kaedah hukum suatu Negara yang bersifat hirarkis penerapan sanksi