• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia galanga, Linn ) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia galanga, Linn ) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sunyoto, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID RIMPANG

LENGKUAS MERAH (Alpinia galanga, Linn )

SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Sunyoto, Anita Agustina

INTISARI

Rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) merupakan tanaman yang mengandung flavonoid yang dapat digunakan sebagai anti jamur, anti kembung, anti oksidan dan meredakan rasa lelah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan isolasi flavonoid pada rimpang lengkuas merah dengan metode maserasi dan identifikasi dengan menggunakan KLT.

Metode penelitian adalah penelitian observasi dengan mengisolasi dengan metode maserasi dan mengidentifikasi flavonoid menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silica GF 254 dan fase gerak etil asetat : methanol : air (1 : 4 : 5).

Hasil penelitian dari isolasi maserasi mempunyai rata-rata rendemen 4,21%. Organoleptis rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) berbentuk bulat tidak merata, berwarna coklat kekuningan, berasa pahit dan berbau aromatik (khas). Bentuk bercak tidak sama berwarna sama coklat kekuningan. Dari identifikasi standar yang digunakan Quersetin, Rf sampel dan Rf standar tidak sama yaitu 0,90 dan 0,82.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dalam rimpang merah terdapat kandungan Flavonoid yang dapat diidentifikasi dengan menguunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.

(2)

PENDAHULUAN

Kekayaan alam Indonesia yang subur dengan aneka jenis tumbuhan serta warisan dari nenek moyang berupa kemampuan untuk meramunya menjadi obat yang bermanfaat bagi kesehatan merupakan asset yang baik untuk bangsa ini. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional semakin disukai karena umumnya sedikit efek samping yang membahayakan (Muhlisah, 2008).

Manusia secara naluri mempunyai kecenderungan menggunakan alam sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhannya, maka tumbuhan yang banyak memberi manfaat ditanam di pekarangan rumah, sehingga jika dibutuhkan mudah untuk didapatkan, salah satu tumbuhan tersebut adalah rimpang lengkuas merah bagian penting dari bahan obat tanaman ini adalah akar yang mempunyai bau aromatik dan rasanya pedas (Siswanto, 2004).

Lengkuas merupakan salah satu tanaman yan mempunyai banyak potensi. Lengkuas yang biasanya digunakan untuk pengobatan adalah jenis lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn). Khasiat secara empiris lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) digunakan sebagai anti jamur dan anti kembung. Lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) merupakan tanaman yang mudah didapat dan dapat digunakan untuk pemanfaatan sehari-hari.

Zat aktif yang terkandung dalam lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) flavonoid. Flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) bermanfaat sebagai antioksidan, meredakan rasa lelah, anti mutagenik, penghambat enzim siklo-oksigenase dan lipoksogenase dapat merangsang semangat dan menghangatkan tubuh. Selain itu, rimpang lengkuas merah

(Alpinia galanga, Linn) dipercaya dapat digunakan untuk membantu

penyembuhan penyakit kulit, rematik, digunakan sebagai obat gosok dan pelancar kemih (Siswanto, 2004).

Dalam penelitian ini, cara pengambilan flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) menggunakan metode maserasi. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel zat yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan larutan yang pekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan kosentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Anonim, 1986). Cara ekstraksi ini telah dilakukan sebelumnya oleh Nurhayati, 2009 menghasilkan menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol.

Metode identifikasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Kromatografi Lapis Tipis hanya membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah sedikit, waktu yang digunakan untuk mengidentifikasi dengan metode ini lebih cepat dibandingkan dengan metode lain sehingga lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih akurat (Sumarno, 2001).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 21 Sunyoto, dkk., Isolasi Dan Identifikasi Flavonoit Rimpang…

(3)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, kandungan flavanoid dalam ekstrak etanol rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn), dengan metode soxletasi dan fraksi air, fraksi etil asetat, masing-masing diperiksa dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (fase diam selulosa; fase gerak BAW (3 : 1 : 1 v/v) dideteksi dengan UV 366 nm sebelum dan sesudah diuapi amoniak. Dari hasil pengujian KLT diperoleh nilai Rf 0,47 dari fraksi etil asetat (Friska, 2005).

Dari uraian latar belakang diatas, banyak manfaat flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn), sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang isolasi flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) dan mengidentifikasinya dengan metode KLT.

Rumusan Masalah : Apakah terdapat kandungan Flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn)?

Tujuan Penelitian : Melakukan Isolasi senyawa flavonoid dalam rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) dengan metode maserasi, Melakukan Identifikasi flavonoid dari rimpang lengkuas merah (Alpinia

galanga, Linn) dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian observasional. Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu senyawa flavonoid dari rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) yang diukur dengan rendemen dan nilai Rf.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn), yang diambil dari kebun Ibu Suwarti yang terletak di Desa Bapangan, Kecamatan Ceper, Kelurahan Kuncen RT 04, RW 01, Kabupaten Klaten.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria Inklusi: Rimpang berbentuk panjang bercabang dan pada permukaan rimpang berserabut kasar kulit berwarna coklat kemerahan. a. Kriteria Eksklusi: Rimpang tidak berbentuk panjang bercabang

permukaan rimpang juga tidak berserabut kasar kulit tidak berwarna coklat kemerahan.

22 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(4)

Instrumen dan Cara Kerja

1. Bahan, Alat dan Cara Kerja Isolasi

a) Bahan, Rimpang segar lengkuas merah, Aquadest, Etanol 70 %

b) Alat-alat yang digunakan, Botol, Batang pengaduk, Saringan, beaker glas, water bath, timbangan digital, cawan penguap

c) Cara kerja isolasi

Gambar 3.1. Skema Pembuatan Maserasi (Irwanto, 2010) 100 g bagian rimpang lengkuas merah segar dengan derajat

halus

Dimasukkan dalam botol

Dituangi dengan 75 bagian cairan penyari

Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya dan kadang-kadang diaduk.( minimal 3x sehari ) setiap 2 jam sekali

Setelah 5 hari diserkai, ampas di saring

Ampas + cairan penyari secukupnya, diaduk dan disekai ad. 100 bagian sari

Cairan penyari diuapkan di wajan dengan pemanasan

Diperoleh ekstrak kental

Ditimbang

Panci ditutup (biarkan di tempat sejuk) selama 2 hari

Endapan dipisahkan

Replikasi 3x

CERATA Journal Of Pharmacy Science 23 Sunyoto, dkk., Isolasi Dan Identifikasi Flavonoit Rimpang…

(5)

2. Bahan dan Alat Untuk KLT a) Bahan untuk KLT

1) Quersetin, Metanol, Fase diam : Silica Gel GF 254 2) Fase gerak: Etilasetat : 4, Metanol : 1, Air : 5 b) Alat-alat yang di gunakan untuk KLT

3 ) Alat Silica G F 254 , Seperangkat alat KLT, Kapiler, Lampu UV c) Cara kerja

1) Siapkan ekstrak kental rimpang lengkuas merah

2) Kemudian ekstrak ditotolkan 1-3 tetes pada silica gel GF 254

3) Kemudian totolkan pembanding (Quersetin 1-3 tetes ) di samping sampel

4) Masukkan fase gerak kedalam bejana

5) Masukkan kertas saring dan jenuhkan bejana

6) Memasukkan fase diam yang sudah ditotolkan dengan sampel dan standar, tutup bejana rapat - rapat

7) Diamkan dan biarkan mengembang.

Elusi dengan fase gerak etilasetat : metanol : air ( 4 : 1: 5)

8) Kemudian ambil fase diam setelah pengembangan, angkat plat silica dan biarkan sampai mengering.

9) Amati di bawah lampu UV 254 nm kemudian ditandai ditempat pemadam bercak, lalu mengamati warnanya.

10) Amati bercak, warna dan hitung Rf nya (Sumarno, 2001). 24 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(6)

Gambar 3.2 Skema Identifikasi Flavonoid dengan KLT (Sumarno, 2001). Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil Uji Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia STIKES Muhammadiyah Klaten dengan cara sebagai berikut :

1. Sifat organoleptis rimpang dan ekstrak berupa bentuk, warna, bau dan rasa. 2. Mikroskopik ekstrak rimpang lengkuas merah

3. Rendemen

x 100% Siapkan bejana, isi dengan fase gerak (etil

asetat:metanol:air (4:1:5)

Masukan kertas saring dalam bejana sampai jenuh

Totolkan sampel 1-3 tetes pada fase diam silica gel GF254

Totolkan pembanding (Quersetin) 1-3 tetes disamping sampel

Setelah jenuh masukkan plat ke dalam bejana

Proses elusi

Ambil plat silica gel dan biarkan kering

Dilihat pada lampu UV

Amati bercak, warna, hitung Rf-nya

CERATA Journal Of Pharmacy Science 25 Sunyoto, dkk., Isolasi Dan Identifikasi Flavonoit Rimpang…

(7)

4. Harga Rf

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil determinasi

Tanaman rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) diperoleh dari kebun Ibu Suwarti yang terletak di Desa Bapangan, Kelurahan Kuncen RW.01 RT.04, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Untuk mengetahui keaslian dan kebenaran tanaman, terlebih dahulu dilakukan determinasi di Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat–Obat Tradisional (B2P2TOOT) Karanganyar. Dari hasil determinasi menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar merupakan tanaman lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) Hasil determinasi dapat dilihat di daftar lampiran 2. Hasil determinasi tanaman dengan kunci determinasi (Backer dan Van Den Brick, 1968) 1a_2b_4a_5b 4. Languas

1a ______________________________ Langkuas galanga (L.)Stutsz. 2. Perhitungan Rendemen

Tabel 4.1 Hasil rendemen maserasi

Sampel Bobot sampel Bobot ekstrak Rendemen

A 100 gram 4,14 gram 4,14 % b/b

B 100 gram 3,97 gram 3,97 % b/b

C 100 gram 4,88 gram 4,88 % b/b

Rata2 100 gram 4,33 gram 4,33 % b/b

SD 0,48 0,48

CV 11,09 11,09

3. Sifat organoleptis

Tabel 4.2 Data Hasil Organoleptis No Organoleptis Hasil

1. Bentuk Ekstrak (tidak terlalu pekat)

2. Warna Hitam Kecoklatan

3. Bau Khas Aromatik

4. Rasa Pedas diikuti rasa pahit

26 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(8)

4. Mikroskop

Gambar 4.1 Mikroskopis ekstrak Rimpang lengkuas merah (Alpinia

galangga, Linn) dengan pembesaran 100 mikron

5. Perhitungan Rf

Tabel 4.3 Perhitungan harga Rf ekstrak Sampel Rf Sampel Rf standar

A 0,92 0,81 B 0,88 0,84 C 0,90 0,82 Rata2 0,9 0,82 SD 0,02 0,015 CV 2,22 % 1,83 % B. PEMBAHASAN

Lengkuas merah merupakan tanaman semak, menahun, tinggi bisa mencapai 2 m. Berbatang semua, terdiri dari pelepah yang menyatu, membentuk rimpang, hijau keputihan. Berdaun tunggal, lonjong memanjang tepi rata, ujung lancip, pangkal tumpul, panjang 25 – 30 cm, beralur, hijau, benang sari satu, tegak, kepala sari 2 - 2,5 cm. Rimpang lengkuas berkhasiat sebagai stomatik, diaforetik, karminatif, aromatik, stimulan, ekspektoran dan anti fungi, Lengkuas sebagai obat tradisional digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan mulas, dan digunakan untuk mengobati panu dan kadas dan mengobati reumatik, sakit limpa, membangkitkan gairah seks, membangkitkan nafsu makan dan bronkhitis (Haryanto, 2009)

1. Determinasi tanaman

Tujuan dari determinasi tanaman adalah apakah tanaman yang digunakan dalam sampel penelitian ini benar jenis rimpang lengkuas merah

(Alpinia galanga.Linn), Sesuai dengan Backer and Van den 1968.

Determinasi dilakukan di Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman Obat–Obat Tradisional (B2P2TOOT) Karanganyar. Berdasarkan hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga,

Linn).

CERATA Journal Of Pharmacy Science 27 Sunyoto, dkk., Isolasi Dan Identifikasi Flavonoit Rimpang…

(9)

2. Rendemen

Rendemen adalah perbandingan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal (Markham,1989). Pada penelitian ini dihasilkan rendemen dengan rata-rata sebesar 4,33 % b/b. Hal ini menunjukan hasil rendemen yang didapatkan cukup banyak lebih dari yang diharapkan 1,5% b/b-2,5% Isolasi yang digunakan yaitu maserasi, Pelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa menjadi sebuah larutan yang bisa diambil sarinya.Pelarut yang digunakan dalam proses maserasi ini adalah etanol 70 % dikarenakan (Anonim, 1989). Lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, Absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

Kerugian metode ini adalah etanol mahal harganya. Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Murah dan mudah diperoleh, Stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki, Tidak mempengaruhi zat berkhasiat (Anonim, 1989).

3. Sifat organoleptis

Hasil uji organoleptis pada penelitian ini berupa bentuk ekstrak (tidak terlalu pekat), dikarenakan dalam proses penguapan kurang maksimal. ekstrak berwarna hitam kecoklatan, bau khas aromatik. rasa pedas. pahit sudah sesuai dengan (Anonim, 1989).

4. Mikroskop

Uji mikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya 100 mikron, ekstrak rimpang lengkuas sudah bisa terlihat dengan pembesaran 100 mikron. Dalam penelitian ini sudah sesuai dengan yang tertera dalam (Materia medika edisi V).

Gambar 4.2 mikroskopik ekstrak lengkuas (Materia medika edisi V) Secara teori ekstrak rimpang lengkuas merah berbetuk bulat lingkaran tepi lebih tebal tidak merata, menyerupai pori – pori dan spora pada daun. berwarna coklat kekuningan.ekstrak yang diperoleh kurang begitu kental dikarenakan dalam proses penguapan kurang maksimal.

28 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(10)

5. Perhitungan Harga Relatif (Rf)

Kromatografi Lapis Tipis adalah salah satu alat pemisah dan alat uji senyawa secara kualitatif dan kuantitatif. Eluen yang digunakan adalah Etil asetat : Metanol : Air dikarenakan ke tiga-tiganya sama-sama polar. Dalam penelitian ini digunakan pembanding Quersetin. Quersetin adalah kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat, bila vitamin C mempunyai aktifitas antioksidan satu maka Quersetin mempunyai aktifitas antioksidan 4,7. Quersetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari penyakit degenerativ dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak.

Pembanding menunjukan rata-rata harga Rf 0,90 sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian menunjukan rata-rata harga Rf 0,82. Noda-noda terpisah berdasarkan kepolarannya, Noda-noda yang mempunyai harga Rf lebih rendah cenderung memiliki kepolaran yang lebih tinggi karena lebih terdistribusi ke fase diam yang bersifat polar, dibandingkan dengan harga Rf yang lebih besar karena lebih terdistribusi ke dalam fase gerak (Markham, 1989).

Pada deteksi dengan sinar UV 254 nm, baik ekstrak rimpang lengkuas merah maupun standar menunjukan warna coklat kekuningan dan tampak terjadinya tailing pada identifikasi kromatografi Lapis Tipis. Terjadinya tailing disebabkan pada penotolan jumlah cuplikan yang ditotolkan berlebih. Sehingga tidak semua senyawa berinteraksi dengan fase diam, derajat kejenuhan uap di dalam bejana yang belum jenuh dan dimungkinkan struktur kimia senyawa yang dipisahkan terdapat dua atau lebih, senyawa yang mirip sehingga sukar untuk dipisahkan. Perbedaan harga Rf ini terjadi karena salah satunya ketebalan lapisan, kejenuhan ruang kromatografi yang kurang jenuh, teknik pengembangan (elusi) dan kualitas pelarut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan : Ekstrak maserat rimpang lengkuas merah (Alpinia galangal,

Linn) mengandung zat aktif Flavonoid. Saran

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis senyawa kimia lain yang terdapat pada rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn)

misalnya minyak atsiri, eugenol.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan memanfaatkan ekstrak rimpang lengkuas merah dalam bentuk sediaan seperti cream atau gel.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 29 Sunyoto, dkk., Isolasi Dan Identifikasi Flavonoit Rimpang…

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Becker, C.A. and Van den Brink, R.C., 1968, Flora of Java (Spermatophytes only), Vol. 2, N.V.P, Noordh off Gronirgen the Netherland.

Friska, 2005. Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Ekstrak Metanol rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga, Linn) MenggunakanKromatografi Lapis Tipis Dan SpektrofotometriUv-Vis. Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetauan Alam. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Palmall. Yogyakarta.

Irwanto. 2010. http://irwanfarmasi.blogspot.com/2010/04/ ekstraksi-menggunakan-proses-infudasi.html. 08 Oktober 2012. Jam 9:03 PM

Markham. 1989. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. ITB. Bandung.

Munif, Amrul dan Moch Imron. 2010. Metodelogi Penelitian Bidang kesehatan. CV Sagung Seto. Jakarta.

Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). PT Niaga Swadaya. Jakarta.

Nurhayati. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid Serta Uji Toksisitas Ekstrak Etil Asetat Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia galanga Linn). Isolasi Dilakukan dengan Cara Soxletasi. Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Bogor.

Siswanto, Yuli Widyastuti. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Panebar Swadaya. Jakarta.

Sumarno. 2001. Teori Dasar Kromatografi. Bagian Kimia Farmasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

30 CERATA Journal Of Pharmacy Science

Gambar

Gambar 3.1. Skema Pembuatan Maserasi (Irwanto, 2010)  100 g bagian rimpang lengkuas merah segar dengan derajat
Gambar 3.2 Skema Identifikasi Flavonoid dengan KLT (Sumarno, 2001).  Metode Pengumpulan Data
Tabel 4.1 Hasil rendemen maserasi
Gambar  4.1  Mikroskopis  ekstrak  Rimpang  lengkuas  merah  (Alpinia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka telah dilaksanakan penelitian tentang efek tonikum ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol pada rimpang lengkuas ( Alpinia galanga Linn.) secara in vitro terhadap

Pengaruh Pemberian Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah ( Alpinia galanga (L.) Willd) Sebagai Antiinflamasi Pada Telapak Kaki Tikus Putih Jantan Strain Wistar ( Rattus

Simpulan Ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) berefek antidiare dengan mengurangi frekuensi defekasi, berefek mengurangi berat feses, dan memadatkan

”Pengaruh Ekstrak Rimpang Lengkuas ( Alpinia galanga L.) dengan Pelarut Etanol terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhi, Bacillus subtilis,

Telah dilakukan penelitian pengaruh perbedaan konsentrasi cairan pengekstrak etanol 5o/o, 3OVo, 600/o, dan 90% dari ekstrak rimpang Lengkuas merah (Alpinia galanga L.Swartz)

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga (L.) Swartz) dengan berbagai konsentrasi etanol sebagai pelarut penyari terhadap daya

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel antioksidan dengan menggunakan basis Aqupec 505 HV dari ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.Willd) dengan