• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24 PADA PT GUDANG GARAM TBK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24 PADA PT GUDANG GARAM TBK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

EVALUASI PENERAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 24

PADA PT GUDANG GARAM TBK

Ryza Evylia Sukma UN PGRI KEDIRI evyliaryza@gmail.com Dian Kusumaningtyas, S.E., M.M

UN PGRI KEDIRI

diankusumaningtyas14@gmail.com

Abstract

Employee benefits are reciprocal provided by the company in exchange for services provided by the workforce or for termination of employment (PSAK 24,2013: paragraph 8). The Company should apply accounting for employee benefits (post-employment benefits), since the post-(post-employment benefits are part of finance in operational financing and should be disclosed transparently in the financial statements.

This study aims to (1) the appropriateness of the application of PSAK No.24 revision (2013) on post-employment benefits in the financial statements of PT. Gudang Garam (2) To know the suitability of accounting treatment of PT. Gudang Garam on post-employment benefits is in conformity with PSAK No. 24 revisions (2013)

This type of research is descriptive quantitative. The object of this study is the financial statements. PT. Gudang Garam Tbk period of December 31, 2012, 2013, 2014, 2015, and 2016. Data collection techniques using field studies, namely dengn amengabil financial statements that have been published on the Indonesia Stock Exchange. The analysis used is quantitative descriptive by comparing the application of post-employment benefits to the entity to the applicable PSAK. Based on the results of the analysis conducted, it can be seen that PT Gudang Garam has implemented the PSAK 24 reported in the financial statements, and the methods used in the financial statements are appropriate.

The conclusions of this study are 1) the application of post-employment benefits accounting with the project unit credit method in PT Gudang Garam has been seseuai with provisions that have been set based on PSAK 24 (Revised 2013). 2) in principle, the conformity between entities with PSAK regarding post-employment benefits is in accordance with the data of financial statements as well as labor regulations in PT.Gudang Garam.

Keywords: PSAK 24 (Revised 2013), post-employment benefits, recognition, measurement, presentation.

Abstrak

Imbalan kerja merupakan timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24,2013: paragraf 8). Perusahaan harus menerapkan akuntansi mengenai imbalan kerja (imbalan pasca kerja), karena imbalan pasca kerja merupakan bagian dari keuangan dalam pembiayaan operasional dan harus diungkapkan secara transparan dalam laporan keuangan.

Penelitian ini bertujuan (1) kesesuaian penerapan PSAK No.24 revisi (2013) mengenai imbalan pasca kerja pada laporan keuangan PT. Gudang Garam (2) Untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi PT. Gudang Garam mengenai imbalan pascakerja sudah sesuai dengan PSAK No. 24 revisi (2013)

Jenis penelitian ini yaitu diskriptif kuantitatif. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan. PT. Gudang Garam Tbk periode 31 Desember 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan, yaitu dengn amengabil laporan keuangan yang telah di publis di Bursa Efek Indonesia. Analisis yang digunakan adalah deskritif kuantitatif dengan membandingkan penerapan imbalan pasca kerja terhadap entitas dengan PSAK yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa PT Gudang Garam telah melakukan penerapan PSAK 24 yang dilaporkan pada laporan keuangan, dan metode yang digunakan pada laporan keuangan tersebut telah sesuai.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) penerapan akuntansi imbalan pasca kerja dengan metode project unit credit pada PT Gudang Garam telah seseuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013). 2) pada prinsipnya kesesuaian antara entitas dengan PSAK mengenai imbalan pasca kerja sudah sesuai didukung dengan adanya data laporan keuangan sekaligus peraturan ketenagakerjaan pada PT.Gudang Garam.

Kata kunci : PSAK 24 (Revisi 2013), imbalan pasca kerja, pengakuan,pengukuran,penyajian.

PENDAHULUAN

Imbalan kerja merupakan timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24,2013: paragraf 8). Perusahaan

harus menerapkan akuntansi mengenai imbalan kerja (imbalan pasca kerja), karena imbalan pasca kerja merupakan bagian dari keuangan dalam pembiayaan operasional dan harus diungkapkan secara transparan dalam laporan keuangan.

PSAK 24 mencakup persoalan hari tua (usia

(2)

lanjut)atau berhenti bekerja sewaktu-waktu secara langsung dan tidak langsung, hal ini akan berpengaruh kepada konsentrasi kerja karyawan dan bukan tidak mungkin jika akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas karyawan. Antara perusahaan dengan karyawan sebenarnya merupakan bagian integral yang saling mutualis. Pihak karyawan membutuhkan ketenangan kerja serta jaminan-jaminan pada saat sudah tidak bekerja, dan dilain pihak perusahaan membutuhkan tenaga mereka untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Dalam akuntansi imbalan kerja, PT.Gudang Garam mengakui imbalan kerja yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja, baik staff maupun pekerja. Dalam melakukan suatu pengukuran imbalan kerja sesuai dengan waktu kerja, output yang dihasilkan, jabatan dan faktor lainnya serta mengungkapkan berapa banyak imbalan kerja yang diberikan bagi tenaga kerja kedalam laporan keuangan perusahaan sebagai transparansi atas kinerja perusahaan. Imbalan kerja yang telah diberikan pasca bekerja berupa bantuan jaminan kesehatan (BPJS) yang diberikan karyawan dan keluarganya sampai karyawan berusia 55 tahun. Pada tahun 2013 2.088 karyawan yang telah menerima bantuan jaminan kesehatan setelah dinyatakan pensiun.

1. Ketenagakerjaan

Negara Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disusun dengan harapan dapat menciptakan rasa keadilan bagi semua pihak dan memperluas lapangan kerja dengan menjaga iklim investasi . Undang-Undang ketenagakerjaan terdiri dari 18 bab 159 pasal, yang mengatur hubungan antara pengusaha, karyawan dan pemerintah hubungan tersebut harus berlangsung harmonis sehingga roda perekonomian dapat berjalan secara optimal. Dengan demikian Undang-Undang Ketenagakerjaan merupakan dasar dalam menentukan besaran baik dalam imbalan jangka pendek maupun jangka panjang yang merupakan bagian dari imbalan pasca kerja, yang harus dilaporkan pada laporan keuangan setiap perusahaan.

2. Pengertian Imbalan Pasca Kerja

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 (Revisi 2013) Paragraf 3 menyatakan bahwa imbalan kerja yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait.

Menurut Bruce (2012:348) imbalan pasca kerja post employment benefits adalah imbalan kerja dimana suatu entitas berkewajiban untuk membayar kepadakaryawannya, atau atas nama karyawannya, setelah terminasi atau penyelesaian masa kerja.

3. Jenis – jenis Imbalan Kerja

Nealson (2014:357) menyatakan bahwa Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas dalam pertukaran untuk layanan yang diberikan oleh karyawan atau pemutusan hubungan kerja, dan meliputi : a. Imbalan kerja jangka pendek bagi karyawan, seperti

upah dan gaji; b. Pesangon;

c. Imbalan pasca kerja seperti pension dan manfaat pension lainnya, dan

d. Imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti cuti panjang lainnya.

4. Penyajian, Pengukuran, Pengakuan dan

Pengungkapan Imbalan Pasca Kerja

PSAK No. 24 menyajikan komponen beban dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu:

1) Biaya Jasa (Service Cost)

2) Bunga Neto atas Liabilitas (Aset) imbalan pasti Neto (Net Inteet Income Expense).

3) Pengukuran kembali dari liabilitas (Aset) imbalan pasti Neto (Remeasurement).

Bruce,dkk., (2012:353) menyatakan bahwa liabilitas imbalan pasti (defined benefit liability) adalah sebagai nilai sekarang (presen value) dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal pelaporan, dikurangi nilai wajar pada tanggal pelaporan, dari setiap aset program dari kewajiban yang langsung harus diselesaikan.

Menurut Bruce dkk., (2012:353) pengakuan imbalan pasca kerja atau program imbalan pasti yaitu dengan menerapkan prinsip pengakuan umum terhadap program imbalan pasti , suatu liabilitas dan beban (expense) juga diakui atas program imbalan pasti. namun demikian, liabilitas diakui atas kewajiban milik entitas menurut program imbalan pasti setelah mengurangi nilai dari aset program yang terkait.

Menurut Bruce dkk., (2012:352) pengungkapan imbalan pasca kerja merupakan beban yang diakui dalam laporan laba rugi untuk program iuran pasti (defined contribution plan) harus diungkapkan

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari pelaporan keuangan penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

(3)

dan keterangan-keterangan mengenai PSAK 24 imbalan pasca kerja revisi (2013) pada laporan keuangan PT. Gudang Garam tahun periode 2012-2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Penerapan Akuntansi Imbalan Pasca kerja pada PT Gudang Garam

Penerapan akuntansi imbalan pasca kerja pada PT Gudang Garam menggunakan jenis imbalan pasca kerja tanpa pendanaan (unfunded) yaitu imbalan pasca kerja yang paling sederhana karena tidak didanai melalui dana pensiun ataupun asuransi tetapi melalui pembayaran kas. pembayaran kas dilakukan atas uang pesangon, penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak pada saat pekerja memasuki usia pensiun. Apabila tidak didanai melalui dana pensiun ataupun asuransi, maka imbalan pasca kerja langsung di bukukan oleh perusahaan dengan dibebankan beban imbalan pasca kerja (post employee benefits)dan mengakui kewajiban imbalan pasca kerja (post employee benefits obligation). Dalam penerapannya imbalan pasca kerja PT Gudang Garam menyesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 (Revisi 2013) imbalan pasca kerja diakui pada laporan keuangan dengan menggunakan metode project unit credit

untuk menentukan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini.

Tabel 1

Rincian Imbalan Pasca Kerja Tahun 2012

(disajikan dalam jutaan rupiah)

Imbalan pasca kerja Tahun Periode 2012

Liabilitas imbalan pasca kerja awal tahun

Beban imbalan pasca kerja selama tahun berjalan Imbalan yang dibayar selama tahun berjalan Liabilitas imbalan pasca kerja akhir tahun

759,206 210,315 (88,321) 881,200 Tingkat diskonto per tahun

Tingkat kenaikan kompensasin per tahun

6.25% 7.50% Beban imbalan pasca

kerja yang dakui dalam laporan laba rugi komprehensif

konsolidasian sebagai berikut:

1. Biaya jasa kini 2. Biaya bunga 3. Kerugian aktuaria yang diakui 4. Amortisasi beban jasa lalu 95,242 82,540 12,123 20,410 210,315 Dibebankan pada: 1. Biaya produksi 2. Beban usaha 115,797 94,518 210,315 Nilai kini kewajiban

imbalan pasti

1,342,133 Penyesuaian liabilitas

program

(27,983)

Sumber: Laporan Kuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2012

Pada tabel 1 diatas, liabilitas imbalan pasca kerja awal tahun 2012 senilai Rp.759.206.000.000, beban imbalan pasca kerja selama tahun berjalan sebesar Rp.210.315.000.000, imbalan yang dibayar selama tahun berjalan sebesarRp. 88.321.000.000, sehingga total liabilitas imbalan pasca kerja akhir tahun 2012 sebesar Rp.881.200.000.000. Biaya-biaya imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi antara lain biaya jasa kini sebesar Rp. 95.242.000.000, biaya bunga sebesar Rp.82.540.000.000, kerugian aktuaria yang diakui sebesar Rp.12.123.000.000, amortisasi beban jasa lalu senilai Rp.20.410.000.000, sehingga total keseluruhan jumlah beban yang diakui sebesar Rp.210.315.000.000. biaya yang dibebankan pada proses produksi sebesar Rp.115.797.000.000 dan pada beban usaha sebesar Rp.94.510.000.000.

Tabel 2

Rincian Imbalan Pasca Kerja Tahun 2013

(disajikan dalam jutaan rupiah)

Imbalan pasca kerja Tahun Periode

2013 Nilai kini kewajiban imbalan pasti

Beban jasa lalu yang belum diakui Keuntungan/(kerugian) aktuaria yang belum diakui

1,054,940 (118,632)

86,596 1,022,904 Tingkat diskonto per tahun

Tingkat kenaikan kompensasin per tahun

6.25% 7.50% 1. Nilai kini kewajiban

imbalan pasti awal tahun 2. Biaya jasa kini

3. Biaya bunga

4. Imbalan yang dibayarkan 5. (keuntungan)/kerugian

aktuaria

Nilai kini kewajiban imbalan pasti akhir tahun

1,342,133 122,166 81,666 (96,950) (394,075) 1,054,940

(4)

Liabilitas imbalan pasca kerja pada laporan keuangan:

1. Liabilitas imbalan pasca kerja awal tahun

2. Beban imbalan pasca kerja selama tahun berjalan 3. Imbalan yang dibayar selama

tahun berjalan

Liabilitas imbalan pasca kerja akhir tahun

881,200 238,654 (96,950) 1,022,904

Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian:

1. Biaya jasa kini 2. Biaya bunga

3. Kerugian aktuaria yang diakui

4. Amortisasi beban jasa lalu

122,166 81,666 14,413 20,409 238,654

Sumber: Laporan Kuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2013

Padatabel 2 rincian imbalan pasca kerja tahun 2013, nilai kini kewajiban imbalan pasti sebesar Rp.1.054.940.000.000, beban jasa lalu yang belum diakui sebesar Rp.118.632.000.000, keuntungan atau kerugian yang belum diakui pada tahun ini sebesar Rp.86.596.000.000, total keseluruhan Rp.1.022.904.000.000. pada tahun 2013 tercatat nilai kini

kewajiban imbalan pasti sebesar Rp.1.342.133.000.000, biaya jasa kini sebesar Rp.122.166.000.000, biaya bunga sebesar Rp.81.666.000.000, imbalan yang dibayarkan pada tahun 2013 sebesar Rp.96.950.000.00, keuntungan atau kerugian aktuaria yang diperoleh sebesar Rp.394.075.000.000, sehingga nilai kini kewajiban imbalan pasti akhir tahun sebesar Rp.1.059.900.000.000. beban-beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rrugi untuk biaya jasa kini sebesar Rp.122.166.000.000, biaya bunga Rp.81.666.000.000, kerugian aktuaria yang diakui sebesar Rp.14.413.000.000 dan amortisasi beban jasa lalu sebesar Rp.20.409.000.000, sehingga total keseluruhan sebesar 238.654.000.000, yang di bebankan pada biaya produksi sebesar Rp.119.574.000.000 dan beban usaha sebesar Rp.119.080.000.000, total yang dibebankan sebesar Rp.238.654.000.000.

Tabel 3

Rincian Imbalan Pasca Kerja Tahun 2014

(disajikan dalam jutaan rupiah)

Imbalan pasca kerja Tahun Periode

2014 Liabilitas imbalan pasca kerja awal

tahun

(Pendapatan) beban imbalan pasca kerja selama tahun berjalan

Imbalan yang dibayar selama tahun berjalan

Liabilitas imbalan pasca kerja akhir tahun

1,022,904 (75,942)

(60,661) 886,301

Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan kompensasin per tahun

6.25% 7.50% Beban imbalan pasca kerja yang

dakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

1. Biaya jasa kini 2. Biaya bunga

3. Kerugian aktuaria yang diakui

4. Amortisasi beban jasa lalu 5. Kurtailmen 6. Pensiun dini 1,342,133 122,166 81,666 (96,950) (394,075) 1,054,940 Di bebankan pada: 1. Biay produksi 2. Beban usaha 84,788 355,124 439,912

Sumber: Laporan Kuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2014

Pada tabel 3 rincian imbalan pasca kerja tahun

2014 mengalami kenaikan dari tahun 2013.

Liabilitas akhir tahun yang diperoleh selama

periode 2014 sebesar Rp. 886.301.000.000

dimana total dari nilai liabilitas imbalan pasca

kerja awal tahun sebesar Rp.1.022.904.000.000,

beban imbalan pasca kerja selama tahun

berjalan Rp. 60.661.000.000. pada imbalan

pasca kerja yang diakui dalam laba rugi

komprehensif biaya jasa kini pada tahun 2014

senilai Rp.88.067.000.000, biaya bunga

Rp.91.583.000.000, kerugian aktuaria yang

diakui sebesar Rp.320.000.000,amortisasi beban

jasa lalu Rp. 20.410.000.000, kurtailmen Rp.

(276.322.000.000), sehingga memperoleh nilai

75.942.000.000 dikurangkan dengan biaya

pensiu dini sebesar Rp.515.854.000.000, total

dari keseluruhan sebesar Rp.439.912.000.000.

beban produksi dan beban usaha yang diperoleh

tahun 2014 sebesar Rp.439.912.000.000.

Tabel 4

Rincian Imbalan Pasca Kerja Tahun 2015

(disajikan dalam jutaan rupiah)

Imbalan pasca kerja Tahun Periode

2013 Perubahan Kewajiban Imblan

Pasti Kewaiban imbalan pasti awal tahun

(5)

Dalam laba rugi : 1. Beban jasa kini 2. Beban bunga 3. Kurtailmen

112,546 78.105

- Penghasilan komprehensif lain:

1. Asumsi finansial 2. Penyesuaian

3. Imbalan yang dbayarkan

(41,217) 33,641 (80,745)

Kewajiban imbalan pasti akhir tahun 2015

1,114,407 b. Asumsi aktuaria

1. Tingkat kenaikan upah per tahun

2. Tingkat bunga diskonto per tahun

7.50% - 8.00% 8.75% - 9.25%

c. Analisa sensivitas

1. Tingkat bunga (pergerakan 1%)

2. Tingkat kenaikan upah (pergerakan 1%)

(93,789) 109,328

d. Pendapatan beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laba rugi konsolidasi 1. Biaya jasa kini

2. Biaya bunga 3. Kurtailmen 4. Pensiun dini Di bebankan pada: 1. Biaya produksi 2. Biaya usaha 112,546 (78,105) - 190,651 73,129 117,522 190,651

Sumber: Laporan Kuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2015

Dari tabel 4 diatas, dilihat dari perubahan kewajiban

imbalan pasti untuk awal tahun 2015 sebesar

Rp.1.012.077.000.000 dalam laporan laba rugi

terdapat beban jasa kini terbilang

Rp.112.546.000.000, beban bunga

Rp.78.105.000.000 dan untuk kurtailmen atau

pengurangan karyawan dalam jumlah yang

signifikan pada tahun periode 2015 tercatat (Nol).

Kewajiban imbalan pasti akhir tahun 2015 sebesar

Rp.1.114.407.000.000 yang terdiri dari asumsi

finansial sebesar Rp. 41.217.000.000 yangtelah di

ssuaikan menjadi Rp. 33.641.000.000 beserta

imbalan yang dibayakan sebesar Rp.

80.745.000.000. pendapatan imbalan pasca kerja

yang diakui dalam laba rugi konsolidasi tahun

periode 2015 sebesar Rp. 190.651.000.000.

Tabel 5

Rincian Imbalan Pasca Kerja Tahun 2016

(disajikan dalam jutaan rupiah)

Imbalan pasca kerja Tahun Periode

2013

a. Imbalan pasca kerja 1,012,077

Perubahan Kewajiban Imblan Pasti

1. Kewaiban imbalan pasti

awal tahun 1,114,407

Dalam laba rugi : 1. Beban jasa kini 2. Beban bunga

119,050 95,497

Penghasilan komprehensif lain: 1. Asumsi finansial 2. Penyesuaian

3. Imbalan yang dbayarkan

105,846 9,566 (66,976)

Kewajiban imbalan pasti akhir tahun 2016

1,377,390

b. Asumsi aktuaria

1. Tingkat kenaikan upah per tahun

2. Tingkat bunga diskonto per tahun 7.00% - 9.00% 8.00% - 8.50% c. Analisa sensivitas 1. Tingkat bunga (pergerakan 1%) 2. Tingkat kenaikan upah

(pergerakan 1%)

(124,000)

144,495

d. beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laba rugi konsolidasi

1. Biaya jasa kini 2. Biaya bunga Di bebankan pada: 1. Biaya produksi 2. Biaya usaha 119,050 95,497 214,547 80,899 113,648 214,547

Sumber: Laporan Kuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2016

Dari tabel 5 terjadi kenaikan dari perubahan kewajiban imbalan pasti sebesar Rp. 1.114.407.000.000. Perubahan pada laporan laba rugi beban jasa kini sebesar Rp. 119.050.000.000, dan beban bunga sebesar Rp. 95.497.000.000. Kewajiban imbalan pasti akhir tahun periode 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.377.390.000.000. Beban-beban yang diakui dalam laporan laba rugi

(6)

kosolidasi biaya jasa kini sebesar Rp. 119.050.000.000, dan biaya bunga Rp. 95.497.000.000 serta terdapat hasil akhir sebesar Rp. 214.547.000.000.

Tabel 6

Perbandingan PSAK 24 Pada Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk No Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013) Berdasarkan PT. Gudang Garam Kesimpulan 1. Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk menggunakan teknik aktuaria,metode Projected Unit Credit, untuk membuat estimasi andal atas biaya akhir entitas dari imbalan yang menjadi hak pekerja sebagai pengganti jasa mereka pada periode kini dan lalu Liabilitas imbalan pasca-kerja Perseroan dan entitas anak dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah imbalan

pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris berkualifikasi dengan metode projected unit credit. PT Gudang Garam telah melakukan perhitungan sebesar nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan dan perhitungan dilakukan oleh aktuaris berkualifikasi dengan menggunakan metode project unit credit pada setiap akhir periode berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013 ) telah sesuai.

2. Biaya jasa lalu yang dihasilkan dari amandemen program, kurtailmen, dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian tidak perlu dibedakan jika transaksi tersebut terjadi bersamaan. Keuntungan atau kerugian dari kurtailmen atau penyelesaian program manfaat pasti diakui di laba rugi ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Berdasarkan pengakuan atas keuntungan dan kerugian terkait program manfaat pasti pada laporan keuangan telah sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2013). 3. Liabilitas (aset) imbalan pasti mencerminkan jumlah defisit/surplus program imbalan kerja jangka panjang Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian PT Gudang Garam adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan, dimana Perseroan dan entitas anak wajib memberikan imbalan kepada karyawannya pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan pensiun. Pengakuan PT Gudang Garam terkait liabilitas imbalan pasti untuk program imbalan kerja jangka panjang pada laporan posisi keuangan telah sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2013)

Sumber:Data hasil olahan 2017

2. Penyajian dan Pengungkapan Imbalan

Pasca Kerja.

Penyajian dan pengungkapan imbalan pasca kerja PSAK 24 (Revisi 2013) mempunyai ketentuan terkait dengan penyajian kewajiban imbalan pasca kerja yang didanai. Kewajiban imbalan pasca kerja dapat disajikan melalui kewajiban jangka panjang dan jangka pendek. Untuk kewajiban yang akan di realisasi dalam jangka waktu satu tahun wajib diklasifikasikan sebagai bagian dari kewajiban jangka pendek.

3. Hasil Evaluasi yang dilaksanakan pada PT

Gudang Garam Tbk. Tabel 7

Hasil Evaluasi PT Gudang Garam

No PSAK 24 Revisi 2013 PT Gudang

Garam Tbk 1. Program Manfaat Pasti Sesuai 2. Pengukuran Nilai kini

Liabilitas Imbalan Pasti

Sesuai 3. Pengukuran kewajiban

imbalan pasti

Menggunakan metode Project Unit Credit

a. Penentuan tingkat diskonto

b. Tingkat kenaikan gaji dimasa mendatang c. Mortalitas setelah jasa Sesuai Sesuai Sesuai

4. Perhitungan dan Pengakuan Aktuaria

(7)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisa mengenai analisis penerapan PSAK 24 (revisi 2013) mengenai imbalan kerja khususnya imbalan pasca kerja pada PT Gudang Garam Tbk., maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1.

penerapan akuntansi imbalan pascakerja dengan metode project unit credit pada PT Gudang Garam telah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2013) dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, dimana pengukuran terhadap uang pesangon, penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak pada saat pekerja memasuki usia pensiun telah dilakukan pihak menejemen PT Gudang Garam dengan benar.

2.

Pada PT Gudang Garam mengukur kewajiban imbalan pasca kerja dengan menggunakan dasar diskonto karena kemungkinan kewajiban baru terealisasikan beberapa tahun setelah pekerja memberikan jasanya, asumsi tingkat kenaikan upah dimasa depan di proyeksikan dari kewajiban imbalan kerja mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun.

3.

Penyelesaian imbalan pasca kerja yang dilakukan oleh PT.Gudang Garam adalah melalui pembayaran kas. Pembayaran dilakukan terhadap uang pesangon, penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak. PT.Gudang Garam tidak didanai melalui dana pensiun, maka perusahaan membebankan beban imbalan kerja dan mengakui kewajiban imbalan kerja. Ketentuan dalam PSAK No. 24 Paragraf 52, untuk akuntani program imbalan pasti yang tidak didanai, pada saat jatuh tempo pembayaran atas imbalan yang tidak didanai tidak hanya bergantung pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada kemampuan entitas untuk menutupi kekurangan pada aset dana tersebut.

4.

Pada prinsipnya kesesuaian antara entitas dengan PSAK mengenai imbalan pasca kerja sudah sesuai didukung dengan adanya data laporan keuangan sekaligus peraturan ketenagakerjaan pada PT.Gudang Garam.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bisa bermanfaat kepada manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini dengan memperdalam analisis pembahasan mengenai penerapan imbalan pasca kerja dengan menggunakan metode project unit credit.

2. Sebaiknya perusahaan membuat imbalan pasca kerja secara keseluuhan, yang mencakup semua

golongan karyawan dalam semua departemen yang ada dalam perusahaan. Sehingga laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dan perusahaan juga harus menentukan umur pensiun karyawan, karena semakin lanjut usia karyawan akan mempengaruhi tingkat turnover (pengunduran diri) dalam penentuan asumsi aktuaria dan kinerja karyawan cenderung menurun.

3. Sebaiknya untuk perusahaan yang sudah memenuhi kriteria go public terkait laporan keuangan harus di seimbangkan dengan PSAK yang berlaku untuk mempermudah peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dan pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, D. 2008. Menilai Kewajaran Hasil Perhitungan Aktuaria Melalui Analisis Teknis Keuntungan atau Kerugian Aktuaria.

http://www.dayamandiri.co.id. Diunduh pada 15 Oktober 2016

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Fabio,Mokoginta O, David P. E. S dan Pontoh W. 2016 . Evaluasi Penerapan PSAK 24 Revsi 2013 Mengenai Imbalan Kerja : Imbalan Pasca Kerja pada Bank Sulutgo, Jurnal Sam Ratulangi, http://ejournal.stiesia.ac.id. Diunduh Pada: 15 oktober 2016.

Inggrit dan Longdong L. 2015 . Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan .imbalan kerja berdasarkan PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja pada PT.Hasjrat Abadi Manado.Manado: Jurnal Emba.3(4). Tersedia: http://ejournal.unpak.ac.id Diunduh Pada : 15 oktober 2016.

Juan, E. E dan Ersa T. W. 2014. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS. Salemba Empat. Jakarta.

Lam N dan Lau P. 2014 .Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS, Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat.

Mackenzie B, Lombard A, Coetsee D, Njikizana T dan Chamboko R, Selbst Edwin.IFRS for SMEs untuk Usaha Kecil Menengah atau

Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik.. 2012. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Martini. D, Sylvia V. N, Ratna.W, Aria.F, dan Edward .T. 2015. Akuntansi Kuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1.

(8)

Salemba Empat. Jakarta.

Moeleolong dan Lexy J.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24

(Revisi 2013) Imbalan Kerja. Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

Purba, M.P. 2012. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Imbalan Kerja. Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Rahmania D. 2011 . Akuntansi Imbalan Pasca Kerja Pada PT Avian.Surabaya: Tersedia: http://ejournal.unpak.ac.id Diunduh Pada: 15 oktober 2016

Syafri, S.H. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian

Kuantitatif,Kualitatif R&D. Cetakan ke enam belas Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kualitatif..

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kualitatif &

RND. Bandung: Alfabeta

Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tersedia: http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/U

U13-2003Ketenagakerjaan.pdf. Diunduh

19 Oktober 2016

Utami, A.H.B., Y. Wilandari, dan T.Wuryandari. 2012. Penggunaan Metode Project Unit Credit dan Entry Age Normal dalam Pembiayaan Pensiun. Jurnal Gaussan 1 (1): 47-54

Referensi

Dokumen terkait

Gedung F 1 Lantai 1 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp/Fax.024 - 8508007 Website:http: // fikunnes.. 11 [uni 2015 di Fakul t as Ilmu Keolahragaan Un i ver s itas

Hasil ini tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan (Khan & Salim, 2020) yang menyatakan bahwa motivational factors memiliki pengaruh signifikan

Penelitian lain yang yang dicatat oleh harian Kompas (Okt 2005) terhadap wanita yang telah menopause (53-74 tahun) dengan melakukan latihan beban dinamis pada lengan bawah,

Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan klausa-klausa dalam satu kalimat yang memiliki hubungan setara, yaitu kedua klausa tersebut dapat berdiri sendiri dan tidak ada

Pengungkapan suatu informasi secara lisan akan dianggap sebagai milik pihak yang mengungkapkan bilamana pihak yang mengungkapkan tersebut secara lisan menyatakan bahwa informasi

35 Media di samping dapat meningkatkan motivasi, menghilangkan kejenuhan mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab, dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa, ia juga dapat menutupi

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar perawat memiliki persepsi yang baik tentang jenjang karir di RSUD Tugurejo yaitu

Bobot kotor dan bersih tongkol jagung semi per tanaman dari varietas-varietas yang diuji secara umum lebih rendah dari BISI 2, kecuali varietas BC 10 MS dan EY Pool C4S2 yang