• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

95

PROTO 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN

A. Analisis Implementasi Metode Pembiasaan Dalam Penanaman Akhlak Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Keduguni Pekalongan

Dalam analisis ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena – fenomena yang ada sebagaimana adanya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru dan Wali murid siswa Madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan adalah sebagai berikut :

Secara troritik banyak pembiasaan yang di lakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. dalam implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, bentuk dari suatu metode pembiasaan yaitu sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan siswa berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam. Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan anak. Hasil dari pembentukan yang di lakukan oleh pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi siswa. Kebiasaan

(2)

adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu, dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

Dalam pelaksanaan metode pembiasaan hendaknya dimulai sedini mungkin, dilakukan secara kontiniu teratur dan terprogram, diawasi secara ketat, konsisten dan tegas serta pembiasaan yang pada mulanya bersifat mekanistis, hendaknya secara berangsur – angsur berubah menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati siswa sendiri.

Dari hasil wawancara yang dilakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, ada beberapa kegiatan pembiasaan yang dilakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan sebagai berikut, pembiasaan do’a pagi, pembiasaan berjabatan tangan dan mengucapkan salam sebelum masuk kelas, pembiasaan shalat dhuha berjama’ah, pembiasaan membaca Al – Qur’an, pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah, dan pembiasaan meghafal juz 30.

Pembiasaan do’a pagi yang di lakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 dapat melatih siswa disiplin dan bisa meghargai waktu, dan ketika di rumah siswa menjadi terbiasa untuk berdo’a dulu sebelum makan, ketika akan berpergian dan melakukan kegiatan lainnya.

Seperti halnya ungkapan bapak abdul mengenai pelaksanaan do’a pagi Siswa menjadi datang tepat waktu untuk mengikuti pelaksanaan do’a pagi di madrasah, yang sudah – sudah siswa yang datang terlambat akan merasa malu karena nanti akan berdo’a sendiri.

(3)

Sedangkan menurut wali murid, mengenai siswa yang mengikuti pelaksanaan do’a pagi.

Iya anak saya kalau berangkat sekolah pasti pagi karena takut terlambat, karena kalau terlambat disuruh berdo’a sendiri padahal sekolahannya dekat, kelihatan dari rumah

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan dapat dianalisis bahwa suatu pembiasaan do’a pagi pada siswa bisa menanamkan sikap disiplin pada diri siswa, dan siswa lebih semangat untuk pergi kesekolah, dengan berlahan siswa akan terbiasa untuk berangkat pagi kesekolah, dengan pembiasaan tersebut siswa juga diajarkan agar selalu mengawali suatu kegiatan dengan berdo’a terlebih dahulu.

Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya cukup efektif. Lihatlah pembiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah , perhatikanlah orang tua kita mendidik anaknya. Anak – anak yang dibiasakan bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan , kebiasaan itu ( bangun pagi ), ajaibnya juga berpengaruh jalan hidupnya. Dalam mengerjakan pekerjaan lain pun ia cenderung “ pagi – pagi “, bahkan “ sepagi mungkin “. Orang yang biasa bersih, akan memiliki sikap bersih, ajaibnya, ia juga bersih hatinya, bersih juga pikirannya. Karena melihat inilah ahli – ahli pendidikan semuanya sepakat untuk membenarkan pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan yang baik dalam pembentukan manusia dewasa.

(4)

Pembiasaan yang mungkin dianggap sepele tapi sangat berpengaruh bagi siswa. Yaitu dalam pembiasaan berjabatan tangan dan mengucapkan salam ketika mau masuk kelas.

Dalam pembiasaan yang bapak / ibu guru lakukan ketika hendak masuk kelas yaitu untuk berjabatan tangan terlebih dahulu dan mengucapkan salam, dengan pembiasaan tersebut ada perubahan yang terjadi pada diri siswa, entah itu secara langsung maupun bertahap adapun perubahan tersebut, siswa ketika bertemu dengan bapak / ibu guru di jalan menyapa dan mengucapkan salam.

Anak – anakku kalau mau berangkat sekolah pasti berjabatan tangan terlebih dahulu dan mengucapkan salam, hampir setiap hari seperti itu. Karena sudah dibiasakan di sekolahan untuk seperti iu terus.

Dalam pembiasaan tersebut berarti siswa mampu menerapkan pembiasaan yang di lakukan bapak / ibu guru di sekolah dan di biasakan kan juga di rumah, siswa juga bisa lebih menghormati orang tua mereka.

Dalam pelaksanaan pembiasaan shalat dhuha setiap pagi di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Pelaksanaan shalat dhuha setiap pagi secara bergantian selalu rutin, menjadi kebiasaan siswa dan Bapak / Ibu Guru Di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi’iyah Proto 01 Kedungwuni Pekalongan.

Shalat dhuha mulai kita tanamkan pada siswa sejak dini karena sebagai awal pengenalan shalat sunah yang di laksanakan di pagi hari, dengan tujuan siswa nantinya akan terbiasa untuk melaksanakannya walapun itu shalat sunah, agar siswa selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anakku sekarang ngerti shalat dhuha semenjak di sekolahan diadakan shalat dhuha berjama’ah, semoga anakku kalau sudah lulus sampai seterusnya masih tetap mau melaksanakan shalat dhuha.

(5)

Dengan pembiasaan shalat dhuha di harapkan siswa menjadi terbiasa dalam melakukan shalat – shalat sunah lainya, baik di sekolah maupun di rumah dengan sendirinya. Tanpa suatu perintah dan pengawasan dari orang tua maupun Bapak / Ibu Guru. Walaupun disini siswa belum sepenuhnya bisa melakukan pembiasaan shalat dhuha ketika di rumah.

Pembiasaan dalam membaca Al – Qur’an, metode ini digunakan agar siswa terbiasa untuk membaca Al – Qur’an baik di sekolah maupun di rumah, tanpa harus di suruh dan di awasi.

Dengan pembiasaan membaca Al – Qur’an bapak / ibu guru mengenalkan pada siswa, kitab suci Al – Qur’an yang wajib selalu di baca setiap sa’at,dimanapun kita berada.

Pembiasaan untuk membaca Al – Qur’an anak sudah setiap hari di lakukan dirumah, karena anak tidak hanya membaca Al – Qur’an saja di rumah karena anak – anak juga setiap sore sekolah TPQ anak sudah terbiasa untuk hal itu.

Membiasakan anak untuk selalu membaca Al – Qur’an itu tidak mudah, oleh karena itu sejak sekarang harus selalu dibiasakan agar anak terbiasa untuk melakukannya tanpa harus disuruh dan diawasi.

Adanya pembiasaan menghafal juz 30 di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. Siswa bersemangat dan termotivasi dalam menghafalnya karena nanti setelah lulus sekolah siswa mendapat penghargaan atau syahadah sesuai dengan kemampuan hafalan mereka masing – masing. Yang di harapkan Bapak / Ibu Guru siswa yang lulus dari madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan. sudah mempunyai kemampuan meghafal juz 30, dengan baik

(6)

untuk memasuki jenjang selanjutnya di tingkat menengah. Hal ini sesuai dengan yang diungkap kan oleh Bapak Edi Raharjo, sebagai kepala sekolah di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Memang kami semua guru megharapkan siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, dapat menghafal dan menguasai juz 30 ketika sudah lulus dari madrasah, karena pembiasaan meghafal harus dimulai sejak dini agar siswa itu terbiasa untuk meghafal ayat – ayat Al – Qur’an, yayang di harapkan juga bukan hanya menghafal ayat – ayat Al – Qur’an saja , akan tetapi meghafal pelajaran – pelajaran yang lain juga dengan baik.

Menurut wali murid mengenai hafalan ayat – ayat Al – Qur’an di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Iya Alhamdulillah semenjak ada pembiasaan meghafal ayat – ayat Al – Qur’an anak saya mau untuk meghafal di rumah. Jadi dengan adanya pembiasaan meghafal ayat – ayat Al – Qur’an siswa menjadi terasah dengan baik daya ingatnya.

Pembiasaan shalat dhuhur berjama’ah di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Untuk pelaksanaan shalat dhuhur berjama’ah di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, semua guru mewajibkan siswa untuk melaksanakan shalat dhuhur berjamah di madrasah, karena siswa biasaanya kalau pulang sekolah langsung main dengan teman – temannya, lupa akan tanggung jawab untuk melaksanakan shalat dhuhur. Dengan pelaksanna shalat dhuhur di sekolah mungkin bisa sedikit mengatasi kemalasan pada diri siswa dalam melaksanakan shalat dhuhur ketika di rumah.

Dengan adanya shalat dhuhur berjama’ah di madrasah bapak / ibu guru mengajarkan pada siswa untuk belajar disiplin, tepat waktu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada Allah.

(7)

Apabila si anak tidak terbiasa melaksanakan ajara agama terutama ibadah ( secara konkret seperti sembahyang, puasa, membaca Al – Qur’an, dan berdo’a ) dan tidak pula dilatih atau dibiasakan melaksanakan hal – hal yang disuruh tuhan dalam kehidupan sehari – hari serta tidak dilatih untuk menghindari larangannya maka pada waktu dewasanya nanti ia akan cenderung kepada acuh tak acuh, anti agama, atau sekurang – kurannya ia tidak akan merasakan pentingnya agama bagi dirinya. Tapi sebaliknya anak yang banyak akan semakin merasakan kebutuhan agama.

B. Analisis Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman akhlak terpuji siswA Madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan

Dalam menerapkan metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan tidak terlepas dari faktor penghambat.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan faktor penghambat yang dihadapi oleh bapak / ibu guru dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

a. Faktor pendukung bagi guru dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Dari data yang yang ada dengan banyaknya guru yang berlatar belakang pendidikan agama dapat memudahkan

(8)

implementasi metode pembiasaan dalam penanaman akhlak terpuj pada siswa, dengan adanya dorongan serta motivasi baik dari bapak / ibu guru maupun orang tua siswa dapat mempermudah siswa untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan pembiasaan yang ada di sekolah dan juga mampu menerapkannya ketika di rumah dengan baik, begitu juga dengan saran dan prasarana yang tersedia, dengan dengan demikian harapannya semua pembiasaan yang di lakukan di madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan dapat berjalan dengan lancar dan mampu menciptakan siswa yang berakhlakul karimah.

b. Faktor pendukung bagi orang tua dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan di rumah.

Dengan adanya pembiasaan yang dilakukan disekolah, di harapkan ketika siswa berada dirumah pembiasaan tersebut juga dapat diterapkan dengan pengawasan orang tua, orang tua mampu menjadi suri tauladan bagi anak – anak ketika di rumah, saling menjaga komunikasi dengan baik agar dapat tercipta susasana yang nyaman dalam keluarga dan dengan hal tersebut orang tua mampu menanamkan nilai – nilai akhlak terpuji dengan mudah pada diri anak sejak dini.

(9)

c. Faktor penghambat bagi guru dalam penanaman akhlak terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan.

Dalam penanaman akhlak terpuji diperlukan guru yang mampu menjadi teladan, dan hal ini bukan semata – mata menjadi tanggung jawab guru agama semata, tetapi menjadi tanggung jawab semua guru di madrasah, akan menjadi suatu kendala jika guru tidak bisa memberikan contoh kepada siswa, Bapak / Ibu Guru juga harus menjaga komunikasi dengan siswa, selalu terbuka dengan semua siswa, karena dengan adanya faktor penghambat tersebut dapat menggangu berjalannya suatu kegiatan pembiasaan di madrasah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan, alangkah baiknya semua Bapak / Ibu Guru dapat menggurangi faktor peghambat tersebut agar dalam penanaman nilai – nilai akhlak terpuji pada siswa dapat berjalan dengan lancar dan mampu mencapai suatu tujuan seperti apa yang diharapkan. d. Faktor penghambat bagi orang tua dalam penanaman akhlak

terpuji siswa madrasah ibtidaiyah salafiyah syafi’iyah proto 01 kedungwuni pekalongan di rumah.

Dalam penanaman akhlak terpuji pada siswa ketika di rumah akan di gantikan oleh orang tua mereka, bukan lagi oleh Bapak / Ibu Guru seperti halnya saat di sekolah, dalam penanaman

(10)

nilai – nilai akhlak terpuji tidak mudah karena ada beberapa kendala yang mungkin setiap keluarga berbeda – beda dalam menemui kendala, setiap orang tua pasti ingin selalu mendidik anak- anak mereka dengan baik,tapi dengan adanya kesibukan orang tua yang terkadang membuat renggangnya komunikasi anak dengan orang tua, kurangya perhatian dan kurang memahami, tidak ada yang membimbing dalam pembiasaan tersebut, dengan adanya kendala – kendala yang dihadapi setidaknya orang tua harus mampu menyiasati untuk berbagi waktu dengan anak – anak mereka, apalagi dalam menanamkan nilai – nilai akhlak pada diri anak itu sangat penting untuk kedepannya.

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dipenerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki “ rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadiaan yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasan – kebiasaan yang mereka lakukan sehari – hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai – nilai moral kedalam jiwa anak. Nilai – nila yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah keusia remaja dan dewasa.

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan nasional Lembaga Riset Non Kementerian (LPNK) Unit Riset Pendidikan Tinggi Masyarakat/ Komunitas Peneliti spt AIPI, DRN Unit Riset Kementerian/ Lembaga/Daerah.

Waktu kontak yang paling efektif dalam proses desinfeksi menggunakan larutan kaporit dengan bantuan alat pengatur konsentrasi kaporit (Ca(ClO) 2 ) adalah 2 menit.

petugas rohani bertugas mendampingi dan menjadi teman untuk berkeluh kesah, sehingga pasien mempunyai harapan untuk sembuh, (3) kemungkinan masa depan, petugas

Mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti (PABP) dan PPKn tetaplah harus

45 Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk (i) mengetahui proses dalam merancang dan mengembangkan modul remedial biologi materi keanekaragaman hayati, (ii)

Santap beradat, santap istiadat, Santap nasi suap pertama, Santap raja di majlis kebesaran, Berturut dengan suap kedua; Santap merai, hormat-menghormat; Dua suap, ketiga sudah,

Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui (1)Hubungan antara kecerdasan emosional dan spiritual dengan motivasi berprestasi siswa kelas VIII MTsN Gondangrejo tahun

Pemilihan subjek difokuskan pada mahasiswa dengan perolehan tes awal yang tinggi karena dalam hal ini peneliti berharap objek kajian yang akan diperhatikan dalam proses penelitian