• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA. Teknologi Fermentasi dan Enzim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA. Teknologi Fermentasi dan Enzim"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS MERCU

BUANA YOGYAKARTA

Teknologi Fermentasi dan

Enzim

(2)

PENGHAMBATAN REVERSIBLE

1. Penghambatan kompetitif 2. Penghambatan unkompetitif 3. Penghambatan non-kompetitif 4. Penghambatan campuran 5. Penghambatan substrat 6. Penghambatan alosterik

(3)

1. Penghambatan Kompetitif

Inhibitor

Kompetitif

merupakan

suatu

senyawa yang berikatan dengan enzim

bebas, sehingga menghambat pengikat

substrat dengan enzim

Dapat

berupa

turunan

substrat

yang

sebenernya atau produknya, senyawa yang

mempunyai struktur kimia mirip dengan

substratnya

(4)

Ex:

Asam

melonat

inhibitor

kompetitif asam suksinat

Enzim suksinat dehydrogenase,

dalam reaksi dehydrogenasi

asam suksinat menjadi asam

fumarat

(5)

 Asam melonat mempunyai 2 gugus karboksil seperti halnya asam suksinat dan dapat mengisi sisi pengikatan suksinat pada enzim. Namum reaksi selanjutnya melibatkan pembentukan ikatan ganda dank arena asam melonat tidak sperti assam suksinat, hanya mempunyai satu atom karbon diantara gugus karboksi maka reaksi selanjutnya tidak dapat berlangsung.

(6)

 Pengaruh dari penghambatan kompetitif tergantung dari :

1. Konsentrasi Inhibitor 2. Konsentrasi Substrat

3. Afinitas relatif substrat dan penghambat pada enzim

 Pada konsentrasi substrat rendah, Inhibitor dengan mudah bersaing dengan substrat untuk berikatanh pada sisi pengikat enzim dan derajat penghambatnya besar.

(7)

Pada konsentrasi substrat tinggi

efek

penghambatnya

dapat

diabaikan.

Jadi

pada

penghambatan

kompetitif, efek penghambatnya

dapat dikurangi

atau

bahkan

diabaikan dengan meningkatkan

konsentrasi substrat.

(8)

2. Penghambatan Unkompetitif

Inhibitor unkompetitif adalah senyawa

yang hanya berikatan dengan kompleks

enzim-substratbdan membentuk kompleks

enzim-substrat-inhibitor yang tidak aktif

Inhibitor tidak berikatan dengan enzim

bebas

(9)

 Pengikatan substrat pada enzim dapat menyebabkan perubahan konformasi pada enzim sebagai terbentuk sisi pengikaan inhibnitor atau inhibitor dapat berikatan langsung substrat yang terikat pada enzim

 Jadi inhibitor tidak bersaing dengan subtract untuk berikatan pada sisi pengikatan yang sama sehingga pengaruh inhibitor un kompetitif tidak dapat dikurangi dengan menaikkan konsentrasi substrat.

(10)

3. Pengahambatan non-kompetitif

Inhibitor non-kompetitif adalah senyawa yang

dapat

berikatan

dengan

kompleks

enzim-substratatau enzim bebas membentuk kompleks

enzim-substrat-inhibbitor atau enzim inhibitor.

Substrat dapat berikatan dengan enzim bebas

atau enzim yang telah berikatan dengan inhibitor

Jadi substrat dan inhibitor berikatan dengan enzim

secara acak tidak tergantung satu dengan yang

lain

Kompleks enzim-substrat-inhibitor yang terbentuk

bersifat inaktif.

(11)

4. Penghambatan campuran

Ada 2 proses pengikatan inhibitor pada

enzim :

1. Inhibitor berikatan dengan enzim

2. Inhibitor berikatan dengan enzim-substrat

Dapat bersifat kompetitif, unkompetitif atau

non-kompetitif.

(12)

5. Pengahambatan substrat.

Konsentrasi substrat yang tinggi dapat

menghambat pembentukan produk

(13)

6. Penghambatan alosterik

Memegang

peranan

penting

dalam

regulasi metabolik, ex: jalur biosintesa

A

B C

D E

Pembentukkan produk yang tidak perlu

yaitu kelebihan produk E dapat dicegah

dan penyediaan A dapat dijaga dengan

penghambatan umpan balik

(14)

 Produk E bertindak sebagai inhibitor alosterik pada enzim dibagian awal jalur, misal : enzim produk produk E menghambat reaksi perubahan A menjadi B.

 Inhibitor alosterik adalah inhibitor yang berikatan dengan enzim pada sisi yang jauh dari sisi pengikatan substrat.

 Penghambatan alosterik, inhibitor

mempengaruhi perubahan konformasi yang

mungkin dapat merubah karakteristik

pengikatan enzim untuk substrat atau karakteristik reaksi berikutnya.

(15)

EKSTRAKSI / ISOLASI dan

PURIFIKASI ENZIM

Mengeluarkan enzim dari sumbernya

Perlu dilakukan : memberi manfaat besar

dibidang industry, pangan maupun

kesehatan.

Ilmiah, namun mengandung unsur seni

Dasar-dasar pemisahan protein : sifat-sifat

protein, meliputi : ukuran atau BM, bentuk,

muatan, hirofobisitas, kelarutan, fungsi.

(16)

Karakteristik hasil yang diinginkan

 Karakteristik hasil tergantung : kondisi proses isolasi (pH, suhu, kuat ionik)

 Kualitas enzim yang dihasilkan ditentukan oleh : aktivitas, stabilitas, tingkat kemurnian, spesifikasi.

 Kemampuan mengisolasi ditunjukkan dengan : yield (recovery), fold

(17)

Yang perlu diketahui atau dilakukan :

Letak enzim pada sumber enzim

Tentukan tahap-tahap pemurnian yang akan

dilakukan

--- ditentukan oleh tujuan pemurnian :

Kemurnian enzim yang diinginkan

Jumlah enzim yang diperoleh

Aktivitas enzim

Yield

(18)

Enzim yang larut dalam sitoplasma (berada

dalam cairan sel )

Sangat mudah diekstrak

Di

dalam

jaringan

tanaman,

mikroorganisme

Dari tanaman : tergantung tipe sumber

enzim

Dari tepung biji-bijian :

(19)

 Dari bag tanaman yang bersifat lunak :

Memotong kecil-kecil, dipers, disaring dengan kain saring

 Dari daun dan biji-bijian :

Digiling, dihomogenisasi atau diblender

 Dari mikroorganisme : dengan pengeringan atau mekanik

 Pengeringan : suhu ruangan, 300C beberapa hari

dinding sel permeable bias dengan kering beku. ( lyophilization/freeze-drying)

(20)

Enzim

yang

terikat

dengan

membran

Dipisahkan dari membrane dengan

detergen

yang

memiliki

rantai

lipophilic,

yang

akan

berikatan

dengn

enzim

pada

permukaan

hidrofobiknya.

Detergen : sodium deoxycholate

Triton (polyethyleneglycol) (non ionic)(umum: triton x-100)

(21)

Mekanisme detergen

1. Melepas ikatan membrane

2. Menggantikan kedudukan membrane

dengan gugus alifatik atau aromatic

dari bagian lipophilic detergen

Ekstraksi Enzim dari tanaman :

dengan buffer untuk

mempertahankan pH sekitar 7,5 dan

kuat ionic 0,1-0,5 M

(22)

 --- Fungsi : melindungi enzim terhadap penurunan pH akibat pecahnya sel yang memberikan kondisi asam

 Kuat ionic untuk stabilitas enzim

 Macam-macam buffer , ex: buffer tris, glisin, fosfat, (fosfat mampu menstabilkan kebanyakan enzim )

 Setelah enzim di ekstrak, homogenate disentrifuge ( mengedap : polisakarida, mengapung: Lemak, supernatant jernih: Enzim)

(23)

 Tahap selanjutnya : memisahkan enzim dari mono- dan oligo-sakarida, nukleotida, asam-asam amino bebas, sisa-sisa protein protein non enzim --- dengan mengatur pH hingga TIE enzim Dengan garam

ammonium sulfat (mudah larut dalam air ) (presipitasi)  --- Dasar pemikiran : globulin tidak larut dalam larut

garam encer

 Kelarutan globulin turun apabila konsentrasi garam turun, dan sebaliknya.

 Salting in : terjadinya kenaikan kelarutan protein akibat naiknya konsentrasi garam (pada konsentrasi rendah )

(24)

 Dialisa : untuk menghilangkan sisa garam melepas partikel larut dengan BM rendah yang tidak dikehendaki, dengan masuknya buffer ke dalam dialisat.

 Tahap selanjutnya : kromatografi atau

elektroforesa.

--- .untuk purifikasi

.mengetahui tingkat kemurnian enzim .mengetahui BM enzim

(25)

PEMANFAATAN ENZIM DALAM

INDUSTRY PANGAN

Amilase – roti tawar

Enzim alami kurang terdapat dalam terigu dan

tpung lain , untu memperbaiki sifat fungsional

adonan roti

Digunakan : amylase dari gandum dan barley

Gabungan amylase dan protease dari kapang

Enzim dari bakteri

Tepung terigu : gula hanya 0,5% ( tidak cukup

untuk fermentasi sukrosa yagn kuat, yang

menghasilkan adonan yang baik dan vol roti yang

besa

(26)

• --- penambahan gula akan difermentasi terlalu cepat, sehingga nilai gizi dan gas

hilang

• --- α amylase : menjaga konstantanya pembentukan maltose ( senyawa yang akan di gunakan oleh ragi untuk membentuk gas karbondioksida dan etanol (dr Asp oryzae ) • ---β amylase (dalam terigu ): membantu

(27)

 Enzim proeolitik : untuk mempersingkat waktu pengadukan (pengulenan ) adonan (manual 1 jam, mesin 10-15menit, dengan enzim Prot < 10 menit)

 --- modifikasi tepung terigu (hard wheat ) (port 12,5%, k.a 12% ), ditambahkan air 60 liter, enz prot 2 tablet Fermex MT, diaduk 1 jam suhu 110 0F perlahan,

bubur kmdn di homogenisasi, dikeringkan dengan

spray dryer .

 Enzim proteolitik akan berhasil bila dicampuri enzim amylase dan memberikan pewarnaan baik

 Enzim proteolitik : papain, fisin, bromelin

 Fermex MT, Rhozyme A-4 : camp enzim proteolitik dan amylase (dipasaran)

Referensi

Dokumen terkait

DAN SARAN Dari hasil pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan penerapan metode Everyone Is Teacher Here dalam peningkatan aktivitas belajar siswa

Indikator Keberhasilan pengelolaan dana BLM PUAP tersebut, ditunjukan dari sisi output, outcome, benefit dan impact ( BBP2TP, 2010). Dari sisi output,indikator

(3) Mekanisme pengelolaan Ketetapan Pajak, seperti Tata Cara Pemungutan, Surat Tagihan Pajak, Tata Cara Pembayaran dan Penagihan, Keberatan Banding, Pembetulan,

Prestasi Akademik yang pernah diraih9. Prestasi Non-Akademik yang

Pakaian dan Aksesori Pakaian terbuat dari tekstil berupa kain jadi berbentuk lembaran (tenunan maupun rajutan atau kaitan) dengan cara memotong dan menjahit

Misalkan didefinisikan operasi antar koset sebagai berikut: aHbH = abH Operasi antar koset tersebut akan terdefinisi dengan baik well defined apabila H merupakan subgrup

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara antara berat badan dan tinggi badan, terhadap kemampuan menggiring bola dalam

 Proses pembuatan Proses pembuatan obyek obyek Siswa Dapat Siswa Dapat   Memahami Memahami Pengertian tweening Pengertian tweening   Memahami Memahami Penentuan