• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. MarkPlus&Co, mendefinisikan brand sebagai value indicator yakni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. MarkPlus&Co, mendefinisikan brand sebagai value indicator yakni"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

32

KONS EP DES AIN

4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Branding

Brand merupakan janji, ide besar dan harapan yang mengesampingkan setiap pemikiran konsumen mengenai produk, pelayanan atau perusahaan. MarkPlus&Co, mendefinisikan brand sebagai value indicator yakni indikator yang menggambarkan seberapa kokoh dan solidnya value yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada konsumen.

Branding bertujuan lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional dengan konsumen. Ketika orang jatuh cinta dengan brand, maka timbul sebuah kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan keunggulannya, lalu timbul sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut.

Brand identity merupakan ekspresi visual dan verbal dari sebuah brand. Identitas membantu, mendukung, mengekspresikan, mengkomunikasikan, menganalisa serta memberikan visual kepada brand. Identitas mampu membentuk persepsi sebuah perusahaan yang membantu membedakannya dari para kompetitornya. Brand identity yang kuat akan mampu membangun

(2)

ekuitas brand melalui poeningkatan pemahaman, kesadaran dan loyalitas konsumen yang dapat membantu kesuksesan sebuah perusahaan.

David Aaker, membagi ekuitas brand kedalam beberapa unsur yakni:

1. Brand awareness, yakni ukuran kekuatan eksistensi sebuahbrand dibenak konsumen. Brand awareness ini mencakup:

Brand recognition: Brand yang pernah diketahui oleh konsumen. Brand recall : Brand apa yang diingat pelanggan untuk suatu

________________.kategori produk tertentu.

Top of Mind : Brand pertama apa yang disebut oleh konsumen ________________.untuk suatu kategori produk tertentu.

Dominant Brand : Satu-satunya brand yang diingat konsumen.

2. Percieved quality, adalah persepsi konsumen terhadap kualitas dan superioritas produk relatif terhadap kompetitor.

3. Brand association, adalah asosiasi apapun yang terkait dengan sebuah brand tertentu. Brand association ini penting karena:

• Asosiasi yang terbentuk dibenak konsumen akan membantu

memproses dan mengingat informasi mengenai suatu brand tertentu. • Dapat menjadi basis penentuan positioning brand.

• M enjadi penentu bagi konsumen dalam menetapkan pembelian.

• M enciptakan positive attitude/feeling ke konsumen. • Dapat menjadi basis dalam eksistensi brand.

(3)

4. Brand loyalty, adalah ukuran loyalitas yang diberikan oleh konsumen

kepada brand. Loyalitas brand ini menjadi ukuran seberapa besar

kemungkinan konsumen akan pindah ke brand lain.

M enurut Alina Wheeler dalam bukunya Designing Brand Identity, sebuah

brand identity menjadi ideal dan efektif bila:

• Dapat mencerminkan visi dan misi perusahaannya.

• M emiliki sebuah arti, tegas dan mudah dikenali.

• M erupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan (apa keunikan,

nilai, visi serta tujuannya).

• M emiliki diferensiasi dan unik dibandingkan yang lain.

• Identitas mampu bertahan lama didalam sebuah lingkungan yang selalu

mengalami perubahan.

• M emberikan image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan.

Transjakarta dapat menjadi brand yang kuat di Indonesia dan dunia jika dilihat dari visi dan misinya yang bertaraf internasional, ditambah dengan dukungan penuh dari pemerintah yang akan menjadikan Transjakarta sebagai salah satu sistem Bus Rapid Transit (BRT) terbesar di dunia. Tetapi banyak ditemukan permasalahan yang menghambat dan membuat sistem transportasi ini kurang dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi solusi dalam mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. Kurangnya brand awareness di masyarakatmerupakan salah satu faktor penting yang membuat terus

(4)

menurunnya citra Transjakarta dibandingkan kompetitornya yang terus memperbaiki diri,salah satunya perubahan tampilan visual.

Sejalan dengan hal tersebut diatas,Pat Mason Knappdalam buku “Identity Design Sourcebook” (Rockport Publisher Inc, 2004) menyatakan bahwa identitas yang mudah diingat dan kuat sangatlah krusial. Corporate identity yang terjaga dan diaplikasikan secara konsisten akan memperkuat ikatan antara bisnis dan pelanggan mereka.

4.1.2 Teori Logo

Logo mungkin adalah suatu elemen yang paling banyak digunakan dalam keseluruhan desain. Namun demikian, meskipun logo adalah bagian yang esensial dalam sistem desain, tetap saja logo bukan segalanya. Logo hanyalah suatu permulaan. Kriteria logo yang baik antara lain adalah harus original dan khas, mudah dibaca dan diingat, sederhana, sesuai dengan kriteria produk dan mudah diterapkan dalam media grafis.

Kriteria logo yang baik menurut S iebert dan Ballard, antara lain adalah: • M emiliki arti,

• M ampu berdiri sendiri, baik logo maupun logotype-nya, • M encerminkan image positif dari perusahaan tersebut, • M emberikan diferensiasi dari kompetitornya,

(5)

• Bersifat fleksibel sehingga dapat diterapkan dalam semua aplikasi yang dibutuhkan dengan berbagai ukuran yang berbeda,

Logotype harus mudah dibaca dalam berbagai ukuran, Logogram harus mudah diartikan oleh setiap orang, dan

• Cocok diterapkan dalam dasar warna hitam putih maupun warna.

Logo akan menjadi mudah diingat bila memiliki keunikan sendiri yang membuat logo tersebut berkesan berbeda dengan logo lain, namun keunikan logo tersebut juga harus mampu memberikan identitas dan membawa pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan.

Pembagian logo secara sederhana terbagi menjadi dua bagian, yakni

nama brand (logotype) dan lambang (logogram). Pada logotype, nama

perusahaan digunakan sebagai logo utama dimana logo tersebut dibuat dari huruf khususnya bergaya tipografi yang digunakan secara konsisten. Sedangkan logogram merupakan symbol visual yang dapat merepresentasikan suatu perusahaan secara konsisten. Selain sebagai logotype dan logogram, sebuah logo dapat pula terdiri dari gabungan keduanya.

John Murphy dan Michael Rowe dalam bukunya How to Design Trademark and Logos, menggolongkan logo dalam beberapa jenis, antara lain:

(6)

Adalah logo yang diambil sebuah nama, dengan menggunakan gaya grafis khusus. Logo jenis ini member ketegasan dan pesan langsung kepada konsumen. Contohnya logo Yves Saint Laurent, Sony, Panasonic, Nikon, Xerox, dan lain-lain.

2. Name/Symbol Logo

Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun dari bentuk-bentuk grafis seperti oval, kotak atau lingkaran. Sebagai contoh adalah logo Ford, Du Pont, Hertz dan lain-lain. Kelebihan logo jenis ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel karena jenis logo ini sepertinya mampu berdiri sendiri.

3. Intial Letter Logo

Yaitu logo yang menggunakan huruf awal atau inisial dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama logo tersebut. Logo jenis ini terkadang menunjukan gabungan dari nama pemilik perusahaan. Contohnya adalah logo BCA, Hewlett-Packard, IBM , RCTI dan lain-lain.

4. Pictorial Name Logo

Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen penting dari gaya logo, dimana secara keseluruhan logo ini memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang menggunakan logo ini biasanya perusahaan yang sudah cukup terkenal seperti Coca Cola, Kodak, M cDonald, Rolls Royce dan lain-lain. Karena kuatnya image perusahaan/produk yang memakai logo ini, maka bila terjadi peniruan

(7)

logo tersebut oleh perusahaan lain maka citra yang dihasilkan akan tetap mengacu pada produk atau perusahaan yang ditiru.

5. Associative Logo

Yaitu logo yang berdiri bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi memiliki asosiasi langsung dengan nama, produk atau wilayah aktifitasnya. Contohnya logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak,

kemudian logo 20th Century Fox yang menggambarkan gemerlap dan

megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami.

6. Allusive Logo

Yang dimaksud dengan allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami, dan memerlukan waktu lebih agar orang bisa memahami apa maksud dari logo yang bersangkutan. Contohnya logo M ercedez Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merepresentasikan dari sistem kemudi mobil, bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dihasilkan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang dan lain sebagainya.

(8)

M erupakan logo yang memiliki bentuk visual yang abstrak. Logo jenis ini dapat menimbulkan beragam persepsi pemahaman tergantung dari daya pemahaman konsumen. Contohnya logo Citroen, Bakrie Brothers dan sebagainya. Kelebihan jenis dari logo ini adalah kemamampuannya untuk tampil dalam bermacam-macam variasi dan sangat orisinil sehingga mampu meminimalisasikan terjadinya kemiripan sebuah logo dengan logo lainnya. Namun kekurangannya logo ini menjadi sukar dipahami oleh konsumen karena bentuknya yang abstrak, membuat konsumen tidak mengerti sepenuhnya makna yang terkandung dalam logo tersebut.

Gambar 4.1

Pada logo Transjakarta ini terdapat gambar elang bodol yang merupakan simbol dari Jakarta. Burung merupakan simbol budaya yang berbhinneka di kota ini. Elang bondol tersebut juga merupakan simbol kekuatan di tengah hiruk pikuk kemacetan dan menjadi ketajaman solusi

(9)

untuk kemacetan. Sementara tiga buah benda yang sedang dicengkram oleh burung tersebut adalah salak condet yangjuga merupakan ciri khas dari Jakarta sebagai kota yang banyak mempunyai sejarah dan dikenal oleh banyak orang.

Namun kelemahannya adalah, dari hasil riset membuktikan bahw a logo Transjakarta tampak seperti logo salah satuproduk makanan, selain itu masih banyak masyarakat yang salah mengartikan karena kurang jelasnya logo yang divisualisasikan.

4.1.3 Sistem Desain

M enurut OrangeSeed Design, sebuah sistem desain terbentuk dari logo, artwork, gambar (baik fotografi maupun ilustrasi), warna, tipografi dan elemen grafis lainnya yang membuat sebuah desain menjadi unik.Aturan dan prosedur pengunaan masing-masing elemen harus dijabarkan secara mendetil

dalam “corporate style guidelines”, untuk menciptakan konsistensi dalam

keseluruhan item yang termasuk dalam proyek perusahaan.

Fungsi sistem desain adalah untuk bercerita, mengkomunikasikan kepribadian dan karakter perusahaan, membangun loyalitas terhadap brand, dan memberikan petunjuk yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam hal yang berbeda dalam “tampilan” sebuah perusahaan, sehingga terbentuk sebuah konsistensi. Cara yang paling efektif untuk menjaga

(10)

konsistensi sistem desain adalah dengan menentukan dan membukukan sistem itu kedalam suatu style guidelines.

4.1.4Style Guidelines

Style guidelines adalah aturan dan standarisasi yang harus dipatuhi dalam menciptakan desain apapun untuk suatu perusahaan. Style guidelines mempunyai banyak nama alias yang diantaranya adalah Brand Standards, GSM (Graphic Standard Manual) atau Standar Grafis M anual, Identity Guidelines, dan lain-lain. Namun pada dasarnya mereka mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama.

Transjakarta sebenarnya sudah cukup memperhatikan bagaimana mengaplikasikan identitas visual mereka, tetapi usaha tersebut belum berfungsi secara maksimal. Sebuah panduan/acuan sangat diperlukan untuk mencegah perubahan desain. Seringkali baik secara sengaja atau tidak disengaja, seiring waktu berjalan maka desain dari Transjakartaakan ikut berubah dan mengalami perubahan gaya dari satu desainer ke desainer lainnya.Hal penting yang harus diingat dalam pembuatan style guidelines adalah fleksibilitas, supaya desain dapat selalu diaplikasikan pada proyek-proyek dimasa mendatang dan dalam bentuk medium aplikasi yang bermacam-macam.

(11)

Positioning menurut Al Ries dan Jack Trout dalam buku “Positioning: The Battle for Your Mind” (Penerbit Salemba Empat, 2002), bukanlah merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap produk, melainkan sesuatu yang dilakukan terhadap pelanggan. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk di otaknya, di alam khayalnya. Sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu dan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai produk yang berbeda dengan produk lainnya yang sejenis.

Transjakarta memposisikan diri sebagai satu-satunya sistem transportasi bus cepat di Jakarta yang memberikan pelayanan bertaraf internasional. Penataan interior, eksterior sampai desain halte serta pemilihan material bahan merupakan salah satu cara yang diterapkan untuk mewujudkanpositioning yang dimaksud. M elalui cara ini diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk menanamkan Transjakarta di benak mereka, sebagai sistem transportasi yang aman dan nyaman dalam mengakses kota Jakarta.

4.1.6 Teori Warna

Warna adalah salah satu alat identitas visual terkuat untuk sebuah perusahaan. Warna secara efektif dapat mengungkapkan pesan, ide, atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. M enurut Lestrice Eisseman dalam buku “Pantone: Guide to Communication With Color” (OhioGrafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Warna adalah bagian dari proses perlengkapan identitas. Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak. Warna

(12)

mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan/reaksi secara emosional.

Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain:

• Pengunaan warna harus mempunya fungsi,

• Warna harus dapat memberikan ciri khas dari perusahaan/produk yang

disampaikan,

• Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan artistik, tetapi

bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya, dan

• Hindari penggunaan warna yang tidak perlu.

Dalam penyesuaian dengan style guidelines, untuk perusahaan dapat digunakan metode palet warna. Panggunaan palet warna dapat meminimalisasi pilihan warna, sekaligus menjadi alat identitas bagi perusahaan. Palet warna primer adalah warna logo dan warna dominan pada sebagian besar item desain. Namun untuk fleksibilitas, dapat dibuat pula palet warna sekunder, dengan ketentuan tetap spesifik dan konsisten.

Untuk itu pada perancangan ulang identitas visual Transjakarta,akan digunakan warna-warnaterang, dinamisdan kontras sehingga akan menimbulkan kesan Bold dan Eye Catching, mudah dikenali dan diingat oleh target market dan warna yang digunakan untuk armada bus dapat terlihat dengan jelas perbedaannya di malam hari.

(13)

4.1.7 Teori Tipografi

M enurut Lakshmi Bhaskaran dalam buku What Is Publication

Design?, tipografi mengacu pada cara bagaimana ide-ide tertulis diberikan sebuah bentuk visual, dan dapat secara radikal mempengaruhi bagaimana sebuah desain terlihat. Typeface memiliki kepribadian, dan merupakan sebuah cara yang bagus untuk mengkomunikasikan emosi. Sebuah typeface dapat menjadi otoritif, relaks, formal, informal, keras, atau sederhana, sementara sebuah graphic typeface hampir merupakan sebuah image dengan sendirinya.

Kebanyakan typeface memiliki family. Family sebuah type mengundang berbagai variasi dari sebuah typeface, termasuk beberapa berat (weight) dan lebar (width) yang berbeda serta italics. Hal ini memungkinkan seorang desainer untuk memvariasikan type-nya secara bersamaan juga mempertahankan karakteristik dari family tersebut sehingga menjaga kontinuitas di dalam publikasi.

M enurut Danton Sihombing dalam buku Tipografi dalam Desain

Grafis, tipografi dapat menciptakan suasana hati, mempertinggi kemampuan baca, dan memberikan kesan kepada komunikasi rancangan sebuah desain.

Dalam penggunaannya, tipografi harus memperhatikan 3 (tiga) aspek utama di dalamnya, yaitu:

(14)

• Keselarasan (harmony) dengan elemen lainnya dalam desain,

• Penekanan (emphasis) dengan tujuan memberikan perhatian.

M enurut Jefkins (1996, p248), Tipografi adalah seni memilih jenis

huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia dengan menggunakan ketebalan dan ukuran berbeda dan menandai naskah untuk proses typesetting.

Pada umumnya, prinsip tipografi, untuk mempermudah adalah:

Visibility: terfokus pada jenis huruf tertentu dapat dilihat atau tidak. Readability: kualitas dan jenis huruf, lebih ke arah pemilihan huruf yang

tepat untuk teks yang tepat.

Legibility: menekankan apakah dapat terbaca atau tidak, ada jenis huruf yang indah tetapi jika digunakan dalam teks akan mengakibatkan pembaca meninggalkan teks tersebut.

Clearity: kejelasan huruf, mempunyai fungsi jelas dan mudah terbaca. Bovee mengatakan ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih satu type huruf, yakni: keterbacaan, adalah hal yang berperan penting dalam memilih suatu jenis huruf.

M enurut De Lange, “Serifs are used to guide the horizontal ‘flow’ of the eyes; The lack of serifs is said to contribute to a vertical stress in sans serifs,

(15)

which is supposed to compete with the horizontal flow of reading.”. Sedangkan menurut Colin Wheildon dalam bukunya Type and Layout: How Typography and Design Can Get Your Message Across or Get in the Way, “Body type must be set in serif type if the designer intends it to be read and understood. More than five times as many readers are likely to show good comprehension when a serif body-type is used instead of a sans serif body type.” Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan huruf serif dalam body text sebuah buku akan lebih memudahkan bagi pembaca.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk penggunaan tipografi dalam

perancangan Corporate IdentityTransjakarta akan lebih banyak digunakan

huruf berjenis sans serifpada logo, judul dan beberapa bagianbodycopy, huruf berjenis serifjuga akan digunakan untuk bodycopydengan teks yang lebih banyak. Semua jenis huruf akan dipilih dengan mempertimbangkan tingkat

legibility yang tinggi sehingga mampu menyampaikan pesan dengan cepat

kepada konsumen.

4.1.8 Teori Layout

Sebuah layout yang baik dalam desain komunikasi visual adalah

menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi atau gambar lainnya) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik dapat berfungsi dengan benar apabila ada perencanaan yang akan dilakukan, penentuan tujuan dari karya, penentuan target audiens, perencanaan kemana atau dimana akan ditempatkan dan bagaimana cara pendistribusiannya. Layout yang baik dan

(16)

benar dapat mengarahkan dan menggambarkan rentetan informasi untuk dipahami.

M enurut Frank. F. Jefkin ada beberapa dasar yang dapat ditemukan dalam merancang sebuah layout, yaitu:

a. The law of unity, harus dirancang sedemikian rupa dan headline, subheadline, ilustrasi, teks, slogan, logo dan sebagainya. Sehingga menghasilkan sebuah kesatuan komposisi yang baik dan sedap di mata. b. The law of variety, untuk menghindari kesan monoton, harus dibuat

beberapa variasi perancangan sebuah iklan. M isalnya tipis tebalnya sebuah huruf, juga besar kecilnya huruf yang digunakan.

c. The law of harmony, juga untuk menghilangkan kesan monoton, harus dirancang agar terkesan harmonis. Hal ini dapat diasosiasikan dengan wajah manusia, wajah akan terlihat aneh bila terdapat 3 mata dan 2 hidung.

d. The law of rhytm, sebaiknya mata pembaca dalam melihat sebuah iklan sebaiknya bergerak wajar. Disamping itu sebaiknya dimulai dengan Headline, subheadline, teks, ilustrasi hingga nama produk dan alamat. e. The law of proportion, buku, majalah, koran, katalog akan terlihat

menarik apabila salah satu ukuran sisi satu lebih panjang. Jadi tidak terlihat kaku.

f. The law of scale, perpaduan gelap terang pada warna akan menghasilkan sesuatu yang kontras. Dapat digunakan untuk memberikan penekanan pada layout agar terlihat lebih menarik.

(17)

g. The law of balance, suatu keseimbangan dapat dicapai bila unsur-unsurnya diatur secara sepadan, serasi dan selaras. Terdapat 2 jenis keseimbangan, yaitu:

Formal balance (simetris) apabila unsur-unsur bentuknya sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang layout.

Informal balance (asimetris) apabila unsur-unsur bentuknya sedikit tidak sama persis pada kedua sisi dari garis poros tengah ruang layout.

4.2 S trategi Komunikasi 4.2.1 S trategi Kreatif

4.2.1.1 Fakta Kunci

• Kondisi lalu lintas DKI Jakarta yang sudah semakin penuh dan

macet membuat kota ini membutuhkan sebuah sistem transportasi yang memadai.

• Transjakarta memiliki 141 halte, 426 unit armada bus dan 3500

karyawan yang terdiri dari pramudi, petugas keamanan, petugas tiket dan petugas kebersihan.

• Transjakarta rata-rata mengangkut 250.000 penumpang/hari.

• Panjang 8 koridor Transjakarta adalah 123,35 km dan

merupakanlintasan terpanjang di dunia dalam sistemBus Rapid Transit.

(18)

• 85% penumpang Transjakarta mendukung pengembangan rute/koridor selanjutnya menjadi 15 koridor (total).

• Citra yang kurang baik membuat Transjakarta belum sepenuhnya

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Jakarta.

4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan

Adanya kemiripan dari logo Transjakartadengan produk lain, identitas visual yang belum sesuaidengan visi dan misi, materi informasi yang ada tidak berfungsi dengan maksimal dan kurangnya media promosi.

4.2.1.3 Objektif

M emberikan identitas baru yang sesuai dengan visi dan misi dari Transjakarta yang akan memberikan citra positif danmeningkatkan brand awarenessdi masyarakat,sehingga mau mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mulai menggunakan Transjakarta sebagai pengganti yang akan berdampak pada penurunan tingkat kemacetan dan polusi udara di Jakarta.

4.2.1.4 Target Konsumen

4.2.1.4.1 Target Konsumen Primer a. Demografi

(19)

• Usia 18-30 tahun

• Semua tingkatan kelas sosial

b. Geografi

• M ahasiswa yang berkuliah di Jakarta

• Karyawan lokal dan mancanegara yang bekerja di

Jakarta

• Wisatawan lokal dan mancanegara yang sedang

berlibur di Jakarta

c. Psikografi

Personality • M andiri

• M enghargai waktu

• M emperhatikan hal-hal detail seperti kebersihan dan

kenyamanan

• Efektif dalam pengeluaran uang

• M emiliki rencana dan target hidup

Behaviour

• Tingkat mobilitas yang tinggi

• Bergaya hidup praktis dan modern

(20)

• Penikmat berbagai jenis musik

• Berbicara tentang hal-hal praktis (hal-hal umum)

Lifestyle

• M embeli buku di toko buku Gramedia, TGA,

Kinokuniya atau Aksara

• Suka menyaksikan pertunjukan musik

• M emilih Grand Indonesia, Senayan City, Plaza

Senayan, FX, City Walk, Epicentrum Walk dan Pondok Indah M all

• M enonton saluran televisi lokal dan saluran televisi luar berlangganan

• M emilih motor seperti Yamaha Vixion, Honda M ega

Pro atau Suzuki Thunder dan mobil seperti Honda Jazz, Honda City, Toyota Yaris atau Toyota Vios

4.2.1.4.2 Target Konsumen Sekunder a. Demografi

• Pria dan Wanita

• Usia 31-55 tahun

• Semua tingkatan kelas sosial

(21)

• Tinggal menetap di Jakarta

• Karyawan lokal dan mancanegara yang bekerja di

Jakarta, khususnya berada di wilayah yang dekat dengan halte Transjakarta

• Wisatawan lokal dan mancanegara yang sedang

berlibur di Jakarta

c. Psikografi Personality • M andiri

• M enghargai waktu

• Lebih mengutamakan keamanan

• M emperhatikan hal-hal detail seperti kebersihan dan

kenyamanan

Behaviour

• Bergaya hidup sehat dan modern

• Suka membaca surat kabar dan majalah

• Penikmat berbagai jenis musik, khususnya Pop dan

Easy Listening

• Berbicara tentang hal-hal khusus seperti keuangan dan politik

(22)

Lifestyle

• M embeli buku di toko buku Gramedia dan TGA

• M emilih Senayan City, City Walk, Setiabudi One dan

Epicentrum Walk

• Lebih banyak menonton saluran televisi lokal (M etro, RCTI dan TransTV) dibandingkan saluran televisi luar berlangganan

• M emilih mobil seperti Honda City, Toyota Avanza

atau Toyota Innova

4.2.1.5 Positioning

Satu-satunya sistem transportasi bus cepat di Jakarta yang memberikan pelayanan bertaraf internasional.

4.2.1.6 Unique Selling Proposition

Sistem transportasi bus cepat yang saat ini memiliki 8 rute/koridor dan saling berhubungan serta memberlakukan sistem satu kali bayar dengan tarif tetap dan terjangkau untukmengoptimalkan pelayanan dan efisiensi waktu juga biaya.

4.2.1.7Key Message

Visualisasi dari identitas visual Transjakarta akan dibuat untuk dapat mencerminkan visi dan misinya, yaitu sebagai sistem angkutan

(23)

umum yang memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman dan bertaraf internasional.

4.2.1.8Big Idea

M engangkat keunggulan dari Transjakarta sebagai satu-satunya sistem transportasi bus cepat diJakarta dan mengangkat citranya menjadi lebih baik dan bertaraf internasional melalui tampilan visual yang lebih menarik dan modern.

4.2.1.9Benefit

4.2.1.9.1 Emotinal Benefit

• M emberi kesan lebih cepat untuk sampai di tujuan.

• M emberikan rasa aman dan nyaman kepada para

penumpang.

4.2.1.9.2 Rational Benefit

• Saat ini Transjakarta memiliki 8 rute/koridor yang akan berkembang lagi menjadi 15 koridor (total) untuk memudahkan masyarakat Jakarta dalam bertransportasi.

• Tarif yang sangat terjangkau dengan pelayanan yang

maksimal.

• Berbahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi

(24)

4.2.1.10 Keyword Connects Efficient Reliable

4.2.2 S trategi Desain

4.2.2.1 Tone & Manner Simple

• Jelas

• Dinamis

• M odern

4.2.2.2Approach

Secara keseluruhan, desain yang hendak dibuat sebagai identitas visual dari Transjakarta akan diarahkankepada gaya desain yang modern.

M odernisme ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya di zaman modern, walaupun

(25)

demikian, 'modernisme' pada umumnya dilihat sebagai reaksi individu dan kelompok terhadap dunia 'modern'. Dunia modern ini dianggap sebagai dunia yang dipengaruhi oleh praktek dan teori kapitalisme, industrialisme dan negara-bangsa. Jadi, M odernisme yaitu penolakan serta pergerakan terhadap kesederhanaan dari gaya Realis dalam literatur dan seni, serta mengubah tonality dalam musik. 2 kelompok besar pada zaman M odernisme yang mengusung kuat Modern Art dan dikenal sebagai pengembang ide-ide baru yang berkaitan dengan seni, arsitektur, desain dan pendidikan seni adalah Bauhaus (Jerman) dan de Stijl (Belanda).

M embuat tampilan dari Transjakarta yang menarik dan modern, perlu ditekankan bahwa yang diambil adalah pengaruh gayanya, nuansa dan efek yang ditimbulkan dari masing-masing visual dari zaman modernisme, dalam setiap bentuk aplikasidari komunikasi visual Transjakartaakan membuat sarana transportasi ini mendapatkan perhatian dari target market apabila dibandingkan dengan kompetitornya. Setelah itu secara tidak langsung, target market akan diarahkan untuk menempatkan Transjakarta di benaknya, sebagai sistem transportasi bus cepat bertaraf internasioal di Jakarta yang aman dan nyaman.

(26)

M enggunakan bahasa Indonesia dan juga bahasa Inggris dalam penyampaiankomunikasi visual, menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan target market yaitu formal dan segala bentuk informasi disampaikan secara singkat dan jelas agar mudah dan dapat langsung dengan cepat dimengerti oleh target market.

4.2.2.4 S trategi Visual

Unsur-unsur desain yang dipilih dengan mempertimbangkan karakter target market serta pendekatan yang dilakukan, yaitu:

• M enggunakan ilustrasi dengan gaya stilasi.

• Pemilihan warna terang, dinamis dan kontrasuntukitemaplikasi

dan armada bussehingga terlihat lebih menarik dan memberikan kemudahan untuk dibedakan dan dilihat di malam hari.

• M enggunakan shape dengan bentuk yang modern.

• Pemilihan huruf berjenis sans serifuntuk mendukung mood pada

logo Transjakarta sementarahuruf berjenis serif akan digunakan untuk bodycopy. Pemilihan jenis huruf tersebut dimaksudkan agar semua teks memiliki tingkat keterbacaan yang sangat tinggi.

4.2.3 Pemilihan Items 1. Logo

2. Panduan Standar Grafis 3. Stationery

(27)

• Kartu Nama

• Amplop

• Kop Surat Halaman 1

• Kop Surat Halaman 2

• M ap

Fax Cover Sheets 4. Template Presentasi 5. System Map 6. Grafis Bus 7. Tiket • Tiket Harian • Tiket Berlangganan 8. Seragam • Pengemudi • Dasi Pengemudi • Petugas Halte

9. Kartu Tanda Pengenal 10. Cap

11. Website Interface

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Teman Sebaya dengan Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia.. “Decision Making”

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penelitian

Hasil wawancara dengan pasien kelas II mereka memutuskan PAPS karena pasien merasa tidak nyaman karena suara bising yang berasal dari poliklinik yang terletak berdampingan

Berdasarkan hal tersebut, dalam tulisan ini membahas Peran Ombudsman RI Perwakilan Aceh dalam pengawasan kinerja Pemerintah di Kota Banda Aceh, Kendala dan

24 Permukaan gigi merupakan 1/20 bagian dari seluruh permukaan mulut, sehingga 10 mg dari gigi harus dikalikan dengan 20 untuk mendapatkan total biomassa, termasuk

Metode yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada kegiatan kuliah kerja nyata tanggap Covid-19 (KKN UNS Covid-19) ini adalah sebagai berikut: (1)

menggantungkan hidupnya dari kebun kelapa sawit atau sekitar 32,5% dari jumlah penduduk Provinsi Riau yang berjumlah 6.501.000 jiwa yang akan. kehilangan atau menurunnya

Undang­Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara