BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah sumber utama yang disajikan oleh
perusahaan yang berisikan informasi yang sangat penting bagi manajemen
dan pemilik perusahaan serta investor. Seorang investor akan melihat
laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk menilai kinerja
perusahaan dan keputusan untuk berinvestasi. Investor harus mengetahui
saham mana yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi dana yang
akan di investasikan. Laporan keuangan yang baik adalah yang transparan
dalam mengungkapkan informasi perusahaan. Karakteristik laporan
keuangan yang yang baik lainnya adalah dapat dipahami, relevan, keandalan
dan dapat dibandingkan. Karakteristik tersebut digunakan investor untuk
menggali informasi perusahaan agar keputusan yang diambil nantinya
menguntungkan bagi investor.
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian di
Indonesia. Dalam menjalankan fungsi keuangan dengan memberikan
kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh return bagi investor.
Perkembangan pasar yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk
meningkatkan kualitas laba guna memperoleh investor.
Investor akan melihat resiko yang akan ditimbulkan perusahaan.
Tingkat resiko yang rendah akan menimbulkan pengembalian yang diminta
tingkat pengembalian modal yang minimum yang dipersyaratkan investor
atas modal yang ditanamkan pada perusahaan (Botosan, 2006).
Pengambilan keputusan investasi bergantung pada informasi yang
diungkapkan oleh perusahaan.
Asimetri informasi adalah dimana salah satu pihak memiliki
informasi lebih banyak. Asimetri Informasi menurut Barus dan Setiawati
(2015) terjadi ketika agen yaitu perusahaan mengetahui informasi yang
lebih luas terkait kinerja perusahaan dan perkembangan kinerja perusahaan
dimasa yang akan datang dibandingkan dengan prinsipal. Hal ini akan
menjadi sebuah ketimpangan dalam investasi, seorang manajer lebih
mengetahui terkait informasi internal dan prospek perusahaan dimasa depan
dibandingkan dengan pemegang saham yang minin akan informasi. Untuk
mencegah ketimpangan tersebut maka perlu adanya sebuah pengungkapan
sukarela, transparansi informasi tentang kondisi perusahaan dalam laporan
tahunan kepada pemegang saham.
Bid ask spread merupakan refleksi dari adverse selection costs, yaitu
imbalan yang diberikan kepada pemegang saham untuk mengambil suatu
resiko ketika berhadapan dengan investor yang memiliki informasi lebih
banyak terhadap perusahaan yang sahamnya dipergadangkan (Haryono &
Subiyantoro, 2014). Hal ini berhubungan dengan asimetri informasi,
dimana investor memiliki lebih banyak informasi perusahaan. Jika pemilik
saham akan menjual sahamnya dan merasa investor memiliki informasi
menutup kerugian sahamnya pemilik akan menaikkan harga jual saham
sehingga terjadi peningkatan spread. Naiknya bid-ask spread saham
merupakan kenaikan return yang diinginkan oleh pemilik. Maka semakin
tinggi bid-ask spread, semakin meningkat pula cost of equity capital
(Haryono & Subiantoro, 2014)
Tingkat asimetri informasi yang terjadi dapat diturunkan atau di
minimalkan dengan adanya pengungkapan. Ketika timbul adanya asimetri
informasi, harga saham akan terpengaruh oleh keputusan pengungkapan
yang dibuat oleh manajer. Asimetri informasi yang di dapat antar investor
yang lebih informed dan kurang informed dapat menimbulkan biaya
transaksi dan mengurangi likuiditas dalam pasar saham perusahaan (Ifonie,
2012).
Asimetri informasi menyebabkan risiko informasi semakin tinggi,
tingginya risiko informasi akan berdampak pada tingginya biaya ekuitas
yang dikeluarkan oleh perusahaan (Nurjanati & Rodoni, 2015). Menurut
penelitian Botosan (1997) menunjukan bahwa penurunan asimetri informasi
yang disebabkan oleh tingginya informasi yang diungkapkan perusahaan
(voluntary disclosure) berdampak pada menurunnya biaya modal yang
dibayarkan perusahaan. Purwanto (2012) menemukan bahwa asimetri
informasi berpengaruh positif signifikan terhadap cost of equity capital.
Hasil yang sama juga ditemukan oleh Dewi dkk (2017) bahwa ada pengaruh
postif dan signifikan antara asimetri informasi dan cost of equity capital.
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap cost of equity capital.
Penelitian dari Nasih dkk (2017) menyimpulkan adanya pengaruh positif
antara asimetri informasi dengan cost of equity capital. Hasil yang berbeda
dari Putri (2013) tidak terdapat pengaruh signifikan positif terhadap asimetri
informasi dengan cost of equity capital.
Informasi laporan tahunan dalam laporan keuangan harus bisa
dipertanggung jawabkan oleh perusahaan hal ini sesuai dengan Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor Keputusan 431/BL/2012 (Peraturan
Bapepam Nomor X.K.6) tentang penyampaian laporan tahunan emiten atau
perusahaan publik. Jenis pengungkapan terdiri dari pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi sebagai tambahan
dari pengungkapan wajib (Shehata, 2014). Pengungkapan sukarela yang
rendah mengindikasi bahwa perusahaan lebih banyak menyimpan informasi
terkait perusahaan mereka daripada informasi yang dimiliki investor
(Barvidi, 2015). Resiko informasi berhubungan dengan cost of equity
capital, pengungkapan sukarela dilakukan dengan upaya untuk memperoleh
kepercayaan dari investor.
Penelitian terdahulu oleh Petrova (2012) ditemukan bahwa
voluntary disclosure berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.
Hasil yang sama juga ditemukan oleh Fahdiansyah (2016) bahwa
pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital,
perusahaan, maka besar cost of equity yang dikeluarkan oleh perusahaan
akan semakin berkurang. Nuryanto dkk (2007) membuktikan dengan hasil
yang sama bahwa voluntary disclosure berpengaruh negatif signifikan
terhadap cost of equity capital. Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh
Aisyah dan Kusumaningtias (2014) penelitian menunjukkan bahwa
voluntary disclosure berpengaruh positif signifikan cost of equity capital.
Hasil penelitian yang sama ditemukan oleh Wulandari dan Atmini (2012)
bahwa pengungkapan sukarela memiliki pengaruh terhadap cost of equity
capital.
Biaya modal ekuitas adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai
perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected
return) oleh pemegang saham biasa (common stockholeder) atas dana yang
ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang diterima
(Nuryanto dkk, 2007). Elemen seperti prefered stock dan cost of debt
bersama cost of equity adalah elemen untuk menghitung cost of equity
capital. Tindakan menahan laba (internal) atau menjual atau mengeluarkan
saham biasa (eksternal) dapat meningkatkan cost of equity perusahaan.
Dalam PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan, disebutkan bahwa
informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan sumber daya ekonomis
yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada, dan untuk menilai efektivitas manajemen dalam
Informasi keuangan yang paling banyak digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah laba, dan investor terkadang hanya
mendasarkan keputusan investasi pada besarnya jumlah laba dan tidak
memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Kondisi tersebut
mengakibatkan manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui
tingkat keuntungan laba yang dicapai. Cara yang dapat dilakukan oleh
manajemen dalam memenuhi target yang diberikan oleh pemegang saham
pemilik adalah earnings management. Manajemen laba dilakukan dengan
memanfaatkan celah pemakaian dasar-dasar akrual pada saat penyusunan
laporan keuangan sehingga pengaturan laba dapat dilakukan oleh pihak
manajemen (Yuliawan & Wirasedana, 2016).
Menurut Wiyadi dkk (2017) manajemen laba adalah sebuah estimasi
laba agar terhindar dari reaksi negatif pada investor, serta dapat digunakan
untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang
tidak terduga atas keuntungan dari pihak yang terlibat dalam kontrak.
Banyak informasi yang harus diungkap disebabkan oleh manajemen laba,
mengakibatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk penyediaan
informasi bagi publik (cost of equity capital) meningkat. Tujuan yang akan
dicapai melalui manajemen laba antara lain untuk memperoleh bonus dan
kompensasi lainnya, untuk mempengaruhi keputusan investor karena pihak
manajemen tidak melaporkan laba sesuai dengan kenyataan yang terjadi
Manajemen laba dapat pula mengurangi tingkat kepercayaan terhadap
pengguna informasi laporan keuangan eksternal, serta mempengaruhi
kualitas laporan keuangan perusahaan yang mengakibatkan investor tidak
memperoleh informasi sebenarnya Manajemen laba memiliki dua
perspektif, yaitu: perspektif negatif (opoturnistik), dan perspektif positif
(efisien). Kegiatan manajemen laba nyatanya merugikan para investor,
investor akan terdorong untuk mengharapkan tingkat pengembalian yang
tinggi, agar resiko atas informasi yang ditanggungnya tidak terlalu besar.
Investor juga harus mempertimbangkan resiko (Dewi dkk, 2017).
Informasi yang baik menyebababkan rendahnya cost of equity
capital kerena keselarasan antara peluang investasi dan pilihan investasi.
Manajemen laba akan dilakukan pada suatu transaksi atau kegiatan yang
memungkinkan oleh manajemen untuk merekayasa angka yang disajikan,
sehingga informasi dalam laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan
kepentingan manajemen perusahaan (Wiyadi dkk, 2016). Manipulasi
manajemen laba dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu : manipulasi akrual
dekresioner atau manipulasi dalam aktifitas nyata. (Dicretionary accruals)
dan manipulasi akrual non-dikresioner (Non-dicretionary accruals).
Penelitian menurut Barvidi (2015) menunjukkan bahwa variabel
manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh investor yang mampu mengantisipasi
manajemen perusahaan melakukan tindakan manajemen laba. Meini &
akrual dekresioner memiliki pengaruh positif yang signnifikan terhadap cost
of equity capital. Sama halnya dengan Murwaningtyas (2012) meneliti
bahwa adanya pengaruh positif yang signifikan antara manajemen laba
dengan cost of equity capital.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Rianingtyas dan Trisnawati
(2017) manajemen laba berpengaruh kearah negatif signifikan terhadap
Cost of equity capital. Penelitian ini didukung oleh Andriana dan Fransiska
(2014) bahwa manajemen laba berpengaruh negatif terhadap cost of equity
capital.
Penelitian ini akan menguji kembali mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi Cost of Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengacu pada penelitian
Fahdiansyah (2016) yang menguji mengenai The influence of voluntary
disclosure, asymmetri information, stock risk, firm size and institutional
ownership towards cost of capital (COC). Terdapat variabel yang sama
dalam penelitian yang akan dilakukan ini dengan penelitian Restu
Fahdiansyah (2016), penelitian kali ini menghapus beberapa variabel dan
mengganti dengan variabel lain. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu (1) penelitian ini menguji faktor asimetri informasi,
voluntary disclosure dan manajemen laba (2) penelitian ini menggunakan
perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
konsisten dari penelitian-penelitian terdahulu terkait variabel-variabel
tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah Asimetri Informasi berpengaruh positif terhadap Cost of
Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2015?
2. Apakah Voluntary Disclosure berpengaruh negatif terhadap
Cost of Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015?
3. Apakah Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap Cost of
Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2015?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif Asimetri Informasi
terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang
2. Memperoleh bukti empiris pengaruh negatif Voluntary
Disclosure terhadap Cost Of Equity Capital pada perusahaan
LQ-45 yang terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode
2012-2015.
3. Memperoleh bukti empiris pengaruh positif Manajemen Laba
terhadap Cost Of Equity Capital pada perusahaan LQ-45 yang
terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode 2012-2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
penulis tentang laporan keuangan serta cost of equity capital.
2. Bagi Pemakai Laporan Keuangan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan
pertimbangan dalam mengalisis laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan khususnya investor, kreditor maupun
manajemen.
a. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya serta diharapkan dapat
memberikan kontribusi ilmu pengetahuan mengenai cost of equity