MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
GEOGRAFI SMA
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER
KELOMPOK KOMPETENSI E
Profesional:
Planet bumi untuk kehidupan
Pedagogik:
Analisis hasil implementasi perencanaam pembelajaran
PENYUSUN
Drs.M.Aunur Rofiq,M.A.
Syamsul Bahri,S.Si,M.Sc.,Ph.D.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis:
1. Drs.M.Aunur Rofiq,M.A.
2. Syamsul Bahri,S.Si,M.Sc.,Ph.D.
Pembahas:
1. Dr.Singgih Susilo,M.S.,M.Si. (Universitas Negeri Malang)
Copyright © 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
i
KATA SAMBUTAN
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).
ii
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
iii
KATA PENGANTAR
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang SMA yang meliputi Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan jenjang SMA/SMK yang meliputi PPKn dan Sejarah serta Bahasa Madura SD yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi pedagogik dan profesional guru.
Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk pengayaan materi, peserta diklat disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.
Batu, April 2017 Kepala,
iv
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. TUJUAN ... 2
C. PETA KOMPETENSI... 2
D. RUANG LINGKUP ... 2
E. CARA PENGGUNAAN MODUL ... 3
F. MENYUSUN KISI-KISI SOAL ... 9
G. MENYUSUN BUTIR SOAL ... 9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PEMBENTUKAN MUKA BUMI ... 10
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 10
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 10
C. URAIAN MATERI ... 10
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 21
E. LATIHAN/KASUS /TUGAS ... 21
F. RANGKUMAN ... 24
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 24
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL ... 26
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 26
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 26
C. URAIAN MATERI ... 26
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 40
E. LATIHAN/KASUS /TUGAS ... 41
F. RANGKUMAN ... 44
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 44
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ROAD MAP PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA ... 46
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 46
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 46
C. URAIAN MATERI ... 46
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 56
E. LATIHAN/KASUS /TUGAS ... 57
F. RANGKUMAN ... 60
v
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 KELAYAKAN PLANET BUMI UNTUK
KEHIDUPAN ... 62
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 62
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 62
C. URAIAN MATERI ... 62
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 72
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS ... 73
F. RANGKUMAN ... 75
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 75
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 ROTASI DAN REVOLUSI BUMI ... 77
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 77
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 77
C. URAIAN MATERI ... 77
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 89
E. LATIHAN/KASUS /TUGAS ... 90
F. RANGKUMAN ... 92
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 92
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 ANALISIS MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ... 93
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 93
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 93
C. URAIAN MATERI ... 93
D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN ... 127
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS ... 135
F. RANGKUMAN ... 138
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 139
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 ANALISIS KEBUTUHAN MEDIA PEMBELAJARAN ... 140
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 140
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 140
C. URAIAN MATERI ... 140
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 152
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS ... 153
F. RANGKUMAN ... 156
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 157
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 PENYUSUNAN KISI-KISI DAN INSTRUMEN PENILAIAN ... 158
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 158
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 158
C. URAIAN MATERI ... 158
D. AKTIFTAS PEMBELAJARAN ... 185
E. LATIHAN/KASUS /TUGAS ... 187
vi
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 190
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 IMPLEMENTASIPENYUSUNAN RPP DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI ... 191
A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 191
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 191
C. URAIAN MATERI ... 191
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 202
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS ... 202
F. RANGKUMAN ... 204
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 204
EVALUASI ... 206
DAFTAR PUSTAKA ... 209
GLOSARIUM ... 210
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 3
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 4
Gambar 3.. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 6
Gambar 4 Mekanisme Aliran panas di Bumi ... 32
Gambar 5. Cara mengatasi pemanasan global/perubahan iklim ... 37
Gambar 6. Jarak Ideal dari Bintang Induk ... 64
Gambar 7. Albedo (sumber:https://geoweek.wordpress.com) ... 68
Gambar 8. Interaksi gravitasi dengan bulan ... 69
Gambar 9. Percobaan Ayunan Foucault ... 79
Gambar 10. Ilustrasi Hokum Keppler 1 ... 83
Gambar 11. Ilustrasi Aberasi ... 84
Gambar 12. Paralaks Bintang ... 85
Gambar 13. Perubahan Musim (sumber: Pustekom Depdiknas 2008) ... 88
Gambar 15. Diagram I: Penulisan Bank Soal Puspendik ... 160
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul ... 8
Tabel 2. Sifat gas rumah kaca utama ( Chemical Dictionary) ... 30
Tabel 4. Standar Kompetensi Guru ... 136
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat.
Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat Guru Pembelajar mata Pelajaran Geografi SMA. Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
2 4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai Standar Kompetensi yang ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2. Memenuhi kebutuhan guru dalam peningkatan kompetensi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
C. Peta Kompetensi
Peta kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul merujuk pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut:
1. Menguasai materi,struktur, konsep, dan polapikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu;
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4. Menguasai hakikat struktur keilmuan,ruang lingkup,dan objek geografi; 5. Membedakan pendekatan-pendekatan geografi;
6. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam; 7. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup modul Guru Pembelajar Kelompok Kompetensi E pada kompetensi professional adalah sebagai berikut:
1. Pembentukan muka bumi; 2. Perubahan iklim global;
3 4. Planet Bumi untuk kehidupan;
5. Rotasi dan revolusi bumi;
6. Analisis Model-Model Pembelajaran; 7. Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran; 8. Penyusunan Instrumen Penilaian;
9. Implementasi RPP dalam Pembelajaran Geografi.
E. Cara Penggunaan Modul
Modul ini dapat digunakan dan berhasil dengan baik dengan memperhatikan petunjuk penggunaan berikut.
1. Model Tatap Muka
Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.
Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh
4 maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.
Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. Megkaji Materi
5 indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
6 Gambar 3.. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1)
1) Mengkaji Materi
7 materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana
pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi E,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada
in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
8 Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi E terdiri atas beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul
No Kode LK Nama LK Keterangan
9
No Kode LK Nama LK Keterangan
10. LK.Pro.E.3.4 Mengembangkan Soal ON 11. LK.Pro.E.4.1 Mendeskripsikan karakteristik bumi TM, IN
12 LK.Pro.E.4.2 Mengembangkan Soal ON
13 LK.Pro.E.5.1 Mengkaji akibat rotasi dan revolusi bumi TM, IN
14 LK.Pro.E.5.2 Mengembangkan Soal ON
15 LK.Ped.E.6.1 Analisis model pembelajaran TM, IN 16 LK.Ped.E.6.2 Merevisi skenario Model Pembelajaran TM, ON 17 LK.Ped.E.6.3 Mengembangkan Kisi-kisi Soal ON 18 LK.Ped.E.7.1 Menganalisis kebutuhan media pembelajaran TM, IN 19 LK.Ped.E.7.2 Merevisi skenario Model Pembelajaran TM, ON 20 LK.Ped.E.7.3 Mengembangkan Kisi-kisi Soal ON
21 LK.Ped.E.8.1 F. Menyusun
kisi-kisi soal
TM, IN
22 LK.Ped.E.8.2 G. Menyusun
butir soal
TM, ON
23 LK.Ped.E.8.3 Mengembangkan Soal ON
24 LK.Ped.E.9.1 Mengevaluasi RPP TM, IN1
25 LK.Ped.E.9.2 Mengembangkan Soal ON
Keterangan.
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PEMBENTUKAN MUKA
BUMI
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui membaca, diskusi dan pengamatan, peserta mampu menjelaskan tenaga endogen, proses pembentukan permukaan bumi beserta dampak bagi kehidupan dengan benar dan tepat, dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjabarkan proses pembentukan permukaan bumi
2. Mengidentifikasi dampak proses pembentukan permukaan bumi bagi kehidupan
C. Uraian Materi
Pengantar
Bentuk muka bumi yang demikian beragam pastilah akan
memunculkan pertanyaan dalam benak kita, mengapa permukaan
bumi kita ada yang rendah dan ada yang tinggi. Mengapa terdapat
sungai dan air terjun yang indah di wilayah yang tak jauh dari tempat
tinggal kita. Mengapa goa-goa kapur dihiasi stalagtit dan stalagmit
yang artistik. Bagaimana permukaan bumi dapat terbentuk sedemikian
rupa.
11
pembelajar sepanjang hayat. Peduli menjaga alam yang diciptakan
Tuhan tidak sekedar menjaganya dari kerusakan, tetapi juga
menjaganya dari ancaman bangsa dan negara lain yang ingin
merebut, mengeksploitasi atau memiliki. Oleh Karena itu salah satu
wujud sebagai warga negara yang baik dan berjiwa nasionalis dan
memiliki integritas tinggi kita wajib menjaga alam yang berada di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Saudara dipersilahkan mempelajari materi ini secara mandiri. Agar
mudah dalam menguasai materi ini, maka dipersilahkan untuk
membaca dan mengidentifikasi istilah-istilah sulit/belum dipahami dan
mencoba menemukan penjelasannya pada glosarium, kamus
geografi, atau sumber belajar lainnya.
1. Proses Pembentukan Permukaan Bumi
Salah satu faktor yang mempengaruhi bentuk muka bumi adalah tekanan dari dalam bumi. Pengaruh dari dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk permukaan bumi beranekaragam. Tenaga yang berasal dari dalam bumi itu disebut tenaga endogen.
a. Tenaga Endogen
12 Gambaran permukaan bumi dengan konfigurasi relief seperti di atas sekaligus menunjukkan bukti akan kekuasaan Tuhan dalam menciptakan bumi beserta isinya.
Jiwa kemandirian manusia untuk terus belajar sepanjang hayat dilakukan untuk menyingkap rahasia bumi yang diciptakan Tuhan. Para pakar kebumian berpendapat bahwa pada awalnya bumi berupa benda angkasa yang menyala. Selanjutnya secara pelan-pelan bola bumi menjadi dingin. Bagian luar kulit bumi mulai dingin kemudian membentuk lapisan keras. Lapisan keras kulit bumi itulah yang kemudian disebut dengan kerak bumi.
Bagaimana dengan lapisan di dalamnya? Lapisan di dalamnya atau bawahnya berupa lapisan cair yang masih menyala atau pijar. Zat cair pijar itulah yang biasa disebut dengan magma. Magma yang berada di bawah kerak bumi menimbulkan tekanan kuat ke bagian kerak bumi. Bagian kerak bumi yang rapuh tidak tahan menerima tekanan, kerak bumi kemudian terangkat atau menggelembung keluar. Pengangkatan terjadi semula dalam bentuk pegunungan yang ada di dasar lautan. Pada dasar lautan Hindia, Lautan Pasifik dan Lautan Atlantik seakan-akan ada pematang di tengah samudera. Oleh karenanya kemudian disebut dengan:
1) Pematang Tengah Samudera Hindia, 2) Pematang Tengah Samudera Pasifik, 3) Pematang Tengah Samudera Atlantik.
Dorongan dari dalam bumi ini juga yang menyebabkan munculnya pegunungan di daratan, bukit, dan gunung-gunung berapi.
Pembahasan materi tentang bentuk-bentuk tenaga endogen di atas dapat membentuk sikap dan perilaku mencintai dan menjaga ciptaan Tuhan karena telah diperlihatkan akan keagungan Tuhan yang menciptakan bentuk muka bumi dengan berbagai proses dan hasil bentukannya.
13 Diastropisme
Diastropisme terjadi karena ada tenaga endogen. Apakah akibat dari tenaga endogen? Akibat tenaga endogen adalah terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung seperti pegunungan, dan gunung-gunung berapi, serta berbentuk cekung seperti laut, dan danau. Kerak bumi terdiri dari dua macam, yaitu: Kerak benua dan Kerak samudera.
Kerak benua, contohnya kerak benua Eropa dan Asia (disebut Eurasia), kerak benua Afrika, kerak benua Amerika Utara, kerak benua Amerika Selatan. Kerak samudera, contohnya kerak samudera Hindia, kerak samudera Pasifik, kerak samudera Atlantik.
Lempeng/kerak samudera tertekan oleh magma yang ada di bawahnya, sehingga ada bagian membubung (naik). Bagian tersebut dinamakan pematang tengah samudera. Tekanan terus menerus berakibat lempeng samudera tertekan dan bergerak menuju ke lempeng benua. Rata-rata pergerakannya sekitar 10 cm/tahun. Akibatnya lempeng samudera bertumbukan dengan lempeng benua. Akibat tumbukan tersebut ada bagian-bagian yang terangkat menjadi pegunungan. Wilayah-wilayah dunia yang merupakan pertemuan lempeng ditandai dengan banyaknya deretan pegunungan. Perbukitan kapur adalah contoh permukan bumi yang terangkat. Pada mulanya perbukitan kapur berasal dari dasar laut. Oleh karena ada tekanan dari dalam bumi, maka dasar laut terangkat hingga di atas permukaan laut. Adanya dasar laut yang terangkat tersebut kemudian menjadi perbukitan.
Jenis Batuan
Dalam pembahasan bagian-bagian bumi, komponen yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah material yang dikandungnya, dalam hal ini adalah batuan, Berdasarkan cara terjadinya, batuan dimuka bumi ini terdiri dari 3 jenis batuan, yaitu batuan beku, sedimen, dan malihan atau metamorf.
Batuan beku
14 laboratorium. Uji laboratorium antara lain dengan mengetahui kekerasannya, atau bentuknya dengan menggunakan mikroskop untuk dapat melihat bentuk kristal batuannya.
Batuan sedimen
Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu gips. Sedimen organik berupa endapan sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut, contohnya batu gamping koral.
Batuan malihan
Batuan yang berubah bentuk dinamakan batuan malihan atau batuan metamorf. Contoh batuan metamorf adalah batu kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Di daerah Tulungagung Jatim, banyak masyarakat menjadi pengrajin batu marmer.
b. Tenaga Eksogen
Tenaga endogen adalah kekuatan yang bersumber dari luar bumi. Tenaga ini dapat membentuk permukaan bumi, misalnya membentuk gumuk pasir, batu jamur, atau goa laut.
1) Proses Pelapukan
Tenaga eksogen dapat merubah bentuk permukaan bumi. Muka bumi dapat berubah bentuk menjadi berlubang, berbukit, dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Rusaknya permukaan bumi terjadi karena adanya tenaga angin, tenaga air, sinar matahari. Gunung berapi dan pegunungan yang dibentuk oleh tenaga endogen akhirnya dirusak oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen dapat mengakibatkan aneka bentuk muka bumi dan terutama aneka macam jenis tanah.
Macam-macam pelapukan, antara lain: a) Pelapukan fisik
15 terjadi bila benda menjadi panas? Benda akan membesar atau memuai bila terkena panas. Demikian batuan. Batuan akan memuai bila terkena panas. Akibatnya batuan relatif akan retak. Pada malam harinya batuan akan kembali dingin, kemudian menyusut. Demikian seterusnya berlangsung setiap hari, maka akan berakibat batuan cepat hancur, atau menjadi lapuk.
b) Pelapukan kimiawi
Oleh karena proses kimiawi, suatu batuan akan lapuk. Misalnya batuan kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampuir dengan air hujan (H2O) yang mengandung CO2, maka akan larut menjadi Ca(HCO3)2. Itulah contoh pelapukan kimiawi. Di perbukitan kapur, akibat pelapukan kimiawi dapat dilihat hasilnya, yang berupa gua.
c) Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh mahluk hidup dinamakan pelapukan biologis atau pelapukan organis. Akar tumbuhan dapat menembus batuan hingga batuan menjadi retak dan lapuk. Semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga batuan menjadi lapuk.
2) Proses Erosi dan Penyebabnya a. Erosi air
Batuan dapat hancur oleh tetesan air secara terus menerus. Air juga dapat mengangkut hancuran batuan. Demikian pula aliran air pada parit, maupun sungai dapat membawa batuan yang lapuk ke tempat lain.
b. Erosi angin
Hembusan angin dapat menyebabkan erosi batuan. Proses pengikisan batuan oleh angin dinamakan deflasi.
c. Erosi gletser
16 di lereng pegunungan. Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah yang dinamakan erosi gletser.
3) Sedimentasi
Tanah yang ada di bantaran sungai merupakan hasil sedimentasi. Demikian pula tanah yang diendapkan di laut, di danau, dan lain-lain tempat. Nama sedimen tergantung dari pengangkut batuan dan lokasi pengendapan, contohnya:
a) Sedimen Aluvial, adalah sedimen yang berasal dari tempat lain, diangkut dengan aliran air dan diendapkan di suatu wilayah datar. b) Sedimen fluvial, endapan yang diangkut air dan berada di
bantaran sungai.
c) Sedimen marine, endapan yang diangkut oleh arus air laut pada dasar laut.
d) Sedimen lakustrin, endapan yang diangkut oleh air pada dasar danau.
e) Sedimen eolin, endapan yang diangkut oleh angin.
f) Sedimen moraine, endapan yang diangkut oleh luncuran es pada kaki pegunungan.
2. Dampak proses pembentukan bumi bagi Kehidupan a. Dampak Positif
Wilayah-wilayah subur untuk pertanian antara lain ada di Sumatera, Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Mengapa? Karena di pulau-pulau tersebut banyak gunung berapi. Gunung berapi terbentuk karena adanya gaya endogen. Dampak positif tenaga endogen yang paling nyata adalah adanya abu vulkanis yang dihasilkan dari gunung-gunung berapi. Wilayah sekitar menjadi lahan subur untuk pertanian.
17 b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari tenaga endogen antara lain:
1) Letusan Gunungapimerupakan bencana bagi masyarakat sekitar, dapat menghancurkan dan membakar hutan yang ada di lereng gunung berapi, awan panasnya dapat menghanguskan mahluk hidup yang ada di sekitarnya.
2) Adanya gempa bumi merupakan bencana alam menakutkan, dapat menghancurkan bangunan seperti perumahan, gedung, jembatan, bendungan, dsb. Bahkan bila diikuti dengan tsunami akan lebih menakutkan lagi.
Dampak negatif tenaga eksogen antara lain:
1) Angin sangat kencang atau badai dapat merusak rumah dan bangunan
2) Hujan sangat deras dapat berakibat banjir.
3) Hujan sangat deras mengakibatkan tanah longsor.
4) Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan.
18 a. Letusan Gunung Berapi
Di permukaan bumi kita ada banyak gunung berapi. Di Indonesia tercatat ada ratusan gunung berapi. Meskipun demikian sebaranya tidak merata. Sebagian besar ada di Sumatera, Jawa, NusaTenggara, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Gunung berapi meletus setelah adanya tekanan tinggi dari dalam bumi, sehingga magma keluar ke permukaan bumi. Gejala keluarnya magma ke permukaan bumi disebut dengan vulkanisme. Bagian-bagian kulit bumi atau kerak bumi yang rapuh menjadi tempat keluarnya magma. Magma yang keluar di
lempeng benua menimbulkan gunung-gunung berapi. Magma keluar antara lain melalui pipa kepundan pada puncak gunung berapi yang disebut sebagai lubang kepundan. Pada bagian puncak gunung berapi biasanya tertutupi oleh lumpur panas berupa kubah lava. Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui lubang kepundan disebut dengan erupsi. Magma yang keluar ke permukaan bumi biasa disebut dengan lava. Lava berbeda dengan lahar. Lava merupakan magma yang mengalir ke permukaan bumi. Lahar panas merupakan magma yang keluar bercampur dengan material di kawah (danau kawah) , sedangkan lahar dingin merupakan timbunan material di permukaan gunung api dan ketika hujan material tersebut tererosi dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Beberapa contoh deretan gunung berapi di Indonesia ada di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Kepulauan Maluku.
Gunung berapi dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu: 1) Gunung api strato
2) Gunung api perisai 3) Gunung api maar
Gunung api strato atau gunung api berlapis biasanya berbentuk kerucut. Lapisannya selang-seling terdiri lapisan endapan berupa lava cair, lava kental, pasir, dan debu. Kebanyakan gunung api bertipe strato.
19 mengalir menjauhi lubang kepundan. Contohnya Gunung api Maona Loa di Hawaii.
Gunung api maar, atau gunung berapi berbentuk corong. Terbentuk karena ledakan sangat kuat hingga terbentuk lubang kepundan sangat besar. Contohnya G. Paricutin di Meksiko dan G. Rinjani di Sumbawa.
Tanda-tanda post vulcanic
Gunung api yang mulai tidak aktif biasanya ditandai dengan keluarnya jenis gas. Jenis gas dan air panas yang keluar dari kompleks gunung api misalnya:
1) Mofet, berupa gas asam arang (CO atau CO2). Gas ini sangat berbahaya.
2) Solfatara, berupa gas belerang. 3) Fumarol, berupa gas uap air. 4) Geyser, berupa air panas. b. Gempa bumi
Bumi akan bergetar lebih kuat apabila kerak bumi yang merupakan batuan kulit bumi bergerak tiba-tiba. Getaran kuat itulah yang disebut dengan gempa bumi.
Gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu: 1) Gempa bumi tektonik
20 2) Gempa vulkanik
Apabila magma tersumbat oleh batuan beku dalam, pada salurannya, maka terjadilah getaran kuat di seputar gunung berapi. Getaran itulah yang disebut gempa vulkanik. Jadi gempa vulkanis terjadi karena aktivitas gunung berapi yang akan mengeluarkan magma tersumbat. Meskipun demikian gempa vulkanik hanya di daerah sekitar gunung berapi, radiusnya tidak terlalu jauh.
3) Gempa Runtuhan
Tanah longsor, tebing runtuh, goa runtuh, sumur pertambangan runtuh, dan runtuhan lainnya juga dapat mengakibatkan gempa bumi sangat lokal.
4) Gempa Akibat Ulah Manusia
Akibat ulah manusia, misalnya peledakan bom, dapat menimbulkan gempa bumi. Bom besar dapat membuat getaran yang amat kuat. Tahukan Anda apa akibat gempa bumi? Gempa bumi dapat berakibat kerusakan pada bangunan-bangunan buatan manusia. Gempa bumi ringan hanya menimbulkan kepanikan orang, tetapi gempa bumi yang kuat dapat merobohkan rumah, gedung, jembatan dan bahkan bendungan. Seorang ahli geologi, Charles F. Richter, pada tahun 1935 membuat skala gempa, sampai sekarang menjadi patokan banyak orang untuk mengetahui seberapa besar bahaya gempa.
Apabila diuraikan maka skala gempa Richter yang telah dimodifikasi oleh Mercalli seperti berikut:
Skala < 2 : gempa lemah, sering manusia tidak bisa merasakan Skala 3,5 –4,2: dirasakan sedikit orang
Skala 4,9 – 5,4 : dirasakan banyak orang
21
D. Aktivitas Pembelajaran
Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi pembentukan muka bumi secara mandiri, Saudara diharapkan mengerjakan aktivitas berikut secara mandiri dengan mengedepankan nilai karakter mandiri. Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Saudara dituntut memiliki kreatifitas tinggi dalam mengerjakan aktivitas yang berkaitan dengan materi yang berkaitan dengan realita atau fenomena yang terjadi dilingkungan sekitar.
LK.Pro.E.1.1 (TM, IN)
Aktifitas: Identifikasi bentukan muka bumi Langkah-langkah Penyelesaian:
1. Amati contoh berbagai bentukan di muka bumi (landscape/landform) yang disajikan oleh fasilitator disajikan oleh fasilitator.
2. Identifikasilah bentukan tersebut dengan tabel matrik yang memuat tenaga pembentuk, proses terjadinya, hasil bentukan dan manfaatnya bagi kehidupan manusia!
No. Bentukan Proses Manfaat bagi Kehidupan
3. Tentukan sikap atau perilaku apa yang harus ditunjukkan pada saat Saudara menyelesaikan tugas di atas.
E. Latihan/ Kasus /Tugas
22
menjadikan diri memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas)
.LK.Pro.E1.2 (TM, ON)
Aktifitas: Mendeskripsikan bentukan muka bumi Langkah-langkah Penyelesaian:
1. Identifikasilah berbagai bentukan muka bumi (landsacape/landform) yang Saudara temui di sekitar wilayah Saudara. Tuliskan ciri-cirinya dan deskripsikan proses terjadinya, serta manfaatnya bagi kehidupan dengan menggunakan tabel berikut.
No.
Jenis bentukan muka bumi
(landsacape/landform)
Ciri-ciri
Proses terbentuknya
(tenaga pembentuk)
Manfaat bagi kehidupan
manusia
1 2 3
2. Tentukan sikap atau perilaku apa yang harus ditunjukkan pada saat Saudara menyelesaikan tugas di atas.
3. Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi tentang pembentukan muka bumi dan melakukan aktifitas di atas, Saudara diharapkan dapat mengembangan soal-soal materi pembentukan muka bumI untuk USBN, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
LK.Pro.E1.3 (TM, ON)
Aktifitas: Mengembangkan soal Langkah-langkah Penyelesaian:
23 2. Pelajari ruang lingkup materi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel terlampir.
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN (3 soal pilihan ganda dan 3 soal essay) pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda).
Contoh kisi-kisi
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenjang Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : GEOGRAFI
No. Urut
Standar Kompets
i
Kompetens i Dasar
Baha n Kelas
Materi Indikator Bentuk Soal
1
PG Level Pengetahuan dan
Pemahaman
2 PG Level
Aplikasi
3 PG Level
Penalaran
4. Kembangkan soal tersebut sesuai dengan konsep HOTS mengacu pada kisi-kisi yang telah saudara buat. Gunakan kartu soal berikut untuk menuangkan butir soal.
KARTU SOAL
24 Bentuk Soal :
BAGIAN SOAL DISINI
Kunci Jawaban:
Untuk pengembangan bank soal, Saudara dapat menggunakan format kartu soal pada lampiran.
F. Rangkuman
Tenaga endogen adalah kekuatan yang bersumber dari dalam bumi. Tenaga ini dapat membentuk permukaan bumi, misalnya membentuk gunung berapi, perbukitan, dan pegunungan.Lapisan keras kulit bumi itulah yang kemudian disebut dengan kerak bumi.
Gejala pergerakan kerak bumi disebut dengan diastropisme. Diastropisme terjadi karena ada tenaga endogen.
Selain dari tenaga endogen, tenaga dari luar bumi seperti tenaga eksogen yang berupa erosi dan pelapukan juga berperan dalam proses pembentukan muka bumi. Untuk mempelajari proses tersebut, bencana seperti meletusnya gunung berapi menjadi sebuah kajian dalam pembelajaran proses pembentukan muka bumi yang paling tepat. Bencana yang lain yang dapat juga dipelajari dalam belajar proses pembentukan muka bumi adalah gempa.
Dalam proses pembentukanya, setidaknya ada dua dampak yang bisa dirasakan dalam kehidupan manusia yaitu dampak positif dan dampak negatif.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
25 2) Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari
materi pembentukan muka bumi?
3) Apa manfaat materi pembentukan muka bumi terhadap tugas Saudara? 4) Nilai-nilai pendidikan karakter apa yang akan Saudara tumbuhkembangkan dalam pembelajaran tidak langsung (indirect learning) selama mengajarkan materi pembentukan muka bumi.
26
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PERUBAHAN IKLIM
GLOBAL
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui membaca dan pengamatan, peserta dapat menjelaskan perubahan iklim global dan mampu mengidentifikasi perubahan iklim di Indonesia serta mampu menjelaskan dampak dan penanggulangnya, dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengidentifikasi perubahan iklim global di Indonesia
2. Mengidentifikasi dampak dan penanggulanngan perubahan iklim
C. Uraian Materi
Pengantar
Tuhan telah menciptakan bumi dengan lingkungan yang dapat
dipergunakan manusia sebaik-baiknya. Salah satu ciptaanNya adalah
iklim yang wajib disyukuri dengan cara mencintai dan menjaga
keberlangsungannya.
Pada saat Saudara mempelajari tentang iklim, maka hubungan yang
perlu dikembangkan tidak hanya kepada Tuhan yang telah
menciptakan, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia yang
akan saling berpengaruh seperti aktifitas dalam berinteraksi untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan iklim juga sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup manusia, oleh karena itu perlu
kepedulian untuk menjaga lingkungan.
27
modul ini atau kamus geografi serta sumber-sumber lain untuk
menemukan jawaban tersebut.
1. Perubahan Iklim Global
Untuk lebih memahami perubahan iklim dan dampaknya ini maka perlu dipahami tentang pengertian cuaca, iklim, dan musim, karenanya pada modul ini akan coba di bahas dahulu mengenai hal tersebut.
Cuaca, Iklim, dan Perubahan Iklim
Cuaca dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pola cuaca dan iklim seperti periode musim hujan dan kemarau, perlu diketahui dengan baik terutama oleh para petani sehingga petani dapat menentukan musim tanam yang tepat agar produksi pertaniannya baik. Selain itu, kondisi cuaca dan iklim seperti arah dan kecepatan angin diperlukan bagi para nelayan untuk menentukan saat-saat yang tepat pergi ke laut untuk mencari ikan serta masih banyak sektor-sektor kehidupan lain yang berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim.
Perubahan Iklim adalah suatu keadaan dimana pola iklim dunia berubah. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibatnya akan mengacaukan arus dingin dan panas, maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis. Perubahan Iklim merujuk pada berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi atau perubahan variabel/ unsur iklim, khususnya perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan kelembaban secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial) yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan iklim sebagai akibat dari Pemanasan Global. LAPAN (2002) mendefinisikan bahwa perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih unsur cuaca pada suatu daerah tertentu. Istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan.
28 yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Perubahan iklim mungkin karena proses alam secara internal maupun eksternal, atau akibat ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan.
Iklim di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20, karena, industri semakin berkembang dan transportasi semakin banyak. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekiitar 0,3 oC sejak 1900 dengan suhu tahun
1990an merupakan dekade terhangat dalam abad ini dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1oC di atas rata-rata tahun 1961-1990.
Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua musim di tahun itu. Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad ini dengan pengurangan tertinggi terjadi selama perioda Desember- Febuari, yang merupakan musim terbasah dalam setahun.
Istilah perubahan iklim tidak sama dengan istilah ’pemanasan global’,
karena parameter iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada parameter lain yang terkait seperti hujan dan atau pengembunan, kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfer yang dekat dengan permukaan bumi dan di troposfer, yang dapat berkontribusi pada perubahan pola iklim global.
Perubahan iklim terjadi diakibatkan adanya pemanasan global karena meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti industri, transportasi, kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan. Pada umumnya perubahan iklim ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu udara di permukaan bumi dan naiknya panas permukaan laut. Pada umumnya di wilayah benua maritim Indonesia memiliki variabilitas unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim lainnya seperti suhu, tekanan, dan kelembaban udara (Qodrita dan Berliana, 2006).
Gas Rumah Kaca (GRK) dan Sifatnya
29 mengacu pada sifat-sifat dari gas rumah kaca secara kimia dan efeknya pada pemanasan global.
Sistem kerja gas-gas di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki
temperatur rata-rata -32o Celcius.
Pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (infra merah atau gelombang panas) yang dipancarkan oleh bumi, sehingga tidak dapat lepas ke angkasa dan mengakibatkan suhu di atmospher bumi makin panas. Dengan demikian pemanasan global yang terjadi disebut efek Rumah Kaca dan gas yang menimbulkan pemanasan global disebut Gas Rumah Kaca (GRK), untuk memudahkan perhitungan dalam penurunan emisi, semua gas dinyatakan dalam ekivalen terhadap CO2.
Gelombang panas akan terjebak pada lapisan gas yang berperan
seperti dinding kaca atau ‘selimut tebal’. Gas-gas tersebut adalah uap air (H2O), gas asam arang atau karbon dioksida (CO2), gas methana (CH4), gas
tertawa atau dinitrogen oksida (N2O), perfluorokarbon (PFC),
hidrofluorokarbon (HFC), dan sulfurheksafluorida (SF6). Uap air merupakan
30 Tiga jenis gas yang paling sering disebut sebagai GRK utama adalah CO2, CH4 dan N2O, karena akhir-akhir ini konsentrasinya di atmospher terus
meningkat hingga dua kali lipat (IPCC, 2007). Ketiga jenis GRK tersebut mempunyai masa hidup cukup panjang. Pada tabel diperoleh bahwa dari ketiga GRK tersebut gas CO2 merupakan gas yang paling pesat laju
peningkatnya dan masa hidupnya paling panjang, walaupun kemampuan radiasinya lebih rendah dari pada ke dua gas lainnya. Pada tabel 2. diberikan beberapa sifat dari ketiga GRK tersebut.
Tabel 2. Sifat gas rumah kaca utama ( Chemical Dictionary)
Nama
Gas Sifat Kegunaan Bahaya
CO2 Dapat berwujud Gas, Cair, dan Padat.
Sifatnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak mudah terbakar, larut dalam air, hidrokarbon, dan hampir semua cairan organik, tidak beracun, sertadapat menyesakkan dada
Untuk wujud cair selain sifat di atas juga bersifat mudah menguap
Untuk wujud padat bentuknya serpih atau persegi dan putih seperti salju, sifatnya sama seperti di atas
Sebagai pendingin, minuman berkarbonat, pemadam kebakaran, Fotosintesis,
Untuk CO2 yang berwujud padat dapat merusak kulit dan jaringan, jauhkan dari mata dan mulut
CH4 Gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, lebih ringan dari udara, tidak bereaksi dengan asam sulfat, asam nitrat, basa alkali , dan garam, bereaksi dengan klor, brom dengan bantuan cahaya , larut dalam alkohol, eter, sedikit larut dalam
Sumber petrokimia, untuk membentuk metanol, kloroform, tetra klor metan,
31 Nama
Gas Sifat Kegunaan Bahaya
air. Metana merupakan gas yang dapat menyesakkan
sebagai sumber energi N2O Gas tidak berwarna, berasa
manis, tidak terbakar larut dalam alkohol, eter, dan asam sulfat pekat, sedikit larut dalam air. Dinitrogen oksida merupakan gas yang dapat menyesakkan dada
Anastesi, perawatan gigi,Kedoktera n, pendeteksi kebocoran
Jika bercampur dengan udara dapat meledak, mendukung pembakaran, pada konsentrasi tinggi bersifat narkotik
Kepedulian untuk menjaga kondisi iklim di suatu wilayah tentu sangat diperlukan. Berbagai upaya akan dilakukan demi unsur-unsur kehidupan. Menjaga lingkungan tempat tinggal masing-masing dengan sebaik-baiknya berarti pula mencintai tanah air di mana saudara menjadi warga negara yang baik.
2. Hubungan Antara Gas Rumah Kaca, Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Demikian juga dengan Bumi, Bumi hangat karena ada GRK yang menangkap panas yang dipantulkan Bumi dan memberikan ERK sehingga Bumi menjadi hangat. Pada saat Bumi hangat, terjadi kesetimbangan aliran panas yang ada di Bumi akibat radiasi sinar Matahari.
32 permukaan bumi. sepertiganya dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan oleh permukaan bumi Pemantulan oleh atmosfer terjadi karena adanya awan dan partikel yang disebut aerosol. Keberadaan salju, es dan gurun memainkan peranan penting dalam memantulkan kembali radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi.
Gambar 4 Mekanisme Aliran panas di Bumi
Dua pertiga radiasi yang tidak dipantulkan, besarnya sekitar 240 Watt/m2, diserap oleh permukaan bumi dan atmosfer. Untuk menjaga
kesetimbangan panas, bumi memancarkan kembali panas yang diserap tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian radiasi gelombang pendek yang dipancarkan oleh bumi diserap oleh gas-gas tertentu di dalam atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Selanjutnya gas rumah kaca meradiasikan kembali panas tersebut ke bumi. Mekanisme ini disebut efek rumah kaca. Efek rumah kaca inilah yang menyebabkan suhu bumi relatif hangat dengan rata-rata 14oC, tanpa efek rumah kaca suhu bumi
hanya sekitar -19oC. Sebagian kecil panas yang ada di bumi, yang disebut
panas laten, digunakan untuk menguapkan air. Panas laten ini dilepaskan kembali ketika uap air terkondensasi di awan.
3. Dampak dan Penanggulangan Perubahan Iklim
33 pegunungan Jaya wijaya, Irian Jaya, Indonesia sudah tinggal 10 % saja. Akibat dari pemanasan global, salju banyak meleleh dan akan terjadi peningkatan permukaan air laut.
Pola curah hujan yang berubah, kenaikan suhu udara, kenaikan
permukaan air laut, dan terjadinya iklim ekstrim yang berupa banjir dan
kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim.
Perubahan iklim mendapat perhatian besar karena mempunyai pengaruh pada sistem hidrologi di bumi, yang pada gilirannya berdampak pada struktur dan fungsi ekosistem alami dan kehidupan manusia. Dampak yang mudah terlihat adalah frekuensi dan skala banjir serta musim kering yang panjang, yang terjadi di banyak bagian dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa
termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Karenanya diperlukan adanya kepedulian terhadap isu perubahan iklim, pemanasan global, dan gas rumah kaca sebab dampak yang ditimbulkan sangat mengancam kehidupan manusia baik dari segi kesehatan maupun dari segi kelangsungan hidup di bumi ini.
a. Penanggulangan Perubahan Iklim
Tingkat emisi Gas Rumah Kaca terus meningkat tetapi pasti ada banyak peluang untuk menguranginya. Kita juga mengetahui bahwa untuk menghentikan pemanasan global, tidak mungkin dilakukan seorang diri tetapi harus dilakukan melalui kerja sama semua orang, walau bagaimanapun, sebaiknya mulailah dari diri kita sendiri. Salah satu cara untuk mengurangi pemanasan global adalah melalui perubahan gaya hidup dan pola konsumsi. IPCC memberikan rekomendasi kebijakan dan instrumen yang dinilai efektif menurunkan emisi GRK .
Berikut ini adalah beberapa langkah praktis untuk menghentikan perubahan iklim yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Diri Sendiri
34 Gunakan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk menciptakan lingkungan yang berkualitas.
Ada lima langkah yang dapat dilakukan perorangan Untuk menanggulangi perubahan iklim yaitu sebagai berikut.
a) Selamatkan Kehidupan dan Planet dengan Menghentikan Konsumsi Daging
Laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah membuka mata dunia bahwa industri peternakan merupakan penyebab utama pemanasan global. Selain itu industri peternakan merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan air bersih. Peternakan juga menjadi penggerak utama dalam penebangan hutan. Diperkirakan 80 persen bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Setiap tahunnya, industri peternakan menghasilkan emisi 2,4 miliar ton CO2. Di luar itu, peternakan menyita 30% dari seluruh
35 Carilah sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin. Jika harus
menggunakan bahan bakar fosil gunakanlah dengan bijak dan efisien. DemHematlah energi listrik dan energi lainnya apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak mennggunakan bahan bakar fosil untuk pembangkit listriknya. Matikan alat elektronik dari sumbernya atau tekan stekernya. Jangan biarkan alat elektronik dalam keadaan standby. Pergunakan peralatan listrik dan elektronik yang hemat energi. Matikan lampu bila pencahayaan dari luar terang, atau saat kita sedang tidak berada di dalam ruangan. Maksimalkan pencahayaan dari matahari, buka tirai jendela, pergunakan cat berwarna cerah di dalam rumah. Jangan membuka pintu lemari es terlalu lama karena setiap kali pintu lemari es dibuka maka diperlukan tarikan listrik yang tinggi untuk mendinginkannya kembali. Potonglah makanan dalam ukuran yang lebih kecil, karena ukuran makanan yang kecil akan cepat matang dan menggunakan energi lebih sedikit. Gunakan energi penerangan secara efisien dan efektif. Penggunaan lampu hemat energi dan jadwal penerangan rumah yang tepat.
Jangan biarkan kran penampungan air dan atau tabung toilet mengalami kebocoran yang airnya menetes keluar selama 24 jam, selain memboroskan sumber air yang berharga juga memboroskan uang. Gunakan kertas secara bolak-balik untuk mengurangi pembabatan hutan. Hindari kantong plastik sebaiknya bawa tas sendiri.
c) Menanam Pohon dapat Memberi Manfaat bagi Bumi Kita
Jangan lupa, tanamlah tanaman hijau/ pohon di sekitar lingkungan anda tinggal. Selain berguna untuk menyegarkan udara di sekitarnya, pepohonan juga berfungsi menyerap CO2
dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringan, tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke udara.
Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2
36 generasi mendatang, jika tidak maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali dilepas ke udara sebagai CO2. Dinas Kehutanan AS memperlihatkan bahwa
dengan menanam 95.000 pohon pada dua wilayah di ibukota Chicago telah memberikan udara yang lebih bersih dan menghemat 38 juta dolar selama lebih dari 30 tahun, sesuai untuk penurunan panas dan biaya pendinginan dalam hal untuk penyerapan emisi GRK.Hutan mempunyai peranan yang sangat penting. Jika kita mempunyai hutan, maka itu berarti kita mempunyai senjata ekstra untuk memerangi perubahan iklim.
d) Kurangi Emisi (Transportasi dan Industri ) dan Beralihlah ke Energi Alternatif
Gunakan transportasi massa daripada mobil/ kendaraan sendiri selain boros BBM, juga menghindari kemacetan jalan, biaya parkir, dan biaya pemeliharaan mobil. Gunakan satu mobil untuk berangkat atau pulang kerja bersama rekan sekantor bila rumahnya berdekatan atau searah, sehingga bisa berbagi biaya perjalanan dengan mereka. Apabila jarak rumah ke tempat kerja dekat lebih baik jalan kaki atau gunakan sepeda, selain menghemat biaya perjalanan juga baik untuk menjaga kebugaran tubuh dan pengurangan emisi. Apabila memakai mobil/ kendaraan sendiri, pergunakan kendaraan yang hemat bahan bakar dan gunakan bahan bakar yang bersih atau bahkan beli mobil hibridajika Anda mampu.
Kejelian dalam memilih produk merupakan bantuan besar dalam mengendalikan emisi GRK. Secara keseluruhan, produk lokal akan memberikan emisi GRK yang lebih kecil dibandingkan produk impor, sebab produk impor akan mengemisikan GRK cukup besar pada proses transportasinya dari negara asal ke negara tujuan.
e) Daur Ulang dapat Membawa Perubahan
37 menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi efek emisi gas rumah kaca yang setara dengan 3,8 juta mobil. Universitas Teknik di Denmark menemukan bahwa aluminium yang didaur ulang menggunakan 95% lebih sedikit energi dibanding alumunium yang tidak didaur ulang, 70% lebih hemat energi untuk plastik, dan 40% lebih untuk kertas.
Dari semua hal di atas yang terpenting adalah berubah yang didasari atas keinginan dan motivasi diri sendiri untuk berubah. Saran-saran di atas tidak akan berarti jika hanya sebagai bahan bacaan, tanpa ada tindakan nyata. Kita harus mulai mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu mengambil langkah ekstrim untuk langsung berubah dalam waktu semalam bila hal itu terlalu berat. Lakukanlah secara bertahap tapi konsisten dengan komitmen kita. Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Contoh dan praktik yang kita berikan sangat penting untuk menginspirasi banyak orang lain berubah. Bersuaralah dan beritahu pemerintah, media, keluarga, kerabat, tetangga, sahabat, teman sekolah, rekan kerja, dan masyarakat sekitar untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman pemanasan global dan perubahan iklim. Berilah mereka dorongan untuk mencoba pola hidup mulia yang akan menyelamatkan planet kita tercinta ini.
Gambar 5. Cara mengatasi pemanasan global/perubahan iklim
38 2) Pejabat pemerintahan
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku seorang pejabat pemerintahan karena sikap dan periakunya harus didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.Tindakan dan kebijakan melalui berbagai sektor yaitu sebagai berikut.
a) Sektor Energi, berbagai kegiatan dapat dilakukan misalnya: (1) mengurangi subsidi bahan bakar fosil, sudah dilaksanakan
dengan menaikkan harga BBM.
(2) pajak karbon untuk bahan bakar fosil, sudah dilakukan yaitu pada harga solar.
(3) kewajiban menggunakan energi terbarukan yang masih dicari alternatifnya.
(4) penetapan harga listrik bagi energi terbarukan. (5) subsidi bagi produsen
b) Sektor Transportasi berbagai arah yang dapat dilakukan adalah (1) Kewajiban menggunakan bahan bakar yang ekonomis
terutama untuk emisi gas CO2, misalnya dengan
menggunakan biofuel dan bahan bakar ber gas CO2 standar
untuk alat transportasi jalan raya.
(2) Pajak untuk perbaikan jalan, rambu-rambu lalu lintas, serta sarana prasarananya, misalnya area parkir.
(3) Pembiayaan untuk STNK, SIM, asuransi kecelakaan, serta tarif penggunaan jalan, dan parkir.
(4) Merancang kebutuhan transportasi melalui regulasi penggunaan lahan serta perencanaan infrastruktur.
39 c) Sektor Gedung, kegiatan dan arahan yang dapat dilakukan
adalah
(1) Menerapkan standard dan pemberian label pada berbagai peralatan dan sarananya.
(2) Sertifikasi dan regulasi gedung
(3) Program-program pengaturan permintaan.
(4) Kalangan pemerintah memberikan contoh termasuk pengadaan.
(5) Memberi insentif untuk perusahaan atau perumahan yang melakukan jasa energi
d) Sektor Industri kegiatan dan arahan yang dapat dilakukan adalah
(1) Pembuatan standar produk dan standar raw material, standar kerja dan Upah.
(2) Melaksanakan pemberian kredit, subsidi, pajak untuk kredit. (3) Izin yang dapat diperjualbelikan
(4) Perjanjian sukarela.
e) Sektor pertanian kegiatan dan arahan yang dapat dilakukan adalah
(1) nmemberikan insentif financial serta regulasi-regulasi untuk memperbaiki manajemen lahan.
(2) mempertahankan kandungan karbon di dalam tanah, (3) penggunaan pupuk dan irigasi yang efisien.
f) Sektor kehutanan
(1) memberikan Insentif financial (nasional dan internasional) untuk memperluas area hutan,
(2) mengurangi deforestasi,
(3) mempertahankan hutan, serta manajemen hutan.
(4) memberikan hukuman yang setimpal pada orang-orang yang melakukan ilegal logging meregulasi pemanfaatan lahan serta penegakan regulasi tersebut.
g) Sektor manajemen limbah
40 (2) memberikan insentif dan mewajibkan meggunakan energi
terbarukan.
(3) melakukan regulasi manajemen limbah.
Perubahan iklim jelas menyengsarakan kehidupan umat manusia. Kerugian materi dan juga korban nyawa adalah akibat yang harus kita terima. Oleh karena itu, sudah saatnya kita, pemerintah, industri dan masyarakat, bahu-membahu berupaya untuk menghambat terjadinya perubahan iklim.
Walaupun berbagai bencana cuaca telah terjadi seperti yang diberitakan dalam media cetak maupun audiovisual, namun menurut kajian beberapa ahli keadaan cuaca seperti ini belum merupakan perubahan iklim tapi masih merupakan anomali atau variadibilitas cuaca.
Menurut Winarso (2003) dalam A. R. As-Syakur, berdasarkan kajian dan pantauan di bidang iklim, siklus cuaca, dan iklim terpanjang adalah 30 tahun, dan terpendek adalah10 tahun, di mana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade.
Seandainya mengikuti suatu siklus iklim atau dikatakan kejadian-kejadian bencana cuaca merupakan suatu perubahan iklim, maka kejadian diatas harus terjadi selama 10 sampai 30 tahun berturut-turut atau rata kejadian ekstrim tersebut harus lebih banyak dari rata-rata kejadian normal selama 10 sampai 30 tahun, tetapi kita tidak berharapkan anomali ini terjadi terus menerus. anomali cuaca ini merupakan tanda akan terjadinya perubahan iklim, mudah-mudahan kita sebagai manusia yang berakal bisa beradaptasi lebih cepat dari proses perubahan iklim ini sehingga bisa menyelamatkan lebih banyak mahluk hidup dibumi ini. Fenomena perubahan iklim tidak bisa dihindari lagi, kita hanya bisa mengurangi dampak negatifnya (mitigasi) atau menghambat laju prosesnya (Rachmat Witoelar).
D. Aktivitas Pembelajaran
41 aktivitas secara mandiri dan dilanjutkan dengan aktivitas secara berkelompok.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Saudara dituntut memiliki kreatifitas tinggi dalam mengerjakan aktivitas yang berkaitan dengan materi yang berkaitan dengan realita atau fenomena yang terjadi dilingkungan sekitar. Selanjutnya saudara diharapkan bekerja sama dalam kelompok dengan mengedepankan nilai karakter gotong royong yang mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Dengan demikian akan terwujud kerjasama yang baik dan dapat menghasilkan tugas yang baik.
LK.Pro.E2.1 (TM, IN)
Aktifitas: Menganalisis permasalahan perubahan iklim Lamgkah-langkah Penyelesaian:
1. Cari dan buatlah list berbagai permasalahan yang ada di Indonesia kaitannya dengan perubahan iklim
2. Identifikasikanlah penyebab timbulnya masalah tersebut secara spesifik 3. Diskusikan dengan peserta lain untuk mendapatkan masukan.
E. Latihan/ Kasus /Tugas
42
(terutama penyandang disabilitas) selama berdiskusi menyelesaikan
tugas
.LK.Pro.E2.2 (TM, IN)
Aktifitas: Mendeskripsikan perubahan iklim
1. Buatlah sebuah deskripsi beserta analisis mengenai permasalahan perubahan iklim di Indonesia dengan mendasarkan pada; jenis, penyebab, dampak, solusi jangka pendek dan menengah, serta kebijakan yang harus dilakukan pemerintah.
2. Tentukan sikap dan perilaku apa yang harus ditumbuhkembangkan terhadap perserta didik untuk mengantisipasi perubahan iklim?
Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi tentang perubahan iklim global dan melakukan aktifitas di atas, Saudara diharapkan dapat mengembangan soal-soal materi perubahan iklim global untuk USBN, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
LK.Pro.E.2.3. (TM, ON)
Aktifitas: Mengembangkan Soal Langkah-langkah Penyelesaian:
1. Bacalah dengan teliti bahan bacaan tentang Penilaian pada Modul Pedagogik E Kegiatan Pembelajaran 8 dan Kelompok Kompetensi I: Kegiatan Pembelajaran 7.
2. Pelajari ruang lingkup materi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada tabel terlampir.
3. Buatlah kisi-kisi soal USBN (3 soal pilihan ganda dan 3 soal essay) pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda).
Contoh kisi-kisi
KISI-KISI PENULISAN SOAL
43 No.
Urut
Standar Kompets
i
Kompetens i Dasar
Baha n Kelas
Materi Indikator Bentuk Soal
1
PG Level Pengetahuan dan
Pemahaman
2 PG Level
Aplikasi
3 PG Level
Penalaran
4. Kembangkan soal tersebut sesuai dengan konsep HOTS mengacu pada kisi-kisi yang telah saudara buat. Gunakan kartu soal berikut untuk menuangkan butir soal. Untuk pengembangan bank soal, Saudara dapat menggunakan format kartu soal pada lampiran.
KARTU SOAL
Jenjang : : Kompetensi : Level :