BAB III
VESKRIPSI PROYEK
3.1 Terminologi Judul
Proyek yang akan dirancang dalam tesis ini adalah suatu bangunan tempat
pelaksanaan kegiatan adat bagi masyrakat Batak Toba di kota Medan. Perancangan
bangunan ini akan melalui sebuah proses pendekatan desain, yaitu pendekatan desain
bangunan yang sejenis dari segi fungsi bangunan yang akan membantu dan menjadi
landasan untuk menghasilkan rancangan yang baik dan sesuia dengan fungsi yang
diinginkan.
3.1.1 Intepretasi Judul Proyek
Kasus yang didesain dalam tesis ini adalah “Gedung Pesta Batak Toba di
Medan”. Maka dilihat dari judul tersebut mengandung makna :
- Gedung
Bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat
kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan,
olahraga, dan sebagainya (http://kbbi.web.id/gedung). - Pesta
Perjamuan makan minum (bersuka ria dan sebagainya); perayaan
Suku Batak Toba merupakan sub atau bagian dari suku bangsa Batak
(https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak_Toba). - Medan
Adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota terbesar di luar
Pulau Jawa dan kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah
Jakarta dan Surabaya(https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan).
Gedung ini merupakan bangunan komersial dengan fungsi utama sebuah
ruang serba guna yang sifat pemakaiannya insidental, artinya kegiatan yang dapat
diwadahi tidak secara rutin diselenggarakan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan acara-acara adat yang dikhususkan pada kegiatan pernikahan,
kematian, dan acara perkumpulan marga. Namun Selain itu, bangunan ini dapat
dipergunakan untuk berbagai jenis kegiatan, seperti konvensi, pameran,
pertemuan-pertemuan, konser musik (teater) dan berbagai jenis kegiatan lainnya dengan fasilitas
pendukung lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus desain ini adalah
mendesain suatu bangunan sebagai tempat kegiatan pertemuan dan acara-acara suku
Batak Toba yang ada di kota Medan. Dengan fungsi sebagai gedung pertemuan maka
bangunan ini setara dengan bangunan convention dan exhibition hall.
3.1.2 Tinjauan Convention and Exhibition Hall
Convention didefinisikan sebagai pertemuan orang – orang untuk sebuah
tujuan atau untuk bertukar pikiran, berupa pendapat dan informasi dari sesuatu
perhatian atau permasalahan bersama dari sebuah kelompok. Convention pada
umumnya tentang pemberian informasi yang dikemas dalam sebuah topik dan
biasanya terdapat pameran atau eksibisi di dalamnya (Lawson, 1981).
Selain itu juga dapat diartikan sebagai kegiatan berupa pertemuan antar
kelompok (negarawan, usahawan, cendikiawan, dan sebagainya) untuk
membahas masalah – masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama
atau bertukar informasi tentang hal-hal baru untuk dibahas. Konvensi
mempunyai beberapa tipe acara yaitu (Lawson, 1981):
1. Seminar: yaitu acara untuk bertukar informasi yang dipandu oleh
profesional dan terdapat interaksi tanya jawab di dalamnya. Biasanya
dihadiri lebih dari 30 orang.
2. Workshop: pertemuan yang bertujuan untuk melatih para pemula untuk
dapat saling bertukar ilmu. Acara ini biasanya dihadiri antara 30-35 orang.
3. Simposium: adalah diskusi panel para ahli yang terdapat pula pendengar
yang berjumlah besar.
4. Panel: terdapat 2 atau lebih pembicara yang saling berdiskusi yang
dipimpin oleh moderator.
5. Forum: Suatu diskusi panel yang mempertemukan antara 2 kubu yang
6. Ceramah: yaitu dengan 1 pembicara seorang ahli yang menjelaskan tentang
materinya.
7. Institusi: yaitu terdiri dari kursus dan kegiatan tatap muka antar kelompok
untuk membahas masalah atau materi.
Exhibition adalah pertunjukan atau pameran yang dilakukan secara umum,
atau kegiatan memamerkan. Dapat diartikan bahwa Exhibition merupakan
sebuah kegiatan pameran yang dilakukan di tempat umum dan bisa
disaksikan oleh banyak orang. Selain itu juga dapat merupakan suatu
kegiatan menyebarluaskan informasi atau promosi. Exhibition punya 4
kategori (Lawson, 1981), yaitu:
1. Hotel Exhibition, biasanya terdapat di suatu tempat berupa hall pada area
hotel melalui acara konvensi
2. Consumer Exhibition dan Pameran berskala besar, acara ini dilakukan di
area khusus eksibisi atau Exhibition centre.
3. Peluncuran Produk, yaitu pameran tentang produk baru yang biasanya
dilakukan dalam skala kecil.
4. Stand Display yang acaranya bergabung dengan acara lain seperti seminar
dan sebagainya.
Kesimpulan dari uraian diatas, bahwa Convention and Exhibition Centre
adalah suatu tempat atau wadah yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan
dan lain sebagainya) dan juga tempat pameran guna mengakomodir para
pelaku kegiatan.
b. Apek Perencanaan Convention and Exhibition Hall
Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah
Convention and Exhibition Hall (Lawson (1981), yaitu:
1. Lokasi
Lokasi dan pencapaian harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
a) Lokasi berdekatan dengan jalan utama dan lalu lintas yang lancar.
b) Berdekatan dengan hotel berbintang dan perkantoran
c) Memiliki sistem lalu lintas dengan lebar jalan yang cukup lebar
d) Pintu masuk harus terlihat jelas dan mudah dikenali.
e) Pintu masuk harus mempunyai fasilitas bag drop yang dapat dilalui
mobil dan taksi.
2. Ruang dan Fasilitas
Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia adalah sebagai berikut:
a) Ruang Convensi Utama atau auditorium, berjumlah satu atau dua
dengan kapasitas antara 1000-3000 tempat duduk.
b) Ruang konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah
dengan kapasitas 200-500 tempat duduk.
c) Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan
d) Exhibition hall.
e) Servis food untuk peserta konvensi.
f) Monitor televisi dan broadcasting.
g) Pelayanan pers, cenference organizer untuk delegasi.
h) Pelayanan penggandaan, printing, dan penerjemah bahasa.
i) Pelayanan recording, filming, dan publisitas.
j) Pelayanan parkir untuk delegasi (VIP) dan parkir umum.
3. Akustika
Penyelesaian kebisingan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a) Penyelesaian kebisingan secara outdoor yaitu dengan memperpanjang
medium yang dilalui gelombang bunyi agar intensitasnya menurun.
Caranya adalah menjauhkan posisi ruangan dari jalan yang dilalui
kendaraan atau benda bising lainnya.
b) Penyelesaian kebisingan pada selubung bangunan yaitu dengan
mengatur lubang-lubang udara pada dinding yang gunanya menyerap
suara dari dalam maupun luar.
c) Penyelesaian kebisingan ruangan dengan interior yaitu dengan
menambahkan lapisan pada dinding dan langit-langit bangunan yang
dapat menyerap pada beberapa sisi dan dapat memantulkan di sisi yang
lainnya.
Convention and Exhibition Centre harus mematuhi peraturan yang
ada di daerah tersebut, antara lain:
a) Garis Sepadan Bangunan (GSB)
Dalam pasal 13 UU No. 28 tahun 2002, Garis Sepadan Bangunan
merupakan garis yang membataskan jarak bebas minimum dari sisi
terluar sebuah masa bangunan terhadap batas lahan yang dibangun.
b) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Adalah luas total maksimal lantai dasar bangunan dibandingkan
dengan luas lahan.
c) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Adalah angka perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan
terhadap luas perpetakan atau luas tapak.
d) Ketinggian Bangunan (KB)
Adalah jumlah lapis bangunan yang dihitung dari lantai dasar
bangunan ataupun dari permukaan tanah.
5. Pelaku dan Pengguna
Mengingat bahwa Convention and Exhibition Centre adalah wadah untuk
kegiatan pertemuan dan pameran. Pelaku kegiatan dibagi menjadi beberapa
jenis, antara lain:
1. Pejabat Pemerintah meliputi delegasi pemerintah baik dalam
maupun luar negeri yang mengunjungi suatu konvensi dan pameran.
Biasanya tujuan mereka datang adalah untuk membahas masalah
negara. Untuk tujuan di eksibisi biasanya untuk melihat-lihat karya
seperti produk pameran sayembara arsitektur dan lain-lain.
2. Usahawan di bidang konvensi biasanya datang dalam bentuk
seminar produk. Dan dalam bidang eksibisi datang dalam pameran
promosi produk. Tujuannya tak lain untuk memperluas koneksi
antar pengusaha dengan konsumen dan masyarakat umum serta
pengusaha lainnya.
3. Cendekiawan dan profesional meliputi ilmuan dan sebagainya,
dalam acara konvensi mereka datang guna membahas suatu
permasalah sains dan atau membagi ilmu mereka dalam seminar
dan sejenisnya. Apabila dalam kegiatan pameran, tak terlalu sering
mereka melakukan pameran, namun biasanya pameran dilakukan
berupa memamerkan karya nya seperti pameran desain arsitektur
4. Peserta umum peserta ini biasanya datang dalam acara berupa
konser pertunjukan musik maupun kebudayaan. Dalam bidang
eksibisi, mereka datang untuk sekedar melihat pameran.
1. Penyelenggara disebut Organizing Comitee yang merupakan induk
atau sponsor dari penyelenggara acara beserta kepanitiaannya.
2. Pengelola pada umumnya bangunan seperti ini dikelola oleh pihak
swasta. Mereka mengelola dalam bidang perawatan bangunan,
kelancaran operasional, dan administrasi.
6. Persyaratan Ruang
Pada convention dan eksibition hall haruslah memenuhi persyaatan ruang
berupa sebagai berikut:
a. Auditorium
Auditorium adalah tempat yang biasanya dimanfaatkan untuk
pertunjukan, seminar dan acara lain di dalamnya yang biasanya
menampung peserta yang banyak. Beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam mendesain auditorium adalah:
1. Jumlah maksimal pengguna yang dapat ditampung.
2. Jenis kegiatan yang fleksibel sesuai dengan teknis ruangan. Misal
dapat digunakan untuk acara pertunjukan atau konser, namun di lain
waktu dapat digunakan untuk acara seminar, dan lain sebagainya.
3. Pelayanan yang digunakan dalam pre function hall seperti;
perjamuan, cofee bar, dan service.
4. Konfigurasi dan hubungan ruang sekitarnya.
6. Bentuk auditorium yang direncanakan.
Adapun bentuk auditorium dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan hubungannya dengan panggung (Ham,1972), yakni :
1. 360º Encirclement
Jenis ini memiliki letak panggung yang dikelilingi oleh audiensi di
semua sudutnya. Pintu masuknya berada di bawah atau sejajar
panggung. Bentuk ini di Indonesia diaplikasikan pada
panggung-panggung tradisional seperti pendopo yang berada di tengah
(Gambar 3.1).
2. 210-220 Encirclement
Posisi tempat duduk mengelilingi 2/3 dari panggung (Gambar 3.2). Gambar 3.1 Bentuk auditorium 360 encirclement
(Ham, 1972)
3. 210-220 Encirclement
Bentuk ini digunakan pada jaman romawi kuno, posisi audience
berada tepat di depan panggung. Bentuk ini dikenal dengan sebutan
“thrust stages” 4. 90 Encirclement
Bentuk ini mirip dengan kipas, pandangan seluruh audience
terfokus pada panggung. Bentuk ini fleksibel dengan back ground
screen.
5. Zero Encirclement
Bentuk ini biasa disebut “End Stages” yang memiliki stages dikelilingi posisi audience. Bentuk ini muncul karena pilihan
struktur shell (Gambar 3.3).
Sedangkan dari segi estetika pengaturan tempat duduk, perawatan,
pembersihan, jarak pandang, dan orientasi pada audio visual, kapasitas, Gambar 3.3 Bentuk auditorium zero encirclement
dan lamanya evakuasi ketika terjadi bencana terdapat 2 sistem
penataan (Lawson, 1981), yaitu:
1. Sistem Tradisional
Tempat duduk disusun terbagi menjadi beberapa baris. Terdapat
jalur sirkulasi diantara pemisahan tempat duduknya (Gambar 3.4).
2. Sistem Kontinental
Sistem tempat duduk yang dapat mengefisiensi ruang sehingga
dapat di masuki pengunjung lebih banyak dari sistem tradisional
(Gambar 3.5).
Gambar 3.4 Sistem penataan auditorium tradisional (Lawson, 1981)
b. Banquet Hall dan Ballroom
Banquet hall adalah ruangan yang digunakan untuk kepentingan lain
dalam suatu acara. Misal untuk rapat, untuk ruang VIP atau untuk
menjamu tamu-tamu penting dalam event. Dalam mendesain Banquet
hall dan Ballroom perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Lokasi
Perletakan banquett hall harus dekat dengan dapur untuk pelayanan
banquet serta dapat dilalui untuk pelayanan lobbi. Hal ini
dimaksudkan agar mengurangi keramaian dalam ruangan hall serta
dapat mendukung pelayanan untuk kebutuhan makanan dan
minuman. Bentuk dari koridor servis harus memanjang sehingga
mudah dalam mengakses makanan atau minuman.
2. Desain Banquet Hall
Desain bangquet hall dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan. Desain
banquet hall harus menciptakan suasana menyenangkan. Untuk itu
disarankan untuk meninggikan langit-langit 4-6 meter agar hawa di
dalam ruangan sejuk, dan untuk dinding dan lantai diberi
hiasan-hiasan sesuai dengan tema atau kebudayaan setempat.
Adapun yang menjadi persyaratan perencanaan exhibition hall antara
lain:
1. Persyaratan Ruang
Dalam perhitungan luas satu stand pameran membutuhkan 15m².
Jika peserta pameran sebanyak 100 peserta, maka kebutuhan ruang
yang dibutuhkan adalah 1500 m². Pada perencanaan Exhibition
Centre disini membutuhkan ruang yang sangat besar. Dalam
gedung eksibisi besar biasanya memiliki ruang yang besar. Seperti
pada contohnya yaitu gedung eksibisi di dallas. Area ruangan
eksibisi di Dallas Convention Centre seluas 20.000m2 atau dapat
menampung sekitar 700-1000 peserta dalam satu gedung.
2. Lantai
Muatan spesifik untuk lantai permanen berkisar antara 14 sampai 17
KN/m2 (300-350 LBS/FT2). Kemudian seperti kebanyakan gedung
eksibisi, lantai harus menggunakan karpet karena karpet berguna
dalam menutup rangkaian kabel dan sebagai isolator, sehingga
mengurangi bahaya tersetrum.
3. Dinding
Beberapa tipe bahan dinding yang dapat dipakai di ruangan eksibisi
antara lain:
b. Beton datar dengan dinding plester yang di finising cat atau
vynil.
c. Dilapisi dengan lembaran -lembaran logam yang dipadu dengan
struktur beton, balok-balok atau dengan pengisian tembok.
d. Tembok dengan hiasan lampu dan peredam suara.
4. Langit-langit
Langit-langit pada hall eksibisi harus mempunyai ketinggian
minimal 5 meter. Hal ini dikarenakan pengunjung yang banyak
akan menimbulkan kepengapan dalam ruangan, sehingga butuh
sirkulasi udara yang baik.
7. Parkir Kendaraan.
Banyak contoh konfigurasi kendaraan dalam ruang parkir, namun tujuan
desain ini adalah efisiensi penggunaan lahan, pola sirkulasi yang lancar
dan aman , ketertiban dan keteraturan. Pola konfigurasi kendaraan yang
dicatat efisien, adalah sebagai berikut:
a. Ukuran dasar ruang kendaraan dalam areal parkir adalah 2.30 x5,5 m/
per kendaraan.
b. Pola konfigurasi dengan berbaris, berbanjar, miring 45º berhadapan dan
miring 45º bertolak belakang, akan menghasilkan beberapa dimensi
8. Struktural
Struktur bangunan Pusat Konvensi dan Eksibisi pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti:
a. Strenghten/Kekuatan
Struktur bangunan harus kuat karena untuk keamanan juga untuk
menjadikan bangunan ini tahan lama sehingga mengurangi biaya
renovasi kerusakan.
b. Bentang
Bangunan harus menggunakan bentang lebar karena fungsi dari
gedung konvensi eksibisi adalah hall yang digunakan ntuk kegiatan
berkumpulnya suatu kelompok dalam sebuah acara. Sehingga
kehadiran kolom di tengah-tengah ruangan akan menjadi
pengganggu.
c. Keamanan
Keamanan pada struktur tidak hanya berhubungan dengan kekuatan
bangunan saja, namun juga desain struktur yang tidak
membahayakan keselamatan pengunjung seperti perletakan balok
dan kolom.
d. Tahan lama
Bangunan konvensi eksibisi ini diharuskan ekonomis, karena
penggunaannya yang tidak setiap hari. sehingga apabila bangunan itu
kuat dan berumur panjang, akan mengurangi biaya renovasi yang
tidak terasa akan merugikan pemilik dan pengelola.
Beberapa kemungkinan struktur atap modern yang memenuhi kriteria
di atas dan dapat diterapkan pada Convention Center adalah :
a. Struktur rangka ruang
Struktur rangka atau space frame menyalurkan gaya-gaya 3
menggunakan batang-batang baja yang dihubungkan satu dengan
lain sehingga membentuk rangka 3 dimensi (Schodek, 1991). Ruang
akan terbentuk dari susunan bidang yang saling terhubung satu sama
lain (Gambar 3.7).
b. Struktur kabel
Struktur atap yang menggunakan kabel baja sebagai penyalur gaya
yang tahan terhadap gaya tarik. Bentuk struktur bangunan yang ada
hanya mampu menahan gaya tarik atau sering disebut dengan form active structure (Schodek, 1991). Daya tarik yang tinggi dari baja dengan efesiensi tarik murni memungkinkan kabel baja sebagai
elemen struktur yang dapat menutup ruang secara efisien (Gambar
3.8).
c. Struktur membran/tenda
Struktur membran murni merupakan struktur atap yang menggunakan
membran tipis sebagai penutup atap yang digantung pada satu atau
beberapa buah tiang dan tepi membran ditarik dengan kuat dan
dipancangkan ke tanah sehingga membran dapat mengembang dan
menutup ruangan (Schodek, 1991). Namun sekarang ini banyak
dipergunakan struktur membran tidak murni dengan
menggabungkannya dengan rangka baja atupun dengan struktur kabel. Gambar 3.8 Struktur kabel
d. Struktur folded plate
Merupakan struktur atap yang terbentuk dari lipatan-lipatan bidang
datar dan kekakuannya terletak pada kesatuan bentuknya (Schodek,
1991). Bentuk yang dihasilkan juga cukup estetis dengan
lipatan-lipatan yang dibuat (Gambar 3.9).
e. Struktur Rangka Kaku
Struktur rangka kaku merupakan struktur yang terdiri dari atas
elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling
dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung yang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkannya (Schodek, 1991).
f. Struktur rangka batang
Struktur rangka ruang menyalurkan gaya-gaya 2 dimensional dalam
satu bidang dengan menggunakan batang-batang baja yang
dihubungkan satu dengan lain (Schodek, 1991).
g. Struktur busur
Struktur ini menyalurkan gaya-gaya melalui busur lengkung. Busur
lengkung tersebut dapat terbentuk dari rangka-rangka baja.
Kekuatannya didapat dari sifat kelengkungannya (baik lengkung
yang vertikal maupun horizontal) itu serta pada kekuatan titik topang
atau simpulnya, sehingga penyaluran gaya ke titik simpul merata Gambar 3.10 Berbagai bentuk struktur rangka batang
sepanjang busur. Bentang yang dapat dinaungi pun tak terbatas.
Bahan yang dapat digunakan sebagai penutup atap bermacam-macam,
dapat dengan stainless steel (Gambar 3.11).
9. Mekanikal
Dalam pendesainan mekanikal terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut :
a. Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih Gambar 3.11 Berbagai bentuk struktur busur
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis
dengan kedalaman 100 meter lebih. Pada bangunan yang cukup
tinggi ada dua macam sistem pendistribusian air bersih, yakni :
1) Down Feed System
Air bersih dari saluran PAM masuk ke dalam distribusi
bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan
menggunakan pompa air bersih dinaikkan ke reservoir pada atap
bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi air dialirkan ke
tiap-tiap ruang yang membutuhkan.
2) Up Feed System
Air bersih dari saluran PAM masuk ke dalam distribusi bangunan
dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan
pompa air bersih didistribusikan ke tiap-tiap lavatory.
b. Sistem Pengolahan Air Buangan
Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Sistem pembuangan air bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian,
cucian peralatan makan, atau peralatan memasak dan beberapa
macam cucian lainnya. Pipa pembuangan digunakan pipa-pipa
PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan
sambungan atau dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa
vertikal, hubungannya menggunakan sambungan dengan sudut
lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air memgalir
balik. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran
lingkungan atau saluran kota.
2) Sistem pembuangan air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran
atau air yang berasal dari lavatory. Saluran air limbah di tanah
atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin
dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus,
dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam septictank.
Terdapat 2 macam air buangan, yaitu air kotor dan air hujan,
dengan 3 sistem buangan, antara lain:
a) Sistem Terpisah
Air kotor dan air hujan ditampung dan dialirkan oleh sistem
masing-masing secara terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan
atas beberapa pertimbangan antara lain:
1. Periode musim hujan dan kemarau yang lama.
2. Kuantitas yang jauh berbeda antara buangan air kotor dan air
3. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sedangkan air hujan tidak perlu dan harus secepatnya dibuang
ke sungai.
b) Sistem tercampur (combined system)
Air kotor dan air hujan dialirkan melalui satu saluran yang sama.
Saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan pada
beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat
dijadikan satu
2. Kuantitas air kotor dan air hujan tidak jauh berbeda.
3. Tingkat perbedaan curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.
c) Sistem kombinasi (pseudo separate system)
Merupakan perpaduan antara saluran air kotor dan saluran air
hujan di mana pada waktu musim hujan air kotor dan air
hujan tercampur dalam s aluran air kotor, sedangkan air hujan
berfungsi sebagai pengecer dan penggelontor. Kedua saluran
ini tidak bersatu tetapi dihubungkan dengan sistem pipa
interceptor.
c. Sistem Pengelolaan Sampah
Pembuangan sampah pada Convention Center pada umumnya
masing-masing ruangan maupun bangunan, dikumpulkan pada
kantong-kantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft
sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat
penampungan sampah. Untuk bangunan Convention Center,
biasanya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap unit
ruangan konvensi dan titik-titik peletakan kantung sampah untuk
dimasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah
itu sampah-sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh
Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA.
d. Sistem Pemadaman Kebakaran
Instalasi pemadam api pada bangunan tinggi menggunakan
peralatan pemadam api instalasi tetap. Sistem deteksi awal
bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat
pemadam. Terbagi atas dua bagian, yaitu system otomatis dan
sistem semi otomatis.
Pada sistem otomatis, manusia hanya diperlukan untuk menjaga
kemungkinan lain yang terjadi. Sistem deteksi awal terdiri dari :
a. Alat deteksi asap (smoke detector)
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan
b. Alat deteksi nyala api (flame detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali
dengan cara menangkap sinar ultraviolet yang dipancarkan
nyala api tersebut.
c. Hidran kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan
kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku
air. Jumlah pemakaian hidran adalah satu buah per luasan
800m2. Hidran ini dibagi menjadi:
1. Hidran kebakaran dalam gedung.
Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5”-2” harus
terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang
20-30 meter.
2. Hidran kebakaran di ruang luar
Hidran di ruang luar menggunakan katup pembuka dengan
diameter 4” untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling
dan mampu mengalirkan air 250 galon/menit atau 950
liter/menit untuk setiap kopling.
d. Sprinkler
Alat ini bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60 ºC-70
menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat melayani luas
area 10- 20m² dengan ketinggian ruangan 3 meter. Jarak antara
dua sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6
meter di koridor. Sprinkler biasanya diletakkan di dalam
ruangan dan koridor.
e. Fire Extenghuiser
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatan setiap 20-25
meter dengan jarak jangkauan seluas 200-250 cm.
f. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang
tinggi, minimum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi
di antara sekitarnya). Ada beberapa system instalasi penangkal
petir, antara lain :
1. Sistem Konvensional atau Franklin
Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling
atas dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke
elektroda yang ditanahkan. Sistem ini cukup praktis dan
biayanya murah, tetapi jangkauannya terbatas. Namun
demikian system ini merupakan penangkal petir non
radioaktif sehingga tidak membahayakan lingkungan
2. Sistem Sangkar Faraday
Sistem ini merupakan system penangkal petir yang biasa
digunakan di Indonesia. Bentuknya berupa tiang setinggi
30cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke
ground. Memiliki jangkauan yang luas.
3. Sistem Preventor
System ini merupakan pengembangan dari sistem franklin,
dengan menambahkan alat yang dipasang pada ujung
penangkal franklin yang disebut preventor. Preventor
mengandung radio aktif yang sanggup menghasilkan ion-ion
listrik dalam jumlah besar. Ion tersebut dapat menghantarkan
listrik ke tanah. Preventor harus dipasang dengan benar,
karena berbahaya apabila pemasangannya salah.
10. Elektrikal
Dalam pendesainan mekanikal terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut :
a. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama.
Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut
didistribusikan ke tiap-tiap unit kantor dan fasilitas, melalui
dimaksudkan untuk memudahkan monitoring). Untuk keadaan
darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic
switch system yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5
detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama
PLN yang terputus. Generator set mempunyai kekuatan 70% dari
keadaan normal. Perlu diperhatikan bahwa generator set ini
membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara
dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran
dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa
dilapisi dengan rockwall.
b. Sistem Komunikasi
Berdasarkan penggunaannya, system telekomunikasi dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu:
1) Komunikasi Internal
Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat
komunikasi ini antara lain intercom, handy talky (untuk
penggunaan individual dua arah). Biasanya digunakan untuk
komunikasi antar pengelola atau bagian keamanan. Untuk sistem
Komunikasi dari dan keluar bangunan alat komunikasi ini dapat
berupa telepon maupun faximile. Biasanya digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola.
c. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan udara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami dengan menggunakan system silang
(cross ventilation). Berbagai cara dapat digunakan untuk
memungkinkan ventilasi silang antara lain dengan memberikan
bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan
untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Digunakan pada ruang-ruang
selain unit kantor maupun ruang service seperti lavatory, gudang,
dan dapur. Untuk bangunan berbentang lebar, system penghawaan
alami digunakan untuk keadaan tertentu.
2) Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan dapat dengan menggunakan AC (Air Conditioner) dan exhaust fan serta blower pada ruang tertentu. Penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. AC Split atau AC Stempat
Disebut setempat karena udara yang dikondisikan hanya pada
bangunan sejenis Konvensi Eksibisi yang tergabung pada satu
gedung kurang efektif digunakan.
b. AC Sentral
Sistem ini memerlukan menara pendingin (water cooling tower) yang ditempatkan di luar bangunan. Pada bangunan ini, AC Central diletakkan di ruang-ruang public seperti arena
pertandingan, koridor, hall, lobby, dan sebagainya. Untuk
mengalirkan udara, menggunakan sistem ducting.
c. Exhaust Fan
Digunakan pada lavatory, pantry, dan dapur serta ruang – ruang
servis untuk mekanikal elektrikal.
d. Blower
Blower digunakan pada ruang generator.
Sistem AC pada gedung konvensi dan eksibisi tergantung dari
beberapa faktor antara lain (Lawson (1981): a. Skala dan Luasan
Untuk pusat kongres atau pameran yang sangat besar yang
memungkinkan adanya bukaan dalam ruangan tersebut. Luasan
ruangan akan menjadi pertimbangan dalam memilih AC dan
kekuatan AC itu. Bisa menggunakan AC split maupun Non-split.
Ketentuan yang ada biasanya digunakan untuk menentukan
jumlah minimal udara bersih yang harus dikeluarkan. Pada
ruangan mechanikal, dapur dan ruangan lain diperlukan
ventilasi yang sesuai agar menjaga ruangan tersebut tetap
fresh.
c. Biaya Operasional
Biaya dalam ha l ini adalah biasa pengoprasian AC. Sebisa
mungkin menggunakan AC dengan efektif. Disarankan untuk
menggunakan AC dengan sistem ducting karena penggunaannya
lebih efisien dan hemat energi serta biaya dari pada AC split
biasa.
d. Sistem Pencahayaan (Lighting)
Terdapat dua macam system pencahayaan yang dapat digunakan
pada Convention Center yaitu:
1) Pencahayaan alami
Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit
dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan pada siang hari terutama
pada ruangan Eksibisi. Sedangkan ruangan lain yang dapat
memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu ruang
juga dapat terkena cahaya alami, sehingga menghemat penggunaan
listrik apabila tidak digunakan.
2) Pencahayaan Buatan
Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang utama
yaitu ruangan konvensi agar dapat menciptakan suasana yang
dibutuhkan pada acara. Pada umumnya, system pencahayaan ini
digunakan pada seluruh ruangan. Pada ruangan Eksibisi, untuk
menghemat energi maka digunakan sistem – sistem yang dapat
menangkap cahaya matahari di siang hari. terlebih lagi acara
eksibisi seringnya dilaksanakan di siang hari.
Sistem pencahayaan buatan dapat dibagi dua (Lawson (1981) yaitu:
a. Pencahayaan Langsung
Pemasangan pencahayaan pada langit-langit auditorium yang
berukuran besar. Umumnya menggunakan pencahayaan vertikal
dengan sudut maksimal 10 derajat.
b. Pencahayaan Tak Langsung
Bentuk pencahayaan ini biasanya melingkar juga digunakan
untuk memecah pencahayaan di daerah khusus. Pencahayaan
e. Sistem Audio Visual
Perlengkapan sound system dan audio visual yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1) Public Address sebagai sarana untuk mengumumkan informasi ke
seluruh penjuru bangunan.
2) Microphone dan speaker, yaitu alat pengeras suara yang digunakan
pada ruang utama.
3) Film Projector, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan
visualisasi pada suatu layar, biasanya digunakan pada auditorium.
4) OHP, sebagai alat perlengkapan untuk menampilkan presentasi pada
suatu layar pada ruang konvensi.
5) Simultaneous Interpreting System (SIS) merupakan alat untuk
menerjemahkan bahasa yang dibutuhkan pada ruang konvensi,
terutama pada ruang konvensi skala besar.
6) Audio High fidelity, yaitu alat untuk memberikan suara dan music
pada ruang konvensi.
7) CCTV, digunakan untuk memantau keamanan pada bangunan.
3.2 STUVI BANVING BANGUNAN SEJENIS
Dalam melakukan studi banding bangunan dengan fungsi sejenis, penulis
Tabel 3.1 Perbandingan studi banding bangunan sejenis lokal 3.2.1 Lokal
Dalam studi banding lokal ini diambil 3 lokasi yang merupakan yang paling
dikenalmasyarakat di kota Medan (Tabel 3.1)
Hal
Perbandingan Wisma Taman Sari Wisma Rumah Gorga Wisma HKBP Sudirman
Alamat Jl. Kapten Muslim Jl. Saudara Jl. Sudirman
Tabel 3.1 (lanjutan)
Kesimpulan studi banding lokal:
1. Permasalahan utama dari ketiga tempat tersebut adalah parkir yang tidak memadai
dan nyaman serta kondisi prasarana seperti toilet dan dapur yang tidak nyaman.
2. 2 dari 3 tempat tersebut tidak menyediakan fasilitas ruangan khusus untuk
penyewa.
3. Permasalahan tentang akustika belum teratasi pada ketiga bangunan ini.
3.2.2 Non Lokal
Pada studi banding non lokal, penulis mengambil 3 buah bangunan sejenis
sebagai berikut.
a. Marina Convention Center
Marina Convention Center merupakan salah satu fasilitas MICE
(Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di kota Semarang yang Hal
Perbandingan Wisma Taman Sari Wisma Rumah Gorga Wisma HKBP Sudirman
Parkir kebutuhan parkir Memenuhi
Cukup namun
dibangun tahun 2013. Gedung yang memiliki kapasitas daya tampung
hingga 5000 orang ini yang terletak dikawasan Pantai Marina, Semarang
utara yang berdekatan langsung dengan bandara udara (Gambar 3.12).
Marina Convention Center ini merupakan gedung pertemuan yang dapat
dipergunakan untuk penyelenggaraan pernikahan (wedding), exhibition,
meeting, concert, anniversary, maupun party salah satu nya adalah pergelaran
Festival Film Indonesia yang diadakan pada Desember 2013 yang lalu.
Karena bangunan ini terletak di kawasan pantai maka pengunjung akan dapat
menikmati pemandangan langsung menuju laut, serta tempat akan sangat
romantis dikala malam hari. Menggunakan konsep analogi “kapal pesiar”
karena letaknya yang berada di wilayah pantai yang sangat kental dengan
suasana laut sehingga pengunjung akan dapat menikmati pemandangan
langsung menuju laut, serta lokasi ini akan sangat romantis dikala malam hari. Gambar 3.12 Marina Convention Center
adapun fasilitas yang dimiliki:
1. Ruang Konvensi: Ruangan ini berupa hall yang luas yang bisa
dimanfaatkan untuk pameran ataupun kegiatan konvensi dengan luas
kurang lebih 6000 m² dan kapasitas 5000 orang berdiri atau 3000 kursi
(Gambar 3.13).
2. Ruang Penunjang: Beberapa ruang penunjang disediakan di gedung ini
seperti front office, toilet, dan mushola.
3. Ruang Service: Terdapat beberapa ruang service sebagai pelengkap
kebutuhan beraktifitas seperti dapur, ruang genset, interpreter, locker,
lighning and sound control room, dan lain-lain nya.
4. Ruang Parkir: Kapasitas daya tampung parkir mobil yang luas mencapai
hingga 800 mobil menjadikan convention ini dapat menyelenggarakan
event-event yang berskala nasional maupun internasional (Gambar 3.14). Gambar 3.13 Interior Marina Convention Center
b. Putrajaya International Convention Center
Putrajaya International Convention Centre ialah salah satu bangunan MICE
(Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang terletak di kawasan
Putrajaya Malaysia. Bangunan megah terinspirasi dari Kerajaan Melayu
selesai dibangun pada tahun 2003.
Gambar 3.14 : Eksterior Marina Convention Center Sumber: http://seputarsemarang.com/marina-convention-center/
Bangunan ini sendiri dilengkapi dengan sejumlah fasilitas disediakan seperti
ruangan pameran, ruang pertemuan, ruang konferensi, lounge, galeri, ruang
perjamuan, dua restoran, outlet belanja dan basement atau tempat parkiran
bawah gedung yang mampu menampung sampai 1.200 mobil (Gambar 3.17).
Bangunan yang sangat ikonik ini mempunyai ciri bangunan yang berbentuk
melingkar serta terdapat taman intern di balik dinding kaca sehingga
memungkinkan pengunjung dapat menyaksikan keindahan taman dari dalam
(Gambar 3.17).
Kesimpulan studi banding non lokal:
1. Dari kedua studi banding non lokal ini dapat disimpulkan bahwa suatu
gedung conventional dapat digunakan untuk beragam kegiatan.
2. Massa bangunan dibentuk dari sebuah analogi bentukan suatu bentuk
yang membuat bangunan ini menjadi ikonik di lokasinya.
3. Penggunaan material modern melengkapi semua fasilitas yang disediakan
sangat baik untuk berbagai event yang akan dilaksanakan di kedua
BAB I
A
NALISA DAN KONSEP
4.1 Lokasi Proyek
Dalam suatu proyek perancangan, lokasi menjaadi bagian yang sangat penting.
Hal itu agar bangunan ini dapat termanfaatkan secara maksimal sehingga tujuan nya
dapat tercapai. Pemanfaatan bangunan secara maksimal dapat tercapai apabila
kriteria-kriteria yang ada dapat terpenuhi sehingga masyarakat dapat
menggunakannya.
4.1.1 Kritria Pemilihan Lokasi
Adapun dalam pemilihan lokasi memiliki beberapa kriteri sebagai berikut.
1. Syarat Pemilihan Lokasi Convention
Selain pemilihan lokasi menurut Lawson (1981) tentang percencanaan lokasi
dan pencapaian, tinjauan terhadap struktur kota dan fungsi khusus bangunan
juga menjadi perhatian dalam pemilihan lokasi pada penulisan ini.
2. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan
Tabel 4.1 Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) dan Sub Pusat Kota
WPP Kegiatan/ Fungsi
1. A Belawan dan Belawan II Kel. Belawan I lap. Golf dan Hutan
Kota
3. Syarat Khusus Fungsi
Sebagai gedung yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan acara adat
untuk pernikahan maka sebaiknya di pilih lokasi yang berdekatan dengan
kawasan pemukiman dan mempunyai area yang cukup luas untuk
memisahkan dengan kawasan sekitar serta berdekatan dengan rumah ibadah
sebab dalam pernikahan adat Batak Toba sangat erat hubungannya dengan
rumah ibadah (gereja). Selain itu fungsi pernikahan juga sebagai tempat
acara adat kematian untuk itu sebaiknya dipilih lokasi yeng mempunyai
akses langsung menuju jalan arteri ke luar kota. Hal ini menjadi perhatian
sebab kebiasaan suku Batak toba biasanya menguburkan sanak saudaranya
ke pemakaman keluarga yang berada di kampung halaman mereka.
4.1.2 Alternatif Lokasi
Sebagai fungsi bangunan convention budaya yang dapat dipergunakan oleh
seluruh masyrakat kota Medan terkhusus masyarakat Batak Toba sehingga
dapat juga menjadi suatu ikon kota ini untuk itu lokasi menjadi bagian penting,
dalam hal ini haruslah sesuai dengan peruntukan wilayah (WPP A) dan
syarat-syarat lainnya. Maka berikut ini penulis mengajukan 2 alternatif pilihan lokasi
sebagai berikut:
1. Lokasi Usulan 1
akses yang cukup banyak ke seluruh kota Medan. Adapun beberapa data
tentang lokasi usulan 1 ini adalah sebagai berikut:
a. Jl. G.Subroto, Kecamatan Medan Sunggal (Gambar 4.1).
b. Luas lahan ± 2,3 Ha.
c. Lebar jalan 12 meter.
2. Lokasi Usulan 2
Pada usulan lokasi 2 ini dipilih masih pada jalur primer kota Medan namun
memiliki akses langsung menuju luar kota dengan berada pada jalan lingkar
kota Medan. Adapun beberapa data tentang lokasi usulan 2 ini adalah
sebagai berikut:
a. Jl. Asrama (Ring Road), Kecamatan Medan Helvetia (Gambar 4.2).
b.Kecamatan Medan Helvetia
c. Luas lahan ± 2,3 Ha
4.1.3 Pemilihan Lokasi
Dari kedua usulan lokasi diatas perlu dipilih satu yang terbaik menjadi lokasi
gedung yang akan di rancang tersebut. Adapapun pemilihan lokasi berdasarkan
beberapa hal seperti dari sisi struktur kota, syarat fungsi bangunan dan
kriteria-kriteria lainnya. Syarat-syarat penilaian itu kemudian diberi skor/nilai
ketiap-tiap usulan lokasi berdasarkan kurang baik (1), baik (2) dan sangat baik (3) nya
lokasi tersebut atas kriteria penilaian yang ada (Tabel 4.2).
KRITERIA LOKASI - 1 LOKASI -2
Struktur Kota WPP E (2) WPP E (2)
Tingkatan Jalan Jalan Arteri (2) Jalan Arteri (2)
Pencapaian ke Lokasi
Sangat Baik, dapat diakses dari segala penjuru Medan
(3)
Sangat Baik, dapat diakses dari segala penjuru Medan.
(2) Tabel 4.2 : Penilaian lokasi
KRITERIA LOKASI - 1 LOKASI -2
Jalan yang sering di lalui oleh kendaraan besar (
truk,tranton) dari arah belawan
(1) Jalur menuju luar
kota (Toba) Mudah (2) Sangat Mudah. (3)
TOTAL NILAI 15 12
Keterangan : 1. Kurang Baik 2. Baik 3. Sangat Baik
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ususlan lokasi 1 mendapat nilai yang
lebih tinggi itu mengartikan bahwa lokasi usulan 1 dinilai lebih baik berdasarkan
kriteria-kriteria yang ada untuk menjadi lokasi perancangan pada tesis ini.
4.2 Analisa
Dalam suatu tahapan desain diperlukan adanya analisa, dimana analisa ini
merupakan penjabaran kondisi, kebutuhan serta permaslahan yang ada dalam suatu
desain. Adapaun analisa pada penulisan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisa
pelaku dan kegiatan serta Analisa lokasi.
Tabel 4.3 Analisa aktifitas pesta adat Batak Toba 4.2.1 Analisa Pelaku dan Kegiatan
Analisa pelaku dan kegiatan ini merupakan proses menganalisis proses
pelaksanaan acara adat serta pelaku yang akan melaksanakannya yang dapat
dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Deskripsi Aktifitas Adat
Dalam kegiatan adat Batak Toba baik pernikahan maupun kematian
mempunyai ritual-ritual, dimana ritual-ritual ini mempunyai makna dalam
setiap kegiatannya. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisa terhadap
kegiatan-kegiatan tersebut (Tabel 4.3).
Fungsi Ritual/Acara Kegiatan
Pernikahan
Panomu-nomuan
Berbaris menyambut tamu disertai tarian. Para tamu berbaris memasuki gedung untuk menyalami pihak yang berpesta sambil membawa
tandok yang berisi beras atau daging. Mangalehon
dekke to pengantin
Orang tua memberikan dekke (ikan mas) kepada kedua pengantin
Pasahat Tudu-tudu
sipanganon Memberikan makanan dari ke dua keluarga
makan
Pihak catering membagikan makanan ke meja tamu yang sudah siap di mejanya masing-masing. Para tamu makan bersama dimejanya masing-masing yang diawali dengan doa makan oleh
protokol acara.
Tabel 4.3 (lanjutan)
Fungsi Ritual/Acara Kegiatan
Pernikahan
Mambagi jambar
Pihak keluarga pengantin membagi-bagikan jambar/potongan daging ke keluarga yang telah
ditentukan.
Protokol acara dari ke 2 belah pihak saling mengantarkan jambar.
Panandion Protokol dari ke 2 belah pihak bergerak menuju tempat duduk orang-orang yang berhak mendapatkan uang tersebut.
mangulosi
Para undangan dari keluarga kedua pihak memberikan ulos yang diawali dengan kata sambbutan dan disertai dengan lagu ataupun tarian.
Cattering membagikan minuman (kopi, teh manis, dll) dan makanan ( kacang,lapet, dll) ke meja para
undangan.
Para undangan menyaksikan acara sambil mengobrol dan menikmati makanan dan minuman yang telah disediakan di mejanya masing-masing. Tikir tangga Kedua belah pihak saling bertukar bawaan (beras,ikan, daging) di dalam tadok.
Olop-olop Kelompok teman sekampung memberi kata sambutan sebagai penutupan acara
Tamu non acara adat
Para undangan memasuki gedung, mengisi buku tamu, memberikan hadiah, duduk, makan, mengobrol, menyalami pengantin, berfoto dan
pulang
Kematian
Acara gereja Pemimpin agama beserta umat dan keluarga mengadakan acara ibadah.
mompo Pihak boru dari suhut memasukan mayat kedalam peti yang disaksikan oleh hula-hula dan dipimpin oleh pemimpin agama
Mandok hata
sian keluarga Anggota keluarga satu persatu memberi kesan dan pesan nya kepada almarhum. Mangaleon
Tabel 4.3 (lanjutan)
Fungsi Ritual/Acara Kegiatan
Kematian
Manjalo tumpak
Keluarga,tamu menyalami dan memberi uang yang mungkin juga diawali dengan kata sambutan dan
juga sambil marnortor/berjoget Hata
sigabe-gabe Tulang/hula-hula memberikan nasehat Manggapu Keluarga memberi ucapan terima kasih kepada tulan, hula-hula dan kepada semua yang hadir
Undangan non adat
Hadir menyalami keluarga sambil memberikan uang sumbangan, atau bisa juga mendapat satu sesi
untuk menyampaikan ucapan turut berdukacita kepada pihka keluarga.
Acara Kumpulan
Marga
Penyambutan
tamu Para pengurus menyalami para anggota yang hadir di depan pintu masuk Acara agama Acara diawali dengan acara agama berupa ibadah
Makan ditujuk untuk membagibagikan makanan kepada Makan bersama, catering/anggota yang telah seluruh yang hadir
Kata
sambutan Beberpa pihak diberi kesempatan untuk menyampaikan kata sambutannya.
Hiburan menampilkan suatu hiburan juga mungkin dapat Para anggota diberi kesempatan untuk berupa lucky draw.
Penutup seluruh yang hadir disertai dengan doa penutup. Pengurus mengucapkan terima kasih kepada
b. Deskripsi Pengguna
Suatu bangunan didesain untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, untuk
itu diperlukan suatu analisa pengguna. Dengan mengetahui pengguna beserta
dengan jumlah penggunanya kita dapat memperhitungkan besarnya
kebutuhan ruang yang dibutuhkan. Dimana pengguna ini dibagi menjadi 3
1. Penggelola
- Owner/Pemilik/Direktur : 1orang
- Manager/Koordinator : 1orang
- Staff inventaris : 1orang
- Staff Keuangan : 1 orang
- Staff Marketing : 1orang
- Receptionist : 1 orang
- Teknisi : 2 orang
- Kebersihan : 6 orang
- Penggelola Kantin : 2 orang
- Keamanan : 2 orang
2. Penyewa Adat
a. Pernikahan
- Pengantin : 1orang
- Keluarga Pengantin Pria : 5 orang
- Keluarga Pengantin Wanita : 5 orang
- Undangan : 2000 orang
- Catering : 10 orang
- Pemusik : 10 orang
b. Kematian
- Catering : 10 orang
- Pemusik : 10 orang
c. Pungguan Marga
- Panitia : 10 orang
- Undangan : 2000 orang
- Catering : 10 orang
- Pemusik : 10 orang
3. Penyewa Non Adat
- Panitia/EO : 30 orang
- Undangan : 2000 orang
- Catering : 10 orang
- Pemusik : 10 orang
c. Deskripsi Aktifitas Pengguna
Setelah menggetahui pengguna dan jumlahnya, tahap berikutnya adalah
mencari tahu aktifitas yang mereka laksanakan selama berada di dalam
bangunan. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui aktifitas sehingga dari
aktifitas tersebut dapat diketahui kebutuhan ruang yang dibutuhkan untuk
aktifitas tersebut. Aktifitas-aktifitas yang terjadi di dalam bangunan tersebut
Tabel 4.4 Deskripsi aktifitas pengguna
NO PELAKU AKTIFITAS
1 Owner/Pemilik/Direktur Datang, memeriksa laporan, mengecek peralatan dan gedung
2 Manager/Koordinator mengkoordinasikan tugas, mengecek peralatan dan Datang,absensi, mengecek laporan, gedung
3 Staff Keuangan Datang, absensi, membuat laporan.
4 Staff Marketing Datang, absensi, menyusun rencana promosi, menerima tamu,menyusun agenda gedung.
5 Staff Inventaris Datang, absensi, mengecekdan menyiapkan peralatan-peralatan.
6 Receptionist Datang, absensi, menerima tamu, memberikan informasi ke pada tamu.
7 Teknisi Datang, absensi, mengecek, memperbaiki serta menyiapkan peralatan dan fasiltas gedung
8 Kebersihan Membersihkan ruang-ruang, peralatan-peralatan, taman, km/wc, dll.
9 Pengurus kantin Menggelola kantin ; membersihkan, memasak.
10 Keamanan Datang, menganti pakaian, absensi, berkeliling mengecek, jaga malam.
11 Pengantin Datang, menyambut tamu, duduk, menyalami,berfoto, bernyayi
12 Keluarga pengantin Datang, menyambut tamu, menyapa tamu, makan,menjalankan adat
13 Undangan adat Datang, menyalami keluarga acara, duduk, makan, mengobrol, minum kopi/tuak/bir, makan snack (kacang, lapet, roti)menunggu giliran adat. 14 Udangan non adat Datang, memberikan hadiah, mengisi buku hadir, duduk, makan, menyalami pengantin. 15 Keluarga duka Datang, menyalami tamu, isitrahat, menjalankan adat.
16 Undangan adat kematian Datang, meyalami keluarga duka, duduk, makan, mengobrol, minum kopi/tuak/bir, makan snack (kacang, lapet, roti)menunggu giliran adat. 17 Panitia/Pengurus pungguan marga Datang, melakukan persiapan, menyambut tamu, menjalankan acara
18 pungguan marga Undangan acara Datang, duduk, mengikuti acara
d. Pola Aktifitas Pengguna
Untuk mempermudah dalm penyusunan ruang-ruang diperlukan suatu chart
pola aktifitas dari tiap-tiap pengguna seperti dibawah ini.
1. Pemilik
2. Koordinator
3. Pegawai
Parkir
berkeliling
pulang
Datang Ruang Direktur
Gambar 4.3 Pola aktivitaspemilik
Parkir pulang
Datang Loker Ruang Kerja berkeliling
Gambar 4.4 Pola aktivitas koordinator
Parkir pulang
Datang Loker Ruang staff
4. Penerima tamu
5. Teknisi
6. Petugas kebersihan
7. Petugas Keamanan
Parkir pulang
Datang Loker R.Teknisi
Gambar 4.7 Pola aktivitas teknisi
Parkir pulang
Datang Loker R.Penerima
Gambar 4.6 Pola aktivitas penerima tamu
Mess Karyawan
Loker ruang-ruang dan membersihkan peralatan-peralatan
Gambar 4.8 : Pola aktivitas petugas kebersihan
berkeliling
Datang Loker
8. Pengelola kantin
Gambar 4.10 Pola aktivitas pengelola kantin
Datang
Main Enterance
/lobby Hall adat Panggung hall adat
Hall non adat Ruang Istirahat
KM/WC Panggung hall non adat
Parkir
Gambar 4.11 Pola aktivitas pengantin
Datang Enterance Main
/lobby Hall adat
11. Keluarga Duka
12. Undangan Acara Adat
13. Undangan Acara Non Adat Datang Enterance Main
/lobby Hall adat
R.Istirahat KM/WC
Parkir
Gambar 4.13 : Pola aktivitas keluarga duka
Datang Enterance Main
Parkir
Gambar 4.14 : Pola aktivitas undangan acara adat
Datang Main
Enterance
Parkir Panggung KM/WC
Hall adat
14. Pengurus/Panitia Kumpulan Marga
15. Panitia/Event Organizer
16. Catering
Datang Service
Enterance Dapur
Hall A
KM/WC Parkir
Hall B
Gambar 4.18 Pola aktivitas catering Datang Enterance Main
/lobby Hall adat
R.Persiapan KM/WC
Parkir
Gambar 4.16 Pola aktivitas pengurus/panitia acara kumpulan marga
Datang Enterance Main
/lobby Hall
R.Persiapan KM/WC
Parkir
Tabel 4.5 Program Ruang 17. Pemusik
e. Program Ruang
Untuk mengetahui besaran kebutuhan ruang dari setiap pengguna diatas
diperlukan suatu analisa program kebutuhan ruang (Tabel 4.5).
RUANG KAPASITAS STANDART RUANG JMLH LUAS SUMBER
4.2.2 Analisa Site
Setelah menganalisa tentang penguna beserta aktivitas nya maka masih
diperlukan adanya analisa tentang site seperti di bawah ini.
a. Data Site
Site yang terpilih adalah site usulan 1 dimana site ini memiliki data-data
sebagai berikut :
Lokasi : Jl. Gatot Subroto
Ukuran lahan : 137 m x 206 m
KDB : Maksimum 70%
KLB : 35 %
KDH : Minimum 20 %
b. Batasan Site
Site yang berada di kawasan yang cukup padat memiliki batasan:
UTARA
Pada bagian utara site berbatasan dengan berbagai fungsi bangunan seperti perdagangan, perkantoran,SPBU, Bengkel las, dll, yang dipisahkan oleh jalan G. Subroto
TIMUR
Di sisi ini berbatasan dengan
kompleks ruko Taman Tomang Elok Sei Kambing yang dibatasi oleh jalan
SELATAN
Sisi ini berbatasan dengan kompleks perumahan MURAI, yang mana berbatasan langsung dengan bagian belakang rumah-rumah di kompleks tersebut.
c. Site Terhadap Konteks Kota Medan
Site yang berada di jalur primer kota Medan tentunya memiliki nilai dan
pengaruh terhadap pusat-pusat kegiatan di sekitarnya (Gambar 4.22).
JALAN ARTERI PRIMER Jalan Utama kota Medan dengan kondisi jalan yang sangat baik.
*Menjadi jalan utama menuju pusat kota sehingga menjadi jalur evakuasi utama.
Sangat memungkinkan untuk menjadi pintu utama
PEKAN RAYA SUMATERA UTARA Pusat MICE terbesar di kota Medan.
*Sering terjadi kemacetan di sekitar lokasi apabila ada acara di sini.
Membuat alternatif pintu masuk dan keluar yang menuju lokasi ini.
PASAR SEI KAMBING
Pasar tradisional untuk kec.medan helvetia dan sunggal dengan aktifitas sepanjang hari.
*Sering menimbulkan kemacetan di persimpangan ini.
MILLENIUM PLAZA
Pusat perbelanjaan untuk kawsan medan Helvetia.
* Banyak pengunjung dari Binjai dan Sunggal menuju lokasi ini. Menguranggi volume kendaraan keluar site menuju lokasi ini, memberi alternatif pintu keluar ke arah lain.
PLAZA MEDAN FAIR Salah satu mall terbesar di kota Medan.
* Banyak masyarakat dari berbagai daerah di
kota Medan menuju lokasi ini. Menggurangi akses keluar menuju jalan primer yang menuju lokasi
UNIV.PANCA BUDI
menjadi salah satu pusat kegiatan disekitar site.
*banyak aktifitas di sekitar kawasan ini dipengaruhi oleh tempat ini. Menggurangi akses dari site menuju
lokasi ini. JALAN KOLEKTOR
Site bersinggungan dengan kelas jalan kolektor.
*Memudahkan pencapaian menuju site.
Gambar 4.24 Tata guna lahan c. Tata Guna Lahan
Kawasan sekitar site yang merupakan kawasan pada jalur primer kota
Medan memiliki fungsi bangunan yang beraneka jenis. keberagaman
tersebut menjadi bagian yang perlu dianalisis dari keadaan dan potensi yang
ada terhadap desain (Gambar 4.24).
Dari sini kita dapat melihat bahwa site dikelilinggi bangunan dengan fungsi
perdagangan dan perkantoran, hanya pada sisi selatan yang bersebelahan langsung
dengan pemukiman penduduk. Site berpotensi menjadi ponit of view atau ikon dari kawasan ini.
A
Gambar 4.25 Skyline kawasan section A e. Skyline Kawasan
Perbedaan fungsi dan ketinggian massa bangunan sekitar juga akan
mempengaruhi bentukan massa untuk itu dibantu dengan section atau
potongan kawasan sekitar (Gambar 4.25).
Dari skyline ini kita dapat memperhatikan bahwa ketinggi bangunan di bagian
timur dan barat tidak terlalu tinggi. Potensi, dapat memungkinkan massa
bangunan yang akan di desain untuk menjadi point of view untuk kawasan di
sepanjang jl. G. Subroto ini dengan bentukan massa yang berbeda dan
menempatkan massa lebih ke barat. BPKP
komp. ruko Tomang Elok lahan
kosong SITE
rumah warga
SECTION -A
Gambar 4.26 Skyline kawasan section B
Dari skyline sisi ini kita dapat melihat bahwa kawasan ini adalah kawasan yang
tidak terlalu padat, sehingga di dalam desain nya nanti diharapkan juga untuk
mendukung di lingkungan sekitar terutama pada area sebelah selatan site yang
langsung berbatasan dengan kawasan perumahan.
f. View
Analisa view dirasa perlu untuk mendukung desain nanti sebab dengan
adanya analisis ini kita dapat mengetahui kondisi serta potensi yang ada baik
dari luar ke arah site maupun dari dalam site menuju ke luar sebagai berikut
ini.
Jalan
Arteri SITE
rumah
warga perumahan komp. rumah
warga kantor & perdaga ngan
SECTION -B
Keterangan :
Positif
Negatif 1. Kedalam
Analisa view kedalam ditinjau dari keempat sisi yang terdapat disekitar
site (Gambar 4.27 dan Gambar 4.28).
SISI BARAT :
Dari sisi ini view menuju ke dalam site kurang baik, hal ini disebabkan karena apabila melihat dari sisi ini akan
dihlanggi oleh lahan kosong, namun pada sisi barat daya cukup baik sebab adanya jalan masuk ke pemukiman penduduk.
Potensi pada sisi ini dapat dijadikan menjadi sisi samping massa bangunan
SISI SELATAN :
Dari sisi ini view ke dalam sangat kurang baik sebab terhalang dengan adanya rumah-rumah masyarakat di dalam komples perumah murai.
Keterangan :
Positif
Negatif
SISI UTARA
View ke dalam sangat baik sebab terdapat jalan utama, sehingga pengunjung dari arah ini sangat mudah untuk melihat ke arah site.
Potensi sangat memungkinkan pada bagian ini menjadi bagian depan dari massa bangunan.
SISI TIMUR
View ke area site dari sisi ini baik sebab adanya jalan kompleks yang memberikan pandangan yang cukup ke dalam.
Keterangan :
Positif
Negatif
Gambar 4.29 Analisa view keluar 2. Keluar
Analisa view keluar ditinjau dari keempat sisi yang terdapat disekitar site
(Gambar 4.29 dan Gambar 4.30).
SISI BARAT
View keluar dari sisi ini kurang baik sebab merupakan tanah kosong yang tak dirawat. Potensi untuk mengguranggi bukaan pada sisi ini.
SISI SELATAN
View keluar dari sisi ini sangat kurang baik sebab merupakan bagian belakang rumah- rumah dan dinding tembok pagar perumahan.
SISI UTARA
View dari dalam site ke luar dari sisi ini sangat baik sebab langsung berhubungan dengan jalan besar dan di depannya merupakan bangunan-bangunan kantor dan perdagangan dengan kondisi yang baik.
Potensi membuat bukaan atau balkon pada sisi ini.
SISI TIMUR
View dari dalam site ke luar dari sisi ini cukup baik sebab merupakan sisi samping dari deretan ruko-ruko yang ada di kompleks Tomang Elok.
Potensi memungkinkan untuk membuat bukaan pada sisi ini.
Keterangan :
Positif
g. Sirkulasi
Site yang berada pada jalur primer diperlukan suatu analisi kondisi sirkulasi
disekitar kawasan beserta dengan potensi yang dapat mendukung (Gambar
4.31 dan Gambar 4.32). Jl. Gatot Subroto
*Jalan Primer kota Medan(aspal,lebar 8m)
*terdiri dari 2 jalur arah dan dilalui angkutan umum dengan tingkat kepadatan sedang
- Sering terjadi kepadatan di simpang pasr sei kambing.
- hanya ada satu putaran menuju pusat kota yang menimbulkan kemacetan pada pemutaran tersebut
* Sangat memungkinkan untuk menjadi akses utama menuju site.
* Sebaiknya menggurangi akses keluar ke jalan ini serta membuka pada sisi yg lain.
Jl. Komp. Tomang Elok
*Jalan Kompleks pertokoan( con block, lebar 4 m) tingkat kepadatan sepi *Jalan dari dan menuju jl. Sunggal dan menuju komp.perumahan
- Kepadatan terjadi di pintu masuk perumahan
- sesekali menjadi parkiran truk yang drop barang ke ruko-ruko
*Memungkinkan untuk menjadi akses keluar untuk menguranggi kemacetan di depan pasar seikambing.
* Sebaiknya menjauhkan pintu masuk dari jalan ini. Keterangan :
Jl. Murai
*Jalan buntu menuju kepemukiman penduduk,jalan aspal dgn lebar 4 m *tidak dilalui oleh angkutan umum,tingkat kepadatan sepi
- akses terbatas sebab merupakan jalan kecil
* Memungkinkan untuk menjadi akses services sebab melalui jalan ini dapat menuju ke jalan yang lain.
Jl. Balai Desa
*Jalan menuju jalan murai yang terdiri dari 2 jalur arah
*tidak dilalui oleh angkutan umum yang merupakanjalan aspal dengan lebar 5 m *tingkat kepadatan sepi.
- merupakan jalan yang digunkan masyrakat dari belakang.
* memungkinkan menjadi akses service
Keterangan :
h. Kebisingan
Sebagai gedung pertemuan kebisingan merupakan salah satu hal penting
yang harus dipecahkan dimana akan dibahas dala 2 bagian.
1. Dari luar kedalam
Kebisingan akan ditinjau dari keempat sisi yang terdapat disekitar site
(Gambar 4.33 dan Gambar 4.34).
UTARA *Kebisingan ke arah site yang di
timbulkan dari lalu lintas kendaraan yang melintas di jl.G.Subroto. * Sebaiknya menjuahkan massa
bangunan dari sumber suara, serta menguranggi bukaan dan pemakaian bahan-bahan yang dapat menyerap suara.
TIMUR
*Kebisingan yang timbulkan dari aktifitas di kompleks pertokoan berupa penjualan, bongkar muat serta lalu lintas kendaraan, namun tidak terlalu bising.
* direkomendasikan untuk membuat buffer berupa pepohonan pada daerah ini untuk dapat menggurangi
kebisingan serta memberi jarak yang cukup ke arah ini.
SELATAN
*tidak terlalu terjadi kebisingan dari sisi ini menuju site sebab merupakan bagian belakang dari perumahan warga. * sebaiknya memberi buffer
untuk mengguranggi kebisingan yang terjadi. BARAT
* Tidak terjadi kebisingan dari arah sisi barat barat ini sebab hanya merupakanlahan kosong.
* Dapat dimanfaatkan untuk memperluas sisi timur sebagai konsekuensi atas
2. Dari dalam ke Luar
Kebisingan akan ditinjau dari keempat sisi yang terdapat disekitar site
(Gambar 4.33 dan Gambar 4.34).
\
UTARA * Kemungkinan kebisingan yang
ditimbulkan dari site keluar tidak akan menggangu area sekitar sebab adanya jalan yang memisahkan site dengan fungsi yang merupakan perkantoran dan
perdagangan
* Sebaiknya diberi jarak yang cukup agar kebisingan yang ditimbulkan dari dalam site tidak menambah kebisingan yang ada.
TIMUR
* Kemungkinan kebisingan yang ditimbulkan dari site keluar akan menggangu area sekitar sebab merupakan area perkantoran dan perdagangan.
* Sebaiknya diberi jarak yang lebih diserta buffer berupa pepohonan agar kebisingan yang tejadi di dalam site tidak akan begitu kedengaran pada masyarakat di kompleks ruko ini.
BARAT *Kebisingan ke arah site
tidak akan mengganggu sebab hanya merupakan lahan kosong.
* Sebaiknya diberi pepohonan dipinggiran batas site sebagai buffer kebisingan.
SELATAN
* Kebisingan yang ditimbulkan dari site keluar akan sangat menggangu bagi masyrakat yang tinngal di kompleks ini.
* Sebaiknyadiberi jarak yang cukup serta penanaman pohon sebagai buffer untuk mengguranggi kebisingan yang ditimbulkan dari dalaam site serta