NOMOR 5 7 TAHUN 1 9 9 0 TENTANG
PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KERETA API
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka lebih meningkat kan pelayanan j asa angkut an keret a api kepada masyarakat dan mendorong pengembangan usaha dalam menunj ang pembangunan, maka Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api yang didirikan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 61 Tahun 1971, perlu dialihkan bent uknya menj adi Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969;
b. bahwa sehubungan dengan hal t ersebut , pengalihan bent uk Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api menj adi Perusahaan Umum (PERUM) perlu dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 t ent ang Perusahaan Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989);
3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);
Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 37);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) KERETA API MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KERETA API.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerint ah adalah Pemerint ah Republik Indonesia;
2. Presiden adalah Presiden Republik Indonesia;
3. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab dalam bidang perkeret aapian;
4. Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang bert anggung j awab dalam bidang perkeret aapian;
5. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Umum (PERUM) Keret a Api;
6. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (PERUM) Keret a Api;
7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Umum (PERUM) Keret a Api;
(PERUM) Keret a Api;
9. Pegawai adalah pegawai pada Perusahaan Umum (PERUM) Keret a Api;
10. Pembinaan adalah kegiat an unt uk memberikan pedoman bagi Perusahaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dengan maksud agar Perusahaan dapat melaksanakan t ugas dan f ungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna sert a dapat berkembang dengan baik;
11. Pengawasan adalah seluruh proses kegiat an penilaian t erhadap Perusahaan, dengan t uj uan agar Perusahaan melaksanakan f ungsinya dengan baik dan berhasil mencapai t uj uannya yang t elah dit et apkan;
12. Pemeriksaan adalah kegiat an unt uk menilai Perusahaan dengan cara membandingkan ant ara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan/ at au dalam bidang t eknis operasional;
13. Pengelolaan Perusahaan adalah kegiat an perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian Perusahaan sesuai dengan pembinaan yang digariskan oleh Ment eri.
BAB II
PENDIRIAN PERUSAHAAN
Pasal 2
Keret a Api dan meneruskan usaha-usaha selanj ut nya berdasarkan ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini.
(2) Dengan dialihkannya bent uk Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api menj adi Perusahaan Umum (PERUM) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api dinyat akan bubar pada saat pendirian PERUM t ersebut dengan ket ent uan segala hak dan kewaj iban, kekayaan dan t ermasuk seluruh pegawai Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api yang ada pada saat pembubarannya beralih kepada PERUM yang bersangkut an.
(3) Hal-hal yang t imbul dari dan yang berhubungan dengan pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3
(1) Invest asi prasarana pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dilaksanakan oleh Pemerint ah.
(2) Dalam hal t ert ent u Perusahaan dapat melaksanakan invest asi prasarana pokok set elah mendapat perset uj uan dari Ment eri dan Ment eri Keuangan.
(3) Biaya perawat an dan pengoperasian at as prasarana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dimuat dalam rencana kerj a dan anggaran Perusahaan dan selanj ut nya dibukukan dan diperhit ungkan dalam daf t ar rugi/ laba sebagai beban Perusahaan.
dan beban-beban lainnya set elah diperhit ungkan dengan pendapat an Perusahaan, dipergunakan sebagai dasar pemberian subsidi t ahunan Pemerint ah.
(5) Tat a cara perhit ungan subsidi dan pembayarannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dit et apkan oleh Ment eri dengan perset uj uan Ment eri Keuangan.
BAB III
ANGGARAN DASAR PERUSAHAAN
Bagian Pert ama Umum
Pasal 4
(1) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) adalah badan usaha yang t ugas dan wewenangnya menyelenggarakan pengusahaan angkut an keret a api.
(2) Perusahaan melakukan usaha-usahanya berdasarkan ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dengan t idak mengurangi ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini, t erhadap Perusahaan berlaku Hukum Indonesia.
Bagian Kedua Tempat Kedudukan
Pasal 5
Bandung.
(2) Perubahan t empat kedudukan dan kant or pusat Perusahaan dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri.
(3) Dalam rangka pengembangan, Perusahaan dapat mengadakan sat uan organisasi pelaksana yang dit et apkan Direksi set elah mendapat perset uj uan Ment eri.
Bagian Ket iga Sif at , Maksud dan Tuj uan
Pasal 6
(1) Sif at usaha dari Perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi kemanf aat an umum dan sekaligus memupuk keunt ungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan.
(2) Maksud dan t uj uan Perusahaan adalah mengusahakan pelayanan j asa angkut an keret a api dalam rangka memperlancar arus perpindahan orang dan/ at au barang secara massal unt uk menunj ang pembangunan Nasional.
Bagian Keempat Lapangan Usaha
Pasal 7
(1) Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan t erj aminnya keselamat an kekayaan Negara sert a penyelenggaraan pelayanan angkut an umum dengan keret a api, Perusahaan mengadakan/ menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
keret a api;
b. usaha-usaha lainnya yang dapat menunj ang t ercapainya t uj uan Perusahaan yang dit et apkan dengan perset uj uan Ment eri t ermasuk pemanf aat an asset dan f asilit as yang t ersedia.
(2) Unt uk melaksanakan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Perusahaan dapat mengadakan kerj asama dengan pihak lain sesuai ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kelima Modal
Pasal 8
(1) Modal Perusahaan adalah kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara dan t idak t erbagi at as saham-saham.
(2) Besarnya modal Perusahaan adalah sama dengan nilai seluruh kekayaan Negara yang t elah t ert anam di dalam Perusahaan Jawat an (PERJAN) Keret a Api pada saat dialihkan kecuali prasarana pokok berupa j alan keret a api, perlint asan, j embat an, t erowongan, perangkat persinyalan dan t elekomunikasi, inst alasi sent ral list rik besert a aliran at as, dan t anah dimana bangunan t ersebut t erlet ak sert a t anah daerah milik dan manf aat j alan keret a api.
(3) Besarnya modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) didasarkan pada penet apan Ment eri Keuangan sesuai dengan hasil perhit ungan yang dilakukan bersama oleh Depart emen Keuangan dan Depart emen Perhubungan.
yang dipisahkan, dilakukan dengan Perat uran Pemerint ah.
(5) Perusahaan dapat menambah modalnya dengan dana yang dibent uk dan dipupuk secara int ern menurut ket ent uan dalam Pasal 54.
(6) Perusahaan t idak mengadakan cadangan diam at au cadangan rahasia.
(7) Semua alat -alat likuid (liquide) yang t idak segera diperlukan oleh Perusahaan disimpan dalam bank milik negara yang diset uj ui oleh Ment eri.
Pasal 9
(1) Pembelanj aan unt uk invest asi yang dilaksanakan oleh Perusahaan dapat berasal dari :
a. dana int ern Perusahaan;
b. penyert aan Negara melalui Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara;
c. pinj aman dari dalam dan/ at au luar negeri;
d. sumber-sumber lainnya yang sah.
Pasal 10
(1) Perusahaan dapat memperoleh dan menggunakan dana yang diperoleh unt uk mengembangkan usahanya melalui pengeluaran obligasi at au alat -alat yang sah lainnya.
(2) Pengeluaran obligasi at au alat -alat yang sah lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t ermasuk ket ent uan-ket ent uan yang berhubungan dengan it u, diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 11
Set iap kegiat an penyerahan, pemindaht anganan, pembebanan, penghapusan akt iva t et ap, penerimaan pinj aman j angka menengah/ panj ang, pemberian pinj aman dalam bent uk dan cara apapun, t idak menagih lagi, dan menghapus dari pembukuan piut ang dan persediaan barang dapat dilakukan oleh Direksi at as izin Ment eri set elah mendapat perset uj uan t erlebih dahulu dari Ment eri Keuangan.
Pasal 12
Pembebanan t ugas t ambahan kepada Perusahaan di luar t ugas-t ugas pokoknya yang menimbulkan akibat keuangan t erhadap anggaran Perusahaan dit et apkan oleh Ment eri set elah mendapat perset uj uan dari Ment eri Keuangan.
Bagian Keenam
Pimpinan, Pembinaan dan Pengelolaan
Pasal 13
Pasal 14
(1) Pembinaan t erhadap Perusahaan dilakukan oleh Ment eri, yang dalam pelaksanaannya dibant u oleh Direkt ur Jenderal berdasarkan ket ent uan-ket ent uan yang dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.
(2) Direksi at au Direkt ur Ut ama unt uk dan at as nama Direksi menerima pet unj uk-pet unj uk dari dan bert anggung j awab kepada Ment eri t ent ang kebij aksanaan umum unt uk menj alankan t ugas-t ugas pokok Perusahaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
(3) Pelaksanaan t anggung j awab administ rat if f ungsional Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara t erhadap Pemerint ah, dalam hal ini Ment eri dan Ment eri Keuangan dilakukan oleh Direkt ur Ut ama at as nama Direksi.
Pasal 15
Tugas dan wewenang Direksi adalah sebagai berikut :
a. memimpin, mengurus dan mengelola Perusahaan sesuai dengan maksud dan t uj uan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengan senant iasa berusaha meningkat kan daya guna dan hasil guna dari Perusahaan;
b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;
c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan;
e. menet apkan kebij aksanaan Perusahaan sesuai dengan kebij aksanaan umum yang digariskan oleh Ment eri;
f . menyiapkan pada wakt unya rencana kerj a t ahunan Perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan;
g. mengadakan dan memelihara t at a buku dan administ rasi Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suat u Perusahaan;
h. menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian t ugasnya;
i. mengangkat dan memberhent ikan Pegawai sesuai dengan perat uran kepegawaian yang berlaku bagi Perusahaan;
j . menet apkan gaj i, pensiun/ j aminan hari t ua dan penghasilan lain bagi Pegawai sert a mengat ur semua hal kepegawaian lainnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;
k. memberikan segala ket erangan t ent ang keadaan dan j alannya Perusahaan baik dalam bent uk laporan t ahunan, maupun laporan berkala menurut cara dan wakt u yang dit ent ukan dalam Perat uran Pemerint ah ini sert a set iap kali dimint a oleh Ment eri;
l. menj alankan kewaj iban-kewaj iban lainnya berdasarkan pet unj uk Ment eri.
Pasal 16
a. Direkt ur Ut ama berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi;
b. Para Direkt ur berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi, masing-masing unt uk bidangnya dan dalam bat as-bat as yang dit ent ukan dalam perat uran t at a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekerj aan Direksi.
(2) Apabila Direkt ur Ut ama berhalangan t et ap menj alankan pekerj aannya at au apabila j abat an it u t erluang dan penggant inya belum diangkat at au belum memangku j abat annya, maka j abat an Direkt ur Ut ama dipangku oleh Direkt ur yang t ert ua dalam masa j abat an berdasarkan penunj ukan sement ara Ment eri dan apabila Direkt ur dimaksud t idak ada at au berhalangan t et ap, maka j abat an t ersebut dipangku oleh Direkt ur lain berdasarkan penunj ukan sement ara Ment eri, keduanya dengan kekuasaan dan wewenang Direkt ur Ut ama.
(3) Apabila semua anggot a Direksi berhalangan t et ap menj alankan pekerj aannya at au j abat an Direksi t ert uang seluruhnya dan belum diangkat penggant inya at au belum memangku j abat annya, maka unt uk sement ara wakt u pimpinan dan pengurusan Perusahaan dij alankan oleh seorang Pej abat Direksi yang dit unj uk oleh Ment eri.
(4) Dalam menj alankan t ugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c, Direksi dapat melaksanakannya sendiri at au menyerahkan kekuasaannya t ersebut kepada:
a. Seorang at au beberapa orang anggot a Direksi, at au
b. Seorang at au beberapa orang Pegawai baik sendiri maupun bersama-sama; at au
yang khusus dit unj uk unt uk hal t ersebut .
(5) Tat a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekerj aan Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diat ur dalam perat uran yang dit et apkan oleh Direksi dengan perset uj uan Ment eri.
(6) Gaj i, t unj angan, emolumen, dan penghasilan lain dari para anggot a Direksi dit et apkan oleh Ment eri, dengan mengindahkan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.
Pasal 17
(1) Anggot a Direksi diangkat dan diberhent ikan oleh Presiden at as usul Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan.
(2) Anggot a Direksi diangkat unt uk masa 5 (lima) t ahun dan set elah masa j abat annya berakhir dapat diangkat kembali.
(3) Dalam hal-hal t ersebut di bawah ini, Presiden at as usul Ment eri dapat memberhent ikan seluruh at au salah seorang anggot a Direksi meskipun masa j abat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum berakhir, karena:
a. mut asi j abat an unt uk kepent ingan Perusahaan dan Negara;
b. at as permint aan sendiri;
c. melakukan perbuat an at au sikap yang merugikan Perusahaan;
d. melakukan t indakan at au sikap yang bert ent angan dengan kepent ingan Negara;
e. cacat f isik at au ment al yang mengakibat kan t idak dapat melaksanakan t ugasnya;
g. t idak cukup cakap at au t ernyat a t idak melaksanakan t ugasnya dengan baik;
h. t idak melaksanakan ket ent uan-ket ent uan dalam anggaran dasar Perusahaan.
(4) Pemberhent ian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf c dan huruf d, j ika merupakan suat u pelanggaran t erhadap perat uran hukum pidana, merupakan pemberhent ian t idak dengan hormat .
(5) Sebelum pemberhent ian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf c dan huruf d dilakukan, kepada anggot a Direksi yang bersangkut an diberi kesempat an unt uk membela diri secara t ert ulis yang dit uj ukan kepada Ment eri yang harus dilaksanakan dalam wakt u 1 (sat u) bulan set elah anggot a Direksi yang bersangkut an diberit ahukan oleh Ment eri t ent ang recana pemberhent ian it u.
(6) Selama persoalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) belum diput us, maka Ment eri dapat memberhent ikan unt uk sement ara wakt u anggot a Direksi yang bersangkut an.
Pasal 18
(1) Anggot a Direksi adalah Warga Negara Indonesia.
(2) Anggot a Direksi diangkat berdasarkan syarat -syarat kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan Perusahaan, memiliki penget ahuan dan pengalaman yang diperlukan unt uk memimpin suat u Perusahaan yang bergerak dalam bidang angkut an keret a api dan/ at au bukan keret a api yang merupakan kelanj ut an dari angkut an keret a api, mempunyai akhlak dan moral yang baik sert a memenuhi syarat -syarat lainnya yang diperlukan unt uk menunj ang kemaj uan Perusahaan yang dipimpinnya.
(3) Direksi mencurahkan pengabdian dan kemampuannya secara penuh pada t ugas, kewaj iban, dan pencapaian t uj uan diadakannya Perusahaan.
Pasal 19
(1) Ant ara para anggot a Direksi t idak boleh ada hubungan keluarga sampai deraj at ket iga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping t ermasuk menant u dan ipar, kecuali j ika diizinkan Presiden.
(2) Jika sesudah pengangkat an mereka memasuki hubungan kekeluargaan yang t erlarang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka unt uk dapat melanj ut kan j abat annya, diperlukan izin t ert ulis dari Presiden.
(4) Anggot a Direksi t idak dibenarkan unt uk memangku j abat an rangkap sebagaimana t ersebut di bawah ini :
a. Direkt ur Ut ama at au Direkt ur pada Badan Usaha Milik Negara lainnya, at au perusahaan swast a, at au j abat an lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan;
b. Jabat an st rukt ural dan f ungsional lainnya dalam Inst ansi/ Lembaga Pemerint ah Pusat / Daerah;
c. Jabat an-j abat an lainnya, berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ket uj uh
Rencana Kerj a dan Anggaran Perusahaan
Pasal 20
(1) Selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sebelum t ahun buku mulai berlaku, Direksi mengirimkan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan yang meliput i anggaran invest asi dan anggaran eksploit asi kepada Ment eri unt uk memperoleh pengesahannya berdasarkan penilaian bersama oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan.
(2) Kecuali apabila Ment eri secara t ert ulis mengemukakan keberat an at au menolak kegiat an yang dimuat dalam rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sebellum menginj ak t ahun buku baru, maka anggaran t ersebut berlaku sepenuhnya.
pengesahannya berdasarkan penilaian bersama oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan.
(4) Apabila dalam wakt u 3 (t iga) bulan sesudah permint aan perset uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diaj ukan, oleh Ment eri t idak diberikan keberat an secara t ert ulis, maka perubahan rencana kerj a dan anggaran t ersebut dianggap t elah disahkan.
(5) Rencana kerj a dan/ at au anggaran Perusahaan yang t elah disahkan merupakan landasan kerj a dan menj adi t ugas bagi Direksi unt uk melaksanakan kegiat an-kegiat an yang t ercant um didalamnya.
Pasal 21
(1) Semua pembiayaan dalam rangka pelaksanaan t ugas Sat uan Pengawasan Int ern, Dewan Pengawas sert a t enaga ahli, dibebankan kepada Perusahaan dan secara j elas dianggarkan dalam anggaran Perusahaan.
(2) Perusahaan dilarang membiayai pengeluaran yang dilakukan oleh Depart emen/ Inst ansi yang membina dan mengawasi Perusahaan dalam rangka pembinaan dan pengawasan Perusahaan.
Bagian Kedelapan Tarip
Pasal 22
(1) Ment eri menet apkan t arip angkut an keret a api kelas-kelas t ert ent u, set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan.
dit et apkan oleh Ment eri sepanj ang diperlukan.
Bagian Kesembilan Sist em Akunt ansi
Pasal 23
Tahun Buku Perusahaan adalah t ahun t akwim, kecuali j ika dit et apkan lain oleh Ment eri,
Pasal 24
(1) Set iap perubahan baik yang diakibat kan oleh t ransaksi maupun oleh kej adian lain dalam Perusahaan yang mempengaruhi akt iva, hut ang, modal, biaya dan pendapat an harus dibukukan at as dasar sist em akunt ansi yang dapat dipert anggungiawabkan.
(2) Sist em akunt ansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dan dilaksanakan oleh Direksi agar dapat berj alan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian int ern, t erut ama pemisahan f ungsi pengurusan, pencat at an, penyimpanan dan pengawasan.
(3) Dalam rangka pemeriksaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menilai sist em yang dit et apkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan bilamana perlu memberikan pet unj uk sert a saran penyempurnaan.
Bagian Kesepuluh Pengawasan
Pasal 25
(2) Pada Perusahaan dibent uk Dewan Pengawas yang bert anggung j awab kepada Ment eri.
(3) Dewan Pengawas bert ugas unt uk melaksanakan pengawasan t erhadap pengelolaan Perusahaan t ermasuk pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan.
(4) Dewan Pengawas melaksanakan t ugas, wewenang dari t anggung j awabnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku t erhadap Perusahaan dan menj alankan keput usan-keput usan dan pet unj uk-pet unj uk dari Ment eri.
Pasal 26
Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya berkewaj iban :
a. memberikan pendapat dan saran kepada Ment eri melalui Direkt ur Jenderal mengenai rancangan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan, sert a perubahan/ t ambahannya, dan laporan-laporan lainnya dari Direksi;
b. mengawasi pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sert a menyampaikan hasil penilainannya kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direksi dan Direkt ur Jenderal;
c. mengikut i perkembangan kegiat an Perusahaan dan dalam hal Perusahaan menunj ukkan gej ala kemunduran, segera melaporkannya kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direkt ur Jenderal, dengan disert ai saran mengenai langkah perbaikan yang harus dit empuh;
masalah lainnya yang dianggap pent ing bagi pengelolaan Perusahaan;
e. memberikan laporan kepada Ment eri dan Ment eri Keuangan secara berkala (t riwulanan dan t ahunan) sert a pada set iap wakt u yang diperlukan mengenai perkembangan Perusahaan dan hasil pelaksanaan t ugas Dewan Pengawas;
f . melakukan t ugas-t ugas pengawasan lain yang dit ent ukan oleh Ment eri.
Pasal 27
Dalam pelaksanaan t ugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Dewan Pengawas waj ib memperhat ikan :
a. pedoman dan pet unj uk-pet unj uk Ment eri dengan senant iasa memperhat ikan ef isiensi Perusahaan;
b. ket ent uan dalam perat uran pendirian Perusahaan sert a ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;
c. pemisahan t ugas pengawasan dengan t ugas pengurusan Perusahaan yang merupakan t ugas dan t anggungj awab Direksi.
Pasal 28
Dalam melaksanakan t ugas dan kewaj ibannya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :
b. memasuki pekarangan-pekarangan, gedung-gedung, dan kant or-kant or yang dipergunakan oleh Perusahaan;
c. memint a penj elasan-penj elasan dari pimpinan Perusahaan mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan;
d. memint a Direksi dan/ at au Pej abat lainnya dengan sepenget ahuan Direksi unt uk menghadiri rapat Dewan Pengawas;
e. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan t erhadap hal-hal yang dibicarakan;
f . melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu sebagaimana diat ur dalam perat uran pendirian Perusahaan.
Pasal 29
(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (t iga) bulan sekali dan sewakt u-wakt u apabila diperlukan.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Perusahaan, sesuai dengan t ugas pokok, f ungsi dan hak sert a kewaj iban.
(3) Keput usan rapat Dewan Pengawas diambil at as dasar musyawarah unt uk muf akat .
(4) Unt uk set iap rapat dibuat risalah rapat .
Pasal 30
Pasal 31
(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 t erdiri dari unsur-unsur Pej abat Depart emen Perhubungan, Depart emen Keuangan, sert a Depart emen/ Inst ansi lain yang kegiat annya berhubungan dengan Perusahaan at au Pej abat lain yang diusulkan oleh Ment eri dengan memperhat ikan pert imbangan Ment eri Keuangan,
(2) Salah seorang anggot a Dewan Pengawas diangkat sebagai Ket ua Dewan t ersebut .
Pasal 32
(1) Anggot a Dewan Pengawas diangkat dari t enaga yang mempunyai dedikasi, dipandang cakap dan mempunyai kemampuan unt uk menj alankan kebij aksanaan Ment eri mengenai pembinaan dan pengawasan Perusahaan.
(2) Disamping syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) anggot a Dewan Pengawas t idak dibenarkan memiliki kepent ingan yang bert ent angan dengan at au mengganggu kepent ingan Perusahaan.
Pasal 33
(1) Anggot a Dewan Pengawas berj umlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (l ima) orang yang t erdiri dari Ket ua dan anggot a Dewan.
Pasal 34
(1) Masa j abat an Ket ua dan anggot a Dewan Pengawas ialah 3 (t iga) t ahun.
(2) Anggot a Dewan Pengawas set elah selesai masa j abat annya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diangkat kembali dengan t et ap memperhat ikan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32.
Pasal 35
(1) Pengangkat an dan pemberhent ian anggot a Dewan Pengawas dilakukan oleh Presiden at as usul Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan.
(2) Apabila Ment eri berpendapat bahwa anggot a-anggot a at au salah seorang anggot a Dewan Pcngawas set elah menj abat beberapa wakt u t ernyat a t idak at au t idak dapat menj alankan t ugasnya dengan baik, maka Ment eri dapat mengusulkan pemberhent iannya kepada Presiden.
Pasal 36
Jika dianggap perlu Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.
Pasal 37
Pasal 38
(1) Pengawasan Int ern Perusahaan dilakukan oleh Sat uan Pengawasan Int ern.
(2) Sat uan Pengawasan Int ern dipimpin oleh seorang Kepala yang bert anggung j awab kepada Direkt ur Ut ama.
Pasal 39
(1) Sat uan Pengawasan Int ern bert ugas membant u Direkt ur Ut ama dalam mengadakan penilaian at as sist em pengendalian pengelolaan (manaj emen) dan pelaksanaannya pada Perusahaan dan memberikan saran-saran perbaikannya.
(2) Direksi menggunakan pendapat dan saran Sat uan Pengawasan Int ern sebagai bahan unt uk melaksanakan penyempurnaan pengelolaan (manaj emen) Perusahaan yang baik dan dapat dipert anggungj awabkan.
Pasal 40
Dalam pelaksanaan t ugasnya, Sat uan Pengawasan Int ern waj ib menj aga kelancaran pelaksanaan t ugas sat uan organisasi lainnya dalam Perusahaan sesuai dengan t ugas dan t anggungj awabnya masing-masing.
Pasal 41
Sat uan Pengawasan Int ern dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.
Pasal 42
dan/ at au keahlian yang cukup memenuhi persyarat an sebagai pengawas int ern, obyekt if dan berdedikasi t inggi.
Pasal 43
Kepala Sat uan Pengawasan Int ern diangkat dan diberhent ikan oleh Direksi.
Pasal 44
(1) Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan pemeriksaan akunt ansi at as laporan keuangan t ahunan Perusahaan.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat j uga dilakukan oleh Akunt an Publik dengan ket ent uan bahwa hasil pemeriksaannya diset uj ui Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
(3) Dalam melaksanakan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dapat pula dilakukan pemeriksaan operat ional t erhadap Perusahaan.
Pasal 45
Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 disampaikan pula kepada Ment eri, Ment eri Keuangan, Direksi, dan Dewan Pengawas.
Pasal 46
Bagian Kesebelas Kepegawaian
Pasal 47
(1) Unt uk memperlancar t uj uan Perusahaaan, perlu dicipt akan adanya ket ent raman sert a kegairahan kerj a dalam Perusahaan dengan memberikan penghargaan yang layak kepada semua Pegawai sesuai dengan prest asinya.
(2) Kedudukan hukum, susunan j abat an, kepangkat an, pemberhent ian, gaj i, pensiun, dan t unj angan bagi Pegawai diat ur berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
(3) Penghasilan-penghasilan lain Pegawai diat ur t ersendiri oleh Direksi set elah mendapat kan perset uj uan Ment eri.
Pasal 48
Direksi mengangkat dan memberhent ikan pegawai/ pekerj a Perusahaan berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 49
(1) Kepada Pegawai diberikan pensiun berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai Perusahaan.
Bagian Keduabelas
Tanggung Jawab Pegawai dan Tunt ut an Gant i Rugi
Pasal 50
(1) Semua Pegawai t ermasuk anggot a Direksi dalam kedudukan selaku demikian, yang t idak dibebani t ugas penyimpanan uang, surat -surat berharga dan barang-barang persediaan yang karena t indakan-t indakan melawan hukum at au karena melalaikan kewaj iban dan t ugas yang dibebankan kepada mereka dengan langsung maupun t idak langsung t elah menimbulkan kerugian bagi Perusahaan, diwaj ibkan menggant i kerugian t ersebut .
(2) Ket ent uan-ket ent uan t ent ang gant i rugi t erhadap pegawai negeri berlaku sepenuhnya t erhadap Pegawai.
(3) Semua Pegawai yang dibebani penyimpanan, pembayaran at au penyerahan t iang dan surat -surat berharga milik Perusahaan dan barang-barang persediaan milik Perusahaan yang disimpan dalam gudang at au t empat penyimpanan yang khusus dan semat a-mat a digunakan unt uk keperluan it u, bert anggung j awab t ent ang pelaksanaan t ugasnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
(4) Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) t idak perlu mengirimkan pert anggungj awaban mengenai cara mengurusnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan,
(5) Tunt ut an t erhadap Pegawai t ersebut dilakukan menurut ket ent uan yang dit et apkan bagi bendaharawan yang oleh Badan Pemeriksa Keuangan dibebaskan dari kewaj iban pert anggungj awaban mengenai cara pengurusannya.
t ermasuk bilangan t at a buku dan administ rasi Perusahaan, disimpan di t empat Perusahaan at au t empat lainnya yang dit unj uk oleh Ment eri, kecuali j ika unt uk sement ara dipindahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan dalam hal dianggapnya perlu unt uk kepent ingan sesuat u pemeriksaan.
(7) Unt uk keperluan pemeriksaan yang bert alian dengan penet apan paj ak dan pemeriksaan akunt ansi, pada umumnya surat bukt i dan surat lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) unt uk sement ara dapat dipindahkan ke Depart emen Keuangan dan/ at au Badan Pegawasan Keuangan dan Pembangunan.
Bagian Ket igabelas Pelaporan
Pasal 51
(1) Unt uk t iap t ahun buku oleh Direksi disusun perhit ungan t ahunan yang t erdiri dari neraca dan perhit ungan laba rugi.
(2) Neraca dan perhit ungan laba rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikirimkan kepada Ment eri dengan t embusan kepada Ment eri Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Direkt ur Jenderal dan Dewan Pengawas selambat -lambat nya 6 (enam) bulan sesudah t ahun buku berakhir menurut cara yang dit et apkan oleh Ment eri.
(3) Cara penilaian pos dalam perhit ungan t ahunan harus disebut kan.
(5) Perhit ungan t ahunan disahkan oleh Ment eri set elah dinilai oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan at au Badan yang dit unj uknya.
(6) Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memberi pembebasan kepada Direksi t erhadap segala sesuat unya yang, t ermuat dalam perhit ungan t ahunan t ersebut .
(7) Direkt ur Ut ama diwaj ibkan menyampaikan laporan t riwulanan dan laporan berkala lainnya sesuai dengan bat as-bat as j angka wakt u yang dit et apkan besert a laporan lainnya menurut ket ent uan Perat uran Pemerint ah ini dan ket ent uan perat uran perundang-undangan, kepada Pej abat / Inst ansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
Pasal 52
Hasil penilaian at as laporan keuangan t riwulanan dan t ahunan sert a laporan lainnya dari Perusahaan yang dilakukan oleh Direkt ur Jenderal disampaikan kepada Ment eri dan Ment eri Keuangan dalam bat as wakt u selambat -lambat nya 2 (dua) bulan set elah menerima laporan dari Direkt ur Ut ama.
Pasal 53
(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 dan Pasal 52 disampaikan t epat pada wakt unya.
Bagian Keempat belas Penggunaan Laba
Pasal 54
(1) Penggunaan laba bersih yang t elah disahkan menurut Pasal 51 disisihkan unt uk:
a. Dana Pembangunan Semest a sebesar 55% (lima puluh lima persen);
b. Cadangan Umum sebesar 20% (dua puluh persen), hingga cadangan umum t ersebut mencapai j umlah dua kali modal Perusahaan.
c. Cadangan Tuj uan sebesar 5% (lima persen);
d. Sisanya sebesar 20 %(dua puluh persen) dipergunakan unt uk dana sosial, pendidikan j asa produksi dan sumbangan dana pensiun yang perincian perbandingan pembagiannya dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.
(2) Apabila j umlah cadangan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b t elah t ercapai j umlah dari bagian laba bersih yang diperunt ukkan unt uk pemupukan cadangan umum t ersebut , selanj ut nya dapat dipergunakan unt uk pemupukan dana bagi pembelanj aan perluasan kapasit as Perusahaan.
Bagian Kelimabelas Pembubaran Perusahaan
Pasal 55
(1) Pembubaran Perusahaan dan penunj ukan likuidat urnya dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
(2) Semua kekayaan Perusahaan set elah diadakan likuidasi menj adi milik Negara.
(3) Pert anggungj awaban likuidasi oleh likuidat ur dilakukan kepada Ment eri yang memberi pembebasan t anggung j awab t ent ang pekerj aan yang t elah diselesaikan olehnya.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka ket ent uan-ket ent uan pelaksanaan yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 61 Tahun 1971 masih t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i dengan ket ent uan baru yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Pendayagunaan Aparat ur Negara.
Pasal 58
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
t t d
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
t t d