• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota BAB II RKPD 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RPJPD, RPJMD & RKPD | Payakumbuh Kota BAB II RKPD 2015"

Copied!
301
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi a. Aspek Geografi

Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 100º 35' - 100º 42' BT dan 0º 10' – 0º 17' LS. dan 100°- 35' sampai dengan 100°- 48' BT.

Letak Kota Payakumbuh ini berbatasan dengan daerah administrasi pemerintahan lain yaitu:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota

Luas wilayah kota Payakumbuh adalah 80,43 km2 yang setara dengan 1.19% dari luas propinsi Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan lima kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008, Kota Payakumbuh dimekarkan dari 3 kecamatan menjadi 5 kecamatan, dimana pada tanggal 23 Desember 2008 peresmian Kecamatan Payakumbuh Selatan dan pada tanggal 24 Desember 2008 peresmian Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Pembagian wilayah administratif seperti terdapat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administratif Kota Payakumbuh

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (Km2)

1 Payakumbuh Barat Tanjung Pauh 19,08

2 Payakumbuh Utara Simpang Parit 22,33

3 Payakumbuh Timur Balai Batimah 14,53

4 Payakumbuh Selatan Sawah Padang 14,67

5 Lamposi Tigo Nagari Koto Panjang 9,82

T o t a l 80,43

Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013

(2)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 2 Tabel 2.2.

Tingkat Kemiringan Lahan Kota Payakumbuh.

No. Kemiringan Lahan Tingkat Kemiringan (%) Luas (Ha)

1. Datar 0 - 2 6.601,70

2. Agak Landai 2 – 8 304,00

3. Landai 8 - 15 588,80

4. Agak Curam 15 - 30 112,60

5. Curam 30 - 45 298,40

6. Sangat Curam 45 - 60 137,50

JUMLAH 8.043,00

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030

Suhu udara rata-rata 26° Celsius dengan kelembaban udara berkisar antara 45% sampai dengan 50%.Curah hujan di Kota Payakumbuh tergolong sedang yaitu rata-rata 2.210 mm dengan jumlah hari hujan 156 hari setahun. Musim hujan pada umumnya terjadi pada bulan Oktober-April dan musin kemarau pada bulan Mei sampai September.

Bila dilihat dari segi penggunaan lahan, 34,45% lahan di Kota Payakumbuh merupakan tanah sawah yaitu 2.771 hektar, 198 hektar kolam dan sisanya 5.074 hektar berupa tanah kering. Sebagian tanah kering dimanfaatkan untuk bangunan sebesar 2.863 hektar, sisanya digunakan untuk kebun, hutan rakyat, ditanami pohon, padang rumput dan lainnya sebesar 2.211 hektar. Berdasarkan penggunaan lahan tersebut, tanah untuk bangunan dan sekitarnya merupakan areal terluas yaitu 35,60 %. Jumlah ini telah melebihi areal tanah untuk sawah yang tercatat hanya 34,45 %.

Kota Payakumbuh terletak pada jalur transportasi yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan wilayah Sumatera Bagian Tengah. Posisi Kota Payakumbuh ini sangat strategis karena berada pada titik penghubung Kota Padang dan Kota Bukittinggi sebagai pusat pertumbuhan wilayah dengan Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau. Dalam hal ini Kota Payakumbuh merupakan pintu gerbang untuk keluar masuk ke Provinsi Riau khususnya untuk menuju Kota Pekanbaru dan Batam yang berkembang pesat dalam sektor perdagangan. Kota Payakumbuh, dengan jarak 124 km dari Kota Padang juga sangat strategis untuk dikembangkan bila dikaitkan dengan jalur transportasi dan perdagangan Sumbar-Riau yang diperkirakan akan meningkat lebih pesat lagi pada masa mendatang.

Kota Payakumbuh dilalui oleh tiga buah sungai yang tergolong besar yaitu Batang Agam, Batang Sinamar dan Batang Lampasi. Batang Agam melewati Kota Payakumbuh di bagian tengah dan melalui 4 kecamatan yang ada. Batang Lampasi mempunyai anak sungai yaitu Batang Simantung dan Batang Pulau yang melewati Kecamatan Payakumbuh Utara. Batang Agam dan Batang Lampasi, akhirnya bermuara ke Batang Sinamar. Disamping itu juga terdapat sungai kecil dengan kisaran lebar 5 - 6 meter yaitu Batang Pulau, Sungai Talang, Batang Sikandi dan Sungai Bai.

b. Aspek Demografi

1) Pertumbuhan Penduduk

(3)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 3 Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang serupa.

Kota Payakumbuh juga mengalami laju pertumbuhan yang cukup signifikan pada Tahun 2010 yaitu sebesar 10,26 berdasarkan hasil susenas Tahun 2010. Dengan jumlah penduduk sebesar 117.000 jiwa. Hal ini bisa dijelaskan karena beberapa hal terjadinya migrasi yang cukup besar ke Kota Payakumbuh dan atau memang terjadi under estimate pada periode sebelumnya. Pada Tahun 2011 sendiri pertumbuhan penduduk secara aritmatik tercatat sebesar 1,85 %. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Sumatera Barat yang secara rata-rata tercatat sebesar 1,28 %. Jika pertumbuhan dilihat dari sensus penduduk, maka pertumbuhan penduduk 2009-2010 tercatat 1,79. Angka tersebut lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduk Sumatera Barat pada periode yang sama pada kisaran 1,14 %. Tahun 2013 penduduk Kota Payakumbuh berjumlah 124.694 jiwa yang terdiri dari 61.886 jiwa penduduk laki-laki dan 62.828 jiwa penduduk perempuan dengan sex ratio 98. Dibanding tahun 2012, terjadi pertumbuhan rata-rata penduduk sebanyak 1,83 %.Peningkatan penduduk yang tinggi ini akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan

Komposisi penduduk Kota Payakumbuh menurut jenis kelamin dan komposisi penduduk Kota Payakumbuh menurut kecamatan menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

Tabel 2.3

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan rata-rata (%)

Laki-laki Perempuan Total

2009 52.906 54.005 106.911 0,87

2010 58.333 59.543 117.876 10,26

2011 59.493 60.558 120.051 1,84

2012 60.650 61.800 122.450 1,99

2013* 61.866 62.828 124.694 1,83

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2013 *) data sementara

Tabel 2.4

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2013*) Kota Payakumbuh

No Kecamatan Penduduk

Laki-Laki Perempuan Lk + Pr Sex Ratio

1 Payakumbuh Barat 24.247 24.689 48.936 98

2 Payakumbuh Utara 15.155 15.223 30.378 99

3 Payakumbuh Timur 12.924 13.190 26.114 98

4 Payakumbuh Selatan 4.955 5.065 10.020 98

5 Lamposi Tigo Nagari 4.585 4.661 9.246 98

Kota Payakumbuh 61866 62.828 124.694 98

(4)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 4 Kemudian dari komposisi penduduk Kota Payakumbuh berdasarkan kelompok umur menunjukkan proporsi yang baik dimana penduduk dengan usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar bila dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif (<15 tahun dan 64 tahun >). Persentase penduduk berdasarkan kelompok usia produktif dan tidak produktif tertera pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Usia (tahun)

Jiwa %

2009 2010 2011 2012 2013* 2009 2010 2011 2012 2013*

1 <15 32.052 36.793 37.474 37.906 37.318 30,24 31,21 31,21 30,95 29,93

2 15- 64 68.875 74.344 75.714 77.859 80.524 64.98 63,07 63,06 63,6 64,58

3 >64 5.067 6.739 6.863 6.685 6.852 4.78 5,72 5,71 5,45 5,58

J u m l a h 104.969 106.911 120.051 122.450 124.694 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka 2013 *) data sementara

Berdasarkan data Tabel 2.5 terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Payakumbuh pada Tahun 2013 pada usia < 15 tahun adalah 29,93 %; jumlah usia produktif 15-64 tahun adalah 64, 58 %; dan jumlah penduduk usia tidak produktif > 64 adalah 5,58 % .Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Kota Payakumbuh berada pada struktur umur transisi. Penduduk muda berusia 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Sementara itu penduduk berusia 65 tahun keatas juga dianggap tidak produktif lagi karena sudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-65 tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat produktifitas penduduk tinggi.

Pertambahan penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk per tahun. Angka ini dinyatakan dalam persentase seperti Tabel 2.6.

Tabel 2.6

Jumlah dan Pertambahan Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Tahun Jumlah penduduk (jiwa) Pertambahan Penduduk

per Tahun (%)

2009 106.911 0,87

2010 117.876 10,26

2011 120.051 1,85

2012 122.450 1,99

2013* 124.694 1,83

Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013 *) data sementara

Hasil pencacahan yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Payakumbuh dalam lima tahun terus meningkat yaitu dari 106.911 jiwa pada tahun 2009 menjadi 124.694 jiwa pada tahun 2013. Berarti terjadi penambahan jumlah penduduk 17.783 jiwa selama lima tahun terakhir di Kota Payakumbuh. Laju pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor demografi yang meliputi tingkat kelahiran, kematian, perpindahan penduduk di kota Payakumbuh. Laju pertumbuhan penduduk Kota Payakumbuh pertahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,79%, sedangkkan pertambahan penduduk Kota Payakumbuh pada tahun 2013 diperkirakan turun 0,16 % dimana pada Tahun 2012 sebesar 1,99 % menjadi 1,83 % pada Tahun 2013.

2) Tingkat Kelahiran/Fertilitas

(5)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 5 berpengaruh pada resiko kesehatan ibu dan anaknya, serta beban ekonomi yang harus ditanggung oleh keluarga tersebut. Rata-rata anak yang dilahirkan hidup perwanita usia 15-49 tahun Kota Payakumbuh pada tahun 2010-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7

Tabel 2.7

Rata-rata Anak Yang Dilahirkan hidup per wanita 15-49 Tahun 2010 s.d. 2012 Kota Payakumbuh

No Tahun Rata-rata Anak Lahir Hidup

1. 2010 1,75

2. 2011 1,77

3. 2012 1,73

Sumber Data : Susenas 2010-2012

3) Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan yang ideal disuatu daerah tidak dapat ditentukan dengan pasti, karena tergantung dari potensi yang dimiliki dan kemampuan penduduk di daerah tersebut untuk memanfaatkan potensi yang ada. Tingkat kepadatan yang tinggi di daerah perkotaan sangat rawan terhadap terjadinya konflik sosial yang muncul dimasyarakat, seperti banyaknya penggangguran dan munculnya lingkungan kumuh atau lingkungan yang tidak memadai. Hal ini akan menyulitkan pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas sosial yang dibutuhkan masyarakat. Sebaliknya jika kepadatan penduduk terlalu rendah akan menyebabkan penyediaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat relatif mahal. Sehingga ukuran kepadatan penduduk akan lebih bermakna bila dikaitkan dengan potensi yang ada dalam suatu daerah. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk maka semakin kompleks permasalahan sosial yang akan dihadapi oleh suatu daerah.

Peningkatan jumlah penduduk berdampak langsung kepada peningkatan kepadatan yaitu dari 1.522 jiwa perkilometer persegi pada Tahun 2012, menjadi 1.550 jiwa perkilometer persegi pada tahun 2013. Ini artinya terjadi peningkatan perkiraan kepadatan penduduk sebanyak 28 jiwa perkilometer persegi di Kota Payakumbuh selama Tahun 2013 jika pertambahan penduduk Kota Payakumbuh sebesar 1,83 %. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Payakumbuh barat yaitu 2,489 jiwa per kilometer per segi dan yang paling terkecil adalah kecamatan Payakumbuh Selatan yaitu 690 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk Kota Payakumbuh mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2013. Payakumbuh merupakan kota terpadat ketiga setelah Kota Padang dan Bukittinggi. Berikut jumlah dan kepadatan penduduk Kota Payakumbuh lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh Tahun Jumlah Penduduk Luas (Km.2) Kepadatan Penduduk

(Jiwa /Km2)

2009 106.911 80,43 1.329

2010 117.876 80,43 1,465

2011 120.051 80,43 1,492

2012 122.450 80,43 1.522

2013* 124.694 80,43 1.550

Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013 *) data sementara

(6)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 6 Tabel 2.9

Sebaran Penduduk Menurut Luas Wilayah dan Kepadatan Tahun 2012 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Kecamatan Luas

(Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk 2012 2013* 2013* 1 Payakumbuh Barat 19,66 48.064 48.936 2.489 2 Payakumbuh Utara 22,73 29.770 30.378 1.336 3 Payakumbuh Timur 14,09 25.652 26.114 1.853 4 Payakumbuh Selatan 14,53 9.931 10.020 690

5 Lamposi Tigo Nagari 9,42 9.033 9.246 982

Kota Payakumbuh 80,43 122.450 124.694 1.550 Sumber : BPS Kota Payakumbuh

*) data sementara

4) Pengelompokan Penduduk

a) Pengelompokan Penduduk Berdasar Jenis Kelamin dan Umur

Karakteristik penduduk yang paling penting dan berpengaruh terhadap tingkah laku sosial ekonomi penduduk adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut komposisi penduduk dan jenis kelamin, data 5 tahun terakhir sebagaimana tergambar pada Tabel 2.10. Sex ratio penduduk Kota Payakumbuh adalah 98 atau setiap 100 perempuan terdapat 98 laki-laki.

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Jumlah Penduduk

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013*)

Laki-Laki 52,906 58,333 59.493 60.650 61.966

Perempuan 54,005 59,543 60.558 61.800 62.728

Jumlah 106,911 117,876 120.051 122.450 124.694

Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013 *) data sementara

(7)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 7 Tabel 2.11

Penduduk Laki-Laki Berdasarkan Umur Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh Kelompok

Umur

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013*)

0-4 6,837 6,476 6,605 6,505 7.028

5-9 5,448 6,377 6,504 6,367 6.280

10-14 6,138 5,987 6,106 6,650 5.631

15-19 4,035 5,096 5,198 5,943 5.510

20-24 3,113 3,876 3,953 4,749 4.532

25-29 4,657 4,880 4,977 4,504 5.300

30-34 2,730 4,912 5,010 4,579 4.888

35-39 4,360 4,429 4,517 4,287 4.726

40-44 3,760 3,676 3,749 3,775 4.028

45-49 2,922 3,360 3,427 3,338 3.623

50-54 3,400 3,121 3,184 3,045 3.286

55-59 1,508 2,225 2,269 2,533 2.583

60-64 1,522 1,270 1,295 1,656 1.750

65+ 2,476 2,648 2,699 2,728 2.801

Jumlah 52,906 58,333 559.493 60,650 61.966 Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013

*) data sementara

Tabel 2.12

Penduduk Perempuan Berdasarkan Umur Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh Kelompok

Umur

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013*)

0-4 5,068 6,195 6,300 6,107 6.842

5-9 4,728 5,952 6,054 6,033 5.998

10-14 5,405 5,806 5,905 6,253 5.539

15-19 4,808 5,294 5,385 5,863 5.585

20-24 3,758 4,159 4,230 4,910 4.608

25-29 5,445 4,982 5,066 4,690 5.082

30-34 3,270 4,737 4,817 4,617 4.892

35-39 4,736 4,257 4,329 4,299 4.518

40-44 3,603 3,978 4,045 3,884 4.217

45-49 3,302 3,425 3,483 3,542 3.621

50-54 2,506 3,095 3,148 3,249 3.304

55-59 1,872 2,223 2,260 2,662 2.701

60-64 1,689 1,349 1,372 1,734 1.770

65+ 3,815 4,091 4,164 2.663 4.051

Jumlah 54,005 59,543 60,558 61.800 62.728 Sumber data : Payakumbuh Dalam Angka 2013

*) data sementara

Komposisi penduduk Kota Payakumbuh Tahun 2013 yang dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan terbesar berada pada usia muda 0 – 4 tahun dan 5 – 9 tahun.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

(8)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 8 Tabel 2.13

Capaian Indikator HDI Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No. Indikator HDI 2009 2010 2011 2012 2013*)

1. Pendidikan

 Angka Melek Huruf (%)  Rata-rata lama Sekolah (Thn)

99,17 Sumber : BPS Kota Payakumbuh

*) data sementara

Dari Tabel 2.13 terlihat bahwa selama rentang waktu 5 tahun terjadi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM/HDI) dari angka 75,37 pada tahun 2009 menjadi 77,11 pada tahun 2013, hal ini mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang hasilnya berupa pemerataan pembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya, akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemerataan ekonomi dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok seperti bahan makanan, pakaian, kebutuhan pokok lainnya dan juga pendapatan penduduk sendiri sangat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Dalam mewujudkan strategi pembangunan yang berlandaskan pemerataan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerintahlah yang memiliki peran paling sentral dan besar. Karena pembangunan tidak hanya berfokus pada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja, tetapi juga pada terwujudnya kualitas hidup yang lebih baik berupa pemerataan dan keadilan sosial. Pembangunan harus menempatkan kepentingan rakyat pada urutan pertama. Jika ketidak-merataan ekonomi masyarakat semakin lebar dan tidak ada solusinya, maka masyarakat yang kaya semakin kaya dan masyarakat miskin semakin miskin.

Pemerataan pembangunan merupakan modal utama dalam upaya meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian rakyat, memperkukuh kesetiakawanan sosial, menanggulangi kemiskinan, dan mencegah proses munculnya kemiskinan baru yang mungkin timbul.

Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur melalui penilaian terhadap indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Wiliamson, persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka kriminalitas. Namun karena keterbatasan data, maka pada fokus ini hanya diulas beberapa indikator yang terkait dengan tingkat kesejahteraan masyarakat melalui penggunaan data PDRB, diantaranya pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan PDRB per kapita. Sementara pada fokus pemerataan ekonomi belum bisa diulas karena di kota Payakumbuh belum ada hasil survey atau penelitian yang menyangkut dengan angka Indek Gini dan Indeks Ketimpangan Wiliamson.

1) Pertumbuhan PDRB

(9)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 9 konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000.

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh basis ekonomi yang menjadi unggulan atau andalan daerah yang dapat digambarkan dari struktur perekonomian daerah bersangkutan. Bila struktur perekonomian daerah berbasiskan pada sektor industri dan jasa (nilai tambahnya tinggi) maka ekonominya akan lebih cepat tumbuh dan mendorong pertumbuhan sektor lainnya melalui efek bergandanya (Multiplier Effect). Oleh karena itu sebelum menggambarkan indikator pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh terlebih dahulu dijelaskan kondisi struktur perekonomian Payakumbuh berdasarkan data PDRB tahun 2012-2013 sebagaimana Tabel 2.14.

Tabel 2.14

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2012 dan Tahun 2013 Kota Payakumbuh (Jutaan-Rupiah)

No. PERINCIAN 2012 % 2013*)

%

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. PERTANIAN 241.282,57 9,97 281.437,83 9,99

a. Tanaman Pangan & Hortikultura 155.303,02 6,42 180.635,77 6,42

b. Perkebunan 7.140,86 0,30 7.925,06 0,28

c. Peternakan 61.684,85 2,55 73.440,11 2,61

d. Kehutanan X X

e. Perikanan 17.153,85 0,71 19.436,89 0,69

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN/ 11.919,14 0,49 12.777,10 0,45

a. Migas dan Gas Bumi/ X X

b. Non Migas X X

c. Penggalian 11.919,14 0,49 12.777,10 0,45

3. INDUSTRI PENGOLAHAN / 181.224,76 7,49 208.335,85 7,40

a. Industri Migas X X

b. Industri Tanpa Migas/ 181.224,76 7,49 208.335,85 7,40

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH / 40.521,41 1,67 45.354,78 1,61

a. Listrik 27.811,45 1,15 31.522,88 1,12

b. G a s X X

c. Air Bersih 12.709,96 0,53 13.831,91 0,49

5. BANGUNAN 225.073,62 9,30 258.528,81 9,18

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN / 488.876,59 20,20 582.441,97 20,68 a. Perdagangan Besar dan Eceran 465.244,29 19,22 554.410,64 19,69

b. H o t e l 1.737,35 0,07 2100,95 0,07

c. Restoran 21.894,95 0,90 25.930,38 0,92

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI / 481.587,95 19,90 555.637,07 19,73

a. Angkutan 411.654,54 17,01 471.808,65 16,75

1. Kereta Api X X

2. Jalan Raya (Darat) 401.869,60 16,61 461.182,21 16,38

3. Angkutan Laut, Sungai, Danau &

Penyebrangan X X

4. Angkutan Udara X X

5. Jasa Penunjang Angkutan 9.784,93 0,40 10.626,44 0,38

(10)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 10

No. PERINCIAN 2012 % 2013*) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA

PERUSAHAAN 220.359,05 9,11 260.364,23 9,25

a. Bank 110.924,90 4,58 133.957,49 4,76

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank & Jasa

Penunjang / Keuangan 13.129,72 0,54 14.803,90 0,53 c. Sewa Bangunan 94.071,57 3,89 109.131,21 3,88

d. Jasa Perusahaan 2.232,86 0,09 2.471,63 0,09

9. JASA-JASA / SERVICES 529.240,25 21,87 611.216,22 21,70

a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 350.250,80 14,47 404.680,90 14,37

b. Swasta 178.989,45 7,40 206.535,31 7,33

1. Sosial Kemasyarakatan 52.558,38 2,17 60.557,75 2,15

2. Hiburan dan Rekreasi 6.566,69 0,27 7.402,52 0,26

3. Perorangan dan Rumah tangga 119.864,38 4,95 138.575,04 4,92

P D R B 2.420.085,35 100,00 2.816.093,86 100,00

Sumber: PDRB Kota Payakumbuh 2013

*

) Data sementara

Dari Tabel 2.14, terlihat bahwa sampai tahun 2013 struktur PDRB kota Payakumbuh masih didominasi oleh empat sektor utama, yaitu sektor jasa-jasa sebesar Rp. 611.216.220,000- (21,70%), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar Rp.582.441.970.000,- (20,68%) , sektor Pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 555.637.070.000,- (19,73%), dan sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp. 281.437,83 (9,99%). Terjadi perubahan dibandingkan tahun 2012 dimana lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi peranannya berkurang sebesar 0,17%, lapangan usaha jasa-jasa berkurang 0,17% dan kenaikan terjadi pada sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran dan sektor dan sektor pertanian masing-masing sebesar 0,48 % dan 0,02 % pada tahun 2013.

Sementara kontribusi lapangan usaha lainnya masih relatif rendah dibandingkan dengan empat lapangan usaha di atas (dibawah 10 %). Kondisi ini sekaligus juga mengindikasikan bahwa kebijakan pemulihan ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Prestasi ekonomi ini juga tidak terlepas dari dukungan kondisi sosial, politik dan keamanan yang semakin kondusif di Kota Payakumbuh.

Selanjutnya pada Tabel 2.14 juga terlihat perkembangan kontribusi lapangan usaha selama 2 (dua) tahun terakhir, tampak bahwa lapangan usaha yang mengalami peningkatan yaitu adalah lapangan pertanian, dan lapangan usaha keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan sedangkan lapangan usaha lainnya cenderung menurun.

Kemudian jika dilihat dari peranan sub lapangan usaha maka kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran yang paling besar terhadap perekonomian kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,69% terhadap PDRB tahun 2013 meningkat dari tahun 2012 dengan kontribusi sebesar 19,22%. Selanjutnya nomor dua dan seterusnya berturut-turut diikuti oleh sub sektor angkutan sebesar 16,75% menurun dari tahun 2012 sebesar 17,01%; sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 14,37% menurun dari tahun 2012 sebesar 14,47% ; sub sektor bangunan 9,18% menurun dari tahun 2012 sebesar 9,30%; sub sektor industry tanpa migas dengan kontribusi 7,40% menurun dari tahun 2012 sebesar 7,49%, sub sektor jasa swasta dengan kontribusi sebesar 7,33%; sub sektor tanaman pangan sebesar 6,41% dan sub sektor lainnya dengan kontribusi dibawah 5%.

(11)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 11 Kontribusi jasa pemerintahan umum dan pertahanan terhadap PDRB kota Payakumbuh pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 350.250.800.000,- (14,47%) meningkat menjadi Rp. 404.680.900.000,-tapi persentase menurun menjadi (14,37 %) pada tahun 2013. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti (7,33 % tahun 2013) terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah, dan ini mengindikasikan belum berkembangnya kepariwisataan di kota Payakumbuh. Untuk itu pada masa mendatang upaya pengembangan jasa kepariwisataan di kota Payakumbuh diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian daerah.

Jika dilihat dari kondisi geografis, Payakumbuh merupakan kota penghubung antara propinsi Sumatera Barat dan propinsi Riau. Dengan posisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi mempunyai potensi yang cukup besar terhadap PDRB kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,73% pada tahun 2013. Kontribusi lapangan usaha pengangkutan diberikan oleh Jasa pelayanan angkutan darat, diperoleh dari jasa pemindahan penumpang dan barang baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, serta jasa penunjang seperti pergudangan, parkir, keagenan dan terminal. Sementara dari jasa komunikasi kontribusinya masih relatif kecil, seperti jasa pos (wesel, surat dan paket pos), telekomunikasi (telegram, telpon dan telex) serta jasa penunjang (warnet dan ponsel).

Peranan lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,68 % dari PDRB tahun 2013 juga mempunyai peranan yang cukup tinggi karena makin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat kota dan masyarakat di daerah hinterland yang didukung oleh letak kota Payakumbuh yang berada di tengah-tengah kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis usaha yang memegang peranan cukup besar adalah pedagang besar dan eceran (19,69% pada tahun 2013), sedangkan kontribusi jasa hotel dan restoran (0,07% dan 0,92% pada tahun 2013 belum begitu memberikan peranan yang berarti pada perekonomian kota Payakumbuh.

Lapangan usaha pertanian juga memberikan peranan yang cukup baik dalam perekonomian yaitu sebesar 9,99% dari PDRB tahun 2013. Pertanian yang ada di kota Payakumbuh umumnya masih bersifat pertanian rakyat dan berskala kecil sehingga lapangan usaha ini belum berkembang menjadi suatu pertanian yang modern, namun dalam penyerapan tenaga kerja lapangan usaha ini memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya. Dilihat dari jenis usaha, maka tanaman pangan dan hortikultura (peranan 6,41% dari PDRB tahun 2013) adalah usaha yang mempunyai peranan cukup tinggi dibandingkan dengan peternakan (2,61%), perkebunan (0,28 %), dan perikanan (0,69%). Cukup tingginya peranan usaha ini karena lahan pertanian masih cukup tersedia. Namun ke depan, dengan semakin berkurangnya lahan pertanian diharapkan lapangan usaha ini mampu digantikan peranannya oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menggunakan bahan baku dari produk pertanian sehingga selain untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha pertanian khususnya, dan lapangan usaha lainnya dapat diserap oleh lapangan usaha industri.

Lapangan usaha industri (peranannya terhadap PDRB Tahun 2013 sebesar 7,40%) belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan dalam PDRB kota Payakumbuh, disebabkan oleh berbagai masalah antara lain: skala usaha umumnya masih berskala mikro, kecil dan home industri,kemudian kendala klasik yang dialami UMKM yaitu:masih kurangnya modal usaha, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, lemahnya jaringan pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan. Namun dalam jangka menengah dan panjang, lapangan usaha ini diharapkan akan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan makin berkembangnya pembangunan di wilayah timur Sumatera, terutama sekali Provinsi Riau diharapkan akan semakin membuka peluang bagi masyarakat kota Payakumbuh untuk memasarkan produk-produknya sebagai akibat meningkatnya permintaan pada daerah tersebut.

(12)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 12 usaha jasa-jasa), kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan kontribusi rata-rata sebesar 18,13% dari nilai PDRB (meliputi lapangan usaha industri; dan lapangan usaha listrik, gas dan air minum, dan lapangan usaha bangunan); dan kelompok sektor primer dengan kontribusi rata-rata sebesar 10,50% dari PDRB (mencakup Lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian).

Tabel 2.15

Distribusi Kelompok Sektoral PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Kelompok

Sektoral

Distribusi (%)

2009 2010 2011 2012 2013*) Rata-rata

1 Primer 10,60 10,55 10,47 10,46 10,44 10,50

2 Sekunder 17,56 17,88 18,57 18,46 18,19 18,13

3 Tersier 71,84 71,57 70,96 71,07 71,36 71,36

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100.00 100,00

Sumber: PDRB Kota Payakumbuh 2013 *) data sementara

Dari Tabel 2.15 dapat dilihat bahwa selama empat tahun terakhir sektor sekunder mengalami peningkatan dari 17,88 % pada tahun 2010 menjadi 18,57 % pada tahun 2011 setelah itu mengalami penurunan kembali yaitu 18,46 pada tahun 2012 dan tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 18,19%. Kemudian sektor primer justru mengalami penurunan peranan terhadap PDRB, masing-masing sektor primer turun dari 10,55% tahun 2010 menjadi 10,47% pada tahun 2011, tahun 2012 sebesar 10,46 dan tahun 2013 sebesar 10,44% dimana penurunannya tidak signifikan. dan sektor tersier turun dari 71,57% tahun 2010 menjadi 70,96% pada tahun 2011, setelaah itu terjadi kenaikan pada tahun 2012 dan tahun 2013 yaitu 71,07% dan 71,36%. Hal ini terjadi karena sektor ekonomi di kota Payakumbuh masih banyak berskala UMKM dan non formal sehingga rentan untuk beralih usaha ke sektor lainnya.

Jika dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, maka perekonomian kota Payakumbuh mampu berkembang dengan baik, meskipun akibat krisis ekonomi global di tahun 1998 juga turut dirasakan dampaknya, dimana perekonomian kota Payakumbuh pernah mengalami penurunan hingga mencapai -4,32% pada tahun 1998. Sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional, maka sejak tahun 2002, pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh terus naik dengan peningkatan yang relatif stabil hingga mencapai 6,42 % pada tahun 2008. Namun memasuki tahun 2009 kinerja perekonomian kota Payakumbuh mengalami kontraksi dan perlambatan pertumbuhan akibat dunia kembali dilanda krisis ekonomi yang diawali oleh krisis keuangan di Amerika serikta sejak pertengahan tahun 2008. Dampak dari kondisi tersebut, memperlambat pertumbuhanekonomi kota Payakumbuh pada tahun 2009 dengan capaian sebesar 5,80 %, turun sebesar 0,62 % dari pertumbuhan tahun 2008.Selanjutnya pada tahun 2010 ekonomi kota Payakumbuh tumbuh sebesar 6,38 %, lebih baik dari pertumbuhan tahun 2009 tapi masih di bawah pertumbuhan tahun 2008. Yang mencapai 6,42 %.Kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Payakumbuh terus naik mencapai 6,79 %, namun masih di bawah target pertumbuhan sesuai asumsi makro ekonomi pada APBD kota Payakumbuh tahun 2011 sebesar 6,82%. Pada tahun 2012 baru bisa dicapai pertumbuhan sebesar 6,82% yang mana telah melampaui target RPJMD sebesar 6,81%. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh sebesar 6,72% lebih kecil dari tahun 2012.

(13)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 13 mencapai 8,45%; lapangan usaha bangunan tumbuh sebesar 7,30%;dan lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 6,86% serta diikuti oleh lapangan usaha lainnya.

Sementara berdasarkan PDRB harga berlaku, lapangan usaha yang paling tinggi pertumbuhannya adalah perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 19,14%; diikuti oleh keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 18,15%; pertanian sebesar 16,64%; jasa-jasa sebesar 15,49%, angkutan dan komunikasi sebesar 15,38%, bangunan sebesar 14,86%; industri pengolahan sebesar 13,04% dan diikuti oleh lapangan usaha lainnya.

Tabel 2.16

Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2011 s.d. Tahun 2013 Kota Payakumbuh

No. Lapangan usaha

Pertumbuhan (%)

2011 2012 2013*)

ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK

1. Pertanian 14,45 6,20 12,20 6,07 16,64 5,47

2. Pertambangan dan Penggalian 10,51 5,48 8,76 4,71 7,20 2,73

3. Industri Pengolahan 15,86 7,75 11,60 6,52 13,04 6,86

4. Listrik, Gas dan Air Minum 17,05 10,73 10,16 6,12 11,98 4,73

5. Bangunan 17,04 8,35 12,87 7,13 14,86 7,39

6. Perdagangan, hotel dan restoran 15,97 7,75 16,09 8,71 19,14 8,45

7. Angkutan dan Komunikasi 12,29 5,31 8,13 4,29 15,38 3,95

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 14,95 9,08 15,77 8,76 18,15 9,20

9. Jasa–jasa 12,40 5,58 11,86 7,06 15,49 7,04

PDRB 14,25 6,79 12,18 6,82 16,22 6,72

Sumber: PDRB Kota PayakumbuhTahun 2013 *) data sementara

Jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi menurut sub sektor atau sub lapangan usaha, maka laju pertumbuhan yang tertinggi pada tahun 2013 adalah sub sektor Bank dengan pertumbuhan sebesar 11,60% dan diikuti oleh sub sektor restoran sebesar 10,40%. Selanjutnya yang ke tiga dan seterusnya berturut turut adalah sub sektor hotel (10,11%), sub sektor komunikasi (9,64%), sub sektor peternakan (9,16%), sub sektor bangunan (7,39%) sub sektor pemerintahan umum dan pertahanan (7,24) sub sektor industry tampa gas (6,86%) sub sektor sewa bangunan (6,81%) sub sektor swasta (6,63%) sub sektor listrik (6,21%), dan diikuti oleh sub sektor lainnya dengan pertumbuhan di bawah 6 %, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Sektor / Lapangan usaha 2009 2010 2011 2012 2013*) Rata rata

1. Pertanian 3,83 5,18 6,20 6,07 5,47 5,35

a. Tanaman Pangan 3,41 4,98 6,25 5,68 4,18 4,90

b. Perkebunan 4,63 5,65 5,82 7,11 4,19 5,48

c. Peternakan 4,78 5,80 6,77 7,31 9,16 6,76

(14)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 14

No Sektor / Lapangan usaha 2009 2010 2011 2012 2013*) Rata

rata

2. Pertambangan & penggalian 4,28 5,61 5,48 4,71 2,73 4,56

a. Penggalian 4,28 5,61 5,48 4,71 2,72 4,56

3. Industri 6,97 5,98 5,95 6,52 6,86 6,46

a. Industri Tanpa Migas 6,97 7,18 5,95 6,52 6,86 6,70

4. Listrik, Gas & Air Minum 7,89 4,65 7,11 6,12 4,73 6,10

a. Listrik 10,16 10,61 6,42 7,06 6,21 8,09

b. Air Bersih 3,27 1,73 8,92 3,72 0,82 3,69

5. Bangunan 6,17 8,53 8,35 7,13 7,39 7,51

6. Perdagangan, hotel dan restoran 6,88 7,41 7,85 8,71 8,45 7,86

a. Perdagangan Besar dan

Eceran 6,96 7,50 7,82 8,66 8,35 7,86

b. Hotel 5,55 5,94 8,54 8,11 10,11 7,65

c. Restoran 5,41 5,76 8,55 9,91 10,40 8,01

7. Angkutan dan Komunikasi 4,95 4,88 5,16 4,29 3,95 4,65

a. Angkutan 3,60 3,50 3,66 2,79 2,77 3,26

b. Komunikasi 14,35 13,61 13,76 12,19 9,64 12,69

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 8,43 9,47 9,00 8,76 9,20

8,97 a. Bank 11,49 12,20 11,18 11,09 11,60 11,51

b. Lembaga Keu. Tanpa Bank 5,39 6,39 6,22 6,46 5,48 5,99

c. Sewa Bangunan 5,72 7,00 6,98 6,34 6,81 6,57

d. Jasa Perusahaan 7,27 5,86 5,11 6,99 5,89 6,22

9. Jasa – Jasa 5,00 5,38 6,46 7,06 7,04 6,19

a. Pemerintahan Umum dan

Pertahanan 5,49 5,72 7,11 7,78 7,24 6,67

b. Swasta 4,07 4,72 5,17 5,63 6,63 5,24

Pertumbuhan PDRB 6,42 5,80 6,38 6,79 6,72 6,42

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013 *) data sementara

Dari Tabel 2.17 juga terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi selama lima tahun terakhir adalah sub sektor komunikasi sebesar 12,69%, diikuti oleh sub sektor bank sebesar 11,51% dan sub sektor listrik sebesar 8,09%.

Dengan memperhatikan pertumbuhan sektor lapangan usaha di atas menunjukkan bahwa Payakumbuh sedang giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi yang berbasiskan UMKM, dicerminkan oleh tingginya pertumbuhan lapangan usaha dalam kelompok sektor jasa-jasa (sektor tersier) terutama jasa perbankan dan lembaga keuangan, jasa sewa bangunan, jasa perseorangan dan rumah tangga, jasa angkutan serta jasa perdagangan dan restoran. Kemudian juga terjadi peningkatan pertumbuhan lapangan usaha kelompok industri (sektor sekunder) seperti lapangan usaha bangunan, air bersih dan industri pengolahan.

(15)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 15 Tabel 2.18

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh dengan Propinsi Sumatera Barat dan Nasional tahun 2009 s.d. 2013

Tahun Laju Pertumbuhan (%)

Kota Payakumbuh Propinsi Sumatera Barat Nasional

2009 5,80 4,16 4,50

2010 6,38 5,93 6,10

2011 6,79 6,22 6,50

2012 6,82 6,35 6,23

2013* 6,72 6,20 5,70

Sumber : BPS Kota Payakumbuh Tahun 2013 *) data sementara

Dari Tabel 2.18 tampak bahwa laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dan Nasional masih berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh pada kurun waktu tersebut. Ekonomi kota Payakumbuh tumbuh sebesar 5,80 % pada tahun 2009 naik menjadi menjadi 6,38 % pada tahun 2010. Demikian halnya dengan ekonomi Sumatera Barat dan nasional yang juga tumbuh sebesar 4,16 % dan 4,5 % pada tahun 2009, mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga tumbuh sebesar 5,93 % dan 6,1 %. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah terus meningkat dari tahun 2010 sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian global dan nasional serta perekonomian Sumatera Barat pasca gempa bumi diakhir tahun 2009 yang lalu. Laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh pada tahun 2013 mencapai 6,42%; Propinsi Sumatera Barat mencapai 6,20% dan nasional mencapai 5,70%. Dibanding tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh mengalami penurunan sebesar 0,4%, penurunan pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi secara nasioanl, yang disebabkan karena faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia itu berupa ketidakpastian perekonomian global. Isu penghentian penggelontoran stimulus perekonomian AS oleh bank sentral AS, Federal Reserve, karena sejumlah indikator perekonomian menunjukkan perbaikan. Banyak negara yang goyah atas kebijakan bank sentral AS itu. Indonesia menjadi salah satunya.

Kondisi internal yang buruk yaitu berupa melemahnya ekspor Indonesia, yang selama ini didominasi ekspor sumber daya alam, dan meningkatnya impor yang didominasi jasa dan barang modal, telah menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan, defisit ini akhirnya membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melorot.

Untuk Provinsi Sumatera Barat, terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan antara lain karena kenaikan harga BBM sehingga konsumsi rumah tangga melemah akibat tingkat inflasi yang cukup tinggi, disamping juga aktivitas perdagangan melambat, dan juga disebabkan karena kurangnya pasokan pangan, struktur pasar yang kurang sehat, dan jalur transportasi angkutan yang sangat panjang. Sejalan dengan hal tersebut, kondisi ini juga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh

2) Laju Inflasi

(16)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 16 Tingkat inflasi kota Payakumbuh pada tahun 2009 yang dihitung menggunakan angka inflasi ibu kota propinsi Sumatera Barat (Kota Padang) adalah sebesar 2,05 % lebih rendah dari inflasi tahun 2008 sebesar 11,02 % dan nasional sebesar 2,78 %, juga lebih rendah dari target inflasi yang tertuang di dalam RKPD tahun 2009 (<10 %) dan RPJMD 2008-2012 tahun ke dua sebesar 6,6 %.

Pada tahun 2010 tingkat inflasi kota Payakumbuh mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun 2009 mencapai 7,84%, namun pada tahun 2011 tingkat inflasi kota Payakumbuh mengalami penurunan menjadi 5,37% dan pada tahun 2012 turun lagi menjadi 4,16%. Seiring dengan kenaikan inflasi nasional pada tahun 2013 terjadi kenaikan inflasi yang cukup besar di Kota Payakumbuh jika dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 10,87%. Secara keseluruhan capaian indikator laju inflasi dapat dilihat pada Tabel 2.19

Tabel 2.19

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013*) Rata-rata Pertumbuhan Inflasi (%) 2,05 7,84 5,37 4,16 10,87 6,06

Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013 *) Data Sementara

3) PDRB per kapita

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah perkembangan pendapatan per kapita per tahun yang diukur dengan data PDRB per kapita. Pada tahun 2009 PDRB per kapita masyarakat Kota Payakumbuh atas dasar harga berlaku mencapai Rp.14.417.218,- Angka ini terus meningkat setiap tahun sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga mencapai Rp. 23.151.662,- pada tahun 2013. Secara keseluruhan perkembangan PDRB perkapita kota Payakumbuh selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.20.

Tabel 2.20

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (2000=100) Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

o Tahun

PDRB (juta rupiah) Jumlah

penduduk

PDRB per kapita (rupiah)

ADHB ADHK ADHB ADHK

1. 2009 1.655.832 819.397 106.911 14.417.218 7.134.431

2. 2010 1.885.987 871.662 117.876 16.114.180 7.447.618

3. 2011 2.157.360 930.856 120.051 18.123.709 7.820.284 4. 2012 2.423.142 994.371 122.450 20.202.614 8.290.433

5. 2013*) 2.816.094 1.061.214 124.694 23.151.622 8.724.441 Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013

*) data sementara

Berdasarkan Tabel 2.20 terlihat bahwa PDRB per kapita kota Payakumbuh setiap tahunnya terus meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dimana pertumbuhan menurut harga berlaku jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan menurut harga konstan. Hal ini disebabkan harga konstan menggunakan harga pada tahun 2000 yang tentunya untuk menghilangkan pengaruh inflasi guna mendapatkan angka riil.

4) Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

(17)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 17 Kebijakan pembangunan untuk pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran antara lain adalah sebagai berikut :

1. Dilaksanakannya pemberdayaan masyarakat miskin dengan fokus mengatasi faktor utama yang mempengaruhi keberadaan orang miskin, kurangnya keterampilan dan pendidikan, kurangnya akses modal, kurangnya pemberdayaan, dan kurangnya fasilitas fisik penunjang, termasuk kurangnya akses terhadap pekerjaan.

2. Dilaksanakan upaya perlindungan sosial untuk kelompok rumah tangga miskin, berupa jaminan pendidikan untuk anak-anak miskin, jaminan pembiayaan kesehatan, serta jaminan tempat tinggal dan pekerjaan

3. Pendataan dan penataan sektor informal yang banyak menjadi lapangan usaha bagi pencari kerja dan sering memunculkan pengangguran tersembunyi di kawasan perkotaan.

Dengan menerapkan kebijakan diatas, upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Payakumbuh dalam beberapa tahun terakhir sudah memperlihatkan indikasi keberhasilan. Perkembangan data kemiskinan Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.21.

Tabel 2.21

Perkembangan Data Kemiskinan Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Uraian Satuan Tahun

Dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh tahun 2009, dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa terdapat 3.142 KK Miskin atau 11.742 jiwa, tingkat kemiskinan mencapai 10,98%. Kemudian pada tahun 2010, berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 (SP 2010) terjadi proses koreksi terhadap angka rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap sepuluh tahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk sampai dengan tahun 2000 adalah 0,77%. Sementara hasil sensus penduduk tahun 2010, rata-rata laju pertumbuhan penduduk sampai dengan tahun 2010 adalah 1,79%. Pengkoreksian ini jberpengaruh terhadap penghitungan jumlah penduduk miskin sehingga jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 menjadi 12.400 jiwa dengan jumlah kepala keluarga miskin 2.638 KK dan tingkat kemiskinan menjadi 10,58%.

Dengan keberlanjutan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan disertai akselerasi perbaikan ekonomi nasional, global, dan iklim investasi serta iklim usaha yang semakin baik di Kota Payakumbuh, BPS melalui Susenas 2011 mempublikasikan bahwa tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh adalah 10,09%, pada tahun 2012 dengan jumlah penduduk 122.450 jiwa, tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh turun menjadi 9,0%, dan tahun 2013 tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh diperkirakan sebesar 8,48%.

(18)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 18 Tabel 2.22

Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk yang Berumur 15 Tahun ke Atas Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Tahun Tingkat Pengangguran (%)

1 2009 8,28

2 2010 6,50

3 2011 6,78

4 2012 6,77

5 2013*) 6,72

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Payakumbuh Tahun 2013 *) Data Sementara

Angka pengangguran terbuka di Kota Payakumbuh tahun 2013 diproyeksikan sebesar 6,72 %, ini berarti bahwa dalam 100 orang pencari kerja yang tergolong angkatan kerja terdapat sekitar 6 - 7 orang yang sedang mencari kerja/mempersiapkan usaha atau tidak mencari kerja karena putus asa. Dengan adanya pengurangan angka pengangguran mengindikasikan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun, dengan membaiknya kondisi ekonomi dibandingkan pada tahun 2011, maka diharapkan perekonomian kota Payakumbuh dapat menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha yang lebih besar, sehingga angka pengangguran pada tahun 2014 dapat ditekan lebih rendah.

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 1) Pendidikan

Dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Kota Payakumbuh, maka pendidikan dijadikan prioritas pembangunan tahun 2015. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menyertakan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu menunjang kebutuhan pada era sekarang ini. Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang. Untuk menggambarkan capaian program pendidikan di Kota Payakumbuh digunakan berbagai indikator sebagai berikut :

a) Angka Melek Huruf

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Kemampuan baca tulis (angka melek huruf) di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.23.

Tabel 2.23

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun

yang bisa membaca dan menulis 71.501 72.686 80.426 81.916 81.916 2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas 73.942 73.287 81.083 82.577 82.577

3 Angka melek huruf (%) 99.17 99.18 99.19 99,20 99,20 Sumber Data: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Payakumbuh tahun 2013

* ) angka sementara

b) Angka Rata-rata Lama Sekolah

(19)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 19 memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraan diharapkan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung akan terlihat dari pola pikir masyarakat. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya kebutuhan pasar mengenai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas pendidikan yang lebih tinggi, membuat masyarakat semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Hal ini dapat dilihat berapa lama seseorang dalam menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang merupakan cerminan kualitas penduduk. Untuk Kota Payakumbuh rata-rata lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun keatas tahun 2009 sampai tahun 2013 berkisar 9.53. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh baru sampai jenjang Pendidikan Menengah (kelas 1 SMA/SMK).

Jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Propinsi Sumatera Barat, Kota Payakumbuh dapat dikategorikan cukup tinggi karena rata-rata lama sekolah Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2013 berada pada angka 8,60, hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk Sumatera Barat baru sampai jenjang Pendidikan Dasar (kelas 3 SMP).

Data rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh dari tahun 2009 s.d. 2013, dapat dilihat pada Tabel 2.24.

Tabel 2.24

Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013*)

Rata-rata lama sekolah 9,27 9,66 9,72 9,91 10,08 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Payakumbuh tahun 2013 *) : Data sementara

c) Angka Partisipasi Kasar

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan salah satu indikator dalam melihat partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan. APK adalah persentase penduduk yang masih sekolah menurut kelompok umur pada setiap jenjang pendidikan terhadap penduduk berdasarkan kelompok usia sekolah. Pada pendidikan dasar 9 tahun dapat dibagi 2 (dua) kelompok usia yaitu usia 7-12 tahun pada jenjang SD/MI dan kelompok usia 13-15 tahun pada jenjang SMP/MTs dan pendidikan menengah SMA/MA/SMK kelompok usia 16-18 tahun. Pada Tabel di bawah ini dapat digambarkan partisipasi masyarakat mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2013.

Angka Partisipasi Kasar Kota Payakumbuh melebihi 100%, hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk usia sekolah berasal dari hinterland yang bersekolah di Kota Payakumbuh.

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Kota Payakumbuh tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.25.

Tabel 2.25

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2009 s.d. 2013

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI 15.500 16.069 16.992 17.198 17.349

1.2. Jumlah penduduk kelompok usia

7-12 tahun 17.762 13.035 12.714 12.942

13.136

1.3. APK SD/MI 121.45 123,27 133,65 133,65 132,00

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid SMP/MTs 7.562 8.085 8.029 8.467 9.317

2.2. Jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 7.061 6.563 7.375 7.507

(20)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 20

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

2.3. APK SMP/MTs 107.09 123.19 109 112,79 121,93

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah murid SMA/MA/SMK 8.596 9.865 10.585 11.064 11.199

3.2. Jumlah penduduk kelompok usia

16-18 tahun 7.023 5.389 8.356 8.506

8.658

3.3. APK SMA/MA/SMK 122.39 183.05 126.68 130,08 130

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2014

d) Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase penduduk yang masih sekolah menurut kelompok umur pada setiap jenjang pendidikan terhadap penduduk berdasarkan kelompok usia sekolah. Perkembangan Angka Partisipasi Murni tahun 2009 sampai tahun 2013 dapat digambarkan dalam Tabel 2.26.

Tabel 2.26

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2009 s.d. 2013

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI usia 7-12 tahun 13.431 14.206 16.992 17.198 15.223

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 12.762 13.035 14.490 15.246 13.136

1.3. APM SD/MI 105,24 108,98 113,97 117,81 116,31

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid SMP/MTs usia 13-15

tahun 7.561 6.599 8.029 6.277 7.158

2.2. jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 7.061 6.563 6.899 7.507 7.641

2.3. APM SMP/MTs 107,08 100,54 93,55 82,95 93,67

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah murid SMA/MA/SMK usia

16-18 tahun 7.595 8.365 10.585 8.567 8.521

3.2. Jumlah penduduk kelompok usia

16-18 tahun 7.023 5.389 7.828 8.506 8.658

3.3. APM SMA/MA/SMK 108,14 155,22 93,68 100,72 98,41

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2014

e) Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya tuntutan kebutuhan pasar tenaga kerja terhadap sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang lebih tinggi membuat masyarakat semakin bersaing dalam meningkatkan kualitas pendidikannya. Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki pada tahun 2010 - 2013, dapat dilihat pada Tabel 2.27 :

Tabel 2.27

Persentase Penduduk 10 tahun ke atas

Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2010 s.d 2013

No. Pendidikan Tingkat Tahun

2010 2011 2012 2013 *)

1 Tidak punya ijazah 18.28 19.46 27,21 31,07

2 SD / MI 22.22 22.63 23,74 24,27

3 SLTP 20.84 19.22 19,05 18,49

4 SLTA 27.36 28.60 22,57 21,17

5 Akademi/Univ 11.28 10.10 7,43 6,46

(21)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 21 2) Kesehatan

Pembangunan Kesehatan merupakan prioritas pembangunan Kota Payakumbuh tahun 2015. Capaian pembangunan kesehatan dapat dilihat dari indikator - indikator angka kelangsungan hidup bayi, usia harapan hidup dan persentase balita gizi buruk, yang dapat di lihat dari uraian berikut ini :

a) Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian. Perkembangan kasus kematian Bayi, Balita dan Ibu Melahirkan digambarkan pada Tabel 2.28.

Tabel 2.28

Perkembangan Kasus Kematian Bayi, Balita dan Ibu Melahirkan tahun 2009 s.d. 2013

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

Kasus Kematian Bayi 22 12 24 21 28

Kasus Kematian Balita 5 4 0 2 2

Kasus Kematian Ibu Melahirkan 1 2 5 3 2

Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2014

b) Angka Usia Harapan Hidup

Usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Perkembangan Usia Harapan Hidup Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 2.29.

Tabel 2.29

Perkembangan Usia Harapan Hidup Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat

Usia Harapan Hidup 2009 2010 2011 2012 2013*)

Payakumbuh 70,46 70,62 70,78 70,94 71,06

Sumatera Barat 69,25 69,50 69,76 70,80 71,19

Sumber : Bappeda Prov.Sumatera BaratTahun 2014 *) : Data sementara

c) Persentase Balita Gizi Buruk

Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsii energi dan protein ( KEP ) dalam makanan sehari – hari. Persentase Balita Gizi Buruk dari tahun 2009 s.d. 2013, dapat dilihat pada Tabel 2.30.

Tabel 2.30

Balita Gizi Buruk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

Balita Gizi Buruk (%) 0,6 0,4 0,5 0,6 0,1

Sumber : Dinas Kesehatan Kota PayakumbuhTahun 2014

3) Ketenagakerjaan

a) Rasio penduduk yang bekerja

(22)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 22 kerja yang terjadi di Kota Payakumbuh disebabkan naik turunnya jumlah penduduk yang bekerja dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja. Uraian perkembangan ratio penduduk yang bekerja rentang tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Tabel 2.31.

Tabel 2.31

Rasio Penduduk Bekerja Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013*)

1. Angkatan Kerja (orang) 50.216 57,222 55,468 56.569 58.386

2. Penduduk Yang

Bekerja (orang) 46.058 53,508 51,710 52.736 54.443

3. Rasio (%) 91,72 93,51 93,22 93,22 93,25

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2013 *) : Data sementara

2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah group kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. Kinerja pembangunan seni dan budaya di Kota Payakumbuh tahun 2013 pada masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

1) Kebudayaan

Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari:

 Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih, talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.

 Kesenian moderen seperti musik/orgen tunggal, band, teater.

Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan atraksi wisata .

Pemerintah Kota Payakumbuh telah melakukan berbagai upaya untuk pengembangan nilai budaya dan pengelolaan keragaman budaya melalui :

 Pengemasan paket pagelaran berupa pelaksanaan lomba pidato adat, pelaksanaan lomba tari piring kreasi, lomba vokal group dan nyanyi solo .

 Pengemasan paket pagelaran di luar daerah berupa pelaksanaan lomba tari tradisional pada kemilau nusantara Bandung, pemilihan da`i cilik, tari anak-anak dan nyanyi solo  Pelaksanaan apresiasi seni

2) Pemuda dan Olahraga

Perkembangan minat dalam bidang olah raga di Kota Payakumbuh cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan prestasi Kota Payakumbuh di event - event daerah, propinsi dan Nasional. Fokus pembinaan olahraga dilakukan pada olahraga yang sering diperlombakan, baik pada kelompok masyarakat maupun pelajar. Olahraga di masyarakat diwujudkan dalam bentuk klub - klub olahraga.

Kondisi sarana dan prasarana olahraga terus ditingkatkan. Dalam berolahraga, selain dengan memanfaatkan gedung olahraga yang ada, masyarakat juga melakukan aktifitas olahraga di luar gedung, seperti jalan sehat, bersepeda, senam bersama dan lain sebagainya. Perkembangan klub dan gedung olahraga dari tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.32.

Tabel 2.32

Perkembangan Klub dan Gedung Olahraga Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Jumlah klub olahraga 22 24 24 24 24

2 Jumlah gedung olahraga 3 5 7 7 8

(23)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 23 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang mencakup layanan urusan wajib dan urusan pilihan.

2.1.2.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib 1. Pendidikan

Kemajuan di bidang pendidikan dapat dilihat dari berbagai indikator makro sebagai berikut :

a) Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah jumlah penduduk yang masih sekolah pada masing-masing kelompok usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk di masing - masing kelompok usia sekolah yang bersangkutan. APS dibagi dalam 3 kelompok umur yaitu 7 -12 tahun mewakili usia sekolah SD, 12 – 15 tahun mewakili usia SMP, dan 16 – 18 tahun mewakili usia SMA/SMK. Pada Tabel berikut ini dapat dilihat Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah tahun 2009 s.d. 2013 ditingkat pendidikan dasar dan menengah di Kota Payakumbuh.

Tabel 2.33

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

1.1. jumlah murid usia 7-12 tahun

(orang) 14.978 15.312 16.343 16.911 17.049

1.2. jumlah penduduk kelompok usia

7-12 tahun (orang) 12.270 12.490 12.714 12.942 13.136 1.3. APS SD/MI (%) 122,07 122,59 128,54 130,66 130

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid usia 13-15 tahun (orang) 6.652 8.916 8.325 8.352 9.687

2.2. jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun (orang) 7.118 7.245 7.375 7.507 7.641 2.3. APS SMP/MTs (%) 93,45 123,06 112,88 111,25 126,77

3 SMA/MA/SMK

3.1. jumlah murid usia 16-18 tahun

(orang) 7.608 7.999 8.255 9.142 9.109

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun (orang) 8.065 8.209 8.356 8.506 8.658

3.3. APS SMA/MA/SMK (%) 94,34 97,44 98,79 107,47 105,20 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2014

b) Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

(24)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 24 Tabel 2.34

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 73 73 74 74 76

1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12

tahun 12.270 12.490 12.714 12.942 13.136

1.3. Rasio 168 171 172 175 173

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 19 19 20 21 21

2.2. Jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 7.118 7.245 7.375 7.507 7.641

2.3. Rasio 375 381 369 357 364

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah gedung sekolah 19 19 20 21 22

3.2. Jumlah penduduk kelompok usia

16-18 tahun 8.065 8.209 8.356 8.506

8.658

3.3. Rasio 424 432 418 405 394

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2014

c) Rasio Guru/Murid

Disamping ketersediaan sarana sekolah, ketersediaan guru sebagai tenaga pengajar merupakan faktor pedukung dalam peningkatan kualitas pendidikan.

Perkembangan perbandingan jumlah guru dengan murid dapat dilihat perbandingannya pada Tabel 2.35.

Tabel 2.35

Rasio Guru dan Murid Tahun 2009 s.d. 2013

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru (orang) 976 976 1.027 1.006 1.043

1.2. Jumlah Murid (orang) 15.671 16.069 16.922 17.198 17.349

1.3. Rasio (%) 16 16 16 17 17

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru (orang) 724 715 726 753 754

2.2. Jumlah Murid (orang) 8.079 8.085 8.032 8.467 9.317

2.3. Rasio (%) 11 11 11 11 12

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah Guru (orang) 1.063 1.091 1.106 1.112 1.165

3.2. Jumlah Murid (orang) 9.609 9.865 10.585 11.064 11.199

3.3. Rasio (%) 9 9 10 10 10

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2014

(25)

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 25 Tabel 2.36

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2013 Menurut Kecamatan Kota Payakumbuh

No Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

Jumlah

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh 2014

d) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat dibagi kedalam 2 (dua) bagian yaitu (1) PAUD Non Formal yang dikelola dibawah yayasan dengan jenis (a) Taman Penipan Anak (TPA) dan (b) Kelompok Bermain (KB) dan (2) PAUD Non Formal yang dikelola kelurahan dengan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Pada Tabel 2.37 dapat dilihat gambaran PAUD Non Formal.

Tabel 2.37

Jumlah Lembaga, Siswa Dan Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh

No Lembaga PAUD

Non Formal 2009 2010 2011 2012 2013

1 Taman Penitipan Anak (TPA)

Gambar

Tabel 2.47
Tabel 2.50
Tabel 2.52 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh
Tabel 2.55
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya baik mahasiswa UT, yang belajar dalam sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) maupun siswa SMA, yang merupakan calon potensial mahasiswa PTJJ sudah

(2) Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terdiri dari karakter yang dapat berupa nama, singkatan nama, atau akronim dari nama resmi Instansi,

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Berulu adalah :Dalam menentukan perolehan tanaman, biaya-biaya yang dikeluarkan merupakan hasil dari kapitalisasi biaya

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis saya dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung dalam kemampuan manajerial akan berpengaruh

BATAM (Indonesia), 10 Jan – Empat belas pelajar Fakulti Sains Komputer dan Teknologi Maklumat (FSKTM), Universiti Putra Malaysia (UPM) mengikuti lawatan ke Nongsa Digital

Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesalahan yaitu peserta didik tidak memahami konsep dasar ayat jurnal penyesuaian, peserta didik mengalami

Askes (Persero) bertugas sebagai badan pelaksana (BaPel). Rumah sakit merupakan salah satu komponen yang krusial dalam implementasi program Askeskin. Peran mereka sebagai

proses pada sistem yang akan dibuat, penumpang dapat memindahkan elevator (. menekan tombol elevator ) penumpang juga bisa