• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN HUMAS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN HUMAS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

PERAN HUMAS / PEJABAT

PENGELOLA INFORMASI

DAN DOKUMENTASI (PPID) DALAM IMPLEMENTASI UU NO. 14

TAHUN 2008 DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH NON SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial

GOTTFRIED BERTIYAN

1306461610

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

PEMINATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

DEPOK

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PERAN HUMAS/PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI

DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2008 DI

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gottfried Bertiyan

Peminatan Hubungan Masyarakat, Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

Gedung Komunikasi FISIP UI, Jalan Prof. Dr. Selo Soemardjan, Kampus UI Depok, Depok-16424

email : gottfried.bertiyan@ui.ac.id

Abstrak

Dengan adanya Undang Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik maka masyarakat dapat menggunakan hak nya untuk mengakses informasi publik kepada Badan Publik salah satunya adalah Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang Undang Keterbukaan Publik merupakan salah satu dari bagian kehumasan yang tak terpisahkan serta bertujuan untuk meningkatkan Good Goverannce bagi Badan Publik itu sendiri sehingga citra yang ditimbulkan kepada masyarakat akan menjadi potifi dan lebih baik. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana peran Humas (Hubungan Masyarakat) dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi kehumasan serta mengimplementasikan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta mengaitkan dengan konsep kehumasan dan Good Governance.

Kata Kunci : Good Governance; Humas; Informasi; Keterbukaan Informasi Publik; Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi;

Abstract

Emergence Law in Republic of Indonesia with number 14 year 2008 about Openess of Public Informations, then society can use their rights for access public informations to government where one of them is Ministry of State Secretariat Republic of Indonesia. Law about Openess of Public Informations is one of part Public Relations and to increase Good Governance for government so that image appears to society to be positive and good. In this paper will discuss how role of PR (Public Relations) and Information and Documentation Management Officer Ministry of State Secretariat Republic of Indonesia in perform public relations and implementation of Law of Openess Public Informations and associate with PR and Good Governance Concept.

(7)

1. PENDAHULUAN

Public Relations atau biasa kita kenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan suatu elemen/bagian penting dari setiap organisasi, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Humas diperlukan oleh semua organisasi dalam menghadapi internal, dalam hal ini adalah bagian dari organisasi itu sendiri maupun eksternal atau masyarakat luas. Humas dapat diartikan sebagai ‘keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya’ (British Institute of Public Relations, 1998). Sementara humas menurut Frank Jefkins (1998) dalam bukunya yang berjudul Public Relations diartikan sebagai ‘bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Humas juga dapat diartikan sebagai fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendifinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Humas berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi dan masyarakat [ CITATION Lat10 \l 1033 ]. Dengan demikian, Humas merupakan suatu bagian dari organisasi yang berfungsi untuk menghubungkan antara organiasi dengan masyarakat agar tercipta suatu hubungan yang baik dan tujuan organisasi tersebut dapat tercapai dengan membuat citra yang positif dan reputasi organisasi menjadi baik.

Saat ini, humas terbagi menjadi dua jenis yaitu humas organisasi / korporasi (Coporate Public Relations) dan humas pemerintahan (Government Public Relations). Humas organisasi/korporasi pada merupakan suatu humas yang bekerja pada organiasi/perusahaan sementara humas pemerintah adalah humas yang bekerja pada pemerintahan yang secara umum merupakan lembaga publik. Pada dasarnya, humas pada keduanya memiliki sistem kinerja yang sama, namun pada humas pemerintah terdapat beberapa aturan yang mengikat pada peraturan/undang-undang, salah satunya adalah Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

(8)

2008 serta mulai berlaku pada tahun 2010 atau dua tahun setelah diundangkan. Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik memiliki dasar bahwa setiap warga negara Republik Indonesia berhak untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kebijakan publik di negara ini. Hal ini sesuai dengan Pasal 19 dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 yaitu ‘setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat, hal mana mencakup hak untuk mencari, menerima, dan memberikan informasi dan gagasan melalui media apapun dan tanpa batasan negeri’ [ CITATION Sas10 \l 1033 ].

Tujuan adanya undang-undang ini adalah :

1. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik.

2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik. 3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan publik dan pengelolaan

Badan Publik yang baik.

4. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

5. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak 6. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdasan kehidupan banga

7. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Dengan adanya undang-undang ini, maka masyarakat dapat mengakses informasi dari badan publik melalui bagian kehumasan dan badan publik wajib memberikan informasi tersebut kepada pemohon infomrasi. Ada informasi publik yang wajib diumumkan kepada masyarakat tanpa perlu adanya permohonan seperti kegiatan dan kinerja badan publik, laporan keuangan badan publik, dan berbagai informasi lain yang diatur oleh undang-undang. Namun, tidak semua informasi dapat diakses oleh masyarakat, terdapat beberapa pengecualian informasi yang tidak dapat diperoleh antara lain :

a. Informasi yang dapat menghambat proses penegakkan hukum

b. Informasi yang dapat menganggu perlindungan hak atas kekayaan intelektual, dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat.

(9)

f. Informasi yang dapat menganggu hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain. g. Informasi yang bersifat pribadi tanpa persetujuan orang tersebut

h. Informasi yang dapat mengungkap rahasia identitas seseorang.

i. Surat-surat antar badan publik atau memorandum yang sifatnya rahasia. j. Informasi-informasi lain yang sifatnya diatur oleh undang-undang.

Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh infomasi selain yang telah dikecualikan oleh undang-undang. Namun apabila masyarakat tidak mendapatkan informasi yang diminta, maka masyarakat dapat mengsengketakan hal tersebut dan membawanya ke Komisi Informasi, baik tingkat provinsi maupun tingkat pusat.

Salah satu badan publik yang terikat pada undang-undang ini adalah Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia atau disingkat dengan Kemensetneg. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia adalah suatu lembaga pemerintah yang dimpimpin oleh Menteri Sekretaris Negara yang berkedudukan dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Tugas dari Kemensetneg adalah membantu presiden dan wakil presiden dalam menyelenggarakan pemeritahan negara dalam bidang kesekretariatan. Kemensetneg memiliki fungsi sebagai :

a. dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media kepada Presiden.

b. dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan dan keprotokolan, serta analisis kebijakan kepada Wakil Presiden dalam membantu Presiden menyelenggarakan pemerintahan negara.

c. dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden, serta koordinasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga termasuk Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara asing.

(10)

Peraturan Perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-undangan;

e. dukungan teknis, administrasi, dan analisis dalam penyelenggaraan hubungan dengan lembaga negara, lembaga non struktural, lembaga daerah, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, dan penyelenggaraan hubungan masyarakat, serta penanganan pengaduan masyarakat kepada Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri;

f. dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam pengangkatan, pemberhentian, dan pensiun pejabat negara, pejabat pemerintahan, pejabat lainnya,dan Aparatur Sipil Negara yang wewenang penetapannya berada pada Presiden;

g. pembinaan, penataan dan pengembangan Aparatur Sipil Negara, organisasi, tata laksana, dan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; h. pembinaan dan pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang perencanaan,

keuangan, ketatausahaan, kerumahtanggaan, penyediaan prasarana dan sarana, serta pengembangan pemerintahan berbasis elektronik di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, serta pemberian dukungan prasarana dan sarana untuk pejabat negara tertentu, dan dukungan administrasi kepada Dokter Kepresidenan;

i. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sekretariat Negara seperti Gelora Bung Karno dan Komplek bekas Bandara Internasional Kemayoran

j. penyelenggaraan koordinasi kerja sama teknik antara Pemerintah Indonesia dengan Mitra Pembangunan, dan penanganan administrasi perjalanan dinas luar negeri

k. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden serta oleh

peraturan perundang-undangan.

(11)

II. TINJAUAN KONSEP

Untuk dapat melihat lebih lanjut peran seorang Humas dalam menghadapi masyarakat, dalam hal ini masyarakat yang ingin mengakses informasi publik diperlukan beberapa tinjauan pustaka dan konsep yang digunakan adalah manajemen humas dan good governance.

Peran dan Fungsi Humas

Dalam aktivitas hubungan masyarakat, terdapat berbagai kegiatan yang kemudian diatur dalam suatu manajemen yang dinamakan manajemen humas. Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya yang berjudul Effective Public Relations menjelaskan bahwa Manajemen humas dapat diartikan sebagai suatu kegaiatan penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari suatu kegiatan komunikasi baik dalam kegiatan kecil maupun hingga sampai pada kegiatan besar. Cutlip, Center dan Canfield dalam Roslan (2012) mengemukakan bahwa dalam kegiatan manajemen humas, seorang humas memiliki fungsi yaitu

1. membina hubungan yang baik antara organisasi dengan publik (masyarakat)

2. menunjang aktivitas manajemen kehumasan yang baik agar sesuai dengan tujuan dan visi misi organisasi.

3. mengidentifikasi opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi tersebut agar terlihat seperti apakah citra yang terlihat di publik (masyarakat).

4. menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara organisasi dengan publik (masyarakat).

5. melayani keinginan publik dan memberikan saran atau masukan kepada pemimpin organisasi agar tercipta keputusan yang sesuai.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa humas memiliki peran sebagai :

a. communicator dimana seorang humas merupakan “jembatan penghubung” antara organisasi dengan publik

b. coporate image maker dimana humas menciptakan citra yang baik di masyarakat terhadap organisasi dipimpinnya, creator dimana humas membuat ide-ide kreatif terhadap aktivitas kehumasan

c. conceptor dimana humas membuat konsep-konsep dalam aktivitas kehumasan agar tercipta citra yang baik

d. mediator dimana humas sebagai penengah baik antara masyarakat dengan organisasinya ataupun antara internal organisasi dengan teknik komunikasi yang baik.

(12)

Sementara itu, terdapat empat tahapan dalam manajemen humas [ CITATION Fra98 \l 1033 ] yaitu Perencanaan (Planning) dimana humas merencanakan kegiatan kehumasan yang cocok sesuai dengan kondisi pada saat itu, Pengorganisasian (Organizing) yaitu menugaskan atau pembagian kerja sesuai dengan kapabilitas orang yang hendak diberikan pekerjaan, Pelaksanaan (Actuationg) dimana program yang telah direncanakan dilaksanakan serta Pengawasan (Controling) yaitu program yang telah berjalan diawasi kinerjanya dan dievaluasi apakah sudah sesuai dengan tujuan rencana.

Good Governance

Selain melihat peran dan fungsi dalam aktivitas kehumasan pada badan publik, konsep Good Governance juga diperlukan agar citra badan publik tetap baik di mata masyarakat. Good Goverance adalah suatu proses pengambilan keputusan dan proses dimana keputusan tersebut diimplementasikan atau tidak diimplementasikan [ CITATION Uni09 \l 1033 ] . Dengan demikian Good Governance dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang digunakan oleh pihak internal organisasi yang berkaitan dengan nilai (value) organisasi tersebut agar memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders) agar menjadi nilai tambah bagi organisasi tersebut. Hal tersebut memerlukan proses dari berbagai pihak internal organisasi agar kegiatan operasional organisasi dapat terencana dan berjalan dengan baik, dan salah satu unsur penting dalam penyusunan konsep Good Governance dari humas sendiri yaitu membuat citra organisasi tetap baik dengan berbagai aktivitas kehumasannya.

Terdapat prinsip-prinsip dalam Good Governance menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance yang terdapat dalam badan publik yaitu :

1. Akuntabilitas : Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.

2. Pengawasan : Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

3. Daya tanggap : Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

4. Profesionalisme : Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.

(13)

6. Transparasi : Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.

7. Kesetaraan : Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8. Wawasan ke Depan : Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas serta mengikuti-sertakan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan, sehingga masyarakat merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.

9. Partisipasi : Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.

10. Penegakkan Hukum : Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Dengan menerapkan good governance dalam badan publik, maka diharapkan tranparansi dan akuntabilitas dari badan publik itu sendiri tetap terjaga dengan baik serta meminimalisir terjadinya tindak korupsi dan citra yang terlihat kepada masyarakat tidak luas baik.

UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Keterbukaan Informasi Publik merupakan salah satu implementasi dari Good Governance

dalam badan publik itu sendiri. Adanya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik atau UU KIP ini sebagai landasan hukum yang baik untuk menjaga hak-hak setiap individu untuk mengetahui tentang informasi yang dimiliki pemerintah selaku penyelenggara negara. Undang-undang yang diundangkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI pada tanggal 30 April 2008 serta mulai berlaku pada tahun 2010 ini memiliki 64 pasal yang mengatur tentang bagaimana setiap badan publik diwajibkan membuka akses informasi publik kepada masyarakat kecuali informasi yang dikecualikan oleh undang-undang. Tujuan adanya Undang-Undang ini menurut Pasal 3 UU KIP adalah :

a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik serta alasan pengambilan suatu kebijakan publik.

b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik.

c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dalam pengelolaan Badan Publik yang baik.

d. mewujudukan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

(14)

f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa

g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Terdapat berbagai unsur yang muncul akibat dari adanya undang-undang ini, yaitu Badan Publik, Pemohon Informasi Publik, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Unsur tersebut akan dibawah ini :

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Informasi Publik wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, serta merta dan tersedia setiap saat [CITATION Kem161 \l 1033 ].

Badan Publik dapat didefinisikan sebagai lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri [CITATION Kem161 \l 1033 ]. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap lembaga yang dananya bersumber dari ABPD/APBN atau lembaga yang sebagian dananya berasal dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat dalam dan luar negeri dapat dikatakan sebagai Badan Publik. Kewajiban yang harus dilakukan oleh Badan Publik sesuai dengan Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah :

a. Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dana/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.

b. Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.

c. Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.

d. Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.

(15)

Selain itu, Badan Publik juga wajib menyediakan dan mengumumkan Informasi Publik secara berkala kepada masyarakat sesuai dengan pasal 9 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik seperti :

a. Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik

b. Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait c. Informasi mengenai laporan keuangan

d. Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Informasi tersebut wajib disampaikan paling singkat 6 bulan sekali (Ayat 3 Pasal 9) serta disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami (Ayat 4 Pasal 9). Ada juga Informasi Publik yang wajib serta merta diumumkan dan Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat (Pasal 11) yaitu :

a. Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan

b. Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya.

c. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya.

d. Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik.

e. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga.

f. Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum

g. Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat. h. Informasi mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UU

KIP.

Namun, Badan Publik memiliki hak sesuai dengan Pasal 7 UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yaitu :

1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentutan peraturan perundang-undangan.

2. Badan publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Informasi Publik yang dimaksud sesuai dengan ayat 1 pasal 27 adalah :  inforasi yang dapat membahayakan negara

 informasi yang berkaitan dengan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat  informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi

 informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan

 informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.

(16)

kegagalan dalam memperoleh Informasi Publik selama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (Ayat 4 Pasal 4)

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dapat juga dikatakan ada akibat dari implementasi UU KIP. PPID adalah pejabat yang mengelola dan mendokumentasikan Informasi Publik dalam suatu Badan Publik. PPID bertugas utuk membuat dan megembangkan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlak secara nasional (Ayat 1).

III. PEMBAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan bagaimana Humas / PPID Kemensetneg dalam menjalankan fungssi-fungsi kehumasannya apakah sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dengan melihat publikasi untuk periode Januari – Oktober tahun 2016 yang telah dikeluarkan dan permohonan informasi yang datang dari masyarakat dari bulan Januari – Oktober 2016 serta mengkaitkan dengan konsep yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya.

Publikasi Kementerian Sekretariat Negara RI Januari – November 20161

Dilihat dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Humas Kemensetneg melalui Bidang Peliputan dan Dokumentasi, Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Deputi Bidang Hukum Kelembagaan dan Masyarakat telah mengeluarkan berita kegiatan kurang lebih sebanyak 1.147 berita berupa berita seputar Kementerian Sekretariat Negara dengan berbagai berita agenda kegiatan Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri Sekretaris Negara RI, dan kegiatan para deputi atau asisten deputi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Berita dikeluarkan rata-rata hampir setiap hari kerja dengan 3-4 artikel berita per harinya. Berita yang dikeluarkan tidak hanya seputar kegiatann Presiden, Wakil Presiden, Mesesneg dan para deputi dan asisten deputi saja namun ada juga berita tentang kegiatan lain yang berkaitan dengan Kemensetneg seperti kegiatan Ibu Negara, kegiatan istri wakil presiden, kegiatan kunjungan, siaran pers dan lain sebagainya.

Di sisi lain, Kemensetneg juga mengeluarkan publikasi yaitu berita foto dimana informasi yang dikeluarkan berupa kegiatan di sekitar lingkungan Kemensetneg seperti agenda presiden, wakil presiden, ibu negara, menteri sekretaris negara, dan para seputi beserta asisten deputinya yang disertai dengan foto kegiatan. Publikasi ini selama bulan Januari – November

(17)

2016 telah dikeluarkan oleh Kemensetneg kurang lebih 595 artikel dengan kemunculan artikel 1-4 artikel per harinya

Sementara itu, Kemensetneg mengeluarkan informasi berupa pengumuman kepada publik pada bulan Januari-November 2016 sebanyak 10 informasi dengan rincian :

1. Pengumuman Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke seratus delapan (108) Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 13 Mei 2016)

2. Pengumuman Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke seratus delapan (108) Tahun 2016 di Lingkungan Kemensetneg (dikeluarkan tanggal 16 Mei 2016)

3. Pengumuman Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan Kemensetneg (dikeluarkan tanggal 3 Juni 2016)

4. Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke tujuh puluh satu (71) Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 6 Juni 2016)

5. Pengumuman Penutupan Penerimaan Surat Permohonan Undangan Hari Ulang T ahun ke tujuh puluh satu (71) Kemerdekaan RI Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 11 Agustus 2016)

6. Pengumuman “Menelusuri Jejak Algemene Secretary dan Sekretariat Negara dalam Arsip " (dikeluarkan tanggal 19 Agustus 2016)

7. Pengumuman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 26 September 2016)

8. Pengumuman terkait Pelaporan Pungutan liar (dikeluarkan tanggal 21 Oktober 2016)

9. Pengumuman Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 4 November 2016)

10.Pengumuman Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan Kem en setneg (dikeluarkan tanggal 17 November 2016).

Permohonan Informasi di Lingkungan Kemensetneg Bulan Januari-Oktober 20162

Berdasarkan informasi yang diminta oleh penulis melalui PPID Kemensetneg, PPID Kemensetneg mengabulkan permohonan penulis untuk mendapatkankan informasi terkait jumlah permohonan informasi yang diminta masyarakat kepada Kemensetneg selama periode Januari-Oktober 2016 serta keputusan yang dikeluarkan terkait permohonan oleh pemohon informasi. Dengan rincian sebagai berikut :

(18)

Pada bulan Januari 2016, terdapat 13 permohonan informasi dari 5 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan pemohon adalah mahasiswa, konsultan, dan Pengawai Negeri Sipil (PNS). Informasi yang diminta berupa :

1. Daftar tabel jumlah pengajuan grasi (pengurangan hukuman) terpidana mati sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

2. Daftar tabel jumlah pengajuan grasi bukan terpidana mati sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

3. Daftar tabel grasi yang dikabulkan sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

4. Daftar tabel grasi yang ditolak sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

5. Daftar tabel grasi terpidana yang mendapatkan penghapusan pidana sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

6. Daftar tabel jumlah yang mengajukan grasi berdasarkan jenis hukuman pidana dalam 3 kategori yaitu terorisme, pembunuhan, dan narkoba sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

7. Daftar Warga Negara Asing (WNA) yang mendapat grasi sejak era Presiden Soekarno hingga era Presiden Joko Widodo.

8. Peraturan/Prosedur peliputan media/wartawan di lingkungan Istana Negara.

9. Nama nama media wartawan sampai saat ini (hingga Januari 2016) yang boleh meliput di Istana Negara.

10. Laporan Akhir Satgas (Satuan Petugas) pemberantasan hukum.

11. Data satgas pemberantasan Mafia Hukum dalam menangani kasus pajak Asian Agria Group (AAG).

12. Hasil Printed Media Report tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 11 September 2015 mengenai monitoring media cetak di Kemensetneg.

13. Foto kegiatan Biro KTLN (Kerjasama Teknik Luar Negeri) Kemensetneg tahun 2014-2015

(19)

Pada bulan Februari 2016, terdapat 7 permohonan informasi dari 5 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan pemohon dari mahasiswa, advokat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta. Informasi yang diminta berupa :

1. Permohonan izin penelitian tesis di lingkungan Kemensetneg.

2. Diplomasi Indonesia -Timor Leste dari tahun 2003-2015, terkait diplomasi bilateral. 3. Laporan Kerjasama (Politik, Sosial, Pendidikan, dan lain sebagainya) Indonesia

dengan Timor Leste dari tahun 2003-2015.

4. Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengumumkan secara resmi hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta Kasus (TPF) meninggalnya Munir kepada masyarakat.

5. Alasan Pemerintah Republik Indonesia belum mengumumkan hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta Kasus meninggalnya Munir sebagaimana tercantum dalam penetapan ke sembilan Keppres (Keputusan Presiden) No. 111 Tahun 2004 tentang pembentukan Tim Pencari Fakta kasus meninggalnya Munir.

6. Undang-Undang Koperasi dan Peraturan lainnya yang terkait dengan koperasi.

7. Salinan Keputusan Presiden No. 3/POLRI/2015 Tentang Pemberhentian Jenderal Polisi Drs. Sutarman Sebagai Kapolri.

Tujuan penggunaan informasi adalah sebagai kelengkapan data penulisan tesis, penelitian skripsi, untuk diketahui masyarakat, sebagai referensi dan bahan acuan, dan referensi penyusunan tugas akhir kuliah. Dari 7 permohonan informasi, 5 permohonan informasi ditolak oleh PPID Kemensetneg sementara 2 permohonan informasi dikabulkan dikarenakan informasi tidak dibawah wewenang Kemensetneg serta informasi yang diminta bersifat dikecualikan dikarenakan akan membuka data pribadi seseorang dimana bertentangan dengan Pasal 17 Huruf G UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berisi

“Informasi Publik yang dibuka apabila dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang” . Proses pelayanan informasi yang dilayani pada bulan ini rata-rata memerlukan waktu 3,1 hari kerja

Pada bulan Maret 2016, terdapat 14 permohonan informasi dari 9 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah mahasiswa, konsultan, karyawan swasta dan tidak diketahui pekerjaannya. Informasi yang diminta berupa :

(20)

2. Alasan Pemerintah Republik Indonesia belum mengumumkan hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta Kasus meninggalnya Munir sebagaimana tercantum dalam penetapan Kesembilan Keppres No. 111 Tahun 2004 tentang pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir.

3. Keprotokoleran dalam acara kenegaraan. 4. Lembaran Negara.

5. Prosedur Permohanan Informasi tentang berkas berkas pengangkatan Kapolri dari Era Presiden Soekarno sampai Era Presiden Joko Widodo.

6. Prosedur Permohanan Informasi tentang berkas berkas Pemberhentian Kapolri dari Era Presiden Soekarno sampai Era Presiden Joko Widodo.

7. Permohonan Informasi Terkait dugaan Penjualan Besi Potong/Bekas (Rebart) Pekerjaan Proyek Jalan Tol Tanjung Priok-Jampea Seksi E2.

8. Kunjungan Ke Istana Kepresidenan.

9. Jadwal Penandatanganan oleh Bapak Presiden, Perpres yang baru mengenai DNI (Daftar Negatif Investasi) Sebagai revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman Modal.

10. Keputusan Menteri Perhubungan No. 2 Tahun 1950 tentang Djawatan Kereta Api (DKA).

11. Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 1963 tentang Pos Dalam Negeri.

12. Peraturan Pemerintah nomor 61 Tahun 1971 tentang Pengalihan Bentuk Usaha Perusahaan Negara (PN) Kereta Api menadi Perusahaan Jawatan (Perjan).

13. Peraturan Pemerintah nomor 57 Tahun 1990 tentang Pengalihan Bentuk Usaha Perusahaan Jawatan Kereta Api menadi Perusahaan Umum (Perum).

14. Turunan (Petikan Keputusan) Presiden Republik Indonesia No. 45/ PWI Tahun 1969 tentang Pewarganegaraan seseorang di Surabaya pada tahun 1969.

Tujuan pengunaan informasi yang diminta sebagai menambah pengetahuan dan wawasan di Indonesia, untuk di ketahui yang selanjutnya untuk mengatur jadwal melakukan perubahan perijinan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan dapat mengajukan permohonan proses perubahan tersebut ke manajemen perusahaan, penelitian skripsi dan pengurusan dokumen di kantor pertahanan. Dari 14 permohonan informasi, 4 permohonan diterima dan 10 permohonan ditolak oleh PPID Kemensetneg dengan alasan informasi yang diminta bukan dibawah wewenang Kemensetneg, informasi yang diminta bersifat dikecualikan dikarenakan akan membuka data pribadi seseorang dimana bertentangan dengan Pasal 17 Huruf G UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berisi

(21)

dibawah penguasaan Kemensetneg, dan Program Istana Untuk Rakyat sudah ditiadakan.Proses pelayanan informasi yang dilayani pada bulan ini rata-rata memerlukan waktu 4,2 hari kerja

Pada bulan April 2016, terdapat 8 permohonan informasi dari 4 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah pelajar, mahasiswa, pensiunan (tidak diketahui pensiunan apa) serta tidak diketahui pekerjaannya. Informasi yang diminta berupa :

1. Permohonan izin pengambilan foto di Tangga Istana Merdeka.

2. Risalah (surat edaran) Pembentukan UU. No. 39/2008 tentang Kementerian Negara. 3. Naskah Akademis UU. No.39/2008 tentang kementerian Negara.

4. Nama-nama Menteri dan Struktur Kementerian semenjak awal kemerdekaan hingga saat ini.

5. Keputusan Presiden No. 23/P tahun 2016 tentang Pengangkatan Keanggotaan Ombudsman RI masa Jabatan tahun 2014-2019

6. Keputusan Presiden Pengangkatan Kompolnas (Komisi Kepolinisian Nasional) 7. Keputusan Presiden Pengangkatan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

8. Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2016 tentang pemberian kompensasi kepada Warga Negara Indonesia bekas Warga Provinsi Timor Timur yang berdomisili di luar Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tujuan pengunaan informasi yang diminta sebagai pembuatan buku tahunan, kebutuhan penelitian tesis, untuk diketahui sebagai informasi, dan sebagai bahan kajian dan monitoring pelaksanaan (Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2016). Dari 8 permohonan informasi, 3 permohonan informasi diterima sementara 5 permohonan informasi ditolak dan dengan alasan program Istana Untuk Rakyat sudah ditiadakan, informasi yang diminta tidak dikuasai oleh Kemensetneg, dan informasi yang diminta kurang rinci serta jelas. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani permohonan pada bulan ini adalah rata-rata 2,1 hari kerja.

Pada bulan Mei 2016, hanya terdapat 2 permohonan informasi dari 2 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah wartawan serta tidak diketahui pekerjaannya. Informasi yang diminta adalah :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27/th.2014 tentang pengelolaan barang milik Negara/Daerah.

2. Perpres No. 57 Tahun 2016 tentang Pelabuhan Patimban.

(22)

dibawah penguasaan Kementerian Sekretariat Negara. Waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan permohonan informasi hanya 0,6 hari kerja.

Pada bulan Juni, terdapat 6 permohonan informasi dari 4 pemohon informasi dengan latar belakang pekerjaan penasehat hukum, mahasiswa, karyawan swasta, dan akademisi. Informasi yang diminta adalah :

1. Keputusan Penguasa Perang Pusat No.Kpts/perperpu/0733/1959 tanggal 19 mei 1959 tentang penguasaan penuh tanah oleh Negara untuk pekerjaan penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta.

2. Keppres No. 318 Tahun 1962 tanggal 24 September 1962 tentang Pembentukan Yayasan Gelanggang Olah Raga Bung Karno.

3. Surat pembantu Urusan Sekretariat No. 169/Dir/66 tanggal 26 Juli 1966, perihal penyerahan Berkas Urusan Tanah daerah Tebet, Jakarta.

4. Salinan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) atau buku-buku yang terkait dengan kenegaraan.

5. Salinan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun1974 tentang Perkawinan 6. Permohonan Pengiriman Foto Perwakilan Politeiknik Maritim Negeri Indonesia

(Polimarin) dengan Presiden RI Bapak Joko Widodo tanggal 20 Juni 2016 di Istana Negara pada saat berjabat tangan.

Tujuan permohonan informasi adalah untuk menambah pengetahuan tentang negara, Persyaratan awal untuk pengajuan ijin pernikahan di luar negeri dengan, dan dokumentasi. Dari 6 informasi yang diminta oleh pemohon informasi, seluruhan permohonan dikabulkan oleh PPID Kemensetneg dan waktu yang dibutuhkan untuk mengelola permohoan informasi adalah 2,6 hari kerja.

Pada bulan Juli 2016, hanya 1 pemohon informasi dengan 1 permohonan informasi yang diminta dari PPID Kemensetneg. Adapun latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah mahasiswa dan informasi yang diminta berupa Legalisir Undang-Undang No. 5 tahun 1999 dengan tujuan penggunaan informasi sebagai keperluan bukti sidang. Informasi yang diminta dikabulkan oleh PPID Kemensetneg serta waktu yang dibutuhkan untuk mengabulkan informasi hanya 0,1 hari kerja.

(23)

1. Buku risalah hasil-hasil sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 30 Mei - 1 Juni 1945.

2. Informasi mengenai Pengurusan Izin HPL (Hak Pengelolaan) No. 1/ Pademangan Timur (apa saja syaratnya, biaya, dan memakan waktu berapa lama)

3. Keputusan Penguasa Perang No. Kpts/peperpu/0733/1959,tanggal 19 Mei 1959 tentang penguasaan penuh tanah oleh Negara untuk pekerjaan penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 318 Tahun 1962 tanggal 24 September 1962 tentang tentang Pembentukan Yayasan Gelanggang Olah Raga Bung Karno. 5. Surat Pembantu Urusan Sekretariat Yayasan Gelora Bung Karno No. 169/Dir/66

tanggal 26 Juli 1966.

Tujuan penggunaan informasi yang diminta adalah sebagai bahan pustaka untuk penulisan artikel maupun materi pembelajaran, untuk pengetahuan informasi serta untuk penjelasan terkait permasalahan hukum. Adapun seluruh permohonan informasi dikabulkan oleh PPID Kemensetneg dan waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengelola informasi yang diminta adalah 3 hari kerja.

Pada bulan September 2016, hanya 1 pemohon informasi dengan 1 permohonan informasi yang tidak diketahui latar belakang pekerjaannya. Adapun informasi yang diminta adalah permohonan permintaan buku jurnal dengan tujuan permintaan sebagai koleksi bahan bacaan. Adapun permohonan informasi yang diminta diberikan langsung oleh PPID Kemensetneg pada saat itu juga, bersamaan dengan datangnya permohonan informasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengelola informasi ini adalah 0,1 hari kerja.

Terakhir, pada bulan Oktober 2016 terdapat 2 pemohon informasi dengan 2 permohonan informasi dengan latar belakang pekerjaan mahasiswa dan suatu instansi. Adapun informasi yang diminta adalah :

1. Perpres No. 87 tahun 2016 tentang Satuan Petugas (Satgas) Pemberantasan Pungutan Liar (Pungli)

2. Keputusan Presiden Nomor 83/P tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabiner Kerja Periode Tahun 2014-2019.

(24)

Maka dengan demikian, dapat digambarkan grafik permohonan informasi di Kemensetneg dari Bulan Januari – Oktober 2016 sebagai berikut :

Janu 1. Grafik Jumlah Penerimaan Permohonan Informasi Publik di Kemensetneg Bulan

Januari – Oktober 2016

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Humas dan PPID Kemensetneg dalam menjalankan fungsi kehumasan, Good

Governance serta mengimplementasikan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Dalam penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Humas dan PPID Kemensetneg sudah berusaha menjalankan fungsi kehumasan. Hal ini dapat dilihat dari kehumasan Kemensetneg yang mempublikasikan kegiatan-kegiatan dalam lingkup Kemenseteng melalui website yang bersifat up to date melalui laman resmi Kemensetneg dimana kegiatan tersebut sesuai dengan salah satu peran kehumasan yaitu communicator dimana humas merupakan “jembatan pehubunng” antara masyarakat dengan organisasi yang dijalankannya. Tidak hanya itu, kegiatan-kegiatan dalam lingkup kehumasan diperjelas dengan menggunakan foto sebagai pelengkap.

(25)

dengan masyarakat melalui PPID. Serta Humas Kemensetneg menjadi mediator antara masyarakat dengan Kemensetneg secara internal.

Melayani keinginan publik serta memberikan saran dan masukan dari masyarakat juga terlihat dalam laman resmi Kemensetneg. Saran dan masukan tersebut telihat dalam lama resminya yang menampilkan survey website yang dikeluarkan oleh Kemensetneg seperti apakah laman resmi yang dikeluarkan mempermudah pengunjung untuk mendapatkan informasi, apakah fitur pencarian informasi dapat ditemukan dengan mudah, apakah informasi yang dikeluarkan bersifat up to date dan lain sebagainya.

Humas Kemensetneg juga telah melaksanakan manajemen humas dengan baik dengan melaksanakan pembagian tugas kerja yang jelas (organizing), pelaksanaan tugas yang baik

(actuating) serta mendapat pengawasan dari atas (controlling)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Humas Kemensetneg menciptakan kondisi yang baik kepada masyarakat dengan menciptakan iklim komunikasi dua arah dengan umpan balik

(feedback) sehingga humas Kemensetneg menciptakan citra (image) yang baik kepada masyarakat sehingga reputasi organisasi akan terus menjadi baik serta tingkat kepercayaan publik akan semakin meningkat.

Humas dan PPID Kemensetneg dalam menerapkan Good Governance dan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Penulis menyimpulkan bahwa PPID Kemensetneg telah menjalankan fungsi-fungsi Good Governance seperti konsep transparansi dimana PPID Kemensetneg menciptakan kepercayaan timbal balik dengan masyarakat dengan melayani penyediaan informasi serta mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain itu, PPID Kemensetneg membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin mendapatkan informasi publik dimana banyak dari kalangan masyarakat seperti akademisi, karyawan, LSM, dan lain sebagainya mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi. Hal tersebut dengan sesuai salah satu prinsip Good Goverance yaitu kesetaraan.

(26)

dimaksud meliputi : informasi yang berkaitan dengan Badan Publik, informasi mengenai kegiatan kinerja Badan Publik”

Melihat jumlah informasi yang dimohon oleh Masyarakat dari bulan Januari hingga Oktober 2016, maka dapat disimpulkan bahwa PPID Kemensetneg telah melaksanakan prinsip-prinsip

Good Governance dengan baik seperti dimana PPID menyelesaikan permohonan informasi dengan cepat (profesionalisme, efensiensi dan evektifitas), informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara Kemensetneg dengan masyarakat (transparasi), serta masyarakat mempunyai kesempatan untuk mengajukan informasi (kesetaraan).

Saran

(27)

REFERENSI

A, M. M. (2008). Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Baines, P., Egan, J., & Jefkins, F. (2004). Public Relations. Oxford: Elshevier Butterworth-Heinemann.

Cox, D. M. (1963). How Much Public Relations in Goverment. Public Administrations Review Vol. 21 No. 3, 136-140.

Cutlip, M. S., Center, H. A., & Glenn, M. B. (1978). Effective Public Relations. New Jersey: Prentice Hall.

Jefkins, F. (1998). Public Relations . Jakarta: Penerbit Erlangga .

Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. (2016, Oktober 31).

Kemenkominfo. Retrieved from PPID Kemenkominfo: https://ppid.kominfo.go.id/badan-publik/

Kementerian Sekretariat Negara. (2016, November). Retrieved from Sekretariat Negara Republik Indonesia: www.setneg.go.id

Komite Nasiona Kebijakan Good Governance. (2016, November 10). Retrieved from Asas Good Corporate Governance: http://knkg-indonesia.com/home/?

trk=profile_certification_title

Latimore, D., Baskin, O., Heiman, T. S., & Toth, L. E. (2010). Public Relations : Profesi dan Praktik. Jakarta: Mc Graw Hills dan Salemba Humanika.

Nova, F. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

PPID Kementerian Sekreariat Negara Republik Indonesia. (2016, November 2016). Data Pelayanan Informasi Publik Bulan Januari - Oktober 2016. Jakarta, Indonesia.

Roslan, R. (2005). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sastro, A. S., Yasin, M., Gunawan, R., Julitasari, R., & Bawor, T. (2010). Mengenal Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum

Masyarakat .

Stone, N. (1991). How to Manage Public Relations : practical guidelines for effective PR management. Berkshire: McGraw-Hill United Kingdom.

Theaker, A. (2016). The Public Relations Handbook. London and New York: Routledge.

(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus

Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara.. Tiga D im ensi Hukum Adm inistrasi dan

Pengertian promosi menurut Indriyo, (2008) Saat ini persaingan kegiatan usaha semakin ketat dan komplek, ini membuat perusahaan di tuntut untuk dapat memasarkan

Dalam sabda tama itu, Sultan meminta para kerabat keraton tidak lagi berkomentar tentang kemungkinan pergantian raja di Keraton Yogyakarta.. Hadir dalam acara itu para kerabat

[r]

Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya, Megawati bukanlah aktor utama dalam kasus YY, akan tetapi maraknya pemberitaan mengenai kasus tersebut di berbagai media sosial

Menyadari pentingnya penggunaan teknologi infomasi pada perusahaan serta untuk dapat mengimbangi dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dalam mencapai tingkat

Sehubungan telah dilaksanakan tahapan evaluasi penawaran dan evaluasi kualifikasi, maka dengan ini kami mengundang Saudara Direktur/Wakil Direktur/Pimpinan Perusahaan/Pimpinan