• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Daya Terima dan Kandungan Gizi Rempeyek Kacang Hijau yang Dimodifikasi Dengan Tepung Belalang Kayu (Melanoplus Cinereus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Daya Terima dan Kandungan Gizi Rempeyek Kacang Hijau yang Dimodifikasi Dengan Tepung Belalang Kayu (Melanoplus Cinereus)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAK

Belalang kayu (Melanoplus cinereus) selama ini hanya dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat dengan digoreng dan disajikan dengan nasi hangat padahal kandungan proteinnya sangat tinggi. Tepung belalang kayu dapat dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan rempeyek untuk menambah kandungan gizi didalamnya. Rempeyek merupakan salah satu camilan yang sangat disukai masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan kandungan gizi rempeyek kacang hijau yang dimodifikasi dengan tepung belalang kayu.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap dengan tiga faktor dan tiga perlakuan yaitu tepung beras, tepung belalang dan tepung tapioka A1 (60%:20%:20%), A2 (60%:25%:15%), A3 (60%:30%:10%). Uji daya terima dilakukan terhadap 30 mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan analisis zat gizi dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.

Hasil uji organoleptik terhadap warna, aroma, dan rasa yang paling disukai adalah rempeyek dengan campuran tepung belalang kayu 20% dan tepung tapioka 20%. Sedangkan hasil uji organoleptik terhadap tekstur yang paling disukai adalah rempeyek dengan campuran tepung belalang kayu 30% dan tepung tapioka 10%. Berdasarkan analisis sidik ragam, rempeyek kacang hijau yang dimodifikasi tepung belalang dengan berbagai tingkat perbandingan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna, aroma dan rasa. Sedangkan untuk karakteristik tekstur tidak memberi pengaruh yang berbeda nyata pada rempeyek yang dihasilkan.

Hasil analisis kandungan gizi ketiga perlakuan mengandung protein sebesar 14,40%, 17,20%, 19,00%, lemak sebesar 29,80%, 28,20%, 27,90%, kadar abu sebesar 4,51%, 3,91%, 4,27%, kadar air sebesar 6,23%, 5,40%, 4,93%, karbohidrat sebesar 41,10%, 41,70%, 40,40% dan kalsium sebesar 216 mg, 240 mg, 205 mg.

Disarankan agar rempeyek kacang hijau dengan modifikasi tepung belalang ini dapat dijadikan makanan camilan pada anak ataupun keluarga karena biaya pembuatan tergolong murah dan dapat menyumbang protein yang cukup besar dari kebutuhan perhari untuk mencegah terjadinya kekurangan protein.

.

Kata Kunci : Tepung Belalang Kayu, Rempeyek, Daya Terima, Kandungan Gizi

(2)

iv ABSTRACT

Wood locust (Melanoplus cinereus) have only utilized a small portion of society with fried and served with warm rice when the protein content is very high. Wood locust flour can be used as ingredient in making peanut brittle to increase the nutrient content in it. Peanut brittle is a snack highly appreciated by the public. This research purpose to determine the acceptability test and nutrient composition of peanut brittle green beans modified with the wood lacust flour.

The type of research was an experiment conducted by completely randomized design using three factors and with three treatments, the treatmens are the addition of rice flour, locust flour and tapioca flour with treatments A1 (60%: 20%: 20%), A2 (60%: 25%: 15%), A3 ( 60%: 30%: 10%). The acceptability carried out on 30 panelists from Public Health Faculty, nutrient analysis was tested in Laboratory of Industrial Research and Standarization Agency Medan.

The results organoleptic test based on color, aroma and taste the most preferred is a peanut brittle with a mixture of locust wood flour 20% and tapioca flour20%. While the results of organoleptic test against the most preferred texture is peanut brittle with a mixture of locust wood flour 30% and tapioca flour 10%. Based on the analysis of variance, peanut brittle green beans locust flour modified with various levels of comparison gives a significantly different effect on the color, aroma and flavor. As for the texture characteristics do not give a significantly different effect on the resulting peanut brittle.

The result of nutrional content analysis showed that three treatments has content of protein by 14.40%, 17.20%, 19.00%, fat by 29.80%, 28.20%, 27.90%, ash content of 4.51%, 3.91%, 4.27%, water content of 6.23%, 5.40%, 4, 93%, carbohydrates by 41.10%, 41.70%, 40.40% and calcium 216 mg, 240 mg, 205 mg.

It is recommended that peanut brittle green beans with modified wood locust flour can be used as a snack food on children or families because the cost of making is classified as cheap and can contribute to the protein that is large enough from the needs of daily to prevent protein deficiency.

Keywords: Wood Locust Flour, Brittle, Acceptability, Nutrient Composition

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

siswa dengan tingkat daya serap tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan tingkat daya serap sedang dan rendah (3) tidak terdapat

Kepentingan Non Pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan

bahwa dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1986 Pemerintah Kabupaten Murung Raya melaksanakan usaha Penyertaan Modal Daerah pada Pihak

[r]

Pembangunan telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

[r]