BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dalam era otonomi daerah pemerintah pusat memberikan wewenang serta
tanggung jawab kepada pemerintah daerah untuk mengurusi keperluaan daerah
itu sendiri dalam melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional
adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara yang sekaligus merupakan proses pembangunan keseluruhan sistem
penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Salah satu aspek
pembangunan nasional adalah aspek ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat yang juga merupakan salah satu tujuan
dari pembangunan nasional. Kesejahteraan hidup masyarakat dapat diukur dari
kehidupan perekonomian masyarakat.
melambungkan harga barang- barang kebutuhan rumah tangga pada masa itu (1998). Jutaan UMKM Indonesia bahkan kini mampu menyumbang hingga 56% Produk Domestik Bruto (PDB). Dari data yang dihimpun BPS dari tahun 1998- 2012 grafik pertumbuhan UMKM selalu menanjak dari tahun ke tahun, saat ini saja UMKM Indonesia berjumlah 56,5 juta unit. . Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang membidangi kegiatan UMKM di Indonesia. UMKM hadir sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit dari masa- masa krisis ekonomi. Selain itu, UMKM tumbuh dengan berlandaskan ekonomi domestik, sementara itu pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia pun sebagian besar didorong oleh ekonomi domestik. Disinilah dapat dilihat betapa kuatnya pengaruh UMKM di Indonesia, yang jumlahnya sekarang masih terus bertambah. UMKM jelas memegang peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Maka diberlakukannlah ekonomi kerakyatan sebagai paradigma baru
pembangunan ekonomi sekarang ini dimana masyarakat diberi kesempatan untuk
berusaha serta membuka peluang pekerjaan bagi yang lainnya, sehingga dapat
memperbaiki atau menunjang perekonomian rakyat. Ekonomi kerakyatan disini
yang dimaksud adalah unit kecil menengah (UKM). Berdasarkan Kementrian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dikeluarkanlah Undang-Undang No
20 Tahun 2008 tentang UMKM .Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.. Usaha Kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.. Usaha
Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan UsahaKecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini. Manfaat UKM untuk Menambah daya tampung tenaga kerja
sehingga dapat mengurangi penganguran dan memberi contoh bagaimana harus
bekerja keras, tekun dan punya kepribadian unggul yang pantas diteladani. Namun
pada penerapannya terdapat dua permasalahan dalam pengembangan UMKM
menurut kusmulyono dalam putri 2013: 2 yaitu faktor internal terdiri dari
keterbatasan sumber aya manusia, manjemen yang belum efektif sehingga belum
efisien, dan keterbatsan modal. Faktor ekternal termasuk didalamnya kemampuan
monitoring yang belum efektif, pengalaman yang lemah, setra infrastruktur yang
kurang mendukung. Dengan demikian pemerintah mengeluarkan kebijakan
terhadap perusahaan-perusahan besar untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan ( corporate social responsibility).
Sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ( corporate social
responsibility ) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan sesuai dengan isi Undang-Undang tersebut.. Dengan adanya
undang-undang ini, maka perusahaan-industri atau korporasi-korporasi wajib untuk
berkelanjutan adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan
kepada masyarakat di sekitarnya (program corporate social responsibility).
Corporate social responsibility / CSR merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara
keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan
pemeliharaan lingkungan hidup. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa telah
terjadinya perubahan paradigma perusahaan yang tidak lagi hanya
mengedepankan orientasi memperoleh laba saja, namun juga keberadaan
perusahaan mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat
sekitarnya (ambadar dalam ira 2011: 2) memperhatikan aspek sosial dan
lingkungan selain dari aspek keuangannya. Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.
Hal tersebut didukung oleh kementrian BUMN yang berperan untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan pembangunan
perekonomian melaui kegiatan UKM dengan mengeluarkan kebijakan terbaru
melalui PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
yang dilakukan BUMN untuk membantu pengembangan UKM serta
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Terdapat dua bentuk csr yang
dilakukan oleh BUMN yaitu berupa program kemitraan dan program bina
lingkungan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah salah satu produk
Adapun latar belakang pelaksanaan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
(PKBL) itu ialah, untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi
kerakyatan serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan
lapangan kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat. Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah bentuk tanggung jawab Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat. Program Kemitraan BUMN
dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, yaitu program
untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan,
yang selanjutnya disebut Program BL, yaitu program untuk membentuk calon
Mitra Binaan baru dan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN
melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Menurut bastian dalam putri
(2013: 3) program kemitraan berupaya agar masyarakat bisa diberdayakan dan
bisa mengakses sumber-sumber ekonomi terutama adlah permodalan. Oleh karena
itu program kemitraan berupaya begaimana rakyat miskin dan pengusaha umm ini
bisa mengakses kepada sumber-sumber pembiayaan. Namun kenyatannya dalam
penyaluran kredit tersebut juga terdapat permsalahan yang dihadapi.
Permasalahan pertama yaitu sasaran penerima kresit yang tidak tepat, dana kredit
sering jatuh ke tangan yang seharusnya tidak berhak menerima pinjaman kredit
tersebut. Permsalahan kedua dalam penyaluran kredit ke UMKM yaitu
menyangkut penggunaannya. Data dari bank Indonesia menunjukkan bahwa dari
jumlah kredit yang diterima UMKM, lebih banyak digunakan untuk kegitan
nonproduktif ( yaitu artinya tidak menghasilkan finansial dari pinjaman), namun
peran pengawasan dari lembaga penyalur kredit tersebut sangat diharapkan agar
tujuan utama dari pemberian kredit tersebut dapat terwujud ( tulus 2009: 240).
Maka Dibutuhkan implementasi CSR yang lebih bersifat produktif
sehingga manfaat dari csr dapat berkesinambungan. Menurut tangkilisan ( 2003:9)
implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
mengorganisir, menginterprestasikan dan menerapkan kebijakan yang telah
diseleksi.jadi tahapan implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan
dengan apa yang terjadi setelah suatu perundang-undangan ditetapkan dengan
memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jeals
dan dapat diukur. Dengan demikian tugas implementasi kebijakan sebagai suatu
penghubung yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan mencapai hasil melalui
aktivitas atau kegiatan dari program pemerintah .
Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah Indonesia mengeluarkan
kebijakan melalui kementrian BUMN. BUMN menurut Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan
koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang
berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan
rakyat. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN
seorang Menteri BUMN . BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan,
perusahaan umum, dan perusahaan jawatan. BUMN menyatakan maksud dan
tujuan pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan melainkan turut aktif
memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi dan masyarakat. Salah satu badan usaha milik negara yang dimiliki oleh
negara kesatuan republik Indonesia adalah PT.Perkebunan Nusantara IV
(PERSERO) atau disingkat PTPN IV (PERESERO). Namun seiring berjalannya
waktu status BUMN pada PTPN IV berubah menjadi anak perusahaan BUMN
dikarenakan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014telah
dilakukan Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam
Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III.
Untuk itu telah ditandatangani Perjanjian Pengalihan Hak Atas 90% Saham
Negara RI di PTPN IV kepada PTPN III.Atas pengalihan saham tersebut, maka
terjadi perubahan struktur pemegang saham (Modal Disetor tidak berubah) PTPN
IV yaitu dari semula 100 % oleh Negara menjadi PTPN III sebanyak 90% dan
Negara RI sebanyak 10%. Dengan perubahan modal tersebut maka terhitung sejak
tanggal 23 Oktober 2014 PT Perkebunan Nusantara IV statusnya bukan lagi
perusahaan BUMN tetapi merupakan anak perusahaan BUMN ataupun
merupakan anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Akan
tetapi perubahan status yang dialami tidak mengubah tugas pokok dan fungsi
serta kinerja PTPN IV itu sendiri dalam mengembangkan usahanya, hanya
perubahan pemegang saham
PTPN IV adalah perseroan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri.
teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan
tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai
industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.
PTPN IV memiliki 30 Unit Usaha yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan 1
Unit Usaha yang mengelola budidaya Teh dan 1 Unit Kebun Plasma Kelapa
Sawit, serta 1 Unit Usaha Perbengkelan (PMT Dolok Ilir) yang menyebar di 9
Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing
Natal. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan adalah PTPN IV Medan dimana dalam hal ini PTPN IV Medan
bertujuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan harmonis
dengan masyarakat sekitarnya di mana pun beroperasi dan bekerja bahu-
membahu dengan pemerintah untuk memberikan manfaat terbesar kepada
masyarakat. PTPN IV Medan berkomitmen untuk menjadi perusahaan
bertanggung jawab atas kewajiban sosial dan lingkungan dengan terus
menyesuaikan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan lingkungan. Semua
aktivitas PTPN IV Medan harus dilakukan secara ekonomis, sosial dan
lingkungan secara bertanggung jawab.
Ketika dikeluarkanya suatu kebijakan pemerintah maka dapat dilihat
bahwa kebijakan tersebut telah mealuli tiga tahapan sebelumnya yaitu tahap
penyusunan agenda, tahap formulasi kebijakan, tahap adopsi kebijakan maka
tahapan selanjutnya adalah implementasi dari kebijakan tersebut Karena suatu
program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut
telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan,
yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah
di tingkat bawah. Dengan variabel-variabel mengukur implementasi kebijakan
yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi, struktur birokrasi,
dan disposisi/sikap. Dan variabel mengukur implementasi program kemitraan
dalam pengembangan uasaha kecil diukur melalui dua indikator yaitu permodalan
dan kemitraan usaha yang bersifat memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap
pelaku usaha kecil.
PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan agen pemerintah yang
melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan , hal tersebut sesuai
dengan PER-09/MBU/07/2015 dengan meniyisihkan dana maksimum 4% dari
laba berjalan perusahaan pada tahun sebelumnya yang menjadi sumber dana
PKBL. akumulasi penyaluran sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar Rp.
129.753.530.024.024,- . Sampai dengan tahun 2015 jumlah mitra binaan PTPN IV
Medan adalah sebesar 7.202. Sedangkan Program Bina Lingkungan Akumulasi
penyaluran dana bina lingkungan sampai dengan 2015 sebesar RP.
103.658.694.835. Sedangkan bantuan dana Bina Lingkungan PTPN IV selama
tahun 2015 sebesar Rp. 5.053.972.287.
Berdasarkan peneltian yang dilakukan ada kendala yang dihadapi dalam
pengimplementasian yang juga menunjukkan bahwa tidak tepenuhinya semua
variabel yang penulis tetapkan baik kendala internal perusahaan maupun eksternal
sehingga menghambat kelencaran Berlangsungngnya Program Kemitraan Dan
Bina Lingkungan yang dilakukan oleh PTPN IV (PERSERO) Berdasarkan uraian
melihat dan mengetahui lebih lanjut bagaimanakah “Implementasi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan PT.Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Dalam Pengembangan Usaha Kecil”.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan juga berdasakan keterangan diatas maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah Implementasi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
oleh PT.Perkebunan Nusantara IV ?
2. Baimanakah upaya PTPN IV melaksanakan program kemitraan dalam
proses mengembangkan Usaha Kecil sehingga mewujudkan usaha kecil
yang tangguh dan mandiri?
I.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan PT.Perkebunan Nusantara
IV dalam pengembangan usaha kecil.
I.4 Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah
dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
perusahaan dalam melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan