1.1.Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan akan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap anggota masyarakat dan harus selalu diupayakan peningkatan secara terus-menerus. Oleh karena itulah selalu dilakukan berbagai upaya dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan.1
Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 garm/hari) dan konsistensi feses cair. Penyakit diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat terutama bayi dan balita. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. 2,3
Salah satu langkah dalam pencapaian target Millenium Development Goals
(MDG’s) adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990
sampai pada tahun 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. 4
Berdasarkan data WHO tahun 2010, pada Weekly Morbidity and Mortality Report (WMMR) IDP husting and crisis affected districts, Kyberpakhtunkhwa,
Pakistan, dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 (29 Mei-4 Juni 2010) dari semua
jumlah kunjungan pasien 12% diantaranya adalah kasus penyakit diare dan dari semua jumlah kunjungan pasien 23% diantaranya adalah balita, dimana yang menderita penyakit diare adalah 9% dari semua jumlah kunjungan pasien balita.5
angka ini mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh adanya perbaikan penatalaksanaan diare.6
Dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 didapatkan 13,7% balita mengalami diare dalam waktu dua minggu sebelum survei, 3% lebih tinggi dari temuan SDKI 2002-2003 (11 %). Prevalensi diare tertinggi adalah pada anak umur 12-23 bulan (20,7%), diikuti umur 6-11 bulan (17,6%) dan umur 23-45 bulan(15,3%).7
Berdasarkan Survei Morbiditas Diare kejadian diare mempunyai trend yang semakin naik pada periode tahun 1996-2006. Sedangkan dari tahun 2006 sampai tahun 2010 terjadi sedikit penurunan angka kesakitan, yaitu dari 423 menjadi 411 per 1.000 penduduk. Untuk angka kesakitan diare balita tahun 2000-2010 tidak menunjukkan pola kenaikan maupun pola penurunan (berfluktuasi). Pada tahun 2000 angka kesakitan balita 1.278 per 1.000 turun menjadi 1.100 per 1.000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 menjadi 1.330 per 1.000 kemudian turun pada tahun 2010 menjadi 1.310 per 1.000. Sekalipun tidak ada peningkatan yang sifnifikan bahkan di beberapa tahun ada penurunan, namun kejadian diare di Indonesia masih tetap dikatakan tinggi sehingga masih perlu mendapat perhatian khusus. 8
semua kejadian diare 50,49% diantaranya terjadi pada anak balita Sementara tahun 2007 dari semua kejadian diare 49,90% diantaranya terjadi pada anak balita. 10
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Samosir Pada tahun 2008 ditemukan kasus diare sebanyak 4.223 kasus, dimana sebanyak 1.668 penderita diare pada anak balita dan telah mendapat penanganan. Angka kesakitan diare di Kabupaten Samosir sebesar 32,10%. Sementara jika dilihat dari pola gambaran 10 penyakit terbesar diare berada pada peringkat kelima. 11
1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir tahun 2013.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
b. Mengetahui karakteristik anak usia 0-59 bulan meliputi umur, jenis kelamin, ASI eksklusif, status imunisasi, dan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
c. Mengetahui karakteristik ibu anak usia 0-59 bulan meliputi pendidikan dan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
d. Mengetahui karakteristik lingkungan tempat tinggal anak usia 0-59 bulanmeliputi pengelolaan sampah, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Penyediaan Air Bersih (PAB), ketersediaan jamban, dan higiene peorangan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
e. Mengetahui proporsi kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir tahun 2013.
f. Mengetahui hubungan umur anak usia 0-59 bulan dengan kejadian diare pada anak usia 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
g. Mengetahui hubungan jenis kelamin anak usia 0-59 bulan dengan kejadian diare pada anak usia 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
i. Mengetahui hubungan status imunisasi dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
j. Mengetahui hubungan status gizi dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
k. Mengetahui hubungan pendidikan ibu dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
l. Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
m. Mengetahui hubungan pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata tahun 2013.
n. Mengetahui hubungan SPAL dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013. o. Mengetahui hubungan PAB dengankejadian diare pada anak usia 0-59 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013. p. Mengetahui hubungan ketersediaan jamban dengankejadian diare pada anak
q. Mengetahui hubungan higiene perorangan dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo tahun 2013.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dalam rangka pencegahan diare pada anak usia 0-59 bulan.
2. Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan dan sebagai kesempatan bagi penulis untuk menyampaikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di FKM USU kepada masyarakat.