• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Kesenjangan Pendapatan Dengan Pertumbuhan Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tingkat Kesenjangan Pendapatan Dengan Pertumbuhan Ekonomi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap negara baik negara maju maupun negara berkembang, umumnya sangat

memperhatikan masalah distribusi pendapatan yang terjadi dalam negaranya. Beberapa

ekonom menyatakan perbedaan pendapatan yang menimbulkan kesenjangan pendapatan

tersebut karena adanya perbedaan kepemilikan sumber daya dan faktor produksi terutama

kepemilikan barang modal (capital stock). Pihak yang memiliki barang modal lebih banyak

akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak pula dibandingkan dengan pihak yang

memiliki sedikit barang modal. Kesenjangan pendapatan karena perbedaan kepemilikan awal

faktor produksi tersebut menurut teori Neoklasik akan dapat dihilangkan atau dikurangi

melalui suatu proses penyesuaian otomatis. Dengan proses tersebut hasil pembangunan akan

menetes (trickle down) dan menyebar sehingga menimbulkan keseimbangan baru (Susanti et

al, 1995:91). Dengan pembangunan yang dikerjakan akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dalam suatu negara.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu

pembangunan. Sehingga pemerintah dengan segala upaya akan meningkatkan pencapaian

peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Menurut Sirojuzilam (2008:18),

pertumbuhan ekonomi suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang

dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju

pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan

hasil pertumbuhan dapat juga dinikmati masyarakat sampai di lapisan paling bawah, baik

(2)

ekonomi yang tinggi dapat mengurangi kesenjangan pendapatan. Terjadinya perlambatan

pertumbuhan ekonomi akan beresiko sulit dalam menurunkan ketimpangan kesejahteraan

yang kini semakin memburuk yaitu pada rasio gini 0,41. Kesenjangan yang terjadi antara

Jawa dan Sumatera dan pulau-pulau lainnya, antar kota dan desa, antar sektor pertanian dan

nonpertanian (KOMPAS 19 Mei 2014).

Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana mengupayakan

terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil dari pembangunan dengan

lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal dan tidak produktif akan

menjadi produktif yang akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi ini dikenal

dengan dengan istilah “Redistribution With Growth”. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi

bukan berarti telah tejadi pembangunan. Kriteria pendapatan perkapita sebagai dasar

pengukuran pembangunan mulai diragukan. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan

peningkatan produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat. Sebaliknya

pembangunan bukan saja memerlukan peningkatan produksi barang-barang dan jasa-jasa

tetapi juga harus menjamin pembagiannya secara lebih merata kepada segenap lapisan

masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi sendiri adalah peningkatan produksi atau pendapatan per kapita dari

suatu negara yang biasanya diukur dengan GNP (total output barang dan jasa). (Yustika

91:2002). Namun dalam pencapain pertumbuhan ekonomi tersebut yang merupakan indikator

keberhasilan pembangunan tidak serta-merta mendorong perubahan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Masalah ekonomi semakin tidak membaik ditandai banyaknya

jumlah pengangguran, jumlah penduduk miskin serta ketimpangan pendapatan yang semakin

tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan ketimpangan pendapatan masyarakat

merupakan salah satu masalah yang didapati. Dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi

(3)

ini dikenal dengan istilah trickle down effect, dimana setiap tetesan hasil pertumbuhan

ekonomi dari pembangunan itu akan dirasakan masyarakat lainnya juga. Laba usaha yang

dihasilkan pemilik modal ekonomi akan menetes kepada pemilik faktor produksi. Dimana

pemilik faktor produksi seperti tenaga kerja, pemilik tanah dan lainnya akan memperoleh

bagian dari hasil suatu pembangunan.

Namun yang didapati adalah terjadinya kesenjangan pendapatan antar masyarakat

dengan menggunakan pijakan pembagian keuntungan faktor produksi yang tidak adil.

Dimana pemilik faktor produksi seperti halnya tenaga kerja dan tanah hanya menikmati

bagian kecil yang tidak sebanding dengan kontribusi mereka terhadap proses produksi

(Yustika 91:2002). Dalam hal ini juga diharapkan tidak hanya sebatas pencapaian tingkat

pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pengurangan kemiskinan dan tingkat kesenjangan

pendapatan yang terjadi dalam masyarakat.

Kecenderungan pendistribusian pendapatan yang tidak merata sebelumnya sudah

dibahas oleh Karl Max dan Engels 1848 mengemukakan bahwa pekerja modern bukannya

ikut makmur bersama kemajuan industri, tetapi semakin menambah kemerosotan yang

mengakibatkan adanya pertentangan antara kaum bourjuis denga kaum buruh (Deliarnov,

2007).

Tabel 1.1

Pertumbuhan PDRB Menurut Komponen Pengunaan ADH Konstan 2000 Tahun 2008-2012

Termasuk Minyak dan Gas Bumi

(4)

3 Konsumsi

Sumber, BPS Sumatera Utara * angka sementara

** angka sangat sementara

Seperti halnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi

yang memiliki pertumbuhan PDRB yang lebih tinggi jika dibandingkan provinsi-provinsi lain

di Pulau Sumatera. Hal ini dapat dilihat dari data pertumbuhan PDRB Sumatera Utara yang

terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari laju tingkat PDRB tahun tersebut adalah bervariasi

dan ada mengalami peningkatan, dimana secara umu setiap tahunnya mengalami peningkatan

yang baik dari tahun ke tahun. Dari tahun 2009-20010 mengalami peningkatan sebesar 1,35,

dari tahun 2008-2002009 mengalami penurunan sebesar 1,32,dari tahun 2010-2011

mengalami peningkatan sebesar 0,21. Dari data di atas serta dari peningkatan PDRB Provinsi

Sumatera Utara adalah bervariasa dari tahun ke tahun dan secara umum mengalami

peningkatan.

Namun dengan demikian tidak serta mendorong pendapatan maupun kesejahteraan

masyarakat yang semakin baik. Dalam hal ini didapati kesenjangan pendapatan yang cukup

tinggi, dimana penduduk yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini

menjelaskan bahwa tingginya kesenjangan pendapatan tiap-tiap kota/kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara. Dengan kata lain apa yang diharapkan dalam efek cucuran ke bawah (Trickle

Down Effect) dari pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak dirasakan secara merata di

beberapa wilayah kota/kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Ketidakmerataan pendapatan

yang terjadi mengakibatkan kesenjangan pendapatan yang terjadi antar kota/kabupaten di

(5)

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka judul yang diambil dalam penelitian

ini adalah “HUBUNGAN TINGKAT KESENJANGAN PENDAPATAN DENGAN

PERTUMBUHAN EKONOMI (STUDI LINTAS PROVINSI SUMATERA UTARA).” 1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara hubungan tingkat kesenjangan pendapatan dengan

pertumbuhan ekonomi?

2. Bagaimana tingkat kesenjangan pendapatan antar kota/kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara?

3. Seberapa besar ketimpangan yang terjadi antar kota/kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara?

1.3Tujuan penelitian

Seperti yang telah dikatakan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis pengaruh serta hubungan tingkat kesenjangan pendapatan dengan

pertumbuhan ekonomi.

2. Menganalisis perkembangan tingkat kesenjangan pendapatan antar kota/kabupaten di

Sumatera Utara.

3. Untuk menganalisis perbandingan ketimpangan antar kota/kabupaten di Sumatera

(6)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun mamfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut adalah :

1. Memberikan pemahaman dan informasi yang lebih dalam mengenai hubungan

kesenjangan pendapatan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.

2. Memberikan gambaran dan kondisi tentang kesenjangan pendapatan yang terjadi di

Provinsi Sumatera Utara. Sehingga menjadi pertimbangan serta rujukan bagi

pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan dalam upaya peningkatan

kesejahteraan yang merata dalam masyarakat.

3. Bagi penulis bermamfaat sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan

disiplin ilmu yang dipelajari.

4. Sebagai referensi dan gambaran untuk pengembangan penelitian-penelitian

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Tema-tema yang berhubungan dengan ide feminisme yang disajikan dalam karya p erem p uan A frika bany ak y ang membicarakan persoalan perempuan dalam interaksi mereka

Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak terkait dan observasi penulis, dapat disimpulkan bahwa iklan Djarum 76 versi “Jin” ini telah melanggar Etika Pariwara

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan pada perusahaan adalah jumlah kecelakaan kerja yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun

Eti Florida B.: Tinjauan Juridis Terhadap Perusahaan Yang Akan Go Public Di Pasar Modal Indonesia, 2003... Eti Florida B.: Tinjauan Juridis Terhadap Perusahaan Yang Akan Go Public

Berdasarkan peningkatan hasil belajar menghafal juz 30 materi surat al Naba’ pada siswa kelas VI B melalui metode pembelajaran Drill SD Islam Sulatan Agung

Dosen FIK IJNY Dosen FIK LrNy Dosen FT tNY Dosen FIK LNy I)osen FIK UNy I)osen FIK LINY Doserr ttlK LJNY Karyawan BAAK UNy Karyawan FMIPA LINY KaryawanKeu. 36 A Kentingan

Keperluan : Mengikuti Liga Bulutangkis antar PTN-PTS

Alasan belum disediakannya menurut 11 orang guru BK diantaranya: (1) beberapa rekan kerja guru bidang studi di sekolahnya menilai materi terkait pelecehan seksual dianggap