• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemanfaatan Program Kelurga Harapan ( PKH ) Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pemanfaatan Program Kelurga Harapan ( PKH ) Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Di Kota Binjai"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kemiskinan

Sebelum berbicara lebih lanjut tentang masalah tingkat kemiskinan maka

akan lebih baik bila terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya yang dimaksud

dengan kemiskinan. Menurut Suparlan (1984) kemiskinan merupakan sebagai

suatu standartingkat hidup yang rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi

pada sejumlahatau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang

umum berlakudalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang

rendah ini secaralangsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan

kesehatan kehidupanmoral, dan rasa harga diri dari mereka yang terolong sebagai

orang miskin.

Sebagaisuatu proses, kemiskinanmencerminkan kegagalan suatu sistem

masyarakat dalam mengalokasikan sember daya dan dana secara adil kepada

anggota masyarakat. Dengan demikian kemiskinan dapat dipandang pula sebagai

salah satu akibat dari kegagalan kelembagaan pasar (bebas) dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara adil kepada seluruh anggota

masyarakat. Paham ini mengemukakan konsep tentang kemiskinan relatif

(struktural).

Nurwidiastuti (2001:79) mengatakan bahwa miskin adalah “seseorang atau

sekelompok orang yang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi

(2)

Menurut Suparlan (1984)kemiskinan merupakan sebagai suatu

standartingkat hidup yang rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada

sejumlahatau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang

umum berlakudalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan

yangrendah ini secaralangsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan

kesehatan kehidupanmoral, dan rasa harga diri dari mereka yang terolong sebagai

orang miskin.

Kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama

adalah kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh adanya

faktor-faktor adat atau budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang

atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap melekat dengan

kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau sedikitnya bisa

dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang menghalanginya untuk

melakukan perubahan ke arah tingkatkehidupan yanglebih baik. Kedua adalah

kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat

ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem

atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi tawar

yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan

membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan

perkataan lain ”seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena

mereka miskin”.

Kemiskinan secara konseptual dibedakan menurut kemiskinan relatif dan

(3)

Standar penilaian kemiskinan relatif merupakan standar kehidupan yang

ditentukan dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat setempat dan bersifat

lokal serta mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan

sebagai miskin secara relatif. Sedangkan standar penilaian kemiskinan secara

absolut merupakan standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhaan dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non

makanan. Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar ini

disebut sebagai garis kemiskinan.

Ukuran kemiskinan terbagi atas dua yaitu ukuran kemiskinan relatif dan

ukuran kemiskinan absolut.

2.1.1. Ukuran Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan

pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat

sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan.

Ukurankemiskinanrelatif menggambarkan tingkat kesejahteraan ekonomi

seseorang (kelompok orang) yang relatif jauh di bawah kondisi ekonomi anggota

masyarakat (kelompok) yang lain di dalam suatu lingkungan tertentu. Jadi di sini

dilihat tingkat kesejahteraan ekonomi anggota masyarakat yang satu dibandingkan

dengan yang lain. Kelompok miskin dalam pengertian ini dijumpai dalam setiap

lingkungan masyarakat betapapun tingkat kemajuan ekonomi yang telah dicapai

oleh masyarakat yang bersangkutan. Di dalam masyarakat tanpa melihat tingkat

kemajuan ekonominya selali ada kelompok yang jauh kurang beruntung dari yang

(4)

dalam suatu masyarakat yang tergolong maju kehidupan ekonominya relatif tidak

setinggi indeks disparitas yang dijumpai di lingkungan masyarakat yang masih

tertinggal kemajuan ekonominya.

Dalam hal mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin,

maka garis kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan

terhadap tingkat pembangunan negara secara keseluruhan. Garis kemiskinan

relatif tidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara

dan waktu karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

2.1.2. Ukuran Kemiskinan Absolut

Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk

mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,

perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.

Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk

uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah

garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan

digolongkan sebagai penduduk miskin.

Kemiskinan absolut memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan

ekonomi yang tidak memadai dibandingkan dengan kebutuhan minimum untuk

hidup sebagai makhluk individu dan sebagai anggota masyarakat. Sebagai

makhluk setiap anggota masyarakat mempunyai kebutuhan yang secara minimal

diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti pakaian, pangan, papan, dan

lain-lain. Di samping itu sebagai anggota masyarakat seseorang juga memiliki

(5)

hidup. Kebutuhan sosial ini sangat tergantung kepada lingkungan dan tingkat

kemajuan masyarakat. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan absolut yang dialami

oleh suatu masyarakat tergantung kepada tingkat penyimpangan ke bawah dari

patokan yang dipakai untuk mengukur tingkat kemiskinan dalam masyarakat

tersebut. Patokan yang dipakai dalam menentukan siapa diantara anggota

masyarakat yang tergolong miskin sering di sebut garis kemiskinan. Mereka yang

berada dibawah garis kemiskinan tersebut dikelompokkan sebagai golongan

miskin.

2.1.3.Ciri-Ciri Kemiskinan

Suharto (2009)menyebutkan ada sembilan ciri-ciri kemiskinan, yaitu:

a. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar;

b. Tidak ada akses terhadap kebutuhan dasar;

c. Tidak ada jaminan masa depan;

d. Rentan terhadap kegoncangan, baik individual maupun massa;

e. Rendahnya SDM;

f. Tidak terlibat dalam kegiatan sosial masyarakat;

g. Tidak akses terhadap lapangan kerja dan mata pencarian yang

berkesinambungan;

h. Tidak mampu berusaha karena kecacatan, fisik maupun mental;

i. Ketidakmampuan dan ketidakberfungsian sosial.

MenurutHartomo dan Aziz (1997)mereka yang hidup dibawah

gariskemiskinan memiliki beberapaciri, yaitu:

(6)

cukup, modal maupun keterampilan.Faktor produksi yang dimiliki

sendirisedikit sekali sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi

sangatterbatas.

2. Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi

dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah

garapan maupun modal usaha, sedangkan syarat tidak terpenuhi

untukmemperoleh kredit perbankan seperti adanya jaminan kredit dan

lain-lain, sehingga mereka yang perlu kredit terpaksa berpaling kepada “lintah

darat” yang biasanya meminta syarat yang berat dan memungut biaya yang

tinggi.

3. Tingkat pendidikan mereka yang rendah, tidak sampai tamat sekolah

dasar.Waktu mereka habis tersisa untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa

lagiuntuk belajar.Anak-anak mereka tidak dapat menyelesaikan sekolah,

karenaharus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau

menjagaadik-adik di rumah, sehingga secara turun-temurun mereka terjerat

dalamketerbelakangan garis kemiskinan.

4. Kebanyakan mereka tinggal di perdesaan. Banyak diantara mereka

tidakmemiliki tanah, walaupun ada kecil sekali. Umumnya mereka menjadi

buruh tani atau pekerja kasar di luar petani, karena pertanian bekerja dengan

musiman maka kesinambungan kerja kurang terjamin. Banyak diantara

mereka kemudian bekerja sebagai “pekerja bebas”, berusaha apa saja. Dalam

keadaan penawaran tenaga kerja yang besar maka tingkat upah menjadi

(7)

dengan kesulitan hidup di desa maka banyak diantara mereka mencoba

berusaha di kota.

5. Kebanyakan diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda

dantidak mempunyai keterampilan atau pendidikan, sedangkan kota

dibanyaknegara sedang berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasi

penduduk desa. Apabila di negara – negara maju pertumbuhan industri

menyertai urbanisasi dan pertumbuhan kota sebagai penarik bagi masyarakat

desa untuk bekerja di kota, makaurbanisasi di negara berkembang tidak

disertai proses penyerapan tenaga dalam perkembangan industri. Bahkan,

sebaliknya perkembangan teknologi di kota justru menarik pekerjaan lebih

banyak tenaga kerja, sehingga penduduk miskin yang pindah ke kota dalam

kantong - kantong kemelaratan.

2.2. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan menurut beberapa ilmuwan

adalah:

1. Sharp (1996) dalam Kuncoro (1997) mencoba mengidentifikasi penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi:

1). Secara mikro.

Kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.

Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan

kualitas yang rendah.

(8)

Kualitas sumberdaya manusia yang rendah mengindikasikan produktifitas

yang rendah, pada akhirnya berimplikasi pada upah yang rendah.

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dikarenakan oleh rendahnya

pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, dan

keturunan.

3). Kemiskinan muncul diakibatkan perbedaan akses dalam modal.

Ketiga penyebab kemiskinan di atas bermuara pada teori lingkaran

kemiskinan (vicious circle of poverty) oleh Ragnar Nurkse (1953) (dalam

Jhingan, 2010).Pengertian lingkaran kemiskinan adalah suatu lingkaran

rangkaian yang saling mempengaruhi satu sama lain sedemikian rupa,

sehingga menimbulkan suatu keadaan dimana negara akan tetap miskin

dan akan banyak mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat

pembangunan yang lebih baik. Adanya keterbelakangan,

ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya

produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya

pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi

pada rendahnya tabungan dan investasi, baik investasi manusia maupun

investasi modal. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan dan

seterusnya.

Menurut Nurkse ada dua lingkaran perangkap kemiskinan, yaitu dari sisi

penawaran (supply) dimana tingkat pendapatan masyarakat yang rendah

diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah menyebabkan

(9)

menabung yang rendah menyebabkan tingkat pembentukan modal rendah,

tingkat pembentukan modal (investasi) yang rendah menyebabkan

kekurangan modal, dan dengan demikian tingkat produktivitasnya juga

rendah dan seterusnya. Dari sisi permintaan (demand), di negara–negara

miskin kemampuan untuk menanam modal sangat rendah, hal ini

dikarenakan luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas yang

disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang sangat rendah. Rendahnya

pendapatan masyarakat dikarenakan tingkat produktivitasnya yang rendah,

sebagai wujud dari tingkat pembentukan modal yang terbatas di masa lalu.

Pembentukan modal yang terbatas disebabkan kurangnya perangsang

untuk menanamkan modal dan seterusnya.

Gambar 2.1

(10)

2. Menurut Kartasasmita dalam Rahmawati (2006), kondisi kemiskinan

dapatdisebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, yaitu :

1). Rendahnya Taraf Pendidikan

Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan

pengembangandiri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja

yang dapatdimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi

kemampuanseseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang.

2). Rendahnya Derajat Kesehatan

Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya

tahanfisik, daya pikir dan prakarsa.

3). Terbatasnya Lapangan Kerja

Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan

jugadiperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan

kerjaatau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk

memutuskanlingkaran kemiskinan.

4). Kondisi Keterisolasian

Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena

terpencildan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak

dapatterjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak

kemajuanyang dinikmati masyarakat lainnya.

3. Menurut Suryadiningrat (2003), kemiskinan pada hakikatnya disebabkanoleh

kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaranajaran

(11)

manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.Penganiayaan manusia

terhadap diri sendiri tercermin dari adanya : 1) keenggananbekerja dan

berusaha, 2) kebodohan, 3) motivasi rendah, 4) tidak memilikirencana jangka

panjang, 5) budaya kemiskinan, dan 6) pemahaman keliruterhadap kemiskinan.

Sedangkan penganiayaan terhadap orang lain terlihat dariketidakmampuan

seseorang bekerja dan berusaha akibat : 1) ketidakpedulianorang mampu

kepada orang yang memerlukan atau orang tidak mampu dan 2)kebijakan yang

tidak memihak kepada orang miskin.

4. Nasikun dalam Suryawati (2005) menyoroti beberapa sumber dan

prosespenyebab terjadinya kemiskinan, yaitu :

1).Pelestarian Proses Kemiskinan

Proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui

pelaksanaansuatu kebijakan diantaranya adalah kebijakan anti

kemiskinan, tetapirealitanya justru melestarikan.

2). Pola Produksi Kolonial

Negara ekskoloni mengalami kemiskinan karena pola produksi

kolonial,yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur

dikuasaipetani skala besar dan berorientasi ekspor.

3).Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Adanya unsur manajemen sumber daya alam dan lingkungan,

sepertimanajemen pertanian yang asal terbang akan menurunkan

produktivitas.

(12)

Misalnya tinggal di lahan kritis, dimana lahan ini jika turun hujan

akanterjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air,

sehinggatidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan

terus-menerus.

5).Peminggiran Kaum Perempuan

Dalam hal ini perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas

kedua,sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih

rendahdari laki-laki.

6).Faktor Budaya dan Etnik

Bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan

seperti,pola hidup konsumtif pada petani dan nelayan ketika panen raya,

serta adatistiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan.

5. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurutHartomo

dan Aziz (1997) yaitu :

1). Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang

mempunyaiketerampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya.

Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang

menyebabkanketerbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam

dunia kerja.

(13)

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib)

menyebabkanseseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk

bekerja.

3). Keterbatasan Sumber Alam

Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak

lagimemberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering

dikatakanmasyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.

4). Terbatasnya Lapangan Kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan

bagimasyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan

lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil

kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena keterbatasan modal dan

keterampilan.

5). Keterbatasan Modal

Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk

melengkapialat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan

yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.

6). Beban Keluarga

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak

diimbangidengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan

kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin

(14)

2.3. Program Keluarga Harapan ( PKH )

Program Keluarga Harapan ( PKH ) adalah program perlindungan sosial

melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM) atau

miskin, selama keluarga tersebut memenuhi kewajibannya.

• PKH diarahkan untuk membantu kelompok sangat miskin dalam

memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, selain memberikan

kemampuan kepada keluarga untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi.

• PKH diharapkan dapat mengubah perilaku Keluarga Sangat Miskin untuk

memeriksakan ibu hamil / Nifas / Balita ke fasilitas kesehatan, dan

mengirimkan anak ke sekolah dan fasilitas pendidikan.

• Dalam jangka panjang, PKH diharapkan dapat memutus mata rantai

kemiskinan antar-generasi.

2.4. Landasan Hukum

Landasan hukum program keluarga harapan adalah :

• Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional.

• Undang-undang nomor 13 Tahun 2011 tentang penanganan Fakir Miskin.

• Peraturan Presiden nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan.

• Inpres nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang

Berkeadilan poin lampiran ke 1 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan

(15)

• Inpres nomor 1 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi poin lampiran ke 46 tentang Pelaksanaan Transparansi Penyaluran

Bantuan Langsung Tunai Bersyarat Bagi Keluarga Sangat Miskin (KSM)

Sebagai Peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

2.5. Dasar Pelaksanaan PKH

Dasar pelaksana dalam program keluarga harapan adalah sebagai berikut :

• Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku

ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, No:

31/KEP/MENKO/-KESRA/IX/2007 tentang "Tim Pengendali Program

Keluarga Harapan" tanggal 21 September 2007

• Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 02A/HUK/2008 tentang

"Tim Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2008" tanggal

08 Januari 2008.

• Keputusan Gubernur tentang "Tim Koordinasi Teknis Program Keluarga

Harapan (PKH) Provinsi/TKPKD".

• Keputusan Bupati/Walikota tentang "Tim Koordinasi Teknis Program

Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten/Kota/TKPKD".

• Surat Kesepakatan Bupati untuk Berpartisipasi dalam Program Keluarga

Harapan.

2.6. Hak Peserta PKH

Hak yang diterima oleh penerima/peserta program keluarga harapan adalah

sebagai berikut :

(16)

• Mendapat pelayanan kesehatan di penyedia pelayanan kesehatan

(Puskesmas, Posyandu, Polindes, dsb).

• Mendapat pelayanan pendidikan bagi anak usia wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun dan anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan

pendidikan dasar, melalui program pendidikan formal, informal maupun

non formal.

• Peserta PKH diikutsertakan pada Program bantuan sosial lainnya

(Jamkesmas, BSM, Raskin, Kube, BLSM).

2.7. Penerima Bantuan

Yang berhak menerima bantuan program keluarga harapan adalah :

• Ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada keluarga yang

bersangkutan.

• Jika tidak ada ibu, yang menerima adalah kakak perempuan dewasa.

• Yang berhak mengambil pembayaran adalah yang namanya tercantum di

kartu PKH dan bukan wakilnya.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian dahulu yang peneliti gunakan dalam menyusun skripsinya adalah

penelitian dari Dwi Fitrianingrum yang berjudul Peran Pendamping Dan Ketua

Kelompok Dalam Pemanfaatan Dana Pendidikan Program Keluarga Harapan

(PKH) Di Desa TalokKecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Yang mana

menggunakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif

(17)

masa sekarang berdasarkan fakta-fakta yang aktual dan diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan, subjek atau objek penelitian pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Penelitian deskriptif ini digunakan

untuk memperoleh gambaran mengenai keefektifan dalam pemanfaatan dana

pendidikan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Talok, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten

Mojokerto. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui metode angket

sedangkan wawancara digunakan sebagai data pelengkap atau penjelas sesudah angket.

Untuk mengetahui keefektifan dalam pemanfaatan dana pendidikan Program Keluarga

Harapan (PKH)digunakan analisis regresi linier sederhana.

Dan hasilpenelitiannya adalah pada pendanaan dalam implementasi kebijakan,

berkaitan dengan membiayai operasional implementasi kebijakan, sebab tanpa

dukungan anggaran yang memadahi, kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif

dalam mencapai tujuan dan sasaran. Pada program ini dana yang digunakan berasal dari

APBN yang meliputi dana bantuan maupun dana operasional lainnya. Upah yang

diberikan kepada pelaksana program ini berasal dari pusat melalui rekening para

pelaksana termasuk uang bantuan PKH juga langsung dari pusat melalui kantor

pos pada tiap-tiap Kecamatan. Pendanaan PKH tidak terlepas dari dana

operasional yang digunakan untuk pendidikan. Ketepatan penggunaan dana

menjadi bagian dalam terwujudnya tujuan PKH. Apabila penggunannya sesuai

aturan untuk pendidikan maka, pelaksanaan pembelajaran disekolah menjadi

lancar dan maksimal. Namun kenyataan dilapangan, dana operasional yang

harusnya untuk pendidikan berfungsi ganda tidak hanya untuk pendidikan saja

(18)

menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun demikian,

prioritas yang diutamakan peserta PKH yaitu untuk pendidikan karena kewajiban

utama peserta PKH yaitu menyekolahkan anak usia SD dan SMP dan aktif hadir minimal 85%

dari hari efektif belajar satu bulan.

2.9. Kerangka Pemikiran

Program Keluarga Harapan ( PKH ) merupakan program yang dikeluarkan

pemerintah melalui kementerian sosial. Yang melaksanakan program ini adalah

Unit Pengelola Program Keluarga Harapan ( UPPKH ). Yang berhak menerima

bantuan ini adalah Rumah Tangga Sangat Miskin ( RTSM ). Program bantuan

dana ini digunakan untuk dana kesehatan dan pendidikan. Dan program ini

dilaksanakan untuk mensejahterakan masyarakat miskin.

UPPKH

( Unit Pengelola Program Keluarga Harapan )

MISKIN/RTSM

(19)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Manfaat Dana PKH :

Bantuan dana kesehatan

Bantuan dana pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan Drilling Success Ratio (DSR), meningkatkan pemahaman mengenai inversi multi dimensi dalam metode MT dan untuk mendelineasi zona

Lebar efektif (We) dapat dihitung untuk pendekat dengan pulau lalulintas, seperti pada Gambar 3.1 dan untuk pendekat tanpa pulau lalulintas bagian kanan dari Gambar 3.1.... dalam

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung darah dalam pakan puyuh terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Kerusakan kelelahan (fatigue damage) dari masing-masing sea state dihitung menggunakan fungsi kepadatan peluang Rayleigh dimana fungsi ini menggambarkan distribusi

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan tingkat nyeri gout arthritis di UPT PSTW Jombang.. Kata kunci : Lansia, nyeri

following criterion: the 3D subspace cluster C = O × A × T is actionable when ∀t ∈ T, that is, the stocks in O are similar on the set of financial ratios A; and the stocks

Adapun tujuan dari penulisan skripsi yaitu untuk mengetahui segmentasi pasar dan menerapkannya pada PT Sri Varia Wisata Tour And Travel agar laba perusahaan tersebut

Dokumen Subbidang Layanan di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, September 2015... 2) Subbidang layanan kerjasama dan teknologi informasi.. Jenis