• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Peranan Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Staf Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Peranan Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Staf Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir Tahun 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut Siagian (2003), banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

atau kegagalan suatu organisasi, salah satunya adalah kepemimpinan.

Kepemimpinan memegang peranan penting dalam usaha organisasi yang

bersangkutan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Kemampuan pemimpin

dalam menjalankan perannya dalam hal berkomunikasi, membimbing serta

mengarahkan dan mengawasi staf sangat terkait dengan peningkatan motivasi

kerja bawahannya dalam melakukan pekerjaan. Dalam pelaksanaan program

kesehatan, hubungan antara pimpinan dengan bawahan dalam suatu institusi

pelayanan kesehatan sangat menentukan keberhasilan tujuan pembangunan

kesehatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2015 tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, pembangunan kesehatan pada

hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Kepmenkes RI Nomor

(2)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas), puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di

puskesmas mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam mencapai tujuan

pembangunan kesehatan ditingkat kecamatan, puskesmas dipimpin oleh seorang

kepala puskesmas. Kepala puskesmas adalah seorang tenaga kesehatan dengan

kriteria: (a) tingkat pendidikan paling rendah adalah sarjana dan memiliki

kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, (b) masa kerja di puskesmas

minimal 2 (dua) tahun dan, (c) telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas

(Permenkes RI Nomor 75/2014).

Menurut Muninjaya (1999), kepala puskesmas selaku pemimpin bertugas

dan bertanggung jawab menjabarkan dan mengimplementasikan program

puskesmas serta memberi petunjuk, arahan dan bimbingan kepada staf puskesmas

serta mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan tugas dan program

puskesmas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Menurut Siagian (2003), pemimpin sebagai kepala puskesmas yang baik

harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik yaitu komunikasi dua arah

dengan bawahan/stafnya agar mampu bekerja sama dengan baik, selalu

memberikan arahan dan bimbingan sebelum melaksanakan suatu program

kegiatan, memantau staf pada saat bekerja, mampu mendorong semangat kerja

staf dan memiliki kemampuan untuk membuat staf merasa dihargai dan

(3)

mengkoordinasikan potensi yang dimiliki oleh staf akan mempengaruhi

peningkatan motivasi kerja para bawahannya.

Menurut Siagian (2009) motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang

untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi

mencapai tujuannya. Motivasi kerja adalah dorongan untuk mengerjakan sesuatu.

Dorongan yang ada pada setiap individu berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor

intern dan faktor ekstern. Yang termasuk kedalam faktor intern adalah persepsi

individu, harga diri, kebutuhan dan harapan, sedangkan faktor ekstern terdiri dari

lingkungan kerja, kelompok kerja dan kepemimpinan.

Menurut Ritonga (2004), kepemimpinan dalam suatu organisasi

merupakan inti dari manajemen dan sangat erat kaitannya dengan motivasi

pegawai untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian apabila pihak

manajemen perusahaan menampilkan metode kepemimpinan yang tidak sesuai

dengan aspirasi dan kemampuan pegawai, secara langsung akan menyebabkan

motivasi kerja pegawai menurun, namun sebaliknya kepemimpinan yang baik

serta mampu mencakup aspirasi seluruh pegawai akan meningkatkan motivasi

pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.

Hasil penelitian Iboto (2004) menyatakan bahwa Fungsi Kepemimpinan

Kepala Puskesmas Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Puskesmas

Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2004 menjelaskan variabel

produktivitas kerja dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan. Selanjutnya Sogirin

(4)

puskesmas di kabupaten rokan hulu tahun menunjukkan bahwa peranan

kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja staf puskesmas.

Puskesmas Limbong adalah Puskesmas non rawat inap yang berlokasi di

Desa Aek Sipitudai Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir dan tidak

memiliki rumah dinas. Puskesmas Limbong dikepalai oleh seorang dokter gigi

yang memiliki staf puskesmas sebanyak 21 orang. Kepala Puskesmas Limbong

berdomisili di Kota Medan.

Pemimpin memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi kerja

dan akan mempengaruhi pencapaian program kerja. Berdasarkan profil

Puskesmas Limbong tahun 2014, pencapaian program puskesmas masih belum

memenuhi target. Program tersebut diantaranya; program ASI Eksklusif

capaiannya 56,17%, program imunisasi DPT 70,56%, program imunisasi Polio

70,56%, program imunisasi campak 81,22% dan untuk program imunisasi dasar

lengkasp 81,22% (Data Sekunder: Profil Puskesmas Limbong Tahun 2014).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada bulan Februari 2016 di

Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula, Penulis mengamati beberapa

staf Puskesmas tidak disiplin dalam kehadirannya. Beberapa staf seringkali datang

terlambat dan pulang lebih awal tanpa alasan yang jelas, namun kepala puskesmas

tidak memberikan teguran ataupun sanksi kepada staf yang tidak disiplin.

Disamping itu, berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan penulis

terhadap salah satu staf pegawai yang ada di Puskesmas Limbong mengatakan

(5)

mereka merasa tidak puas dan pesimis dalam mengerjakan suatu program karena

membanding-bandingkan kesalahan dengan yang dilakukan pemimpinnya.

Staf puskesmas sering menunda pekerjaan sehingga penyelesaian tugas

berlangsung lambat. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) yang frekuensinya bulanan, triwulan dan tahunan yang wajib dikirim ke

dinas kesehatan kabupaten/kota sering mengalami keterlambatan. Kasus yang

penulis temukan pada saat survey pendahuluan pada awal Februari 2016, staf tata

usaha masih disibukkan dalam pengerjaan laporan tahun 2015 yang seharusnya

sudah dikirim ke dinas kesehatan kabupaten selambat-lambatnya pada tanggal 31

Januari 2016. Dalam hal kegiatan luar gedung ataupun di dalam gedung yang

dilakukanpun demikian, staf kurang mendapat pengawasan, bimbingan dan

pengarahan dari pemimpin sehingga besarnya usaha atau tingkat upaya yang

diberikan staf dalam mengerjakan suatu program tidak maksimal. Pada saat staf

berhasil menyelesaikan suatu program, kepala puskesmas sangat jarang

memberikan penghargaan seperti pujian atau bentuk penghargaan lainnya

sehingga staf merasa kurang memiliki semangat/gairah untuk bekerja.

Oleh sebab permasalahan tersebut, penulis tertarik mengetahui hubungan

peranan kepemimpinan terhadap motivasi kerja staf Puskesmas Limbong

kecamatan Sianjur Mula-mula.

1.2Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

(6)

kerja staf Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten

Samosir.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan peranan kepemimpinan dengan motivasi

kerja staf Puskesmas Limbong Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten

Samosir.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan komunikasi dengan motivasi kerja staf di

Puskesmas Limbong kecamatan Sianjur Mula-mula.

2. Untuk mengetahui hubungan arahan dan bimbingan dengan motivasi kerja

staf di Puskesmas Limbong kecamatan Sianjur Mula-mula.

3. Untuk mengetahui hubungan pengawasan dengan motivasi kerja staf di

Puskesmas Limbong kecamatan Sianjur Mula-mula.

4. Untuk mengetahui hubungan memotivasi dengan motivasi kerja staf di

Puskesmas Limbong kecamatan Sianjur Mula-mula.

5. Untuk mengetahui hubungan pemberian penghargaan dengan motivasi kerja

staf di Puskesmas Limbong kecamatan Sianjur Mula-mula.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir dalam

meningkatkan kemampuan kepala puskesmas yang ada di wilayah kerjanya.

2. Sebagai bahan masukan kepada kepala Puskesmas Limbong dalam rangka

(7)

3. Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir dalam

menunjang sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

High-altitude illness (HAI) merupakan sekumpulan gejala paru dan otak yang terjadi pada orang yang baru pertama kali mendaki ke ketinggian.. HAI terdiri dari

Judul Tesis : PEMBUATAN FURFURAL DARI SEMBUNG RAMBAT ( Mikania micrantha ) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM ORGANIK DARI BELIMBING WULUH ( Averrhoa blimbi ).. Nama Mahasiswa :

Timatex merupakan perusahaan yang pertama kali memproduksi tekstil dengan penggunaan bahan dari benang sintetis yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan termasuk dalam

kotak informasi pelatihan yang akan diikuti jika sudah sesuai klik tombol “ok”... 6 PANDUAN Penggunaan Operator Untuk

AAI(r|I CALON ANCGOTA DPR]RI. Nou Urui

[r]

ACTION KONVEN SIONAL Perguruan Tinggi harus mengumpulka n HARDCOPY dan HANYA SOFTCOPY IDENTITAS PENELITI Reviewer dan Tim Ditlitabmas harus berkumpul untuk melakukan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP BAKAL CALON ANGGOTA DPR RI.. I Nonror Urut Panai