• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Ulayat Tanah Sianggunon, Dusun Sianggunon Desa Sipagabu Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir Tahun 1940- 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hak Ulayat Tanah Sianggunon, Dusun Sianggunon Desa Sipagabu Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir Tahun 1940- 2000"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

10

ABSTRAK

Hak Ulayat dalam pengertian hukum adalah serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat dari masyarakat hukum adat tertentu atas suatu wilayah tertentu yang merupakan ulayatnya, sebagai lingkungan hidup para warganya untuk mengambil sumber daya alam, termasuk tanah, yang ada dalam wilayah tersebut. Dalam Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, Hak Ulayat adalah kewenangan yang menurut hukum adat tertentu atas wilayah dipunyai oleh masyarakat, hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam termasuk tanah dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya yang timbul dari hubungan secara lahiriah dan batiniah, turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan.

Hak Ulayat ini merupakan suatu hak yang diwariskn ataupun diturunkan leh leluhur para pemilik Hak Ulayat tersebut. Sama halnya dengan Hak Ulayat yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Sianggunon, Hak Ulayat yang mereka miliki dari dulu hingga pada saat ini adalah Hak Ulayat yang diturunkan oleh leluhur mereka yaitu Oppung Raja Malintang Siagian. Oppung Raja Malintang Siagian inilah yang menjadi leluhur warga Dusun Sianggunon, yang juga pemilik Hak Ulayat Tanah Sianggunon. Oppung Raja Malintang Siagian merupakan orang pertama yang menduduki wilayah Dusun Sianggunon ini. Beliau menduduki wilayah Dusun Sianggunon sejak tahun 1902. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, wilayah Dusun Sianggunon ini dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan warga sekitar dari serangan bangsa Belanda di tanah Batak.

Tanah Ulayat Sianggunon ini dimanfaatkan warga sebagai wilayah tempat tinggal mereka, sekaligus juga dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Untuk mata pencaharian, wilayah Ulayat Dusun Sianggunon ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan juga peternakan.

v

Referensi

Dokumen terkait

Keadaan ini bertentangan dengan Pasal 3 UUPA yang menyatakan bahwa Negara secara tegas mengakui keberadaan hak ulayat dan hak-hak serupa itu dari masyarakat hukum adat,

Undang-Uundang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (UUPA) tidak memberikan penjelasan yang jelas mengenai hak ulayat, kecuali

Dari landasan asas-asas tersebut diatas dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA) agar dapat mengatur peruntukan pengunaan tanah ulayat masyarakat hukum adat

sistem kerja gotong royong sangat diperlukan di wilayah Dusun Sianggunon, selain juga karena minimnya sarana prasarana yang ada dan warga mengolah lahan pertanian mereka.

Tesis Perbedaan Persepsi Mengenai Penguasaan Tanah dan Akibatnya Terhadap Masyarakat Petani di Sumatera Timur pada Masa Kolonial yang Berlanjut pada Masa Kemerdekaan, Orde Baru

kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil

Dalam istilah teknis yuridis hak ulayat adalah kewenangan yang menurut hukum adat dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan

Pengakuan dan perlindungan hak ulayat masyarakat adat Dayak Tidung Desa Sesayap di Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung dalam Undang Undang Pokok Agraria Nomor