vi
ABSTRAK
Latar belakang :
Rinosinusitis adalah masalah kesehatan yang paling
dikhawatirkan karena berhubungan dengan biaya pengobatan dan
dampak negatif pada saluran napas. Etiologi rinosinusitis kronis (RSK)
belum diketahui secara pasti. Penyebab utama RSK dengan dan tanpa
polip ialah infeksi bakteri sehingga penggunaan antibiotik merupakan
pilihan terapi utama. Pemberian antibiotik berspektrum luas serta
kombinasinya yang tidak tepat merupakan faktor penyebab resistensi
terhadap antibiotik.
Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui pola kuman aerob dan anaerob
pada jaringan sinus maksila dan sensitifitas penderita Rinosinusitis Kronik
(RSK) dengan dan tanpa polip di RSUP. HAM dan RS. Haji Mina Medan.
Metode :
Penelitian bersifat case series dimana sampel diambil pada
seluruh kasus RSK yang di BSEF.
Hasil :
Dari 23 orang sampel menggunakan SPSS, kelompok umur
terbanyak adalah 35-44 tahun dimana banyak pada laki
–
laki. Keluhan
utama terbanyak hidung tersumbat, jenis kuman aerob gram (-)
Klebsiella
oxytoca
yaitu sebesar 21,7%%), dengan antibiotik sensitif Ceftriaxone,
Cefotaxim, Levofloxacin dan Meropenem sebesar (100%). Bakteri
anaerob gram (+)
Peptostreptococcus
didapatkan 1 orang dengan
antibiotik sensitif Chloramphenicol (100%).
Kesimpulan :
Bakteri terbanyak di maksilla pada penderita Rinosinusitis
Kronis dengan dan tanpa polip di Medan adalah bakteri aerob
Klebsiella
oxytoca
dan terdapat bakteri anaerob yaitu
Peptostreptococcus.
Kata kunci :
Rinosinusitis Kronis polip dan tanpa polip, bakteri, sensitifitas
vii