• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial Di Bidang Jasa Konstruksi (Studi Kontrak Di Bidang Peleburan PT. Indonesia Asahan Aluminium)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial Di Bidang Jasa Konstruksi (Studi Kontrak Di Bidang Peleburan PT. Indonesia Asahan Aluminium)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang yang masih berusaha melakukan pengembangan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.Seiring dengan pelaksanaan pembangunan nasional tersebut maka pembangunan di bidang ekonomi memperoleh skala prioritas.Adapun sasaran umum dari pembangunan di bidang ekonomi adalah untuk terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang merata.

Pembangunan nasional Indonesia merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional seutuhnya dengan memamfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tetap memperhatikan tantangan perkembangan global.

(2)

Meningkatnya pembangunan fisik yang berupa pembangunan gedung, perumahan, perhotelan, perkantoran, pabrik-pabrik dan perusahaan, sarana perhubungan, pengairan, serta sarana produksi memerlukan pengaturan yang jelas, yakni dari segi yuridis, dan dari segi teknik bangunan yang masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan pelaksanaannya.

Pembangunan nasional suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dari penyelenggaraan jasa konstruksi atau investasi berbagai jenis infrastruktur dan properti.Penyelenggaraan konstruksi telah menjadi salah satu sektor paling penting dari perekonomian nasional, baik di negara-negara maju apalagi di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.Industri yang begitu kompleks ini tentunya melibatkan banyak pihak terutama pemerintah pengguna jasa dan penyedia jasa.Pemerintah dalam penyelanggaran jasa konstruksi berperan sebagai regulator, pemerintah menyusun peraturan perundang-undangan yang diharapkan dapat menggembangkan industri jasa konstruksi hingga optimal.Untuk mengakomondasikan kepentingan tersebut diundangkan UU nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

(3)

Dilihat dari wujud fisik pembangunan jasa konstruksi tersebut, tentunya pelaksanaan jasa konstruksi mempunyai kaitan erat dengan masalah lingkungan, sosial, pertumbuhan ekonomi, kehidupan masyarakat, pemerintah, negara dan dengan kata lain terkait dengan komunitas publik (public community). Hal ini dapat juga dilihat dalam UUJK bahwa Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian sarana guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional.

Pelaksanaan pembangunan jasa konstruksi ini dapat mewujudkan pembangunan nasional yang tidak berdampak merugikan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, pemerintah bangsa dan negara sebagai komunitas publik, maka permerintah perlu campur tangan didalamnya untuk mengatur pertumbuhan usaha jasa konstruksi dengan membuat suatu regulasi dan tatanan yang berkaitan dengan jasa konstruksi dan proses pengadaannya.

(4)

Sebagai pengawas, pemerintah membentuk lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki tugas masing-masing untuk turut mengembangkan industri jasa konstruksi seperti Kementrian Pekerjaan Umum, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, dan sebagainya. sedangkan sebagai pengguna jasa, pemerintah sendiri membutuhkan banyak jasa dari penyedia jasa konstruksi. Misalnya untuk gedung– gedung pemerintahan, pembangunan jalan dan sebagainya.

Dari kesemua peran ini, peran pemerintah sebagai regulator inilah yang menjadi dasar dari semua perannya yang lain. Sedangkan pengguna jasa atau pemilik proyek adalah pihak yang memberikan tugas pekerjaan konstruksi kepada penyedia jasa.Penyedia jasa sendiri adalah penyedia jasa konstruksi yang umumnya memberikan layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan ataupun konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Sebelum diatur secara khusus di UUJK, belum ada peraturan perundang-undangan yang baku untuk mengatur hak dan kewajiban para pelaku industri jasa konstruksi. Penyusunan kontrak jasa konstruksi mengacu pada ketentuan hukum perikatan yang berdasarkan asas proporsional, yang dimuat dalam buku ketiga Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

(5)

akanmenghasilkan kontrak yang adil. Untuk itu proporsionalitas pertukaran hak dan kewajiban dapat dicermati dari substansi klausul-klausul kontrak yang disepakati para pihak .

Pembahasan tentang hubungan kontraktual para pihak pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dalam hubungannya dengan masalah keadilan. Kontrak sebagai wadah yang mempertemukan kepentingan satu pihak dengan pihak lain menurut bentuk pertukaran kepentingan yang adil. Oleh karena itu sangat tepat dan mendasar apabila dalam melakukan analisis tentang asas proporsionalitas dalam kontrak justru dimulai dari aspek filosofis keadilan berkontrak.

(6)

kontraktual yang saling menguntungkan, bukan merugukan salah satu pihak ataupun kedua pihak yang berkontrak.

Kontrak juga sebagai suatu lembaga hukum yang memberikan konsekuensi pemenuhan kewajiban dari masing-masing pihak yang berkontrak. Selain itu juga akan memberikan konsekuensi pemenuhan kewajiban dari masing-masing pihak yang berkontrak. Selain itu juga akan memberikan konsekuensi penghukuman pada pihak yang tidak melaksanakan kewajiban yang telah disepakati dalam kontrak tersebut, berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata yang berbunyi “segala kebendaan si berutang baik yang bergerak maupun tak bergerak,baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.”

Hal ini secara jelas menggambarkan bahwa setiap perjanjian atau pun kesepakatan yang dilakukan oleh satu pihak terhadap pihak terhadap pihak yang lain ataupun mitra bisnisnya akan selalu berpotensi memberikan resiko terhadap harta harta miliknya yang telah ada maupun yang ada dikemudian hari. Hal ini menggambarkan bahwa ketidakhati-hatian dalam menyusun suatu kontrak dapat menimbulkan suatu permasalahan yang serius bagi orang tersebut.

Hubungan bisnis yang terjalin di antara para pihak pada umumnya karena mereka bertujuan saling bertukar kepentingan.Dalam bisnis, pertukaran kepentingan para pihak senantiasa dituangkan dalam bentuk kontrak mengikat.Setiap pihak yang memasuki bisnis pada dasarnya melakukan langkah-langkah hukum dengan segala konsekuensinya.

(7)

pengakuan hak para pembuat kontrak. Pengakuan terhadap eksistensi para kontrakan tersebut termanifestasi dalam pemberian peluang dan kesempatan yang sama dalam pertukaran kepentingan hak dan kewajiban. Namun demikian pengakuan terhadap hak, kebebasan, kesamaan dalam pertukaran kepentingan tersebut tetap harus dalam bingkai aturan main yang mempertimbangkan prinsip distribusi yang proporsional.

Ukuran proporsionalitas pertukaran hak dan kewajiban didasarkan pada nilai-nilai kesetaraan, kebebasan, distribusi-proporsional, tentunya juga tidak dapat dilepaskan dari asas atau prinsip kecermatan, kelayakan dan kepatutan.Asas proporsionalitas tidak mempermasalahkan keseimbangan hasil secara matematis, namun lebih menekankan proporsi pembagian hak dan kewajiban diantara para pihak yang berlangsung secara layak dan patut.

Asas proporsionalitas di dalam kontrak komersial seringkali diartikan dengan keseimbangan di dalam segala hal, yang dalam arti semuanya seimbang secara matematis, baik mengenai seimbang yang didapatkan apabila mendapatkan keuntungan, dan seimbang untuk menanggungnya apabila mengalami kerugian, sedangkan makna proporsionalitas yang dimaksud di sini adalah seimbang yang sesuai dengan proporsi yang dimiliki masing-masing pihak secara adil.

(8)

namun lebih menekankan proporsi pembagian hak dan kewajiban diantara para pihak.”

Asas proporsionalitas tidak dilihat dari konteks keseimbangan matematis (equilibrium), tetapi pada proses dan mekanisme pertukaran hak dan kewajiban yang berlangsung secara adil. Mengambil moralitas pertimbangan tersebut, maka asas proporsionalitas bermakna sebagai asas yang melandasi atau mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak sesuai proporsi atau bagiannya dalam seluruh proses kontraktual . Dengan demikian, kontrak sebagai proses mata rantai hubungan para pihak harus dibangun berdasarkan pemahaman keadilan yang dilandasi atas pengakuan hak para kontraktan. Pengakuan terhadap eksistensi hak para kontraktan tersebut termanifestasi dalam pemberian peluang dan kesempatan yang sama dalam pertukaran kepentingan (hak dan kewajiban).

Pengakuan terhadap hak, kebebasan dan kesamaan dalam pertukaran kepentingan hak dan kewajiban tersebut tetap harus dalam bingkai aturan main yang mempertimbangkan prinsip distribusi yang proporsional. Maka dapat disimpulkan bhawa daya kerja asas proporsionalitas meliputi proses prakontrak, pembentukan maupun pelaksanaan kontrak. Asumsi kesetaraan posisi para pihak, terbukanya peluang negosisasi serta aturan main yang adil menunjukkan bekerjanya mekanisme pertukaran hak dan kewajiban yang proporsional.

(9)

mengambil kesimpulan mengenai bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam kontrak jasa konstruksi antara PT. Inalum dengan PT. Sankyu Indonesia Internasional.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai hal berikut :

1.Bagaimanakah penyelenggaraan kontrak konstruksi berdasarkan UU No.18 Tahun1999 dan PP No.29 Tahun 2000?

2. Bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam suatu perjanjian jasa konstruksi?

3. Bagaimanakah penerapan Asas Proporsionalitas dalam pelaksanaankontrak komersial dalam bidang Jasa Konstruksi antara PTIndonesia Asahan Alumunium dan PT. Sankyu Indonesia Internasional?

C. Tujuan dan Mamfaat Penulisan

(10)

a. Untuk mengetahui lebih jelas tentang penyelenggaraan kontrak konstruksi berdasarkan UU No. 18 Tahun 1999 dan PP No. 29 Tahun 2000.

b. Untuk mengetahui penerapan asas proporsionalitas dalam suatu perjanjian jasa konstruksi.

c. Untuk mengetahui penerapan Asas Proporsionalitas dalam pelaksanaan suatu Kontrak Komersial dalam bidang Jasa Konstruksi antara PT. Indonesia Asahan Alumunium dan PT. Sankyu Indonesia Internasional

Selain beberapa tujuan, sebuah penelitian juga diarahkan agar banyak berdaya guna dan banyak memiliki manfaat. Adapun beberapa manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran pengembangan bidang ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum ekonomi tentang penerapan asas proporsionalitas tentang kontrak komersial di bidang jasa konstruksi.

2. Kegunaan praktis

Sebagai sumbangan dan acuan bagi sistem hukum di Indonesia terutama dalam bidang perjanjian kontrak komersial di bidang jasa konstruksi sehingga dapat menjadi masukan ilmu khususnya bagi perkembangan jasa konstruksi di Indonesia.

(11)

Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi yang berjudul :“Penerapan Asas Proporsionalitas tentang Kontrak Komersial di Bidang Jasa Konstruksi”

Adapun judul penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik skripsi ini adalah “Tanggung Jawab Hukum Pemborong Terhadap Pemerintah Dalam Kontrak Penggadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang ditulis oleh Reiza Amien Nasution”.Skripsi tersebut menekankan pada analisis terhadap produk hukum terkait pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah yang dana nya bersumber dari dana APBN/APBD sesuai dengan ketentuan peraturan presiden Nomor 54 Tahun 2010. Skripsi berikutnya yang berkaitan dengan topik ini adalah, “Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)”, yang ditulis oleh Desi Rahayu Nasution, pada tahun 2015.Dengan rumusan masalah bagaimanakah makna dan fungsi asas proporsionalitas dalam kontrak komersial, bagaimanakah aspek hukum perjanjian kredit modal kerja, dan bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di bank mandiri. Skripsi tersebut menekankan pada aspek hukum kredit modal kerja dan penerapan asas proporsional dalam perjanjian kredit perbankan.

(12)

pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, bahan seminar, makalah, media cetak seperti koran, media elektronik seperti internet, serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan kepada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan terbuka. Penulis bertanggungjawab sepenuhnya jika dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa penelitian ini merupakan duplikasi atau plagiat dari karya-karya yang telah ada sebelumnya.

E.Tinjauan Pustaka

1. Perjanjian (Kontrak)

Dalam Pasal 1313 KUHPerdata Perjanjian (kontrak) adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini timbulah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut perikatan yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Kontrak menurut Black’s Law Dictionary diartikan, “An Agreement between two or more persons which creates, an obligation to do or not to do a percullar thing”, yang artinya adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus.

(13)

dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak untuk menuntut pelaksanaan janji itu.

Perjanjian menurut Abdur Kadir Muhammad adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang pihak atau lebih mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan.

Melihat kontrak dari batasan yang diberikan ini, dapat dikatakan bahwa antara perjanjian atau kontrak mempunyaiarti yang kurang lebih sama, menurut Black’s Diary juga dikatakan bahwa agreement mempunyai arti lebih luas daripada kontrak, yaitu semua kontrak merupakan agreement, tetapi tidak semua Agreement merupakan kontrak. Dalam pemakaian sehari-hari apabila diperhatikan, kontrak yang dibuat oleh seseorang biasanya dibuat secara tertulis.Dengan demikian terlihatlah bahwa yang dimaksud dengan kata kontrak adalah perjanjian tertulis bahkan lebih menjurus kepada pembuatan suatu akta.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa unsur-unsur terkait perjanjian (kontrak):

1. Adanya kaidah hukum secara tertulis maupun tidak tertulis.

2. Dalam sebuah perjanjian harus ada subjek hukum, yang mendukung hak dan kewajiban dalam suatu kontrak.

(14)

4. Adanya kesepakatan dari dua belah pihak, yang berarti tidak ada pihak yang dirugikan dalam kontrak, sehingga mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak.

5. Akibat hukum, maksudnya timbul hak dan kewajiban antara kedua belah pihak.

Suatu kerjasama bisnis perlu dituangkan dan disusun dalam bentuk kontrak komersial antara lain untuk melindungi kepentingan para pihak yang saling mengikatkan diri agar kerjasama yang dijalin selesai dan hak-kewajiban para pihak dapat terpenuhi yang mana jika dibuat secara tertulis maka dapat digunakan sebagai alat pembuktian apabila terjadi perselisihan. Terdapat 2 (dua) fungsi kontrak yaitu :

a) Fungsi yuridis :

Memberikan kepastian hukum mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak yang diharapkan dapat terpenuhi.

b) Fungsi ekonomis

Menggerakkan pemanfaatan sumber daya (hak milik) yang memiliki nilai ekonomis.

(15)

dari dua hal yang sering menjadi pemicu timbulnya sengketa, yaitu kekurang cermatan dalam berkontrak dan tidak adanya itikad baik dari salah satu pihak. Oleh sebab itu dalam penyusunan kontrak perlu dicermati prinsip-prinsip yang terkait dengan penyusunan kontrak antara lain prinsip hukum kontrak nasional dan prinsip etika bisnis agar kontrak dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan kontrak harus didasarkan pada prinsip-prinsip pokok perjanjian sebagaimana tersirat dalam Ps.1338 KUHPerdata yang menjadi prinsip hukum kontrak nasional, yaitu :

1) Asas kebebasan berkontrak

Asas ini lahir sebagai pengakuan terhadap otonomi manusia yang memiliki kemampuan didasarkan pertimbangan rasionalnya untuk menentukan alternatif tindakannya, memutuskan pilihannya dan melaksanakan atas tanggung jawabnya sendiri baik atas perbuatannya maupun akibat perbuatannya.Asas ini mutlak harus ada untuk terjadinya suatu perjanjian.

2) Asas konsensualitas

(16)

manusia, maka ia harus dapat dipegang perkataannya (Ps. 1320 jo 1338 (1) KUHPerdata).

3) Asas kekuatan mengikat

Asas ini tersirat dalam Ps. 1338 (1) KUHPerdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya (pacta sunt servanda). Akan tetapi sahnya perjanjian juga harus didasarkan pada nilai-nilai kepatutan, kebiasaaan dan UU yang berlaku (Ps.1339, 1447 KUHPerdata), sehingga perjanjian yang melanggar hal-hal tersebut dapat dianggap batal demi

4) Asas itikad baik :

Asas ini bersumber dari prinsip kemanfaatan (beneficence) yang diterjemahkan sebagai keharusan berbuat baik (bona fidel), bahwa hidup bersama harus mendatangkan kemanfaatan dan sekali-kali tidak boleh merugikan orang lain. Setiap orang wajib membantu orang lain atau bekerjasama dalam memenuhi tuntutan kebutuhannya sebagai subjek hukum. Asas itikad baik dapat ditafsirkan dari Ps.1338 (3) KUHPerdata yang menyatakan bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.Oleh karena itu, pemberlakuan asas ini merupakan tuntutan bagi para pihak secara bertimbal balik.Asas ini erat kaitannya dengan prinsip keadilan (justice) yang diterjemahkan sebagai prinsip saling menguntungkan.

(17)

menjalankan kerjasama. Contohnya dalam perjanjian sewa-menyewa, jika tidak dituangkan dalam suatu kontrak maka penyewa tidak dapat membuktikan bahwa ia telah sepakat dengan pemberi sewa untuk dapat tinggal dalam rumah sewaan selama 1 tahun, jika terdapat itikad tidak baik dari pemberi sewa, bisa saja pemberi sewa mengatakan bahwa perjanjian yang dilakukannya hanya untuk 6 bulan. Dalam tahapan penyusunan kontrak juga akan diperoleh manfaat mengenai terangnya hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan kerjasama dimaksud.

Dengan mengikuti seluruh tahapan penyusunan kontrak, termasuk negosiasi maka para pihak akan lebih saling mengenal potensi masing-masing dan akan dapat saling memanfaatkan dengan prinsip-prinsip yang sehat demi tercapainya keuntungan bersama.

2. Perjanjian (Kontrak) Jasa Konstruksi

Istilah kontrak kerja konstruksi merupakan terjemahan dari construction contract.Kontrak kerja konstruksi merupakan kontrak yang dikenal dalam pelaksanaan konstruksi bangunan, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak swasta. Kontrak kerja kostruksi merupakan: “Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.

(18)

saja, tetapi dalam teori dan praktek hukum kedua istilah tersebut dianggap sama terutama jika terkait dengan istilah hukum/kontrak konstruksi atau hukum/kontrak pemborongan.

Dalam kontrak konstruksi, sebagaimana kontrak pada umumnya akan menimbulkan hubungan hukum maupun akibat hukum antara para pihak yang membuat perjanjian. Hubungan hukum merupakan hubungan antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang menimbulkan akibat hukum dalam bidang konstruksi. Akibat hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban diantara para pihak.Momentum timbulnya akibat itu adalah sejak ditandatanganinya kontrak konstruksi oleh pengguna jasa dan penyedia jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kontrak konstruksi adalah adanya subjek, yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa, adanya objek, yaitu konstruksi adanya dokumen yang mengatur hubungan antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

2. Asas Proporsionalitas

Asas proporsionalitas merupakan asas yang diangkat dan dikembangkan dari pola pikir hukum adat yang berlandaskan pada gotong royong, tolong menolong, dan kekeluargaan.Menurut Agus Yudha Hernoko mengemukakan yang pada intinya bahwa dalam kontrak komersial harus menempatkan posisi para pihak pada kesetaraan dengan adanya pertukaran hak dan kewajiban.

(19)

and unequals unequally, in propotion to their inequality”. (Prinsip bahwa yang sama diperlakukan secara sama, dan yang tidak sama juga diperlakukan tidak sama, secara proporsional). Dan Ulpianus menggambarkan keadilan sebagai berikut: “Keadilan adalah kehendak yang terus menerus dan tetap memberikan kepada masing-masing apa yang menjadi haknya “to give everybody his own”.

Merujuk pada asas aequitas praestasionis, yaitu asas yang menghendaki jaminan keseimbangan dan ajaran justum pretium yaitu kepantasan menurut hukum. Menurutnya bahwa tidak dapat disangkal lagi kesamaan para pihak tidak pernah ada dan sebaliknya, para pihak yang masuk ke dalam kontrak berada dalam keadaan yang tidak sama, akan tetapi ketidaksamaan tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dominan untuk memaksakan kehendaknya secarA tidak memadai kepada pihak lain, dalam situasi inilah asas proporsionalitas bermakna eqitability.

F. Metode Penulisan

Dalam skripsi ini untuk membahas masalah sangat membutuhkan adanya data dan keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis.Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dan keterangan tersebut penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

(20)

Indonesia sendiri.Maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian juridis normatif, yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai Penerapan Asas Proporsionalitas tentang Kontrak Komersial di Bidang Jasa Konstruksi.Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan.Oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normative maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan undangan. Pendekatan tersebut melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Jasa Konstruksi sebagai bahan penelitian

2. Data (Bahan Hukum)

Materi dalam skripsi ini diambil dari data seperti dimaksud dibawah ini

a. Bahan Hukum Primer, yaitu :

Ketentuan peraturan perundang-undangan dalam kerangka hukum nasional Indonesia yakni Undang-undang Jasa Konstruksi No.18 Tahun 1999 tengtang Jasa Konstruksi, PP no. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, KUHPerdata, dan Perjanjian antara PT. Inalum dengan Sankyu Indonesia Internasional.

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu :

(21)

makalah dari pakar hukum, koran, majalah, artikel, dan juga sumber-sumber lain yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu :

Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalih bahasa beberapa istilah asing yang digunakan dalam skripsi ini.

3.Teknik Pengumpulan Data

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, hasil seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

4.Analisa Data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis secara deskriptif kualitatif.Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang Penerapan Asas Proporsionalitas tentang Kontrak Komersial di Bidang Jasa Konstruksi.Kualitatif yaitu metode yang diperoleh menurut kualitas kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.

(22)

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (Lima) Bab yang masing-masing memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut

Bab I merupakan bab Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara umum keadaan-keadaan berhubungan dengan objek penelitian seperti Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, dan uraian singkat menggenai sistematika penulisan skripsi ini.

Bab II berjudul penyelenggaaraan Kontrak Konstruksi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 dan PP nomor 29 Tahun 2000.Bab ini akan menguraikan mengenai Pengaturan Kontrak Jasa Konstruksi sesuai UU Nomor 18 Tahun 1999, beserta peraturan pelaksananya, kemudian memaparkan tentang Kontrak Konstruksi sesuai dengan amanat dalam Undang-undang tentang Jasa Konstruksi di Indonesia.

Bab III berjudul Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Jasa Konstruksi, pada bab ini akan mengguraikan tentang pengertian asas proporsionalitas, tentang konstruksi, serta penerapan asas proporsionalitas itu sendiri di dalam perjanjian jasa konstruksi.

(23)

Bab V berisi kesimpulan yang diambil oleh penulis terhadap bab-bab sebelumnya yang telah penulis uraikan dan yang ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang penulis anggap perlu dari kesimpulan yang diuraikan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian koefisien regresi, diperoleh persamaan linier: Y = 32614.874 1895.597 X1 25.429 X2 6.770 X3 Untuk menentukan signifikansi pengaruh variabel bebas secara

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh simultan dan parsial dari variabel prediktor yang diteliti terhadap intensi beli makanan organik sesuai dengan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani di kelompok tani Hurip adalah umur, tingkat

Another important find- ing was the prevalence in prevalence within the same sex but within different age groups; the Fe deficiency was higher in adolescent female aged 16-18

Berapakah kekuatan aktivitas antioksidan (nilai IC 50 ) pakkat yang segar, rebus dan bakar dengan menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas

Pemupukan dalam penelitian ini dilakukan pada saat tanaman telah dipindahkan dari persemaian ke tempat peremajaan. Pemupukan dilakukan dengan

tidak licin ketika hujan turun (gambar 9). Elemen lunak pada taman Pakal ini direpresentasikan oleh beberapa jenis tumbuhan bunga-bungaan yang memenuhi taman dan

Produk pemikiran, baik aqidah, fiqih, maupun tasawuf dalam faktannya menjadi objek yang dipelajari, dihafal dan dilestarikan dan bukan dikaji hingga melahirkan