• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT KELAS XI MESIN 3 SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Hasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT KELAS XI MESIN 3 SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Hasan "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT KELAS XI MESIN 3 SMK PANCASILA SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Arsyadani Hasan, Danar Susilo Wijayanto, Basori

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, UNS Kampus V UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp/Fax (0271) 718419 / 716266

e-mail: arsyadanihasan@student.uns.ac.id

ABSTRACT

The objectives of this research were to get the successfulness: (1) in the identify improvement of the learning activeness in the Lathe Machining subject matter of the students in Grade XI Machinery 3 of Pancasila Vocational High School of Surakarta through the application of the cooperative learning model of the IOC type; and (2) in the identify improvement of the learning achievement in the Lathe Machining subject matter of the students in Grade XI M3 of Pancasila Vocational High School of Surakarta through the application of the cooperative learning model of the IOC type. This research used the classroom action research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade XI Machinery 3 of the aforementioned school. The sources of research data were observation sheet on the learning activeness and the test of achievement. The data of research were collected through test, written test items non-test. Students’ learning activeness observation sheet during the implementation. They were validated through content validity for the data obtained through test and triangulation time validity for the data obtained through non-test. Analyzed by using the descriptive qualitative and descriptive comparative technique of analysis. The procedures of research consisted of a series of four activities, which were done in s repeated cycle namely: planning, implementation, observation, and reflection. The result of research: (1) learning activeness in pre-cycle 50%. the first cyle, the learning activiness 65,19%. The second cycle, the learning activiness 82,37%. The used of cooperative learning model of the IOC type can also improvement learning achievement of the students’ with the result: (2) The achievement in pre-cycle 41,67%. The first cycle, the achievement 54,17%. The second cycle, the achievement 83,33%. The conclutions of this research: (1) the used of cooperative learning model of the IOC type at Lathe Machining subject matter can improvement the learning activiness of the students’ in Grade XI Machinery 3 of Pancasila Vocational High School of Surakarta, (2) the used of cooperative learning model of the IOC type at Lathe Machining subject matter can improvement the learning achievement of the students’ in Grade XI Machinery 3 of Pancasila Vocational High School of Surakarta.

Keywords: Inside-Outside Circle type, Learning activeness, Learning achievement, Classroom action research, Lathe Machining

A. PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi salah satu sarana

untuk membantu meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Sumber daya

manusia yang berkualitas merupakan syarat

untuk mencapai keberhasilan pembangunan,

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Pembaruan dan perbaikan kualitas mutu

pendidikan terus dilakukan dengan berbagai

(2)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

merupakan salah satu lembaga pendidikan

menengah yang merupakan lembaga

pendidikan formal. SMK memiliki tujuan

mencetak dan menyiapkan lulusan menjadi

tenaga kerja yang terampil sesuai dengan

bidang keahliannya serta berkesempatan

untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang

lebih tinggi.

Teknik Pemesinan Bubut merupakan

salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

kelas XI Mesin 3 di semester II. Teknik

pemesinan bubut menjadi salah satu mata

pelajaran yang utama dan masih dianggap

sulit oleh peserta didik. Pembelajaran teknik

pemesinan bubut diperlukan suatu metode

mengajar yang bervariasi dan inovatif. Model

pembelajaran yang dipilih sebaiknya model

pembelajaran yang membuat peserta didik

termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik

akan dengan mudah dalam menerima dan

memahami materi yang disampaikan guru.

Keaktifan belajar yang tinggi maka

peserta didik akan lebih banyak ide atau

gagasan untuk menyelesaikan suatu

permasalahan daripada peserta didik yang

memiliki keaktifan belajar yang lebih rendah.

Proses pembelajaran saat ini guru lebih

mendominasi sehingga peserta didik kurang

aktif ketika pembelajaran berlangsung,

dibuktikan dengan peserta didik tersebut

jarang bertanya kepada guru mengenai materi

yang belum dipahami. Pembelajaran saat ini

guru lebih sering menggunakan metode

konvensional, meskipun guru telah berusaha

melibatkan peserta didik dengan metode

tanya jawab namun tidak semua peserta didik

aktif.

Permasalahan tersebut dapat diatasi

dengan sebuah strategi belajar mengajar yang

berbeda untuk diterapkan kepada peserta

didik. Strategi belajar mengajar yang tidak

mengharuskan peserta didik menghafal,

tetapi sebuah strategi pembelajaran yang

mendorong peserta didik merangsang pikiran

mereka untuk mendapatkan pengetahuan

baru, terdapat berbagai alternatif model

pembelajaran yang bisa digunakan dan

memilih model pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) sebagai salah satu

strategi alternatif yang diharapkan dapat

membantu peserta didik merangsang pikiran

mereka sendiri, meningkatkan kemampuan

peserta didik bekerja sama dengan orang lain,

meningkatkan keaktifan belajar dan pada saat

yang sama meningkatkan prestasi belajar

peserta didik.

Peneliti memilih model pembelajaran

tipe Inside-Outside Circle (IOC) dalam

penelitian ini untuk diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran Teknik Pemesinan

Bubut di SMK Pancasila Surakarta.

Tipe ini dipilih karena diyakini cocok

dengan situasi peserta didik yang cenderung

belajar lebih efisien dalam kelompok atau

belajar secara bersama-sama, tipe

pembelajaran ini menunjukkan adanya

keseimbangan peran antara guru sebagai

(3)

dengan peserta didik yang aktif terangsang

pikirannya menerima pengetahuan baru.

Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada

tujuan yang sebenarnya, maka rumusan

masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model IOC dapat

meningkatkan keaktifan belajar peserta

didik pada mata pelajaran Teknik

Pemesinan Bubut di kelas XI Mesin 3

SMK Pancasila Surakarta?

2. Apakah penerapan model IOC

meningkatkan prestasi belajar peserta

didik pada mata pelajaran Teknik

Pemesinan Bubut di kelas XI Mesin 3

SMK Pancasila Surakarta?

Model IOC merupakan suatu

pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil

dan lingkaran besar yang memungkinkan

peserta didik saling membagi informasi pada

saat bersamaan dengan pasangan yang

berbeda dengan singkat dan teratur. Peserta

didik dapat berdiskusi dan bekerja sama

dengan peserta didik lain dalam kelompok.

Anggota kelompok yang dibentuk secara

heterogen, diharapkan diskusi dalam

kelompok berlangsung secara efektif.

Slameto (1995:2) berpendapat bahwa

“belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas

merupakan prinsip atau asas yang sangat

penting didalam proses belajar mengajar.

Sardiman (2009: 100) menyatakan bahwa

“keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan

dimana peserta didik dapat aktif. Setiap

orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa

ada aktivitas proses pembelajaran tidak akan

terjadi”.

Dari berbagai pendapat diatas maka yang

dimaksud keaktifan peserta didik adalah

rangkaian yang dilakukan peserta didik

dalam mengikuti proses pembelajaran

sehingga menimbulkan perubahan perilaku

belajar pada diri peserta didik.

Paul D Dierich (Sardiman 2011:101)

membagi kegiatan belajar menjadi delapan

kelompok kegiatan sebagai berikut:

1) Visual activities, yang termasuk di

dalamnya: membaca, memperhatikan

gambar demonstrasi, percobaan,

pekerjaan orang lain.

2) Oral activities, seperti: menyatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan

wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening activities, sebagai contoh:

mendengarkan; uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities, misalnya; menulis

cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5) Drawing activities, misalnya:

menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) Motor activities, yang termasuk di

(4)

percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, misalnya: mengingat,

memecahkan masalah, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan,

mengambil keputusan.

8) Emotional activities, misalnya:

menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani,

tenang, gugup.

Winkel (1999:149) menyatakan bahwa

prestasi belajar adalah“prestasi belajar dapat

dilihat dari perubahan-perubahan dalam

pengertian kognitif, pengalaman,

keterampilan, nilai, sikap, yang bersifat

konstan. Prestasi belajar dapat diketahui

dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian

hasil belajar”. Soenarto (2009:1) menyatakan

bahwa “prestasi belajar mempunyai

pengertian penguasaan pemahaman dan

keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Kesimpulannya bahwa prestasi belajar

adalah bukti atau hasil yang dicapai peserta

didik dari aktivitas mental/psikis untuk

membangun pengetahuan berdasar

pengalaman/pengetahuan yang telah

diperoleh dan interaksinya dengan

lingkungan sosial pada periode tertentu yang

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah

yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotoris yang semuanya sudah

terangkum dalam ketuntasan hasil belajar

peserta didik yang telah ditetapkan menjadi

nilai KKM yang telah ditetapakan setiap

sekolah.

Penelitian yang menguatkan penelitian ini

adalah :

1. Dameria IMB (2012) dalam

penelitiannya berjudul “Penerapan

Pembelajaran kooperatif teknik

Inside-Outside Circle (IOC) pada Pokok

Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII

SMP Negeri 41 Medan. Dalam penelitian

tersebut bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif Inside-Outside

(IOC) dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar. Hasil penelitian diperoleh

rata-rata aktivitas belajar peserta didik

dari pertemuan I s/d IV yakni 79,625%,

dan hal ketuntasan belajar dari 40 peserta

didik diperoleh 38 peserta didik yang

tuntas belajar (95%) dan 2 peserta didik

(5%) yang tidak tuntas belajar, dengan

demikian penerapan pembelajaran

kooperatif Inside-outside Circle (IOC)

dari awal hingga akhir aktivitas dikatakan

baik.

2. Afifah, Lina (2013) dalam penelitiannya

berjudul “Penerapan Model

Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik

Pada Standar Kompetensi Melakukan

Pemasaran Barang dan Jasa (Studi Pada

Peserta didik Kelas X Prodi Pemasaran

SMK N 1 Doko Kab. Blitar) “.Dalam

penelitian tersebut bahwa penggunaan

(5)

Circle dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik. Aktivitas

meningkat ditunjukkan dengan pada

siklus I dengan persentase 68.72% dan

meningkat pada siklus II menjadi 79.5%,

dengan hasil belajar ditunjukkan dengan

siklus I 66.7% dan meningkat pada siklus

II menjadi 90%.

3. Njoroge, Changeiywo, Ndirangu. (2014)

dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh

Pendekatan Pengajaran Berbasis

Penyelidikan pada Prestasi dan Motivasi

Peserta Didik Sekolah Menengah dalam

Pelajaran Fisika di Nyeri County Kenya”.

Dalam penelitian tersebut pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran

reguler dengan pendekatan berbasis

penyelidikan untuk meningkatkan

prestasi dan motivasi peserta didik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

pendekatan pengajaran berbasis

penyelidikan menghasilkan perbedaan

yang signifikan dalam prestasi peserta

didik dibandingkan dengan metode

ceramah dan demonstrasi guru.

4. Parveen, Batool (2012) dengan judul,

“Pengaruh Metode Pembelajaran

Kooperatif Ilmu Pengetahuan Umum di

Tingkat Menengah”. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui efek dari

metode pembelajaran kooperatif terhadap

prestasi peserta didik ilmu pengetahuan

umum kelas 9. Bahan yang digunakan

untuk menerapkan metode pembelajaran

kooperatif yaitu rencana pembelajaran,

lembar kerja, kuis. Dalam penelitian

tersebut memaparkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi peserta didik ilmu

pengetahuan umum kelas 9. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif lebih unggul

daripada metode tradisional pada prestasi

peserta didik ilmu pengetahuan umum

kelas 9.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SMK Pancasila Surakarta

mengambil subjek penelitian yaitu peserta

didik kelas XI Mesin 3. Kelas XI Mesin 3

memiliki jumlah peserta didik sebanyak 24

peserta didik. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah data hasil

belajar dan keaktifan belajar. Sumber data

penelitian tindakan kelas berupa peristiwa

dan dokumen. Peristiwa yang terdiri dari

proses belajar mengajar dan pengamatan

yang menggunakan lembar amatan.

Dokumen yang digunakan antara lain nama

peserta didik, hasil tes peserta didik, daftar

nilai pra penelitian, rencana pelaksanaan

pembelajara, silabus dan foto kegiatan. Data

keaktifan belajar diperoleh dari hasil

pengamatan dan data hasil belajar diperoleh

dari hasil tes siklus.

Teknik pengumpulan data yang digunakan

yaitu observasi, dokumentasi,tes dan lembar

amatan. Validitas data yang digunakan dalam

(6)

triangulasi waktu. Validasi instrumen untuk

tes adalah menggunakan validitas isi, untuk

instrument non tes menggunakan teknik

validitas triangulasi waktu. Teknik analisis

data yang digunakan adalah teknik diskriptif

komparatif.

Indikator kerja digunakan untuk

menunjukkan peningkatan keaktifan belajar

dan prestasi belajar peserta didik kelas XI

Mesin 3 SMK Pancasila Surakarta. Indikator

keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas ini adalah pertama peningkatan hasil

belajar peserta didik dari kondisi awal ke

siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Kedua

peningkatan keaktifan belajar peserta didik

dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I

ke siklus II. Presentase peserta didik yang

ditargetkan mengalami peningkatan hasil

belajar sebesar 80% dari jumlah peserta didik

secara keseluruhan, dan presentase peserta

didik yang ditargetkan mengalami

peningkatan kreativitas belajar sebesar 80%

dari jumlah peserta didik secara keseluruhan.

Pelaksanaan penelitian penelitian tindakan

kelas ini dilakukan secara bertahap, setiap

siklus terdiri dari empat tahapan yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian

yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Arikunto dkk., 2009: 16)

Perencanaan tindakan dilakukan sebagai

persiapan pelaksanaan tindakan. Antara lain

yaitu menyusun rencana pembelajaran

dengan guru kolaborasi, menentukan pokok

bahasan sesuai dengan program tahunan dan

semester, menyusun RPP, menyiapkan

materi dan media, membuat lembar amatan

keaktifan, dan menyusun tes.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan model IOC sesuai

dengan tahapan-tahapan yang ditentukan,

mulai dari pembentukan kelompok, diskusi,

presentasi secara kelompok.

Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada

saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan

pada variabel hasil belajar dengan

mengadakan penilaian dan pada variabel

keaktifan belajar dengan menggunakan

lembar amatan.

Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah

pengamatan. Data hasil pengamatan

(7)

dianalisis bersama-sama dengan tujuan

menemukan kelemahan-kelemahan proses

pembelajaran, sehingga pada proses

selanjutnya dapat dilakukan

perbaikan-perbaikan.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Materi pelajaran yang disampaikan pada

penelitian ini adalah pembubutan tirus untuk

siklus I dan pembubutan ulir untuk siklus II.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

harus selalu memperhatikan suasana kelas

dan suasana peserta didik agar tujuan dari

penelitian dapat tercapai, pada penelitian

tindakan siklus I masih terdapat beberapa

kelemahan guru dan peserta didik yang

menyebabkan keaktifan dan hasil belajar

belum memenuhi target. Hasil dari refleksi

siklus I diperlukan perubahan dalam proses

siklus II, dengan melakukan perubahan

dalam siklus II mampu memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus

I. Hasil dari perubahan pada siklus II

menunjukkan hasil tes siklus II semakin baik

sehingga jumlah peserta didik yang mendapat

nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan

meningkat dan hasil dari lembar amatan

keaktifan peserta didik juga semakin

meningkat. Tujuan penelitian berupa

peningkatan prestasi belajar dan keaktifan

belajar peserta didik.

Berikut data rekapitulasi dari kegiatan

penelitian yang telah dilakukan:

1. Perbandingan nilai keaktifan peserta didik

dari tindakan pra-siklus, tindakan siklus I

dan tindakan siklus II

Gambar 1. Perbandingan nilai keaktifan peserta didik

2. Perbandingan dari nilai tes hasil belajar

pada pra-siklus, tindakan siklus I dan

tindakan siklus II

Gambar 2. Perbandingan nilai tes hasil

belajar peserta didik

Pembelajaran dengan menerapkan

model Inside-Outside Circle (IOC) yang

didasari dengan pembelajaran

(8)

tanya jawab dapat berjalan dengan baik

karena peserta didik merasa nyaman

melalui model pembelajaran ini,

meskipun ada beberapa peningkatan

yang tidak konstan namun secara

keseluruhan telah memenuhi target,

dengan pembelajaran ini peserta didik

dituntut untuk mencapai hasil maksimal

dalam belajar, tetapi harus didukung

dengan kondisi peserta didik yang lain,

dapat dikatakan apabila peserta didik

ingin mendapatkan nilai yang baik maka

teman atau peserta didik yang lain juga

harus mendapatkan nilai yang baik juga.

D. SIMPULAN

1. Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar pada siklus I dan siklus II

setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe IOC,

rata-rata keaktifan belajar peserta

didik kelas XI M3 mencapai 65,19%

pada siklus I dan 82,37% pada siklus

II. Apabila dibandingkan dengan

siklus I maka terjadi peningkatan

pada siklus II yaitu sebesar 17,18%.

Dengan hasil ini, Penerapan model

pembelajaran kooperatif IOC pada

mata pelajaran Teknik Pemesinan

Bubut dapat meningkatkan keaktifan

belajar peserta didik kelas XI M3

SMK Pancasila Surakarta.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe IOC yang dapat

meningkatkan keaktifan belajar

peserta didik berdampak positif

terhadap ketuntasan belajar peserta

didik. Hal ini terbukti dari hasil tes

siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan dan mencapai target

yang telah ditetapkan. Persentase

peserta didik yang tuntas pada siklus I

sebesar 54,17% dan siklus II sebesar

83,33%. Dengan hasil ini, Penerapan

model pembelajaran kooperatif IOC

pada mata pelajaran Teknik

Pemesinan Bubut dapat

meningkatkan keaktifan belajar

peserta didik kelas XI M3 SMK

Pancasila Surakarta.

E. DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Lina. (2013). Penerapan Model

Inside-Outside Circle untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa pada Standar

Kompetensi Pemasaran SMK N 1

Doko Kab. Blitar. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. Malang: FE

Universitas Negeri Malang.

Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

Dameria, IMB. (2012). Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Teknik

Inside-Outside Circle pada Pokok

Bahasan Kubus da Balok di kelas

VIII SMP Negeri 41 Medan Tahun

Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. Medan: FMIPA

(9)

Hanifudin, Rizky. (2011). Penerapan

Model Pembelajaran Inside-Outside

Circle untuk meningkatkan Aktivitas

dan Hasil Belajar IPS siswa Kelas V

SDN Ketawanggede 2 Kota Malang.

Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Malang: FKIP Universitas Negeri

Malang.

Njoroge, Changeiywo, Ndirangu. (2014).

Effects of Inquiry-Based Teaching

Approach on Secondary School

Students’ Achievement and

Motivation in Physics in Nyeri

County, Kenya. Academic Research

Journals. Volume 2(1), pp. 1-6,

January 2014. Diperoleh 26

Agustus 2015, dari

http://www.academicresearchjournal

s.org/IJARER/PDF%202014/Januar

y/Njoroge%20et%20al.pdf

Parveen, Batool. (2012). Effect of

Cooperative Learning on

Achievement of Students in General

Science at Secondary Level.

International Education Studies.

Vol. 5, NO. 2; April 2012. Diperoleh

1 September 2015, dari

http://www.ccsenet.org/journal/inde

x.php/ies/article/viewFile/12736/106

2

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi

Belajar. Jakarta. Rajawali Press.

Slameto. (2003). Belajar dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin E Robert. 2008. Coopertive

Learning Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung : Nusa Media.

Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses

Belajar. Bandung: PT. Remaja.

Winkel. (1999). Psikologi Pengajaran.

Jakarta: Gramedia Widiasarana

Gambar

Gambar 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1. Perbandingan nilai keaktifanpeserta didik

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Informasi Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kenaikan Harga Saham Pada Pt Adhi Karya (Persero) Tbk.. Tahun 2007-2011universitas Pendidikan Indonesia |

Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi dan isi kandungan buku ini dalam apa juga bentuk dan dengan cara apa jua sama ada secara elektronik,

[r]

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancang bangun ini dapat dipergunakan untuk mengatur keluaran tegangan yang diperlukan oleh sumber elektron dengan kenaikan tegangan tiap

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

Lebih lanjut, Grotberg (1979) mengemukakan bahwa tugas orangtua (Parental Role) dalam hubungannya dengan proses pendidikan anak adalah memberikan stimulasi edukasi (educational