• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psycholinguistic Analysis On Learning Disorder Of Dyslexic Children

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Psycholinguistic Analysis On Learning Disorder Of Dyslexic Children"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

APPENDICES

ANGKET WAWANCARA PENELITIAN UNTUK GURU/TERAPIS ANAK

DENGAN MASALAH KESULITAN BELAJAR (DISLEKSIA) – FIRST

INFORMAL ASSESSMENT

PSYCHOLINGUISTIC ANALYSIS ON DYSLEXIC CHILD

RENY ANDARI (110705023)

I. PETUNJUK WAWANCARA

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi identitas yang telah tersedia.

2. Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

II. IDENTITAS GURU/TERAPIS

1. Nama :

2. Nama Sekolah/Tempat Pelatihan Khusus :

III. DAFTAR PERTANYAAN (Sumber: Abdurrahman, 2003)

1. Apakah anak tersebut mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis? a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, apakah anak tersebut sering tertukar huruf antara huruf “b” dan “d” atau “p” dan “q” ketika membaca atau menulis?

a. Ya b. Tidak

(4)

a. Ya b. Tidak

4. Apakah anak tersebut juga mengalami kesulitan saat menghitung terutama perkalian?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anak tersebut lebih menggemari pelajaran yang menggunakan otak kanan seperti menggambar, bernyanyi, atau melukis?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah di sekolah/tempat kursus anda terdapat anak yang mengalami gangguan belajar seperti membaca, menulis, atau mengeja huruf (disleksia) dan dalam rentang usia berapakah rata-rata anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut?

-

7. Apakah anak tersebut pernah mengikuti proses belajar di sekolah lain? -

8. Langkah-langkah apa saja yang diambil oleh guru dalam meningkatkan kemampuan belajar anak dengan kesulitan belajar?

-

9. Menurut anda, metode belajar apa yang paling efektif untuk anak dengan gangguan belajar? Berikan alasannya.

-

10.Apa kesulitan-kesulitan yang sering dialami dalam mengatasi anak yang mengalami kesulitan belajar?

(5)

-APPENDICES

ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURU/TERAPIS ANAK DISLEKSIA

(SECOND INFORMAL ASSESSMENT)

RENY ANDARI

REG. NO. 110705023

ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT

FACULTY OF CULTURAL STUDIES

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

I. PETUNJUK WAWANCARA

3. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi identitas yang telah tersedia.

4. Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

II. IDENTITAS GURU/TERAPIS

3. Nama Guru :

4. Nama Sekolah/Tempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center III. DAFTAR PERTANYAAN

TYPES AND DIFFICULTIES (DATA SOURCE)

Reading Dyslexia/Reading Difficulty

Menurut Mercer (1983: 309) ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan kebiasaan membaca, kekeliruan mengenal kata, kekeliruan pemahaman, dan gejala-gejala serbaneka.

(6)

menyebarkan angket kedua. Angket ini berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama. Data yang didapat diisi oleh tenaga pengajar/guru di Medan Teraphy Kids Center. Data ini sangat mendukung untuk hasil penelitian penulis.

Daftar Kekeliruan Membaca Lisan Siswa/Siswi Medan Teraphy Kids Center (Sumber: Abdurrahman 2003: 210-212)

No Jenis Kekeliruan Cek Keterangan

1 Tidak dapat melafalkan semua huruf vokal (a, i, u, e, o). 2 Tidak dapat melafalkan beberapa huruf vokal.

3 Tidak dapat melafalkan semua huruf konsonan (b, c, d, f, g, h , j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z).

4 Tidak dapat melafalkan beberapa huruf konsonan. 5 Tidak dapat melafalkan huruf diftong (ny, ng).

6 Tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan – vokal (ba, pa, ...).

7 Tidak dapat melafalkan gabungan huruf diftong – vokal (nya, ngu, ...).

8 Tidak dapat melafalkan vokal rangkap (ia, oi, ua, ...).

9 Tidak dapat melafalkan gabungan konsonan vokal – konsonan (ba-pak, ka-pal, pas-ti, ...).

10 Tidak dapat melafalkan gabungan vokal – konsonan (as-pal, ir -na, ...)

11 Tidak dapat membedakan huruf yang bentuknya hampir sama (b-d, p-q, m-n-u-w).

12 Penghilangan huruf atau kata (“bunga mawar itu merah” dibaca “bunga itu merah” , “bapak membaca buku” dibaca “bapak baca buku”).

13 Penyisipan kata (“rumah paman di Semarang” dibaca “ rumah paman ada di Semarang”).

14 Penggantian kata, makna tetap (“ayah menulis surat” dibaca “bapak menulis surat”).

(7)

16 Pengucapan kata yang salah, makna sama (“hati saya senang” dibaca “hati saya seneng”).

17 Pengucapan kata yang salah, tidak bermakna (“mama beli nenas” dibaca mama beli memas”).

18 Pengucapan kata dengan bantuan guru (“kuda itu lari kencang” dibaca “kuda itu lari .... kencang”).

19 Pengulangan (“Wati main bola” dibaca “Wati ma-ma-ma-in bo-bo-la”).

20 Pembalikan kalimat, subjek, predikat, objek (“baju saya dicuci bibi” dibaca “baju saya bibi dicuci”)

21 Tidak memperhatikan tanda baca (“bapak dan ibu pergi ke kantor. Saya pergi ke sekolah” dibaca “bapak dan ibu pergi ke kantor saya pergi ke sekolah”).

22 Membetulkan kesalahan sendiri “duku itu manis” dibaca “buku itu manis” , dibetulkan sendiri “duku itu manis”).

23 Ragu-ragu dalam membaca (“Iwan bermain layang-layang” dibaca “Iwan ... bermain ... layang ... layang”).

24 Membaca tersendat-sendat (“bu Ita guru Nani” dibaca “bu i ... tagu ... gu ... ru na ... na ... ni”).

25 Tidak dapat mengurutkan susunan bacaan berita.

Writing Dyslexia/Writing Difficulty

Menurut Lerner (1985: 402), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan melaksanakan cross modal, menggunakan tangan yang dominan, dan kemampuan memahami instruksi.

(8)

menyebarkan angket kedua. Angket ini berupa daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama. Data yang didapat diisi oleh tenaga pengajar/guru di Medan Teraphy Kids Center. Data ini sangat mendukung untuk hasil penelitian penulis.

Berbagai Macam Cara Anak Berkesulitan Belajar dalam Memegang Pensil untuk

Menulis. (Hornsby, 1984: 66) (Sumber: Abdurrahman 2003: 235-237)

Pertanyaan:

1. Berdasarkan gambar di atas, cara memegang pensil yang mana yang lebih sering dilakukan oleh anak? (boleh pilih lebih dari 1)

Jawaban:

2. Apakah anak menulis dari kiri ke kanan? a. Ya b. Tidak

(9)

a. Ya b. Tidak

4. Apakah guru mengajar dengan cara menulis kata-kata dari papan tulis dan anak akan menyalin ke buku atau kertas?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah guru mengajarkan kepada anak untuk menulis pada garis yang tepat? a. Ya b. Tidak

Daftar Cek untuk Mengukur Kemampuan Menulis Ekspresif yang Dikembangkan oleh

Poteet (Lovitt, 1989: 225) (Sumber: Abdurrahman 2003: 235-237)

ST = anak sangat terampil C = anak dapat melakukan hanya jika diberi contoh

T = anak cukup terampil R = anak membutuhkan remediasi

Tulisan ST T C R Keterangan

I. Keindahan Tulisan A. Jarak pada halaman B. Jarak antarkalimat C. Jarak tiap kata D. Jarak tiap huruf E. Kemiringan huruf F. Bentuk huruf II. Ejaan (...% salah eja)

(10)

III. Tata Bahasa A. Huruf kapital

1. Kata benda nama diri 2. Kata sifat yang tepat 3. Kata pertama tiap kalimat 4. Nama Tempat

5. Nama Negara B. Pemberian tanda baca

1. Titik 2. Koma 3. Tanda kutip 4. Tanda tanya 5. Tanda seru 6. Tanda titik dua 7. Tanda penghubung 8. Tanda kurung C. Sintaksis

1. Bagian-bagian percakapan a. Kata kerja

b. Kata benda c. Kata ganti d. Kata sifat e. Kata keterangan f. Kata depan g. Kata penghubung h. Kata seru

(11)

Metode Pengajaran Membaca bagi Anak Berkesulitan Belajar

(Sumber: Abdurrahman 2003: 217-219)

Sebelum menjawab pertanyaan di bawah, guru diwajibkan membaca tiga contoh metode yang akan dijelaskan oleh penulis dengan seksama.

1) Metode Fernald

Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multisensoris yang sering dikenal pula sebgai metode VAKT (visual, auditory, kinesthetic, and tactile). Metode ini digunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata diajarkan secara utuh. Metode ini memiliki empat tahapan. Tahapan pertama, guru menulis kata yang hendak dipelajari di atas kertas dengan krayon. Selanjutnya anak menelusuri tulisan tersebut dengan jarinya. Pada saat menelusuri tulisan tersebut, anak melihat tulisan, dan mengucapkannya dengan keras. Proses semacam ini diulang-ulang sehingga anak dapat menulis kata tersebut dengan benar tanpa melihat contoh. Pada tahapan kedua, anak tidak terlalu lama diminta menelusuri tulisan-tulisan dengan jari, tetapi mempelajari tulisan guru dengan melihat guru menulis, sambil mengucapkannya. Anak-anak mempelajari kata-kata baru pada tahapan ketiga, dengan melihat tulisan yang ditulis di papan tulis atau tulisan cetak, dan mengucapkan kata tersebut sebelum menulis. Pada tahapan ini anak mulai membaca tulisan dari buku. Pada tahapan keempat, anak mampu mengingat kata-kata yang dicetak atau bagian-bagian dari kata yang telah dipelajari.

2) Metode Gillingham

Metode Gillingham merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam pelajaran selama dua tahun. Aktivitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf dan perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak untuk mempelajari berbagai huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan kemudian program fonik diselesaikan. 3) Metode Analisis Glass

(12)

yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului membaca. Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan suatu kata tertulis secara tepat.

Membaca didefinisikan sebagai menurunkan makna dari kata-kata yang berbentuk tulisan. Jika anak tidak dapat melakukan pemecahan sandi tulisan secara efisien, maka mereka tidak akan belajar membaca. Melalui metode analisis Glass, anak dibimbing untuk mengenal kelompok-kelompok huruf sambil melihat kata secara keseluruhan. Metode ini menekankan pada latihan auditoris dan visual yang terpusat pada kata yang sedang dipelajari. Materi yang diperlukan untuk mengajar mengenal kelompok-kelompok huruf dapat dibuat oleh guru. Secara esensial, kelompok huruf dapat dibuat pada kartu berukuran 3x15cm. Pada tiap karu tersebut, guru menuliskan secara baik kata-kata terpilih yang telah menjadi perbendaharaan kata anak. Kelompok kata didefinisikan sebagai dua atau lebih huruf yang merupakan satu kata utuh, menggambarkan suatu bunyi yang relatif tetap. Dalam bahasa indonesia, kelompok huruf yang merupakan satu kata yang hanya terdiri dari satu suku kata sangat jarang. Kata “tak” misalnya, sesungguhnya merupakan kependekan dari kata “tidak”, dan kata “pak” atau “bu” sesungguhnya kependekan dari kata bapak dan ibu. Dengan demikian, penerapan metode analisis Glass dalam bahasa indonesia akan berbentuk suku kata, misalnya kata bapak terdiri dari dua kelompok huruf “ba” dan “pak”.

Seperti dikutip oleh Lerner (1988: 386), Glass mengemukakan adanya empat langkah dalam mengajarkan kata, yaitu:

(1) Mengidentifikasi keseluruhan kata, huruf, dan bunyi kelompok-kelompok huruf. (2) Mengucapkan bunyi-bunyi kelompok kata dan huruf.

(3) Menyajikan kepada anak, huruf atau kelompok huruf dan meminta untuk mengucapkannya.

(4) Guru mengambil beberapa huruf pada kata tertulis dan anak diminta mengucapkan kelompok huruf yang masih tersisa.

Pertanyaan:

1. Dari penjelasan metode-metode pengajaran tersebut, metode manakah yang pernah/selalu anda gunakan untuk mengajar anak dengan gangguan belajar? (boleh memilih dua)

(13)

2. Menurut anda, metode manakah yang cukup efektif untuk membantu anak dengan gangguan belajar? (boleh memilih dua)

a. Metode Fernald b. Metode Gillingham c. Metode Analisis Glass

3. Dari metode yang anda gunakan, apakah anak dapat menerima dengan baik pelajaran yang diberikan?

a. Ya b. Tidak

4. Dalam kisaran jangka waktu berapa lama anak tersebut bisa membaca dan menulis dengan lancar?

Jawaban:

5. Tuliskan pendapat anda tentang salah satu dari ketiga metode yang dijelaskan sebelumnya, manakah metode yang paling efektif menurut anda? Mengapa?

(14)

APPENDICES

ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURU/TERAPIS ANAK DISLEKSIA

(PERCEPTION)

RENY ANDARI

REG. NO. 110705023

ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT

FACULTY OF CULTURAL STUDIES

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

I. PETUNJUK WAWANCARA

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi identitas yang telah tersedia.

2. Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

II. IDENTITAS GURU/TERAPIS

1. Nama Guru :

2. Nama Sekolah/Tempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center III. DAFTAR PERTANYAAN

Pada angket sebelumnya, telah diketahui bahwa terdapat anak yang memiliki gejala atau sindrom gangguan belajar disleksia, untuk meneliti lebih lanjut, penulis mengharapkan agar guru menjawab pertanyaan hanya berdasarkan analisis anak disleksia dan sesuai dengan ciri-ciri anak yang bersangkutan (disleksia). (Sumber: Abdurrahman, 2003: 151-155)

1. Apakah anak selalu menulis ejaan dengan salah meskipun telah dilakukan berulang kali?

A) Ya B) Tidak

2. Tipe gaya belajar mana yang paling mudah dipahami dan diminati oleh anak dengan gangguan belajar/disleksia (boleh pilih lebih dari 1)

(15)

3. Persepsi visual sangat mempengaruhi anak dalam belajar membaca. Anak dengan gangguan persepsi visual akan mengalami kesulitan untuk membedakan bentuk-bentuk geometri, huruf, atau kata. Apakah anak sering mengalami kesulitan seperti yang dijelaskan diatas?

A) Ya B) Tidak

4. Apakah anak kesulitan dalam hubungan keruangan (spasial) atau jarak antar huruf dan ktata ketika membaca dan menulis?

A) Ya B) Tidak

5. Apakah anak mengalami kesulitan dalam membedakan suatu objek ke objek yang lain? Misal, anak kesulitan membedakan kelinci bertelinga satu diantara kelinci-kelinci yang mempunyai dua telinga, atau kesulitan dalam membedakan bentuk huruf, misal huruf m dan n.

A) Ya B) Tidak

6. Apakah anak mengalami kesulitan untuk membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilingi?

A) Ya B) Tidak

7. Apakah anak mengalami gangguan dalam mengingat dan mengidentifikasi suatu objek?

A) Ya B) Tidak

8. Apakah anak keliru ketika membaca satu kata dengan huruf yang tidak lengkap? Misal, dalam satu kata dihilangkan beberapa huruf.

A) Ya B) Tidak

9. Pada saat awal pengenalan objek kepada anak, apakah anak mampu mengenal sifat dan mengingat bentuk atau ciri-ciri berbagai objek tersebut?

(16)

10.Apakah anak mengalami kesulitan saat mengubah huruf atau susunan huruf? Misal, huruf p diubah menjadi huruf q atau b dan juga d, kata “ibu” menjadi “ubi”, kata “lupa” menjadi “palu”

A) Ya B) Tidak

11.Apakah anak mengalami gangguan dalam meraba huruf atau suatu objek? Misal, membedakan permukaan kasar dan halus, jari mana yang digunakan untuk meraba, atau mengidentifikasi huruf apa yang ditulis di punggung atau tangan.

A) Ya B) Tidak

12.Persepsi auditoris juga memegang peranan yang sangat penting dalam belajar. Anak yang berkesulitan belajar membaca memiliki kesulitan audioris, linguistik, dan fonologis. Anak tersebut tidak mampu memahami atau menginterprestasikan segala sesuatu yang didengar. (Lerner, 1988: 285)

Dari penjelasan di atas, apakah anak juga mengalami kesulitan dalam memahami atau menginterprestasikan segala sesuatu yang di dengar?

A) Ya B) Tidak

13.Apakah anak tidak dapat mengingat dan membedakan bunyi berbagai kata? A) Ya B) Tidak

14.Apakah anak mengalami kesulitan atau tidak dapat menggunakan prinsip alfabetik yang diperlukan untuk belajar fonik dan membaca kata-kata?

A) Ya B) Tidak

15.Apakah anak mengalami kesulitan dalam membedakan kata kakak dengan bapak atau ibu dengan abu?

A) Ya B) Tidak

16.Apakah anak mengalami kesulitan ketika diperintahkan untuk melakukan 3 aktivitas sekaligus? Misal, menutup jendela, lalu membuka pintu, dan meletakkan kotak di atas meja.

(17)

17.Apakah anak mengalami kesulitan dalam mnegingat urutan alfabet, nama-nama hari, atau nama-nama bulan?

A) Ya B) Tidak

18.Apakah anak mengalami kesulitan dalam memadukan beberapa huruf untuk menjadi satu kata? Misal, anak kesulitan menggabungkan huruf m-a-i-n untuk membentuk kata “main”

A) Ya B) Tidak

19.Apakah anak sering melakukan kesalahan dalam menulis? Misal, melakukan penghilangan huruf seperti “tebal” menjadi “tbal”

A) Ya B) Tidak

20.Kesalahan apa yang paling sering dilakukan anak ketika menulis ejaan kata? (boleh pilih lebih dari 1)

(18)

APPENDICES

ANGKET PENELITIAN LANJUTAN UNTUK GURU/TERAPIS ANAK DISLEKSIA

(METHOD)

RENY ANDARI

REG. NO. 110705023

ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT

FACULTY OF CULTURAL STUDIES

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

I. PETUNJUK WAWANCARA

3. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu isi identitas yang telah tersedia.

4. Jawablah daftar wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan. Dan sebelumnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya.

II. IDENTITAS GURU/TERAPIS

3. Nama Guru :

4. Nama Sekolah/Tempat Pelatihan Khusus : Medan Teraphy Kids Center III. DAFTAR PERTANYAAN

METHOD (DATA SOURCE) (Sumber: Abdurrahman, 2003)

(19)

1. Apakah guru menulis huruf dan menyebutkan bunyi huruf tersebut secara langsung satu per satu?

A) Ya B) Tidak

2. Apakah anak mempraktekkan rabaan melalui sentuhan jari tangan dengan membentuk huruf dan menyebutkan bunyi huruf tersebut untuk mengetahui karakter dari huruf tersebut? (taktil)

A) Ya B) Tidak

3. Apakah guru menggabungkan huruf konsonan dengan huruf vokal lalu menyebutkan bunyinya?

A) Ya B) Tidak

4. Apakah dengan metode di atas, murid dapat membedakan perbedaan antara huruf vokal diantara huruf konsonan? (misal: menyebutkan huruf “E” dan “e” diantara huruf “b” , “d” , “k”, dan lain-lain)

A) Ya B) Tidak

5. Apakah guru mengajar dengan metode mendengarkan rekaman untuk anak disleksia? (misal: murid mendengarkan rekaman sambil membaca teks rekaman tersebut)

A) Ya B) Tidak

6. Apakah anak belajar menulis dengan menulis berulang kali dengan jarak spasi yang berbeda hingga jarak spasi dan besar tulisan tidak terlalu besar atau kecil?

A) Ya B) Tidak

7. Untuk membentuk sebuah kata, apakah guru mengajarkan kepada anak disleksia dengan menggabungkan beberapa huruf dari jumlah yang kecil hingga membentuk sebuah kata? A) Ya B) Tidak

8. Dari tahap-tahap pengajaran di atas (1-6), tahap mana saja yang sering anda terapkan dalam proses belajar mengajar anak disleksia? (boleh lebih dari 1)

(20)

9. Adakah satu tahap yang selalu anda gunakan untuk anak disleksia? (hanya pilih 1 tahap) -

10. Menurut pengalaman anda, tahap mana saja yang paling efektif dan dapat berhasil membantu anak disleksia? (boleh pilih lebih dari 1)

-

11. Adakah tahapan lainnya (selain yang dituliskan di atas) yang anda gunakan untuk mengajar anak disleksia? (sebutkan tahapannya jika ada)

-

12. Apakah ada kesulitan-kesulitan yang dialami ketika menggunakan tahapan mengajar di atas? (sebukan jika ada)

-

13. Bagaimana pendapat anda tentang anak-anak disleksia yang selama ini pernah anda ajari? -

Jawaban anda sangat membantu saya dalam menganalisis data untuk penelitian skripsi

saya, untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada staf pengajar / guru-guru yang

Referensi

Dokumen terkait

Pengumuman Jadwal Pelaksanaan Reverse Stock di Bursa 15 Juli 2010 Akhir Perdagangan Saham dengan Nilai Nominal Lama Di : 19 Juli 2010 − Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi.

Istilah home industry (Industri Rumah Tangga) adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 5 orang. Memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja

Maka hal tersebut menunjukkan hasil signifikansi adalah kurang dari 0,05 yang berarti bahwa seluruh variabel independen (X), Indeks Pembangunan Manusia (X1), Inflasi (X2),

[r]

[r]

[r]

[r]

[r]