• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Bertahan Hidup Keluarga Miskin Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Bertahan Hidup Keluarga Miskin Perkotaan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi, diakses pada tanggal 19 september 2015 pukul 10:00 WIB )

(2)

terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi sebagai perpesktif.

1. Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.

2. Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan kesadaran daripada menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang merupakan pola berbeda dengan berniat atau bermaksun maka strategi sebagai pola lebih mengacu pada sesuatu yang muncul begitu saja (emergent).

3. Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen ataupun para penentu kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh faktor faktor ekternal.

4. Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk mengelabui atau mengecoh lawan (competitor)

5. Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir ataupun ideologis.

(3)

1. Strategi Bertahan Hidup

Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005;6) mengemukakan bahwa strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Melalui strategi ini

seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber

-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-cara individu menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi Individu atau kelompok dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih, termasuk keahlian dalam memobilitasi sumber daya yang ada, tingkat keterampilan, kepemilikan aset, jenis pekerjaan, status gender dan motivasi pribadi.

Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada

termasuk didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam menyusun strategi bertahan hidup.Dalam menyusun strategi, individu tidak hanya menjalankan satu jenis strategi saja, sehingga kemudian muncul istilah multiple survival strategies atau strategi bertahan jamak. Selanjutnya Snel dan Starring mengartikan hal ini sebagai kecenderungan pelaku-pelaku atau rumah tangga untuk memiliki pemasukan dari berbagai sumber daya yang berbeda, karena pemasukan tunggal terbukti tidak memadai untuk menyokong kebutuhan hidupnya. Strategi yang berbeda-beda ini dijalankan secara bersamaan dan akan saling membantu ketika ada strategi yang tidak bisa berjalan dengan baik.

2.Teori Mc Clelland

(4)

baik atau efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini kebutuhan pencapaian (nAch). Mc Clelland dalam Robinson (2007:230)

menemukan bahwa individu dengan prestasi tinggi membedakan diri mereka dari individu lain menurut keinginan mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik.

Mereka mencari situasi-situasi dimana bisa mendapatkan tanggung jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah, bisa menerima umpan balik yang cepat tentang kinerja sehingga dapat dengan mudah mereka berkembang atau tidak, dan dimana mereka bisa menentukan tujuan-tujuan yang cukup menantang.

3. Teori Aksi

Dalam teori ini ditekankan bahwa individu menentukan sendiri barang sesuatu yang bermakna bagi dirinya sendiri. Jadi sebagai subyek, manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang memberikan makna baginya.

2.2 Pengertian Kemiskinan

Secara umum istilah miskin atau kemiskinan dapat dengan mudah kita artikan sebagai suatu kondisi yang kurang atau minim. Dalam hal ini konsep kurang maupun minim dilihat secara komparatif antara kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu pihak dengan kebutuhan pribadi atau sekelompok orang di lain pihak. Pengertian minim di sini bersifat relative, dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda dengan lingkingan yang berbeda.

(5)

dengan kondisi tertentu yang dimiliki dan dihadapi seorang atau sekelompok orang di sebuah desa di jawah tengah dapat di kategorikan sebagai kondisi yang cukup atau memadai. Namun kondisi yang sama, yang di miliki dan dihadapi seseorang atau sekelompok orang di Jakarta jelas-jelas di kategorikan sebagai kondisi minim atau kurang.

Selain waktu dan lingkungan, kondisi yang di hadapi dan dialami seseorang atau sekelompok orang juga dapat di bedakan sebagai budaya maupun kelas. Budaya dan kelas dalam masyarakat yang berbeda tentu saja dapat menuntut standar kebutuhan yang berbeda pula. Oleh karena itu generalisasi standar hidup tidak di temukan dalam dunia nyata. ( Siagian Matias ,2012:4-5)

Langkah pertama yang tepat di lakukan dalam upaya memahami ikemiskinan secara holistic adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinanitu sendiri yaitu :

1. Kemiskinan itu multi dimensi.

(6)

2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan , baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salahsatu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atrau kemunduran pada aspek lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemahaman yang komperhensif. Hal lain yang juga harus di pahami sebagai konsekwensi logis dari kondisi kemiskinan seperti ini adalah pemahaman tentang kemiskinan hanya dapat di peroleh jika kita menganalisis kemiskinan itu secara agregat. 3. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur.

Fenomena yang sering kita temui adalah, pendapatan yang di peroleh sekelompok yang bermukim di tempat yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Keadaan yang demikian sering mengkondisikan kita untuk mengidentifikasi kemiskinan sebagai sesuatu yang serba abstrak dan tidak mungkin di ukur. Cara berfikir seperti ini harus di cegah kareana akan menjauhkan kita dari pemahaman yang bbenar dan holistic tentang kemiskinan itu sehingga kitapun mustahil dapat menemukan solusi.

4. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif.

(7)

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

(8)

konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhannegara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

(9)

Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia dancapital individual seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional dan capital social yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.

Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."

Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari PPP$1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari PPP$2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001.

A. Jenis-Jenis Kemiskinan dan Pengaruh Terhadap Pelayanan Kesehatan

1. Kemiskinan strukural

Merupakan kemiskinan yang disebabkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum pro rakyat. Menurut Lono Lastoro (Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada), kemiskinan struktural bukan karena kemalasan si miskin atau etos kerja, tetapi karena sistem sosial, politik dan ekonomi negara yang menyebabkan satu atau banyak kelompok termarginalkan.

(10)

penggali pasir dan mereka yang tidak terpelajar dan tidak terlatih. Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah yang memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jikapun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan. Sehingga tidak ada masyarakat miskin

yang „naik kelas‟, artinya jika pada awalanya buruh, nelayan, pemulung maka selamanya

menjadi buruh nelayan dan pemulung, karena tidak ada upaya dalam menaikan derajat dan kemampuan mereka baik itu dalam kesempatan pendidikan atau pelatihan.

a. Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab kemiskinan majemuk meliputi tiga aspek yaitu :

1. .Kelembagaan, rakyat miskin tidak punya akses ke pembuat keputusan dan kebijakan, sedangkan kelembagaan yang ada tidak pernah menjaring atau menyalurkan aspirasi yang muncul dari bawah, dan setiap kebutuhan rakyat miskin sudah didefinisikan dari atas oleh kelembagaan yang ada, sehingga kemiskinan tidak dapat terselesaikan.

2. Regulasi, kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan ekonomi.Kebijakan ekonomi dalam investasi modal pada sektor-sektor industri yang tidak berbasis pada potensi rakyat menutup kesempatan masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan menjadi akar proses pemiskinan.

(11)

b. Aspek politik yang mengakibatkan kemiskinan yaitu: 1. Tidak ada budaya demokrasi yang mengakar.

2. Keputusan-keputusan politik yang sangat dipengaruhi keputusan dan kepentingan politik dari luar negeri.

3. Tidak ada kontrol langsung dari rakyat terhadap birokrasi.

4. Tidak berdayanya mekanisme dan sistem perwakilan politik menghadapi kepentingan modal.

c. Aspek ekonomi yang mengakibatkan munculnya kemiskinan yaitu: 1. Kebijakan globalisasi atau liberalisasi sistem ekonomi.

2. Rendahnya akses terhadap faktor produksi pembangunan yang berorientasipertumbuhan.

3. Spekulasi mata uang.

d. Aspek sosial budaya yang mengakibatkan kemiskinan yaitu: 1. Hancurnya identitas sosio kultural yang hidup di masyarakat.

2. Hancurnya kemampuan komunikasi antar berbagai kelompok dan gerakan social. 3. Marginalisasi mayoritas rakyat.

4. Lemahnya kelembagaan yang ada.

5. Kuatnya budaya bisu di semua lapisan masyarakat. 2. Kemiskinan Kultural

(12)

dirinya dalam lembaga-lembaga utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat luas. Dalam komunitas lokal ditemui ada rumah yang bobrok, penuh sesak dan bergerombol. Ditingkat keluarga, masa kanak-kanak cenderung singkat, cepat dewasa, cepat menikah. Pada individu mereka ada perasaan tidak berharga, tidak berdaya dan rendah diri akut. Pandangan lain tentang budaya kemiskinan adalah, bahwa kebudayaan kemiskinan merupakan efek domino dari belenggu kemiskinan struktural yang menghinggap masyarakat terlalu lama, sehingga membuat masyarakat apatis, pasrah, berpandangan jika sesuatu yang terjadi adalah takdir, dalam konteks keagamaan disebut dengan pahamJabariah, terlebih paham ini disebarkan dan di doktrinasikan

dalam mimbar agama. Contoh kemiskinan ini ada pada masyarakat pedesaan, komunitas kepercayaan atau agama, dan kalangan marginal lainnya.

3. Kemiskinan Rasional

(13)

2.2.1 Indikator Kemiskinan

2.2.1.1 Menurut BPS

Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain tentu berbeda. Di Indonesia, pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun secara lengkap pengertian kemiskinan sehinggadapat diketahui dengan pasti jumlahnya dan cara tepat menanggulanginya. Kriteria BPS tersebut adalah:

1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610. 2. Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. –

Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlah

masyarakat yang dikategorikan “hampir tidak miskin” mencapai 27,12 juta jiwa.

3. Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp 280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlah

masyarakat yang dikategorikan “hampir miskin” mencapai 30,02 juta.

4. Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari.Jumlah masyarakat yang dikategorikan

“miskin” mencapai 31 juta.

5. Sangat Miskin (kronis), tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah pastinya. Namun, diperkirakan masyarakat

yang dikategorikan “sangat miskin” mencapai sekitar 15 juta.

(14)

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan

0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat

SD/hanya SD.

14. 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

2.2.1.2 Menurut Bapenas

Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006)adalah: 1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan

(15)

3. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan 4. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha

5. Lemahnya perlindungan terhadap aset usaha dan perbedaan upah 6. Terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi

7. Terbatasnya akses terhadap air bersih

8. Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah

9. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam

10. Lemahnya jaminan rasa aman 11. Lemahnya partisipasi

12. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga; 13. Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas

dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi, dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

2.2.1.3 Menurut Keluarga Sejahtera ( KS )

Indikator Keluarga Sejahterapada dasarnya berangkat dari pokok pikiran yang terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik dan operasional. Berikut indikator menurut Keluarga Sejahtera ( KS ) :

a. Keluarga Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran

(16)

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu:

1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga. 2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.

3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke sarana / petugas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera tahap II

Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yaitu :

1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.

3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun. 4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.

5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.

6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap.

(17)

9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :

1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

2. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk tabungan keluarga.

3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. 5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan. 6. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :

1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.

2. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

(18)

Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

1. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.

2. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru.

3. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni. g. Keluarga Miskin Sekali

Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :

1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.

2. Anggota keluarga tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

2.3 Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

1. penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.

(19)

3. penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.

4. penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.

5. penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun diAmerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagaipekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

2.4. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk berusaha. Pada dasarnya,manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu,yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan. Seperti: makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi.

(20)

bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan, mulai dari keamanan sampai aktualisasi diri. Model ini kemudian dikembangkan lagi oleh Clayton Alderfer.

Studi akademis tentang kebutuhan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an. Saat ini, studi tentang kebutuhan kurang banyak diminati. Meskipun begitu, ada beberapa studi terkenal yang berhubungan dengan kebutuhan, misalnya studi yang dilakukan oleh Richard Sennett yang meniliti tentang pentingnya rasa hormat. Studi lain yang dipelajari adalah tentang konsep kebutuhan intelektual yang teliti dalam kependidikan.

Model Compassionate Communication, dikenal juga dengan nama Nonviolent Communication (NVC) buatan Marshall Rosenberg menyebutkan tentang adanya perbedaan antara kebutuhan universal manusia (apa yang menopang dan mendorong kehidupan manusia) dengan strategi tertentu untuk memuaskan kebutuhan itu. Bertentangan dengan Maslow, model Rosenberg tidak membagi kebutuhan ke dalam hierarki-hierarki tertentu. Dalam model tersebut, perasaan dijadikan indikator apakah kebutuhan itu telah terpuaskan atau belum. Salah satu tujuan dari model Rosenberg ini adalah mendorong manusia untuk mengembangkan kesadaran bahwa kebutuhan makhluk hidup akan terus bertambah sepanjang hidupnya sehingga manusia harus berusaha mencari strategi yang lebih efektif untuk menutupi kebutuhannya itu.

A. Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya :

1. Kebutuhan primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus/wajib terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Contoh: sandang (pakaian), pangan (konsumsi), papan (tempat tinggal),pendidikan dan pekerjaan (sifatnya opsional)

(21)

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata, rekreasi, hiburan

3. Kebutuhan tersier

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Contoh: mobil, sepeda motor, komputer, handphone, tablet, dll.

B. Kebutuhan menurut waktunya

1. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh: makan, minum, sandang, tempat tinggal, dan obat-obatan

2. Kebutuhan yang akan datang/masa depan

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang. Contoh: tabungan

3. Kebutuhan tidak terduga

Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya insidental. Contoh : konsultasi kesehatan

4. Kebutuhan sepanjang waktu

Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu lama

C. Kebutuhan menurut sifatnya

(22)

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan. Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat

2. Kebutuhan rohani

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani. Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang yang membutuhkan. Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan

Kebutuhan menurut subyeknya 3. Kebutuhan individu

Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter

4. Kebutuhan sosial (kelompok)

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan serta berbagai contoh yang lainnya.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan diakses pada tanggal 22 september 2015 pukul 11:00 WIB)

2.5 Peran dan Fungsi Keluarga

A. Fungsi agama

(23)

bagi maing-masing individu untuk mengetahui dan dasar dengan tanggung jawab yang dipikulnya, termasuk dengan pengetahuan akan eksitensinya sebagai manusia yang dicipta oleh yang Maha Pencipta.

Manusia pada hakekatnya dciptakan tak lain adalah untuk menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena itu sangat pantaslah sekiranya setiap langkah yang akan dituju oleh setiap manusia hanyalah mengharap atas ridho dari Allah SWT. Dalam hidup perjalanan setiap manusia sesungguhnya tak lepas dari sekedar menjalani sebuah skenario yang telah digariskan oleh yang Maha mengatur, sehingga masing-masuing orang satu sama lain baik rezeki, musibah dan takdir pasti tidak akan sama, karena disitulah letak kerahasiaan dari Sang Pencipta. Dalam fungsi agama, terdapat 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Dua belas nilai dasar tersebut diantaranya:

1. Iman, yang dimaksud dengan iman yaitu mempercayai akan adanya Allah SWT, Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya.

2. Taqwa, yang dimaksud dengan taqwa adalah mengamalkan segala sesuatu yang diperintahkan dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT.

3. Kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran yaitu menyampaikan apa adanya.

4. Tenggang rasa ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam setiap sifat dan karakternya.

5. Rajin, maksudnya menyediakan dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

(24)

7. Ketaatan, maksudnya dengan segera dan senang hati melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

8. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

9. Disiplin, maksudnya menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati.

10.Sopan santun, maksudnya adalah seseorang yang berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai agama.

11.Sabar dan Ikhlas, maksudnya kemampuan seseorang untuk menahan diri dalam menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan.

12.Kasih sayang, merupakan ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang.

B. Fungsi Sosial Budaya

Dalam fungsi sosial budaya, terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Tujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

1. Gotong royong, melakukan pekerjaan secara bersama-sama yang dilandasi oleh sukarela dan kekeluargaan.

2. Sopan santun, perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya setempat.

3. Kerukunan, hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis. 4. Peduli, mendalami perasaan dan pengalaman orang lain.

5. Kebersamaan, adanya perasaan bersatu, sependapat, dan sekepentingan.

(25)

7. Kebangsaan, kesadaran diri sebagai warga Negara Indonesia harus menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

C. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya adalah:

1. adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain.

2. Akrab, hubungan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan 3. Adil, memerlukan orang lain dengan sikap tidak memihak

4. Pemaaf, dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam 5. Setia, maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan

6. Suka menolong, ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain

7. Pengorbanan, kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain 8. Tanggung jawab, mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya. D. Fungsi Perlindungan

Dalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

1. Aman, dimaksudkan suatu perasaan yang terbatas dari ketakutan dan kekhawatiran 2. Pemaaf, memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi

kesempatan untuk memperbaikinya

3. Tanggap, maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan

(26)

5. Peduli, suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan E. Fungsi Reproduksi

Diantaranya adalah tanggung jawab, sehat, dan teguh.

1. Tanggung jawab, dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya

2. Sehat, dimaksudkan untuk keadaan sehat secara fisik, fungsi dan system reproduksi serta rohani/emosional, orang yang sehat dalam fungsi reproduksi di cirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya.

3. Teguh, dimaksudkan untuk keteguhan dalam fungsi reproduksi yaitu kemampuan seseorang mampu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah.

F. Fungsi Sosialisasi dan pendidikan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat. Setiap manusia memiliki system sosial terkecil yaitu keluarga.Menurut Coleman dan Cressey, Keluarga adalah sekelompok orang yang di hubungkan oleh pernikahan, keturunan atau adopsi yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga.

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.Keluarga selain berfungsi sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual.Mendidik anak adalah kewajiban orang tua.

Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti di pahami dan ditanamkan dalam keluarga. Ketujuh nilai dasar tersebut diantaranya :

(27)

2. Luwes dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan adalah mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya mudah bergaul dengan siapa saja.

3. Bangga dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan, yaitu perasaan senang yang dimiliki, ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang di inginkan.

4. Rajin dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5. Kreatif dalam fungsi sosial dan pendidikan

6. Tanggungjawab dalam fungsi sosialisasi danb pendidikan maksudnya mengetahui serta melakukan apa yang telah menjadi tugasnya.

7. Kerjasama dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan maksudnya melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama.

G. Fungsi Ekonomi

Dalam menjalani kehidupan manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya diantaranya adalah:

1. Kebutuhan primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang benar-benar sangat di butuhkan oleh keluarga dan sifatnya wajib untuk dipenuhi, contohnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. 2. Kebutuhan sekunder

(28)

3. Kebutuhan tersier

Kebutuhan tersier keluarga adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan promer dan kebutuhan skunder, contohnya adalah mobil, computer, apartemen, dan lainsebagainya.

H. Fungsi Lingkungan

Dalam fungsi lingkungan terdapat 2 (dua) nilai dasar yang mesti di pahami dan di tanamkan dalam keluarga. Kedua nilai dasar tersebut diantaranya :

1. Bersih maksudnya suatu keadaan lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah dan polusi.

(29)

2.6 Kerangka Pemikiran

Persaingan hidup di kota juga semakin keras,setiap orang bersaing belomba-lomba mendapatkan pekerjaan dan membuka peluang usaha.sebagai masyarakat miskin kota yang tidak punya power,aset,sempitnya wawasan,dan tebatasnya jaringan dan lain sebagainya,tentu saja masyarakat miskin tersebut memiliki kendala atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.dalam hal ini sebagai perhatian dari kehidupan sosial peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana strategi masyarakat miskin perkotaan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan studi kasus di bantaran sungai deli kelurahan jati kecamatan medan maimun..

Strategi Masyarakat Miskin Perkotaan

Bertahan Hidup

-sistem kepercayaan -jaringan social

-keterampilan Individu -jenis pekerjaan

(30)

2.7 Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang di gunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan di teliti, untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan di jadikan objek penelitian. Dengan kata lain, penulis berupaya membawa para pembaca bahwa hasil penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai dengan yang di inginkan dan di maksudkan oleh penulis. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang di anut dalam suatu penelitian. (Siagian,2011:138)

Untuk lebih memahami pengertian konsep-konsep yang akan di gunakan, maka penulis membatasi konsep-konsep sebagai berikut :

1. Yang di maksud dengan Strategi dalam penelitian ini adalah metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah

2. Yang di maksud dengan masyarakat miskin perkotaan adalah suatu kondisi hidup yang kurang mampu atau minim yang di alami masyarakat di perkotaan.

Referensi

Dokumen terkait

Mikrokontroler Atmega8 digunakan sebagai pengendali utama dari sistem dan LCD 2x20 yang berfungsi untuk melihat hasil dari data karakter yang telah diketikkan

Lebih tepatnya, gambar segmentasi adalah proses untuk memberikan ’label’ pada setiap pixel dalam sebuah gambar sedemikian rupa sehingga pixel dengan label yang

Hingga akhir waktu penjelasan yang telah ditentukan tidak ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta, sehingga dianggap peserta telah membaca, memahami dan menyepakati keseluruhan

[r]

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Inpres Toropot Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Laut,

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada a, b, c.. Harga sebuah

Insan BGR yang menduduki jabatan dimaksud setelah tanggal pelantikan merupakan para Wajib LHKPN yang secara otomotis terikat dengan ketentuan Undang - undang No. 28 Tahun

Kerja sama CGGVeritas dengan Elnusa sebagai market leader jasa seismik di Indonesia adalah untuk menjawab tantangan pasar offshore Indonesia yang sangat