BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain (IASP,1979) adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. Baik nyeri akut maupun kronis merupakan fungsi pertahanan (survival function), yaitu dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan reflex dan
sikap protektif terhadap jaringan yang rusak sehingga sembuh (Guyton, 1994). Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman dan menyiksa bagi penderitanya, namun terkadang nyeri dapat digunakan sebagai tanda adanya kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan manifestasi dari terjadinya kerusakan jaringan, dimana nyeri merupakan salah satu dari gejalanya. Karena dipandang merugikan maka inflamasi memerlukan obat untuk mengendalikannya. Obat yang dikenal sebagai analgetik-narkotik sangat berguna untuk meredakan dan menghilangkan rasa nyeri. Semua analgetik-narkotik dapat menimbulkan adiksi, maka usaha penyelidik untuk mendapatkan suatu analgetik yang ideal masih tetap diteruskan. (Neal, 2006)
Analgetik adalah obat atau senyawa yang digunakan untuk mengurangi atau meghilangkan rasa sakit atau nyeri. Secara umum analgetik dibagi dalam dua golongan, yaitu analgetik opioid (morfin) dan analgetik non-opioid (parasetamol, asetosal, ibuprofen, obat anti-inflamasi non-steroid). Analgetik opioid digunakan untuk pasien dengan nyeri berat seperti batu saluran kemih, batu empedu atau patah tulang manakala analgetik non-opioid digunakan untuk pasien dengan nyeri sedang dan ringan seprti sakit kepala.
Dikatakan terapi nyeri yang diberi tidak optimal di beberapa negara, ini berarti pasien yang mengalami nyeri tidak menerima pengobatan sesuai dengan
tingkat keparahan nyeri. Hal ini akan menyebabkan pasien akan berasa tidak nyaman dan menyebabkan kualitas hidup pasien berkurang. Isu ini disebut sebagai ‘Undertreatment of Pain’ dan telah membuka mata beberapa pihak doktor di luar negara. Dalam status pasien di mana-mana rumah sakit/klinik, nyeri merupakan tanda vital yang ke-5 yang merupakan tanda vital yang penting. Status bebas nyeri merupakan salah satu hak manusia dalam kehidupan.
Keparahan nyeri dapat diukur dengan beberapa skala penilaian nyeri. Penilaian nyeri merupakan elemen yang sangat penting untuk menentukan terapi nyeri pembedahan yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri. Keparahan nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan. Skala penilaian nyeri sering digunakan untuk semua pasien yang ke rumah sakit/klinik.
Dalam skala penilaian nyeri, terbahagi kepada 3 kelompok yaitu; ringan, sedang dan berat. Morfin merupakan golongan analgetik opioid kuat yang kerap digunakan untuk pasien yang mengalami nyeri berat (VAS > 7-10) seperti nyeri trauma patah tulang yang rata-rata dialami oleh pasien kecelakaan lalu lintas. Namun, kebanyakan dokter jarang menggunakan morfin karena takut walaupun pasien tersebut mengalami nyeri berat. Kasus kecelakaan lalu lintas selalu dijumpa di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebelum terapi obat analgetik diberi akn dilakukan pengukuran keparahan nyeri. Maka penelitian ini akan dilakukan di IGD RSUP. Haji Adam Malik.
Apakah ada hubungan pemberian analgetik dengan keparahan nyeri pada pasien di IGD RSUP. Haji Adam Malik?
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin merumuskan permasalahan penelitian, apakah adanya hubungan pemberian analgesik dengan keparahan nyeri pada pasien trauma yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP. Haji Adam Malik.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kesesuaian analgesik pilihan apakah yang digunakan untuk keparahan nyeri pada pasien trauma di IGD RSUP. Haji Adam Malik. 1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui proporsi tingkat keparahan nyeri pasien trauma di IGD, RSUP. Haji Adam Malik.
b. Untuk mengetahui jenis analgetik yang diberikan pada pasien trauma di IGD, RSUP. Haji Adam Malik.
c. Untuk mengetahui kesesuaian indikasi pemberian analgetik pada pasien trauma
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Rumah Sakit
Dapat mengetahui hubungan pemberian jenis analgetik dengan keparahan nyeri pasien sewaktu masuk IGD dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien.
2. Pasien
Memberi informasi tentang jenis dan sebab pemberian obat analgesik. 3. Institusi Pendidikan
Memberi masukan sebagai acuan atau bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut