4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh
jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui
dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan
sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang
O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan
O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri
jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah
mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara
darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke
jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan
dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel
berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan
darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan
darah dari atrium. Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang
sehat (sekitar 20 tahun) adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120)
merupakan sistolik dan nilai kedua (80) merupakan tekanan darah
5
sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri brakialis pada lengan
(Barbeau 2004).
2.2 Cara Mengukur Tekanan Darah
Ada beberapa cara dalam mengukur tekanan darah untuk
mendapat hasil dari pengukuran tekanan darah yang benar, yaitu
dengan cara mengizinkan pasien untuk duduk selama beberapa menit
di tempat yang tenang sebelum awal pengukuran tekanan darah,
kemudian ambil dua pengukuran tekanan darah dengan jarak waktu 1-2
menit, dan pengukuran tambahan jika yang pertama dan yang kedua
sangat berbeda.
Mengukur tekanan darah di kedua lengan pada kunjungan pertama
untuk mendeteksi kemungkinan perbedaan karena penyakit pembuluh
darah perifer misalnya, mengambil nilai yang lebih tinggi sebagai salah
satu referensi, mengukur tekanan darah 1-5 menit setelah asumsi
posisi berdiri pada kalangan lanjut usia, pasien diabetes, dan dalam
kondisi lain di mana hipotensi yang mungkin sering curigai. Mengukur
dengan palpasi denyut nadi (setidaknya 30 detik) setelah pengukuran
6
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Faktor genetik sangat mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Jenis kelamin dan ras termasuk dalam faktor genetik. Untuk jenis
kelamin secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari
tekanan darah pada laki-laki atau perempuan, (Potter & Perry, 2005).
Menurut Kozier et al (2009), ras juga mempengaruhi tekanan darah
dimana pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan
darah yang lebih tinggi daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang
sama.
Pola makan akan mempengaruhi kesehatan terutama pembuluh
darah dan jantung, kebiasaan masyarakat Sumatra Barat
mengkonsumsi makanan kolesterol lebih tinggi, budaya makan
masyarakat dengan masakan yang enak-enak, sering mengkonsumsi
daging sapi berupa rendang, lemak tinggi (otak, paru, minyak) sehingga
masyarakat Suku Minangjauh lebih banyak punya potensi menderita
Tekanan darah tinggi, jantung koroner, penyakit stroke dari pada