1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya dan hasil alam. Salah satu sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah kemangi (Ocimum canum). Kemangi tidak asing lagi bagi masyarakat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari [1]. umumnya ditanam untuk diambil daunnya yang akan digunakan sebagai penambah cita rasa makanan dan sebagai lalapan pendamping makanan bersambal [2].
Peningkatan nilai jual kemangi sangat diperlukan, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya dengan mengubahnya menjadi suatu bentuk olahan, misalnya oleoresin kemangi. Oleoresin kemangi berasal dari kata oleo, merupakan bentuk ekstraktif yang di dalamnya terkandung komponen utama pemberi rasa yang berupa zat-zat volatil/ minyak atsiri (yield 0,44 % dengan komponen utama linalool 53,8 % dan limonene 22,2 %) dan non-volatil (resin dan gum) yang masing-masing berperan dalam menentukan aroma dan rasa [3, 4]
Oleoresin biasanya digunakan sebagai penambah cita rasa pada industri makanan dan minuman dan sebagai ramuan pada industri obat-obatan, kosmetik, dan sabun [5, 6]. Cara untuk mendapatkan oleoresin yang terkandung di dalam daun kemangi salah satunya dengan metode sokletasi, merupakan teknik standar di mana pelarut dikontakkan dengan sampel secara berkala [7].
Jika sampel yang digunakan semakin kecil dan kandungan minyak yang akan diperoleh semakin sedikit maka proses ekstraksi akan semakin sulit dilakukan. Karena hal tersebut, maka dilakukan metode ekstraksi dengan cara sokletsi yaitu pemisahan dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi Soxhlet terbukti menjadi teknik yang menjanjikan untuk operasi, karena pemulihan yang tinggi, kesederhanaan proses, stabilitas termal dan kebutuhan energi yang rendah. Efisiensi metode sokletasi dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti ukuran rata-rata partikel, waktu ekstraksi, suhu ekstraksi, dan penggunaan pelarut polar dan non polar [8, 9], seperti etanol, n-heksan, etil asetat, aseton, dan etanol [10].
2
Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan tentang ekstraksi oleoresin. Tabel 1.1 Penelitian terdahulu tentang ekstraksi oleoresin.
No Judul Penelitian Metode/Variasi Hasil
1 Solvent extraction of ginger oleoresin using ultrasound [11]
Berat sampel : 50 gram Pelarut : etanol
Volume pelarut : 150 mL Suhu ekstraksi : 60 oC
Ekstraksi dengan variasi ukuran partikel bahan (10, Methods Of Extractions Of Capsaicin On Its Content In The Capsicum Oleoresins [12]
Metode Sokletasi dan Maserasi; sampel dari berbagai spesies Capsicum
% Capsaicin (max) 18,88 untuk Sokletasi dan 8,03 untuk Maserasi
Penelitian-penelitian mengenai ekstraksi oleoresin dari daun kemangi (Ocimum canum) masih sangat jarang dilakukan.
Etil asetat merupakan jenis pelarut yang bersifat semi polar yang telah dievaluasi oleh FAO (Food and Agriculture Organization) tentang penggunaannya dalam makanan [25]. Pelarut ini memiliki titik didih yang relatif rendah, yaitu 77 0C sehingga memudahkan pemisahan oleoresin dari pelarutnya dalam proses destilasi.
Tingginya rendemen dapat dipengaruhi oleh lamanya waktu ekstraksi, karena mampu mengekstrak lebih banyak oleoresin [11, 12, 14].
Atas dasar pemikiran yang telah dipaparkan, maka penulis ingin melakukan penelitian ekstraksi oleoresin daun kemangi (Ocimum canum) dengan metode Sokletasi menggunakan pelarut etil asetat dengan kajian waktu ekstraksi.
1.2 Perumusan Masalah
Selama ini kemangi hanya digunakan sebagai lalapan pendamping makanan bersambal. Sehingga nilai jual kemangi menjadi rendah. Perlu dilakukan pengolahan kemangi, salah satunya oleoresin agar nilai jual kemangi meningkat dan berdampak
3
pada perekonomian masyarakat. Atas dasar pemikiran yang telah dipaparkan, maka penulis melakukan penelitian untuk melihat pengaruh waktu ektraksi terhadap hasil ekstraksi oleoresin daun kemangi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut etil asetat untuk mendapatkan informasi penting terkait sifat-sifat kimia dan waktu ekstraksi sehingga metode ini nantinya dapat dikembangkan untuk skala industri.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh waktu ekstraksi terhadap ekstraksi oleoresin daun kemangi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut etil asetat dan mengkaji kondisi terbaik ekstraksi oleoresin dari daun kemangi serta menganalisa kadar minyak atsiri yang terkandung dalam oleoresin yang dihasilkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memahami prosedur ekstraksi oleoresin dari daun kemangi dengan metode sokletasi.
2. Meningkatkan nilai kegunaan dari daun kemangi.
3. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan penelitian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas MIPA,Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan.
2. Bahan baku untuk ekstraksi oleoresin adalah daun kemangi.
3. Ekstraksi oleoresin dilangsungkan dengan memvariasikan variabel seperti berikut:
Variabel Berubah :
- Bahan : Pelarut (b/v) : 1:6
- Waktu Ekstraksi : 3; 4; 5; 6 jam [11] Sedangkan variabel tetapnya adalah
- Suhu Ekstraksi : 77 oC
4
- Jenis pelarut : - Etil asetat
- Etanol (sebagai pembanding untuk hasil yang terbaik)
- Jenis sampel : Daun Kemangi (Ocimum canum)
- Massa sampel : 50 gram - Konsentrasi pelarut : 98,8 % - Ukuran partikel : 40 Mesh 4. Analisis yang dilakukan adalah :
- Rendemen Oleoresin - Densitas Oleoresin - Indeks Bias Oleoresin - Kandungan Minyak Atsiri