BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan
seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman imajinasi dan kadar intelektualitas yang dimiliki
seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam karya ciptanya. Suatu kenyataan bahwa seorang pengarang itu senantiasa terlibat dengan berbagai permasalahan.
Seorang pengarang menciptakan karya sastra yang dibuat secara menarik dan dibentuk sesuai dengan tujuan sekaligus memasukkan unsur hiburan dan
penerangan terhadap pengalaman hidup manusia. Berdasarkan hal inilah sebuah karya sastra perlu dianalisis agar dapat diambil manfaatnya. Untuk itu, novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu penulis kaji berdasarkan teori psikosastra. Novel
Nayla setebal 180 halaman yang diterbitkan oleh Gramedia adalah kisah kelam
perjalanan hidup seorang gadis bernama Nayla. Novel ini merupakan kisah
tentang seorang remaja yang mempunyai kehidupan kelam di keluarganya hingga ia terjerumus ke dalam pergaulan yang menyimpang, yaitu menjadi seorang lesbian. Selain menceritakan tentang lesbian, novel ini juga menceritakan tentang
Di Indonesia, lesbian merupakan perilaku menyimpang. Masyarakat menganggapnya tabu, karena tidak sesuai dengan norma-norma agama. Para
lesbian dianggap sebagai makhluk yang hina sehingga kehadiran mereka tidak dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang menganut adat ketimuran. Jadi, secara singakat novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ini merupakan gambaran
hidup sekelumit perempuan Indonesia yang mengalami masalah tentang kehidupan seksnya yang menyimpang yaitu lesbian.
Karya sastra memiliki tokoh yang berkarakter dan memiliki kejiwaan berbeda-beda dan membuat karya sastra itu menjadi lebih bernilai.Djenar Maesa Ayu merupakan penulis perempuan yang berani mengungkapkan pelecehan
seksual terhadap perempuan. Beberapa karyanya memuat kekerasan dalam rumah tangga dan pemerkosaan yang terjadi dalam rumah tangga. Perempuan yang aktif
menulis ini juga berani menentang mitos tentang seksualitas secara bebas. Setiap karya yang ditulisnya merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat saat ini baik dari kalangan atas yang diceritakan dalam tema perselingkuhan dan kehidupan
yang glamor, maupun kehidupan kelas bawah yang mengungkapkan penderitaan, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga. Tokoh-tokohnya pun
memerankan berbagai tipe kepribadian yang menjadi suatu kekuatan dalam karyanya.
Penulis perempuan yang lahir 14 Januari 1973 ini telah melahirkan
beberapacerpendiantaranya: Mereka Bilang Saya Monyet (2002), Jangan Main- main dengan Kelaminmu (2004), beberapa cerpen yang diterbitkan dalam kumpulancerpenKompas,Novel Nayla (2005) merupakan novel pertamanya,
yang dibuatnya masuk ke dalam cerpen terbaik serta meraih Khatulistiwa Literary Award.
Masalah lesbian dalam novel Nayla ini sangat menarik untuk dikaji karena
karya sastra merupakan cerminan hidup masyarakat. Jadi, novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ini merupakan salah satu gambaran hidup perempuan
Indonesia yang mengalami masalah tentang kehidupan seksualnya yang menyimpang yaitu lesbian.
Lesbian merupakan salah satu bentuk penyimpangan individual. Penyimpangan ini dilakukan seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma yang berlaku dalam masyarakat. Bentuk penyimpangan individual
yang berhubungan dengan masalah seks adalah lesbian. Masyarakat Indonesia masih menganggap hubungan heteroseksual (hubungan jenis kelamin berbeda)
sebagai hubungan yang sah menurut norma adat dan agama, sedangkan hubungan homoseksual (hubungan jenis kelamin yang sama) pada pria disebut gay dan pada wanita disebut lesbian adalah hubungan yang tercela dan melanggar aturan
sehingga homoseksual belum dapat diterima dalam masyarakat Indonesia.
Di dalam kelompok lesbi terdapat semacam label yang muncul karena
dasar karakter atau penampilan yang terlihat pada seorang lesbi yaitu, Butch, Femme dan Andro. Istilah lesbi di bagi menjadi beberapa sebagai peran mereka akan jadi apa antaranya sebagai berikut: Butch (B) adalah lesbi yang
berpenampilan tomboy, kelaki-lakian, lebih suka berpakaian laki-laki (kemeja laki-laki, celana panjang, dan potongan rambut sangat pendek). Femme (F) adalah
adalah perpaduan penampilan antara butch dan femme. Lesbi ini bersifat lebih fleksibel, artinya dia bisa saja bergaya tomboy tapi tidak kehilangan sifat
feminimnya, tidak risih berdandan dan mengenakan make up, menata rambut dengan gaya feminim, dan sebagainya (Tan, 2005:36-37).
1.2 Rumusan Masalah
Pengkajian novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu ini dilakukan dengan
pendekatan psikosastra. Adapun masalah yang akan dikaji adalah mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku “lesbian” yang dialami
tokoh utama dalam novel Nayla?
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan judul penelitian ini, masalah penelitian dibatasi pada perilaku ‟‟lesbian” yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Nayla karya Djenar Maesa
Ayu.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. 1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis perilaku ‟‟lesbian‟‟ tokoh utama novel Nayla.
1.4. 2 Manfaat Penelitian
1.4. 2. 1 Manfaat Teoritis
1) Menambah wawasan mahasiswa Sastra Indonesia khususnya dan masyarakat umumnya dalam pengkajian dan pengapresiasian karya sastra Indonesia.
2) Menambah pengetahuan analisis sastra melalui tinjauan psikosastra untuk penelitian lebih lanjut.
1.4. 2. 2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1) Penelitian ini dapat memperluas apresiasi pembaca terhadap studi psikologi
sastra.