• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU) Chapter III V"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik tertentu yang perlu

diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis untuk

memecahkan masalah (Unaradjan, 2000:5). Penentuan metodologi penelitian

sering pula disebut dengan “strategi pemecahan masalah” karena pada tahap ini

mempersoalkan “bagaimana” masalah-masalah penelitian tersebut hendak

dipecahkan atau ditemukan jawabannya (Faisal, 2007:3).

Metode yang peneliti gunakan untuk memecahkan permasalahan yang ingin

diteliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian

kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti

bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati

gejala dan mencatat dalam buku observasinya (Rahkmat,2004: 4). Menurut Taylor

dan Bogdan (1984), penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan

tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Suyanto dan

Sutinah, 2005:166).

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan

data yang sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi

atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan

fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Hal ini

lebih ditekankan adalah kualitas data bukan banyak (kuantitas data). Metodologi

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kua litatif bertujuan

untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara mendalam. Metode ini tidak

mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat

subjektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2006: 35).

Dalam riset kualitatif, peneliti adalah bagian integral dari data yang ikut aktif

dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian peneliti adalah

(2)

Dengan format penelitian deskriptif, penelitian ini dimaksudkan untuk

eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti. Jenis penelitian tidak sampai mempersoalkan jalinan

hubungan antarvariabel yang ada; tidak menggunakan dan tidak melakukan

pengujian hipotesis dan tidak dimaksudkan untuk membangun dan

mengembangkan perbendaharaan teori (Faisal, 2007:20)

Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan sebagai prosedur yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati selama kurun waktu tertentu dengan cukup

mendalam dan menyeluruh. Peneliti berupaya menelaah sebanyak mungkin data

mengenai subyek yang diteliti (Moleong, 1999:3).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menunjuk pada masalah atau tema

yang sedang diteliti (Idrus,2009:91). Adapun objek dalam penelitian ini adalah

gejala-gejala groupthink dalam komunikasi kelompok yang ada di organisasi GAMADIKSI USU.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin

diperoleh keterangan (Amirin,2000:93). Subjek dalam konsep penelitian merujuk

pada responden, informan yang hendak diminati informasi atau digali datanya.

Subjek penelitian adalah orang yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi

sumber informasi bagi peneliti dalam melakukan sebuah penelitian atau yang

biasa disebut dengan informan. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek

penelitian adalah pengurus organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan yang tepat. Sesuai dengan istilahnya, sampel

diambil/ditentukan dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu

(3)

atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan

untuk kepentingan penelitiannya. (Pujileksono,2015:116)

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka peneliti memerlukan informan yang

sesuai dengan beberapa kriteria, yaitu:

1. Pengurus aktif di Organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.

2. Pengurus yang loyal terhadap kehadiran ketika rapat di Organisasi

GAMADIKSI USU.

Dari uraian diatas, maka peneliti mengabil empat ornag yang pas untuk

dijadikan informan dalam penelitian ini. Adapun informan tersebut adalah divisi

yang berbeda. Informan pertama adalah Rahmad Hidayat seorang mahasiswa

jurusan Ilmu Komuniksi Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Ketua dari Divisi

Seni dan Budaya di Organisasi GAMADIKSI USU. Informan yang kedua adalah

Fauziah Widiana Putri menjabat di Organisasi GAMADIKSI USU sebagai

sekretaris dari Divisi Keanggotaan. Informan ketiga adalah Heri Syahputra

Hutagalung, mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik ini menjabat di Organisasi GAMADIKSI USU sebagai anggota

di Divisi Dana dan Usaha. Lalu informan yang keempat adalah adalah Adi

Kusuma mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2014 ini menjabat sebagai

Ketua di Organisasi GAMADIKSI USU di Divisi Kerohanian Kristen.

GAMADIKSI USU adalah organisasi yang sengaja dibentuk khusus untuk

mahasiswa penerima Bidik Misi. Dalam organisasi ini, terdapat Badan Pengurus

Harian (BPH) yang bertanggungjawab atas berjalannya organisasi ini. Selain BPH,

dalam organisasi ini juga para pengurus di bagi atas delapan divisi yang

masing-masing memiliki program kerja. Adapun yang menjadi informan dari penelitian

ini adalah Ketua dari divisi Seni dan Budaya, informan kedua adalah Sekretaris

dari divisi Keanggotaan, informan ketiga adalah anggota dari divisi Dana dan

Usaha dan informan keempat adalah Ketua dari Kerohanian Kristen.

Adapun tugas dari divisi Seni dan Budaya di organisasi GAMADIKSI

USU adalah divisi yang ditunjuk sebagai media penyaluran minat maupun bakat

Mahasiswa Bidik Misi USU dalam bidang Seni dan Budaya. Kemudian tugas dari

divisi Keanggotaan adalah divisi yang ditunjuk sebagai media pengkaderan serta

(4)

Dana dan Usaha, divisi ini merupakan divisi yang ditunjuk sebagai media dan

wadah entrepreneurship baik untuk mahasiswa Bidik Misi USU maupun Organisasi. Dan yang terakhir adalah divisi Kerohanian Kristen, tugas dari divisi

ini yaitu divisi yang ditunjuk sebagai wadah kerohanian khusus mahasiswa Bidik

Misi USU yang beragama Kristen.

3.4unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti. Menurut (Usman dan

Purnomo,2009:82-83) situasi sosial mengandung tiga unsur berikut, yaitu:

1. Tempat. Tempat adalah wadah dimana manusia melakukan kegiatan

tertentu. Adapun tempat penelitian ini dilakukan organisasi Gamadiksi

USU yang beralamat Gedung Pusdiklat LPPM USU Jl. Dr Mansyur No 68

Medan.

2. Pelaku. Pelaku ialah semua orang yang terdapat dalam wadah tertentu.

Pelaku atau orang yang sesuai dengan subjek penelitian ini adalah

pengurus periode 2016/2017.

3. Kegiatan. Kegiatan ialah aktivitas yang dilakukan orang dalam wadah

tertentu. Kegiatan yang dilakukan pelaku berkaitan dengan objek

penelitian, yaitu pengambilan keputusan dalam sebuah rapat di Organisasi

GAMADIKSI USU.

3.5 Kerangka Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti akan turun ke lapangan dan mengumpulkan

data dari informan. Proses penelitian dan pengumpulan data tidak akan berhenti

hingga mencapai data jenuh dan menggunakan teknik analisis data dari model

Miles dan Huberman yang melakukan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian

data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data perlu dilakukan

karena data yang akan diperoleh pada saat penelitian di lapangan sangat banyak,

sehingga peneliti perlu melakukan analisis dan merangkum, memilih hal yang

(5)

3.6 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan dalam

melakukan penelitian dengan menggunakan instrument. Adapun teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

1. Wawancara

Wawancara biasanya lebih luwes, susunan pertanyaan dibuat dengan

baik, tidak ada tekanan, dan tidak saling mengejar target. Suasana berjalan

dalam suasana akrab dan penuh persahabatan. Jenis wawancara ini juga

lebih humanistik dan fleksibel dan masing-masing tidak akan saling

menyalahkan satu sama lain. Yang penting ada keterbukaan antara peneliti

dan informan. Dalam kaitan ini, peneliti ibarat seorang penyelam (taking the role of the other) yang menyelami informan. Peneliti dengan sabar dan ikut berperan dalam wawancara, memberikan dorongan tertentu, dan

memberikan rasa aman serta nyaman (Endraswara, 2006: 168-169).

Sebelum melakukan wawancara mendalam, peneliti terlebih dahulu

mempersiapkan diri dengan menggunakan daftar pertanyaan atau daftar

isian sebagai pedoman saat melakukan wawancara. Teknik wawancara ini

disebut dengan teknik wawancara berstruktur (Hasan, 2002: 85).

Informan yang akan diwawancara pada penelitian ini adalah pengurus

organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.

2. Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam

melihat situasi penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil

observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,

kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan

observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau

kejadian untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku

manusia, dan untuk evaluasi, yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek

tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Observasi

adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi

(6)

peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan,

yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. (Gulo, 2002: 116).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan ketika pengurus Organisasi

GAMADIKSI USU melakukan rapat kegiatan acara Gamadiksi USU Expo

dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang akan di observasi dalam

penelitian ini adalah bagaimana gejala groupthink dapat terjadi di

Organisasi GAMADIKSI USU. Tujuan observasi adalah melihat proses

komunikasi kelompok dan gejala-gejala groupthink yang ada di Organisasi

GAMADIKSI USU.

a. Studi Kepustakaan

Metode studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data

atau informasi yang berkaitan dengan penelitian ini melalui buku-buku dan

jurnal-jurnal ilmiah, serta website yang terpercaya.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data berakhir. Analisis

data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh

temuan-temuan hasil penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan menuntun

peneliti ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat.

Data yang belum dianalisis (data mentah) belum banyak ‘berbicara’ bila tidak

diinterpretasikan/dimaknai/dinalisis atau ditafsirkan. Analisis data adalah proses

yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan

hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan dan tema pada hipotesis (Pujileksono, 2016: 150).

Menurut Miles dan Huberman dalam (Pujileksono, 2016: 152), analisis data

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupakan

proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan,

(7)

catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan reduksi data yaitu : membuat

ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat

partisi, dan menulis memo.Pada tahapan reduksi data, peneliti akan

mengumpulkan data dari lapangan dengan melakukan wawancara secara

mendalam kepada seluruh informan. Seluruh data yang diperoleh peneliti

akan dicatat dan dikumpulkan, kemudian peneliti akan dengan objektif

merangkum dan mengambil hasil yang sesuai dengan pokok permasalahan

yang diteliti.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, dsb. Penyajian data yang sering

digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat naratif. Hal ini dimaksudkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah,

karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

disajikan berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas

menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal/interaktif dan

hipotesis/teori. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah penelitian yang

dilakukan di lapangan.

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan

teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau

pembanding data tersebut (Pujileksono, 2016: 141). Triangulasi data pada

hakikatnya merupakan pendekatan multi-metode yang dilakukan peneliti pada

saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena

yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat

(8)

Triangulasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan

data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan

kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu,

maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaandapat

dilakukan (Moleong, 2005: 332).

Penelitian ini akan dimulai dengan terlebih dahulu mengumpulkan seluruh

data berdasarkan hasil temuan di lapangan. Data yang diperoleh melalui

wawancara, pengamatan, dan catatan di lapangan akan disusun dalam bentuk

laporan dan kemudian disajikan pada bab selanjutnya pada bagian pembahasan.

Teori yang telah ada sebelumnya akan digunakan untuk mendukung pembahasan,

dan kemudian akan dianalisis agar dapat mencapai hasil dari penelitian ini yaitu

mengetahui tentang “ Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok di Organisasi GAMADIKSI USU”. Tahap selanjutnya setelah semuanya telah

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Proses Penelitian

Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukakan dengan

melakukan observasi terlebih dahulu sesuai dengan judul penelitian yaitu Gejala

Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU, dimana yang akan diteliti adalah

bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pengurus

Organisasi Gamadiksi USU. Gamadiksi USU memiliki tempat berkumpul atau

disebut dengan sekret di Gedung Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur No.68

Medan.

Peneliti melakukan observasi ketika pengurus Gamadiksi melakukan rapat

acara dari Organisasi ini yang dilakukan di setiap tahunya yaitu Gamadiksi USU

Expo. Gamadiksi USU Expo sebuah program kerja kolaborasi divisi antara

kominfo (Komunikasi dan Informasi, Seni dan Budaya, Dispora ( Divisi Pemuda

dan Olahraga) dan Iptek (Ilmu Pendidkan dan Teknologi). Gamadiksi USU Expo

adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh organisasi Gamadiksi USU sejak

tahun 2011 hingga saat ini 2017. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah

untuk memperkenalkan kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa USU

pada khususnya bahwa mahasiswa Bidik Misi juga memiliki organisasi yang

bernama Gamadiksi Usu atau Keluarga Mahasiswa Bidik Misi Universitas

Sumatera Utara dan untuk menjalin tali silatuhrami antara mahasiswa bidikmisi

lainnya di USU.

Selesai rapat peneliti menanyakan ketersediaan waktu dari beberapa

pengurus untuk melakukan wawancara mendalam. Peneliti memilih pengurus dari

empat divisi untuk diwawancara. Informan pertama adalah dari Divisi Seni dan

Budaya, lalu informan kedua dari divisi Keanggotaan informan ketiga Divisi Dana

dan Usaha, dan yang informan yang terakhir adalah dari Divisi Kerohanian

Kristen. Kepengurusan GAMADIKSI USU periode 2016-2017 terdiri dari 47

orang. Pengurus yang terpilih ini merupakan orang-orang yang dipilih

(10)

dan mantan pengurus atau Demisioner GAMADIKSI USU dari periode

sebelumnnya agar tidak menyalahi peraturan dan AD/ART yang sudah dibuat dan

disepakati oleh seluruh pengurus dan mantan pengurus atau Demisioner

GAMADIKSI USU.

Penelitian dengan Informan dilakukan dengan wawancara mendalam.

Sebelum melakukan wawancara peneliti menanyakan kepada keempat informan

terlebih dahulu terkait ketersediaan mereka untuk menjadi informan dalam

penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta kontak informan untuk memudahkan

komunikasi dengan mereka, kebetulan seluruh informan di penelitian ini memiliki

media sosial whatsapp sehingga memudahkan peneliti untuk menghubungi para informan. Proses selanjutnya adalah mengatur janji dengan informan terkait waktu

dan tempat dilakukannya wawancara. Peneliti langsung menanyakan waktu yang

tepat untuk wawancara dengan informan pertama, kebetulan pada saat itu peneliti

dan informan sedang di tempat yang sama namun tidak memungkinkan untuk

melakukan wawancara pada saat itu karena seluruh informan sedang melakukan

rapat terkait agenda kegiatan yang akan dilakukan GAMADIKSI USU. Respon

baik yang diberikan informan pertama memudahkan peneliti untuk menyepakati

waktu dan tempat untu melakukan wawancara.

Informan yang dipilih di penelitian ini terdiri dari empat orang yang berasal

dari divisi yang berbeda. Informan pertama merupakan pengurus dari Divisi Seni

dan Budaya GAMADIKSI USU periode 2016-2017, informan kedua merupakan

pengurus dari Divisi Keanggotaan GAMADIKSI USU periode 2016-2017,

Informan ketiga merupakan pengurus dari Divisi Dana dan Usaha GAMADIKSI

USU periode 2016-2017, dan informan keempat merupakan pengurus dari Divisi

Rohani Kristen GAMADIKSI USU periode 2016-2017. Seluruh informan yang

dipilih merupakan orang-orang yang paling sering mengikuti rapat dalam

pengambilan keputusan yang ada di GAMADIKSI USU, karena seluruh informan

merupakan orang yang berperan aktif dalam menjalankan seluruh kegiatan yang

dilakukan GAMADIKSI USU.

Wawancara dengan informan pertama dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017

di Sekretariat GAMADIKSI USU tepatnya di Gedung Pusdiklat LPPM USU

(11)

informan yang kebetulan informan akan melakukan rapat agenda di organisasi

GAMADIKSI USU. Peneliti dan informan berjanjian akan bertemu pada pukul

15.00 WIB. Kebetulan informan belum ada di lokasi karena terjebak macet. Pukul

15.30 WIB informan pun sampai di lokasi kemudian informan meminta maaf dan

kami pun langsung memulai wawancaranya. Saat itu informan menggunakan kaos

berwarna merah dan di lapis dengan jaket kain berwarna abu rokok dan memakai

celana Jeans panjang berwarna hitam.

Informan pertama merupakan Ketua dari Divisi Seni dan Budaya

GAMADIKSI USU. Informan pertama ini sangat baik dalam menanggapi

pertanyaan yang peneliti berikan. Informan pertama memiliki rasa ingin tahu yang

sangat besar, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai

keinginannya. Tetapi jika menurut dia keinginannya tersebut tidak sesuai dengan

hatinya, maka dia akan langsung meninggalkannya. Informan pertama ini adalah

seseorang yang memiliki hobby menggambar.Ia juga pernah beberapa kali

mengikuti lomba. Sesekali informan menjawab dengan sedikit bahan candaan

yang membuat suasana menjadi cair dan santai. Bahasa tubuhnya pun membuat

dirinya terlihat santai dan fokus dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

Wawancara dengan informan kedua dilakukan pada tanggal 04 Mei 2017 di

Sekretariat GAMADIKSI USU di Gedung Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur

No.68 Medan. Tempat ini dipilih karena informan merasa akan lebih mudah

dimana informan pada hari yang sama juga akan mengadakan rapat agenda

GAMADIKSI USU jadi informan merasa lokasi tersebut pas untuk melakukan

wawancara. Waktu yang disepakati adalah pukul 17.00 WIB, Informan tiba di

tempat yang sudah dijjanjikan pada pukul 17.10 WIB. Pada saat wawancara

informan mengenakan kemeja kotak-kotak dengan paduan jilbab pink dan rok hitam bercorak tulisan love. Informan kedua ini memiliki ciri tubuh tidak terlalu tinggi dan berkulit sawo matang.

Informan kedua ini merupakan penngurus di Divisi Keanggotaan

GAMADIKSI USU. Gaya bicaranya yang lembut namun tegas membuat

jawabannya terdengar jelas dan mudah untuk dimengerti. Informan yang sedang

melanjutkan studi nya di Universitas Sumatera Utara ini mengambil Jurusan

(12)

tepatnya di JL.Jamin Ginting Padang Bulan Gang Kemboja. Sesuai kesepakatan,

informan meminta wawancara dilakukan pukul 14.00 WIB. Peneliti sedikit

mengalami kesulitan karena tidak mengetahui lokasi yang di janjikan. Peneliti pun

terus menerus menghubungi informan melalui media sosial WhatsApp namun informan tak kunjung membalasnya.

Dikarenakan peneliti tidak memiliki pulsa, peneliti pun hanya menggunakan

media sosial untuk menghubungi informan. Setelah menunggu sekitar setengah

jam kemudian, informan pun baru menghubungi peneliti melalui telepon.

Informan juga telah menunggu peneliti di depan kediamannya namun tidak

membawa telepon genggam miliknya sehingga informan tidak mengetahui kalau

peneliti telah menghubungi informan. Setelah menerima telepon dari informan,

peneliti pun langsung menuju lokasi untuk bertemu dengan informan.

Dengan mengenakan Kaos berlengan pendek dan celana panjang. Informan

ketiga ini merupakan Mahasiswa dari Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.Informan ketiga ini merupakan pengurus divisi Dana dan

Usaha. Peneliti tidak mengalami mengalami kesulitan dalam menangggapi

tanggapan dari informan karena suara yang di keluarkan informan cukup jelas dan

tegas sehingga peneliti merasa cukup jelas dengan jawaban yang diberikan oleh

informan.Informan memperjelas jawaban-jawaban yang diberikannya dengan

beberapa gerakan tubuh seperti gerakan tangan dan kepalanya.

Informan keempat dalam penelitian ini adalah pengurus divisi Rohani

Kristen. Setelah berkomunikasi lewat aplikasi media sosial line, peneliti dan informan sepakat untuk bertemu di Sekretariat Gamadiksi USU di Gedung

Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur No.68 Medan. Pada tanggal 11 Mei 2017

Agustus 2016 pada Pukul 14.00 WIB. Informan datang dengan mengenakan kaos

hitam erlapis Jaket berwarna hitam dan celana ponggol selutut. Informan

merupakan orang yang memiliki hobi membaca buku yang bergenre tentang

pengembangan diri.

Informan sangat jelas dalam memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang

diajukan padanya.Suara informan yang lumayan besar memudahkan untuk

(13)

yang diajukan tak jarang informan menjawab sambil mengeluarkan tawa dan

gerakan tubuh seperti tangan.

4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI GAMADIKSI USU

Adapun bagan struktur Organisasi GAMADIKSI USU adalah sebagai berikut :

Penanggung Jawab Organisasi Organisasi

Pembina Organisasi

Dewan Penasehat

Organisasi Ketua Umum

Bendahara Umum Sekretaris Umum

Ketua Divisi

Sekretaris Divisi

Anggota Divisi

(14)

4.2Profil Informan

Peneliti akan memberi gambaran secara umum keempat informan yang telah

diwawancarai untuk penelitan ini. Keempat informan adalah pengurus

GAMADIKSI USU Periode 2016-2017. Masing-masing informan berasal dari

divisi yang berbeda-beda.

Informan 1

Nama : Rahmad Hidayat

Umur : 21 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 29 Oktober 1995

Alamat : Jl. Pembangunan, Gang Karya No. 225 Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Komunikasi

Jabatan : Ketua Divisi Seni dan Budaya

No Telepon/WhatsApp : 081361556199 Tanggal Wawancara : 04 Mei 2017

Pukul : 15.30 WIB

Lokasi Wawancara : Sekretariat Gamadiksi USU

Rahmad Hidayat merupakan informan pertama pada penelitian ini. Pria yang

akrab di sapa Rahmad ini lahir di Medan pada tanggal 29 Oktober 1995.Rahmad

yang saat ini menjabat sebagai Ketua Divisi Seni dan Budaya di GAMADIKSI

USU adalah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Stambuk 2014. Sesuai dengan jabatan yang

ia pegang saat ini di kepengurusan GAMADIKSI USU yaitu sebagai Ketua dari

Divisi Seni dan Budaya, Rahmad memiliki hobby menggambar. Tak jarang ia

melibatkan dirinya dalam perlombaan menggambar.

Lahir dan besar di Kota Medan, tak membuat pria memiliki suara yang keras,

namun sebaliknya. Ia memiliki suara yang lembut namun tegas. Pria dengan ciri

kumis tipis dan warna kulit sedikit gelap ini sangat senang menggambar ketika

masih kecil. Rahmad mengaku mengetahui adanya GAMADIKSI USU ini pada

saat Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB). Saat itu Rahmad melihat salah satu

pengurus GAMADIKSI USU yang tak lain adalah Ketua Umum GAMADIKSI

(15)

baru. Rahmad mengatakan bahwa Ketua GAMADIKSI USU itu adalah seorang

yang memiliki banyak pengalam dan prestasi yang sudah diraih dan dirinya pun

tertarik untuk mengikuti sosok Ketua tersebut. Pada tahun 2016 lalu, Rahmad

mendaftarkan diri sebagai pengurus GAMADIKSI USU dan dipercaya sebagai

Ketua di Divisi Seni dan Budaya. Selain menjadi ketua dari Divisi Seni dan

Budaya, Rahmad juga sering dipercaya sebagai Koordinator dalam kepanitian

acara GAMADIKSI USU.

Rahmad merupakan anggota yang terbilang cukup lama di GAMADIKSI

USU di bandingkan beberapa pengurus lainnya. Sebelum menjadi anggota tetap

GAMADIKSI USU, Rahmad sudah melibatkan dirinya dalam kepanitiaan di

acara GAMADIKSI USU yaitu sebagai panitia Dokumentasi di acara

GAMADIKSI USU EXPO (GUE) pada tahun 2015 lalu di periode 2015-2016.

Rahmad, sapaan akrabnya mengatakan bergabung dengan GAMADIKSI USU

karena selain termotivasi dengan sosok Ketua Umum yang saat itu adalah

Akhmad Raffiudin di periode 2015-2016, Rahmad juga mengatakan bahwa

dirinya sangat merasa nyaman berada di GAMADIKSI USU ini. Rahmad

mengatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam organisasi ini seperti halnya

keluarg, sangat akrab dan kompak. Menurutnya, bergabung dengan GAMADIKSI

USU adalah pilihan yang tepat, karena selain dapat melatih diri dalam sebuah

organisasi Rahmad juga mendapatkan suasana kekeluargaan yang kuat dalam

Organisasi ini.

Informan 2

Nama : Fauziah Widiana Putri

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : PematangSiantar, 22 November 1996

Alamat : Setia Budi, Gang Zigzak No.6

Fakultas/Jurusan : Psikologi/Psikologi

Jabatan : Sekretaris Divisi Keanggotaan No Telepon/WhatsApp : 082277931202

Tanggal Wawancara : 04 Mei 2017

Pukul : 17.00 WIB

(16)

Fauziah Widiana Putri atau akrab dipanggil Ziah merupakan informan kedua

dalam penelitian ini. Ziah merupakan pengurus divisi Keanggotaan di

Kepengurusan GAMADIKSI USU periode 2016-2017.Wanita kelahiran 22

November 1996 ini lahir di PematangSiantar.Saat ini Ziah menyibukkan dirinya

sebagai seorang Mahasiswi Jurusan Psikologi di Universitas Sumatera Utara.

Perempuan yang memiliki senyum manis dan berpostur tubuh sedikit tinggi ini

merupakan orang yang cukup aktif di organisasi GAMADIKSI USU. Hal ini

dapat dilihat dari cara dia selalu menghadiri setiap rapat GAMADIKSI USU.

Ziah dipercaya sebagai Sekretaris di divisi Keanggotaan dalam kepengurusan

GAMADIKSI USU. Ziah mengaku bahwa dirinya mulai bergabung dalam

GAMADIKSI USU ini pada tahun 2016 lalu. Ziah mengatakan bahwa dirinya

mengetahui adanya Organisasi GAMADIKSI USU ini melalui orang-orang

disekitarnya dan juga melalui media sosial seperti Facebook. Awalnya Ziah mengikuti Organisasi ini sekedar coba-coba dan pada akhirnya dirinya mengaku

bahwa mengikut sertakan diri di dalam organisasi GAMADIKSI USU ini adalah

pilihan yang tepat karena, selain mendapat pengalaman dalam sebuah organisasi

Ziah juga mendapat suasana yang sangat harmonis sama halnya seperti keluarga

sendiri.

Informan 3

Nama : Heri Syahputra Hutagalung

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Pintu Padang, 10 Agustus 1996

Alamat : Padang Bulan, Gang Kamboja No.33

Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Kesejahteraan Sosial

Jabatan : Anggota Divisi Dana dan Usaha

No Telepon/WhatsApp : 085261810758 Tanggal Wawancara : 09 Mei 2017

Pukul : 14.00 WIB

Lokasi Wawancara : Rumah Informan, Gang Kemboja No.33

Heri Syahputra Hutagalung yang akrab di panggil Eri ini adalah informan

ketiga dalam penelitian ini.Eri lahir di Pintu Padang 10 Agustus 1996.Eri

(17)

yang berwarna coklat. Pria berusia 20 Tahun ini adalah seorang mahasiswa

Universitas Sumatera Utara Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Pria yang akrab di sapa Eri ini mengaku memiliki hobby

bermain Badminton dan memiliki sifat yang bertanggungjawab. Eri merupakan

anak ke 4 dari 4 baersaudara.

Informan 4

Nama : Adi Kusuma

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Tarutung, 28 Oktober 1996

Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gang Maju No. 16 Fakultas/Jurusan : FISIP/Administrasi Bisnis

Jabatan : Ketua Divisi Kerohanian Kristen No Telepon/WhatsApp : 081362771450

Tanggal Wawancara : 11 Mei 2017

Pukul : 14.00 WIB

Lokasi Wawancara : Sekretariat Gamadiksi USU

Adi Kusumah atau akrab dipanggil Adi ini adalah informan keempat. Adi lahir

di Tarutung 28 Oktober 1996. Pria bertubuh sedikit tinggi ini merupakan anak ke

3 dari 3 bersaudara. Lelaki yang berkulit putih ini memiliki status menjadi seorang

mahasiswa Universitas Sumatera Utara Jurusan Administrasi Bisnis Stambuk

2014. Pria yang berusia memilih menjadi anak Perantauan di Kota Medan ini

demi menggapai masa depan yang lebih cerah ini tinggal di sebuah rumah yang

beralamat di Jl. Jamin Ginting, Gang Maju No. 16. Adi juga sering menyibukkan

dirinya untuk membaca sebuah buku tentang pengembangan diri, ha ini dilakukan

agar dirinya tidak merasa bosan di kamar kost dan agar dirinya semakin

termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Adi mengaku bahwa

masuk dalam Organisasi GAMADIKSI USU adalah pilihan yang tepat. Selain

mendapat pengalaman dalam sebuah organisasi, adi juga mengaku bahwa dirinya

ingin melibatkan dirinya dalam membantu perkembangan organisasi

GAMADIKSI USU menjadi lebih baik dan di kenal oleh banyak masyarakat

luas.Sebab dengan adanya organisasi ini yang dimana adalah sebuah apresiasi dari

(18)

mengaku sangat berterima kasih karena dirinya telah dipercaya untuk menjadi

seorang mahasiswa penerima bidikmisi sehingga dirinya dapat mencicipi bangku

kuliahan yang dimana juka dirinya tidak menjadi seorang penerima bidikmisi

maka pupuslh harapannya untuk menjadi seorang mahasiswa.

Lahir dari keluarga yang kurang mampu membuat dirinya tak berkecil

hati.Adi mengaku bahwa dirinya juga memiliki kemampuan yang cukup besar

dalam prestasi akademik, sehingga sewaktu dirinya masih duduk di bangku

sekolah menengah atas banyak guru-guru yang suka pada dirinya.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian

No Nama Jenis

Kelamin

Usia Fakultas/Jurusan Divisi

1 Rahmad

Hidayat

L 21 Tahun Fisip/Ilmu

Komunikasi

Seni dan

Budaya

2 Fauziah

Widiana Putri

P 20 Tahun Psikologi/ Keanggotaan

3 Heri

Syahputra

Hutagalung

L 20 Tahun Fisip/Kes.Sosial Dana dan

Usaha

4 Adi Kusuma L 20 Tahun Fisip/ Adm.Bisnis Kerohanian

Kristen

Setelah data diperoleh, peneliti akan mengolah data dengan cara

mengklasifikasikan jawaban dari hasil wawancara dengan informan dan hasil

pengamatan berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

4.2.1 Aktifitas GAMADIKSI USU

Sebuah organisasi sudah tentu memiliki kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri

khas organisasi tersebut. Selain itu kegiatan yang dibuat juga bertujuan untuk

mempererat hubungan yang tercipta diantara pengurus organisasi. Dalam

(19)

satu divisi memiliki beberapa program kerja didalamnya. Seperti kegiatan

GAMADIKSI USU EXPO, Family Gathering, Green Camp dan lain sebagainya yang dimana kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Selain kegiatan tersebut, ada

juga kegiatan rutin setiap minggu dari Divisi Rohani Islam seperti Buka Puasa

Bersama (puasa senin dan kamis) dan masih banyak lagi kegiatan dari divisi-divisi

lain. Berikut uraian wawancara peneliti dengan informan terkait aktifitas yang ada

di Organisasi GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.

Rahmad yang saat ini menjabat sebagai Ketua di Divisi Seni dan Budaya

GAMADIKSI USU periode 2016-2017 mengatakan dirinya sudah mengikuti

beberapa kegiatan yang diadakan oleh GAMADIKSI USU. Selain kegiatan rutin

yang dilakukan setiap minggunya, Rahmad mengatakan ada beberapa kegiatan

yang dilakukan seperti ketika turun ke masyarakat untuk melakukan bantuan

sosial.

“waktu itu ada musibah yang melanda di daerah Kota PadangSidimpuan yaitu banjir bandang. Nah, jadi kami ada namanya GAMADIKSI USU PEDULI, yaudah kami ngelakuin kegiatan berupa bantuan sosial yaitu penggalangan dana ke jalan-jalan gitu kak. Dan Alhamdulillah kegiatan kami di sambut baik oleh masyarakat sekitar. Banyak juga masyarakat yang mau menyumbangkan beberapa uang dan barang untuk aksi kami itu.”

Rahmad menjelaskan selama masa kepemimpinannya di GAMADIKSI

USU, sudah banyak kegiatan yang telah diikutiinya. Seperti Gamadiksi Usu Expo,

Buka Puasa Bersama, Gamadiksi Peduli dan masih banyak lagi lainnya.

“...kalok itu ya udah banyak lah kak, mengingat program kerja dari masing-masing divisi udah gitu divisi yang ada di organisasi ini ada 8 jadi udah banyak kegiatan yang udah aku ikuti. Nanti juga rencana nya kami mau ngadain acara Isra’ Mi’raj yang mau diadakan bulan ini tanggal 14 nanti.”

Ketika peneliti menanyakan tentang keberadaan kelompok mahasiswa

penerima Beasiswa Bidikmisi di Kota Medan ini selain GAMADIKSI

USUinforman menjelaskan bahwa di setiap Universitas di Kota Medan ini semua

punya organisasi seperti GAMADIKSI USU. seperti di UNIMED, UMSU dan

lainnya. Informan mengatakan karna dirinya adalah seorang mahasiswa USU, jadi

(20)

“...Organisasi lain yang sama seperti GAMDIKSI USU di Kota Medan ini ada banyak kak, karena memang di semua Universitas setau aku punya organisasi yang didalamnya semua pengurusnya mahasiswa penerima bidikmisi.”

Fauziah Widiana Putri adalah informan kedua dalam penelitian ini. Ziah

yang akrab dipanggil ini adalah Sekretaris di divisi Keanggotaan periode

2016-2017.Ziah mulai bergabung dengan organisasi GAMADIKSI USU pada tahun

2015.Saat itu informan mengaku dirinya di mendaftarkan diri dalam kepanitian

Gamadiksi Usu Expo pada periode 2015-2016. Saat itu informan belum menjadi

pengurus yang sah dalam organsasi ini. Pada tahun 2016, Ziah menyatakan

dirinya telah sah menjadi pengurus GAMADIKSI USU.karena telah merasa

nyaman dalam kepanitian Gamadiksi Usu Expo yang di buat Organisasi

GAMADIKSI USU ini, dan mendapat perlakuan yang ramah dan baik dari

pengurus lain akhirnya Ziah pun menetapkan untuk menjadi anggota tetap di

organisasi ini.

“...Awalnya aku gatau juga ada organisasi Gamadiksi USU ini, jadi waktu itu aku diajak sama temen sekelas ku untuk ikut berpartisipasi dalam acara Gamadiksi Usu Expo sebagai salah satu panitia di acara tersebut.nah, dari situ lah aku tau dan aku langsung merasa nyaman yaudah pas GAMADIKSI USU ini lagi ngadain Rekrutmen Terbuka aku langsung daftar jadi pengurus sampai sekarang.”

Selama menjadi pengurus di GAMADIKSI USU ini, informan mengaku

bahwa dirinya sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi ini.

Organisasi ini memiliki cukup banyak kegiatan diantaranya adalah Gamadiksi

Usu Expo, Gamadiksi Peduli, Gamadiksi Ceria dan masih banyak lainnya.

“...sekarang ini juga kami mau ngadain acara Isra’ Mi’raj yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 bulan ini. Aku sendiri masuk dalam kepanitiaan bidang konsumsi.”

Informan menyatakan setelah bergabung menjadi anggota sah

GAMADIKSI USU dirinya baru mengetahui bahwa ada organisasi lain diluar

yang sama seperti GAMADIKSI USU ini. Menurut informan dirinya tidak

menyesal karena telah bergabung dengan organisasi ini karena mendapat

(21)

“...aku nggak merasa menyesal telah bergabung dalam organisasi ini. Disini aku belajar banyak tentang pengalaman organisassi sama kakak dan pengurus yang lain.”

Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Hri Syahputra Hutagalung. Eri

adalah anggota dari divisi Dana dan Usaha periode 2016-2017.Informan ketiga

mulai bergabung dengan mulai organisasi GAMADIKSI USU pada tahun 2016.

Informan menjelaskan bahwa para pengurus sangat baik padanya sejak awal

dirinya bergabung.

“...rupanya emang orangnya asik di sini, aku ngerasa nyaman masuk di organisasi ini. Selain aku di ajari tentang berorganisasi, aku juga di anggap kayak keluarga disini.”

Selama bergabung di organisasi ini, informan mengaku telah banyak mengikut i

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi GAMADIKSI USU.

Menurut informan kegiatan di GAMADIKSI USU sangat banyak, dikarenakan

dalam organisasi tersebut memiliki beberapa divisi dan dimana divisi-divisi

tersebut memiliki lebih dari satu program kerja.

“...Sebenarnya GAMADIKSI USU ini banyak kegiatannya. Kayak bulan April kemaren kami udah ngadain acara Gamadiksi Usu Expo, terus juga udah ngadain buka pusa bareng setiap minggu (puasa senin kamis), jualan pun udah sering kami buat kalok kami mau ngadain acara besar gitu.pokoknya udah banyak lah.”

Informan keempat adalah Adi Kusuma. Adi mengaku sudah bergabung

dengan GAMADIKSI USU sejak tahun 2016. Informan mengatakan dirinya

bergabung dengan GAMADIKSI USU karena dirinya merasa sangat berterima

kasih telah dipilih sebagai mahasiswa penerima bidikmisi. Informan mengatakan

bahwa bergabung dengan Gamadiksi adalah bentuk kontribusi dirinya terhadap

Universitas karena telah menjadikan dirinya sebagai mahasiswa penerima

bidikmisi sehingga informan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.Informan

juga mengatakan bahwa dirinya sangat senang bergabung dengan GAMADIKSI

USU, selain mendapat pengalam tertang berorganisasi informan juga mendapat

banyak teman yang menganggap dirinya seperti keluarga.

(22)

penerima bidikmisi ikut gabung kesini biar sharing-sharing kita”, nah itulah aku terus datang dan ngobrol sama mereka. Karena sejak awal menerima aku dengan baik, jadi pas GAMADIKSI USU ngadain rekrutmen terbuka aku langsung ikut daftar.”

Informan mengaku bahwa dirinya juga sudah sering mengikuti beberapa

kegiatan di organisasi GAMADIKSI USU. informan mengatakan bahwa dirinya

juga sering tidak mengikuti acara dari GAMADIKSI USU dikarenakan urusan

yang pribadi.

“...aku juga udah banyak ngikuti kegiatan disini, tapi aku juga serig nggak ngikuti karena pas pula waktu GAMADIKSI USU ngadain acara aku punya urusan pribadi yang sangat pnting. Jadi aku izin sama ketua”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan keempat informan, terdapat

beberapa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi GAMADIKSI USU. Berikut

peneliti uraikan kegiatan yang ada di organisasi GAMADIKSI USU.

4.2.3 Komunikasi Antar Anggota Kelompok

Komunikasi baik yang tercipta diantara anggota kelompok akan menciptakan

hubungan akrab yang juga baik untuk keberlangsungan kelompok. Komunikasi

yang baik juga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelompok. Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam

kelompok sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota

kelompok yang terlibat di dalam kelompok tersebut. Berikut adalah uraian

wawancara peneliti dengan informan terkait komunikasi yang terjalin antara

anggota GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.

Peneliti menanyakan kepada informan pertama dalam penelitian ini tentang

bagaimana proses komunikasi yang terjadi di kepengurusan GAMADIKSI USU

Expo Periode 2016-2017. Informan menjelaskan proses komunkasi yang terjadi

dalam kepanitiaan GAMADIKSI USU Expo Periode 2016-2017 adalah diamana

mekanisme dalam pemilihan Badan Pengurus Harian dan anggota kepanitiaan

dengan cara mengajukan diri, ditunjuk dan pemungutan suara (voting). Informan menjelaskan kepengurusan GAMADIKSI USU Periode 2016-2017

(23)

menjelaskan segala sesuatu memaksimalkan aplikasi sosial media line untuk saling berkomunikasi. Informan menjelaskan segala sesuatu yang akan

direncanakan terlebih dahulu didiskusikan di sosial grup line pengurus GAMADIKSI USU. Masukan-masukan pengurus yang ada di grup tersebut

kemudian dibicarakan di forum rapat yang tempat dan waktunya juga ditetapkan

melalui komunikasi di grup line pengurus GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.

“..kami kan punya grup line, nah jadi dari situ dulu kami diskusiin

rencana-rencana kami terus abis itu kami janjian buat ketemuan rapat. Tapi ada juga sebagian pengurus yang kasih tahu langsung anggota divisi yang sama, karna takutnya mereka nggak ada paket jadi di hubunginya melalui sms gitu kak.”

Berdasarkan penjelasan informan, pengurus GAMADIKSI USU Periode

2016-2017. Mengadakan rapat rutin 1 samapi dua kali dalam satu bulan. Rapat

pengurus ini menjadi ajang berkumpulnya seluruh pengurus GAMADIKSI USU

di luar kegiatan lain seperti hanya sekedar berkumpul.

“kami kalok mau ngumpul nggak harus ada rapat dulu baru ngumpul kak. Kami juga sering kumpul sekedar datang aja ke sekret ntah itu dari kampus atau darimana pun.Disinilah kami bisa lebih dekat dengan pengurus.”

Informan menjelaskan pengurus GAMADIKSI USU ini memiliki hubungan

yang cukup akrab. Menurut informan hubungan yang diciptakan di lingkungan

GAMADIKSI USU ini hubungan akrab seperti keluarga.

“Kalau menurut aku ya deket bangetlah karena kita kan maunya semua yang di sini itu akrab kaya keluarga. Ketika kita lagi ngumpul gitu, ntah aku ada masalah mereka selalu kasih saran buat mecahin masalah gitu kak. Pokoknya kami itu udah kayak keluarga kali lah.”

Informan kedua mengatakan untuk mempermudah komunikasi antar

pengurus GAMADIKSI USUmereka menggunakan grup aplikasi sosial media

line. Informan menjelaskan grup line ini berfungsi sebagai wadah untuk bertukar informasi dan berdikusi terkait pelaksanaan kegiatan di GAMADIKSI USU.

Selain melalui grup line, informan menjelaskan pengurus juga mengadakan rapat setidaknya satu sampai dua kali dalam sebulan untuk membahas kegiatan dan

(24)

“...kebetulan kami semua pengurus udah punya hp android, jadi kami semua pengurus di masukan di group pengurus. Dari periode-periode sebelumnya juga udah di buat group pengurus ini, tapi kalok udah nggak bisa di omongi di group line kami ngadain rapat gitu.”

Saat peneliti menanyakan dalam kegiatan apa saja pengurus dan anggota

bisa berjumpa informan menjelaskan umumnya pengurus dan anggota berkumpul

untuk rapat.

“Kami kan banyak tu divisi-divisinya, jadi setiap divisi itu punya beberapa program kerja namanya.Nah, jadi kami sering x ngadain rapat untuk kegiatan-kegiatannya.Namun selain kegiatan tersebut biasanya pengurus datang kesekret hanya sekedar menyapa saja untuk memperkuat talisilatuhrahmi kami.”

Menurut penjelasan informan, hubungan yang akrab tercipta antara sesama

pengurus GAMADIKSI USU. Pengalaman informan yang diperlakukan dengan

ramah saat awal dirinya bergabung dengan GAMADIKSI USU yang dimana pada

awalnya hanya sekedar coba-coba masuk, namun karena informan merasa dirinya

dianggap sama dan nyaman di dalam GAMADIKSI USU ini membuat informan

merasa seperti berada di keluarga sendiri.

“…waktu itu awal aku masuk sini Cuma coba-coba aja kak. Tapi karna lama kelamaan aku ngerasa sangat nyaman disini karena pengurus yang lain pun baik sama aku. Kami kayak merasa kami ini sama. pokoknya kayak keluarga lah.”

Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Heri Syahputra Hutagalung.

Saat peneliti menanyakan tentang bagaimana pengurus GAMADIKSI USU

berkomunikasi satu sama lain, infoman menjawab pengurus BIGREDS Regional

Medan memiliki grup di aplikasi sosial media line. Menurut informan grup ini dibuat untuk mempermudah pengurus menjalin komunikasi dan melakukan

diskusi tanpa harus bertemu atau berkumpul langsung. Namun, jika memang tidak

bisa diselesaikan melalui group line maka akan mereka akan mengadakan pertemuan untuk rapat.

(25)

Menurut informan, pengurus berkumpul setidaknya satu sampai dua kali dalam

sebulan untuk melakukanrapat, Selain itu kegiatan yang lain juga menjadi ajang

berkumpul bagi para pengurus seperti rapat untuk kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan. Informan ini juga menjelaskan para pengurus juga sering

berkumpul saat tidak ada kegiatan rapat.

“…kami punya rapat pengurus namanya, itu kami lakuin minimal satu kali dalam satu bulan, selain itu kami juga ada namanya rapat panitia, nah itu kalok misalnya salh satu dari divisi GAMADIKSI USU mau ngadain acara dari program kerja masing-massing divisi. Selain itu juga kami juga sering ngumpul kalok misalnya nggak ada kegiatan rapat, ya sekedar menyapa para pengurus yang lain dan becanda-becanda gitu.”

Hubungan yang tercipta di lingkup Organisasi GAMADIKSI USU ini menurut

informan juga sangat baik. Informan mengatakan anggota dari GAMADIKSI

USU ini memiliki sifat yang ramah dan mudah akrab sehinggan membuat dirinya

nyaman berada di kelompok ini.

“….. kalok itu ya dekat kali lah, kami itu udah kayak keluarga sendiri di sini, pokoknya udah kayak keluarga kedua kulah orang-orang di GAMADIKSI USU ini. Makanya aku betah x disini dan sering juga ngabisin waktu ku di sekret.”Kami ngerasa kalok kami itu sama, jadi nggak ada segan-segan gitu kalok mau cerita tentang masalh pribadi juga.”

Peneliti menanyakan kepada informan keempat dalam penelitian ini

tentang bagaimana proses komunikasi yang terjadi di kepengurusan GAMADIKSI

USU Expo Periode 2016-2017. Informan menjelaskan proses komunkasi yang

terjadi dalam kepanitiaanGAMADIKSI USU Expo Periode 2016-2017 adalah

diamana mekanisme dalam pemilihan Badan Pengurus Harian dan anggota

kepanitiaan dengan cara mengajukan diri, ditunjuk dan pemungutan suara (voting). Informan menjelaskan kepanitiaan GAMADIKSI USU Expo periode 2016-2017

menggunakan grup di aplikasi line untuk mempermudah komunikasi mereka. Menurut informan grup ini berfungsi sebagai tempat untuk berdiskusi terkait

kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat diinformasikan kepada seluruh

(26)

Informan menjelaskan hubungan akrab yang tercipta diantara seluruh

pengurus merupakan hasil dari kebijakan yang dibuat oleh pendiri Organisasi

ini.Informan menjelaskan sejak awal diberdirikannya Organisasi ini pengurus

menekankan agar para pengurussaling mengenal satu sama lain. Hubungan akrab

ini juga tercipta karena seringnya anggota dari GAMADIKSI USU ini berkumpul.

Anggota dari organisasi ini berkumpul untuk melakukan rapat atau sekedar

melakukan acara kumpul sambil saling bertukar pikiran dan membicarakan

kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi ini.

…jadi dari awal aku masuk sisi itu, aku juga udah di bilangi sama pengurus terdahulu kalok aku itu harus saling kenal sama pengurus yang lain juga agar nggak ada yang namanya segan-segan dan takut-takut. Biar kita bisa ngerasa nyaman kalok kita juga udah kenal sama meraka. Menurut aku nggak Cuma di organisasi gamadiksi aja, di organisasi lain pun pasti ngelakuin hal yang sama. karna kalok kita udah terlibat dalam organisasi, kita itu harus saling pecaya satu sama lain, saling kenal dan saling tolong menolong. Gitu sih menurut ku.”

4.2.4 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan di GAMADIKSI USU meliputi persiapan untuk

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Ada beberapa kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh Organsasi GAMADIKSI USU yang dimana dalam setiap divisi

memiliki beberapa program kerja yang harus dilaksanakan selama kepengurusan.

Adapun masa kepengurusan dalam Organisasi GAMADIKSI USU ini adalah

selama satu tahun masa kepengurusan. Rapat yang dimaksud dalam pengambilan

keputusan adalah terkait acara Gamadiksi Usu Expo. Berikut uraian wawancara

peneliti dengan informan terkait proses pengambilan keputusan yang ada di

GAMADIKSI USU.

Peneliti menanyakan informan tentang keputusan-keputusan apa saja yang

diambil oleh pengurus GAMADIKSI USU selama melakukan rapat, informan

menjelaskan keputusan yang diambil mayoritas adalah keputusan terkait kegiatan

yang akan dilaksanakan dari tiap divisi.

(27)

GAMADIKSI USU ini. Nah, masing-masing divisi itu punya beberapa program kerja dalam satu periode kepengurusan. Kayak misalnya kami ngadain acara Gamadiksi Usu Expo. Gamadiksi usu Expo ini acara tahunan antara 4 divisi.Jadi disini kami itu ngadain rapat untuk membuat kepanitiaan.Yaudah jadi kita semua ngebuat rapat untuk nentuin semuanya gitu.”

Terkait partisipan yang hadir dalam pelaksanaan rapat di GAMADIKSI

USU Expo, informan menjelaskan seluruh pengurus dan beberapa demisioner

dilibatkan dalam rapat. Banyaknya partisipan yang ikut di dalam rapat bergantung

dengan jenis acara atau hal yang akan dibahas di rapat tersebut. Informan

menjelaskan jika yang menjadi agenda dalam rapat adalah perencaan kegiatan

yang cukup besar maka akan semakin banyak pula pengurus atau demisioner yang

diundang untuk rapat tersebut.

“...kalau kita rapat pengurus, itu yang wajib ikut hanya Ketua Divisi sama Sekretaris tiap Divisi aja. Tapi kalok rapat panitia, itu kita libati semua pengurus. Kita juga undang demisioner untuk hadir dalam rapat agar dapat kasih saran ke kita.”

Peneliti kemudian menanyakan bagaiman peran ketua dan para panitia

Gamadiksi Usu Expo dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan

kelompok. Informan menjelaskan pengambilan keputusan yang ada di Organisasi

GAMADIKSI USU diambil berdasarkan polling dengan suara terbanyak dari peserta rapat. Menurut informan cara ini diambil untuk menurunkan jumlah kritik

terkait keputusan yang diambil, dan diharapakan juga dengan cara ini perbedaan

pendapat yang ada dapat disatukan..

Informan mengatakan selama ini kepengurusan GAMADIKSI USU tidak

pernah meminta pendapat dari luar lingkup organisasi GAMADIKSI USU dalam

proses pengambilan keputusan. Orang-orang yang terlibat dalam proses

pengambilan keputusan di GAMADIKSI USU adalah pengurus dan demisioner

dari komunitas ini sendiri. Menurut informan hal ini sudah sejak dulu dilakukan

dikarenakan seluruh keputusan yang diambil harus berdasarkan kemauan

pengurus dan kepentingan bersama organisasi ini.

(28)

organisasi ini kan jadi kami juga sering minta pendapat dan saran demisioner. Itupun kalok kami undah memang harus minta saran ke mereka.Biasanya kalok nggak perlu kali ya kami nyelesaikan sendiri.”

Informan kedua menjelaskan proses pengambilan keputusan yang ada di

GAMADIKSI USU meliputi kegiatan-kegiatan yang ada di GAMADIKSI USU

ini. Proses pengambilan keputusan di acara Gamadiksi Usu Expo melibatkan

seluruh pengurus dan demisioner.

“Biasanya kalok kita ngadain rapat, udah pasti seluruh pengurus itu ikut dalam rapat. Kitajuga ngundang demisioner untuk kasih saran ke ketia. Karna menurut kami, demisionerkan juga udah pernah ngerasain berada dalam sebuah organisasi, jadi kita minta bantuannya.”

Informan mengatakan suara ketua merupakan suara yang paling

berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Menurut informan dalam rapat

Gamadiksi Usu Expo, Badan Pengurus Harian (BPH) ini yang berperan penting

dalam pengambilan keputusan yang diambil kelompok. Informan menjelaskan

beberapa anggota kelompok memilih untuk diam karena tidak berani dan merasa

segan untuk menentang argumen yang dikeluarkan oleh ketua.Menurut informan

anggota kelompok lebih banyak diam dan memilih untuk sepakat saja dengan

hasil yang rapat yang diputuskan.

“...kalok ketua udah kasih keputusan, kami ya Cuma ikut aja.Kalok mau kasih pendapat agak-agak segan karnakan kami agak lebih muda dari ketua, jadi kalok mau kasih pendapat atau ngomong banyak itu takutnya di bilang nggak sopan pula. Tapi yang sering ngasi saran dan ksih pendapat itukakak sama abang yang udah lebih lama gabung disini. yang lain banyakan yang ngikut aja dan kalau aku pun juga sama."

Menurut informan jarang terjadi perbedaan pendapat di GAMADIKSI USU ini,

hal ini juga dipengaruhi tidak ada anggota kepengurusan yang berani memberi

saran atau membantah saran yang diberikan oleh Ketua. Peneliti melihat hal ini

sebagai salah satu cara pengurus untuk menjaga kesolidan di antara mereka dan

menjaga hubungan baik yang tecipta di dalam kepengurusan GAMADIKSI USU.

Informan juga menjelaskan dalam proses pengambilan keputusan pengurus

(29)

luar lingkup kelompoknya, hal ini dikarenakan mereka merasa sudah terbiasa

untuk menjalankan dan menentukan keputusan-keputusan yang akan mereka

ambil.

Pengambilan keputusan yang ada di GAMADIKSI USU meliputi rapat

mengenai konsep acara yang akan dibuat. Rapat yang saat ini diadakan untuk

acara Gamadiksi Usu Expo yang ingin membentuk kepanitiaan dan melaksanakan

acara ini.Menurut informan rapat kepanitiaan acara ini dilakukan selama satu kali

dalam satu minggu, namun ketika acara ini mendekati hari H, rapat pun di

perbanyak menjadi dua kali dalam satu minggu.

“kami udah banyak kali ngadain rapat, karna kan kami di GAMADIKSI USU ini punya banyak divisi, jadi dalam setiap divisi itu punya beberapa program kerja. Jadi udah banyak x kegiatan yang kami lakukan. Nah, kemaren juga kami udah ngadain acara Gamadiksi Usu Expo. Acara ini tu acara yang tahunan yang kami lakuin selain Green Camp. Rapat yang kami lakuin untuk acara Gamadiksi Usu Expo ini seminggu sekali, tapi kalok acaranya udah mulai dekat dengan hari H kami pun perbanyak jadi dua kali dalam satu minggu.”

Rapat yang dilakukan dalam kepanitiaan Gamadiksi Usu Expo ini selain

seluruh pengurus, juga melibatkan mantan pengurus. Menurut informan semakin

besar dan penting acara yang akan dibuat makan semakin banyak pula

orang-orang yang terlibat di dalamnya. Informan menjelaskan hal ini dilakukan untuk

menjalin talisilahturahmi antar pengurus baru dan lama. Selain itu hal ini juga

mencegah konflik antar pengurus demi keberlangsungan acara yang akan di buat.

“Kalau rapat yang ikut ya pengurus lah, tapi kalau mau even besar biasanya demisioner itu ikut juga. Susah juga nanti kalo orang itu ga diikutkan, ada aja komplennya nanti, hehehe.”

Saat peneliti menanyakan tentang pengaruh ketua dalam proses pengambilan

keputusan, informan menjelaskan pengaruh ketua sangat besar dalam seluruh

keputusan yang diambil oleh kepanitian Gamadiksi Usu. Informan menjelaskan

suara atau keputusan ketua sulit untuk dilawan, hal ini juga sebagai pengaruh dari

(30)

“Pengaruh kali la kalo itu, susahlah dilawan kalo ketua.Namanya juga ketua, ya pasti dia tau mana yang terbaik untuk anggotanya. Makanya akupun kadang diam aja kalo rapat gitu, mending ikut forum ajalahyakan.”

Informan juga menjelaskan dalam proses pengambilan keputusan pengurus

GAMADIKSI USU tidak pernah meminta saran atau masukan dari orang-orang di

luar lingkup kelompoknya, hal ini dikarenakan mereka merasa sudah terbiasa

untuk menjalankan dan menentukan keputusan-keputusan yang akan mereka

ambil.

“.. setau aku sih selama aku masuk disini nggak pernah kami minta saran dari orang luar. Tapi kalok minta saran dari demisioner itu sering. Karna menurut kami, kalok kami itu bisa nyelesaikannya sendiri.

Informan keempatmenjelaskan ketua dari organisasi ini memiliki peran

yang besar dalam menentukan keuputusan kelompok. Menurut informan ketua

kelompok ini merupakan orang yang paling sering mengeluarakan pendapat yang

ditujukan untuk pengurus. Informan juga menjelaskan pengurus dari kepanitiaan

Gamadiksi Usu Expo cukup patuh dengan ketua mereka, peneliti melihat hal ini

sebagai cara untuk menghindari konflik yang tercipta di antara mereka. Informan

menjelaskan selama ini kepengurusan GAMADIKSI USU tidak pernah meminta

saran dari orang di luar Organisasi ini.Menurut informan keputusan yang diambil

umumnya berasal dari keputusan ketua dan hasil rapat yang dilakukan pengurus.

(31)

4.3Pembahasan

Tabel 4.2 Hasil Wawancara

No Gejala-Gejala

sosial media line.

(32)
(33)
(34)

kedua yaitu

dimana keempat

informan sepakat

mengatakan

suara ketua

dalam komunitas

ini sangat

menentukan arah

dari keputusan

yang diambil

oleh

GAMADIKSI

USU. Selain itu

keempat

informan juga

mengatakan

pengurus juga

lebih banyak

diam dan

mengikuti jalan

berlangsungnya

rapat

pengambilan

(35)

Menurut teori, komunikasi dalam suatu kelompok merupakan hal utama yang

tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan kelompok. Hubungan komunikasi

yang baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara

bawahan-bawahan dalam suatu kelompok sangat berpengaruh besar dalam

menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas anggota dalam suatu

kelompok tersebut.

Michel Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefenisikan komunikasi

kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan

tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan

masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengikat karakteristik pribadi

anggota-anggota yang lain secara tepat.

Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam kelompok sangat

berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota kelompok yang terlibat

di dalam kelompok tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan

yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta dan

data serta menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan

yang tepat, sehingga kegiatan pengambilan keputusan dapat memberikan suatu

hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada

pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan

suatu masalah.

Kelompok pada umumnya selalu memiliki suatu kekhasan dalam orientasi,

nilai-nilai, norma-norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku

dalam kelompok tersebut. Misalnya orang–orang yang mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi seorang mahasiswa dengan gratis tanpa membayar

seperti kelompok yang diteliti dalam penelitian ini. Komunikasi yang terjalin

dalam sebuah kelompok meliputi banyak hal. Dalam organisasi GAMADIKSI

USU ini misalnya komunikasi yang terjalin meliputi perbincangan mengenai

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar menambah talisilatuhrahmi anatar

sesama mahasiswa penerima bidikmisi dan untuk melatih diri dalam sebuah

(36)

Dalam suatu proses pengambilan keputusan, terdapat teori yang disebut teori

pemikiran kelompok (groupthink).

Groupthink menurut Rakhmat (2005) adalah proses pengambilan

keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, di mana

anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan

kritisnya menjadi tidak efektif lagi. Dalam definisi tersebut, groupthink

meninggalkan cara berpikir individual dan menekankan pada proses kelompok.

Pengkajian atas fenomena kelompok lebih spesifik terletak pada proses

pembuatan keputusan yang kurang baik, serta besar kemungkinannya akan

menghasilkan keputusan yang buruk dengan akibat yang sangat merugikan

kelompok (Sarwono, 1999).

Konsep groupthink memiliki beberapa faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya groupthink. Terdapat 3 faktor utama yang menyebabkan terbentuknya

groupthink yaitu kohesifitas kelompok, faktor struktual dan tekanan grup.

Kohesifitas kelompok mendukung terjadinya groupthink. Di dalam kelompok

yang memiliki koshesifitas yang tinggi akan lebih antusias mengenaitugas-tugas

mereka, dan anggotanya merasa dimampukan untuk melaksanakan tugas-tugas

tambahan, karena kelompok mereka sangat kompak atau kohesif. Walaupun

terdapat keuntungannya, tetapi kelompok yang sangat kohesif juga bisa

memberikan tekanan yang besar pada anggota kelompoknya untuk memenuhi

standar kelompok. Biasanya anggota kelompok tidak bersedia untuk

mengemukakan keberatan mereka mengenai solusi yang diambil. Maka Irving

Janis berpendapat bahwa koshesifitas menuntun kepada groupthink.

Merujuk pada keinginan kelompok untuk tidak terpengaruh oleh pihak di

luar kelompok. Padahal, ada kemungkinan bahwa pihak di luar kelompok dapat

membantu dalam pengambilan keputusan. Anggota kelompok dipimpin oleh

orang yang memiliki minat pribadi terhadap hasil akhir. Pemimpin berpendapat

bahwa opini lain akan merugikan rencananya dan kepemimpinan alternative

ditekan. Beberapa kelompok memiliki prosedur untuk mengambil keputusan;

kegagalan untuk memiliki norma yang telah disepakati untuk mengevaluasi suatu

(37)

keragaman latar belakang sosial, pengalaman dan ideologi akan mempersulit

sebuah kelompok untuk mendebat masalah yang penting.

Tekanan internal dan eksternal (internal and external stress) yang dialami kelompok dapat menuntun kepada groupthink. Jika suatu kelompok dalam membuat keputusan sedang mengalami tekanan yang berat, baik disebabkan oleh

dorongan-dorongan dari luar maupun dari dalam kelompok mereka cenderung

tidak dapat menguasai emosi, sehingga dapat mencari segala cara agar masalah

dapat cepat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat, maka kelompok tersebut

sedang menuju groupthink. Teori groupthink memiliki gejala-gejala yang dapat

terjadi di sebuah kelompok. Di dalam penelitian ini ada tiga gejala groupthink

yang akan dibahas yaitu penilaian berlebih terhadap kelompok, tekanan untuk

mencapai keseragaman kelompok dan ketertutupan pikiran anggota kelompok.

Berdasarkan penelitian West dan turner (2008: 277) menambahkan tentang beberapa gejala groupthink seperti pencarian kesepakatan yang terlalu dini yang

disebabkan oleh tingginya tekanan konformitas dan mencegah informasi dari luar

agar jaminan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok.

Gejala-gejala groupthink tersebut sangat berhubungan dengan

pengambilan keputusan kelompok. Gejala -gejala groupthink tersebut tentu dapat

mempengaruhi suatu hasil keputusan kelompok. Hal tersebut disebabkan karena

dalam proses pengambilan keputusan bersama dalam sebuah kelompok yang

paling penting adalah keadaan atau situasi dalam kelompok tersebut maupun

anggota kelompok tersebut terlibat dalam gejala grupthink atau tidak. Seperti

dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah gejala-gejala groupthink

tersebut terdapat dalam organisasi GAMADIKSI USU dalam proses pengambilan

keputusan akhir mereka.

Berdasarkan hasil wawancara, keempat informan memiliki masa yang

berbeda terkait lama bergabungnya mereka di organisasi dan Jurusan yang

berbeda. Informan pertama bergabung dengan organisasi ini pada tahun 2015

yang saat itu informan belum ditetapkan sebagai pengurus namun informan sudah

sering mengikuti acara yang di buat oleh GAMADIKSI USU jika mereka

membutuhkan panitia luar selain pengurus tetap GAMADIKSI USU, sementara

(38)

menjadi panitia acara Gamadiksi Usu Expo (GUE) periode 2015-2016. Sejak saat

itu informan mulai tertarik untuk menjadi pengurus tetap di organisasi

GAMADIKSI USU dan masuk pada periode 2016-2017. Informan ketiga

bergabung di tahun 2016 dan informan keempat bergabung di tahun 2016. Ketua

organisasi GAMADIKSI USU saat ini merupakan seorang mahasiswi Universitas

Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Stambuk 2013.

Menurut keempat Informan dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan

GAMADIKSI USU meliputi kegiatan rutin minggua n dan tahunan. Contoh

kegiatan rutin mingguan adalah kegiatana buka puasa bersama ( senin dan kamis)

dari divisi Rohani Islam, Minggu ceria dari Divisi Pemuda dan Olahraga dan

masih banyak lagi lainnya. Kegiatan yang rutin diadakan dengan skala tahunan

adalah kegiatan seperti family gathering, Gamadiksi Usu Expo, Green Camp kegiatan buka puasa bersama di bulan Ramadhan, peringatan Isra’ Mi’raj dan lain

sebangainya. Akan tetapi berdasarkan penjelasan informan pertama GAMADIKSI

USU juga mengikuti kegiatan yang bersifat turun ke masyarakat seperti bantuan

sosial untuk musibah dan penggalan dana.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan, semua informan

mengaku memilih untuk bergabung dengan GAMADIKSI USU karena merasa

nyaman dan merupakan pilihan yang tepat menjadi anggota dari organisai ini.

Selain mendapatkan pengalaman berorganisasi, mereka juga mendapatkan

suasana yang sangat akrab layaknya seperti keluarga sendiri. Selain itu para

pengurus terdahulu dari GAMADIKSI USU memiliki sikap yang lebih baik dalam

menyambut anggota baru. Hal ini juga yang menjadi alasan informan 1, 2, 3 dan 4

untuk tetap berada di komunitas ini. Keempat informan sepakat tidak menyesal

telah bergabung dalam organisasi GAMADIKSI USU ini.

Hubungan akrab yang tercipta di GAMADIKSI USU terbentuk karena

seringnya kelompok ini melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan penjelesaan

keempat informan selain bertemu di kegiatan rapat, anggota organisasi ini juga

sering berkumpul untuk sekedar bercengkrama, dan bercerita. Hal ini kemudian

menciptakan kohesi kelompok. Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan

yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian
Tabel 4.2 Hasil Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

dilaksanakan Pembukaan Dokumen Penawaran untuk paket pekerjaan dimaksud melalui website www.lpse.depkeu.go.id dengan kesimpulan sebagai berikut:. a) Jumlah calon

Analisis spasial dengan program Surfer 11 menunjukkan sebaran konsentrasi CO dan NO2 tertingi berada di bagian barat daya Terminal Terpadu Amplas yaitu di Gerbang

terhadap populasi siswa-siswi yang orang tuanya bercerai yang tidak hanya bersekolah di Samarinda serta mencari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada

Hasil dari evaluasi pengabdian ini, guru dan siswa dapat termotivasi dalam rancang bangun media pembelajaran berupa robotika karena dengan adanya media pembelajaran

Salah satu terminal yang ada di Kota Medan adalah Terminal Terpadu

Tujuan dan manfaat dari pengabdian ini agar peserta didik melalui guru gurunya dapat terbantu dalam berbagi materi, berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok dengan adanya

Model SCREEN3 memungkinkan sekelompok sumber emisi untuk digabung menjadi satu sumber emisi dan model ini memperkirakan beberapa faktor penyebaran pencemar udara seperti

Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan dana PKH pendidikan pada masyarakat penerima dan apakah dana dipergunakan untuk