BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik tertentu yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis untuk
memecahkan masalah (Unaradjan, 2000:5). Penentuan metodologi penelitian
sering pula disebut dengan “strategi pemecahan masalah” karena pada tahap ini
mempersoalkan “bagaimana” masalah-masalah penelitian tersebut hendak
dipecahkan atau ditemukan jawabannya (Faisal, 2007:3).
Metode yang peneliti gunakan untuk memecahkan permasalahan yang ingin
diteliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti
bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati
gejala dan mencatat dalam buku observasinya (Rahkmat,2004: 4). Menurut Taylor
dan Bogdan (1984), penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang
menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Suyanto dan
Sutinah, 2005:166).
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan
data yang sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi
atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Hal ini
lebih ditekankan adalah kualitas data bukan banyak (kuantitas data). Metodologi
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kua litatif bertujuan
untuk menjelaskan fenomena yang terjadi secara mendalam. Metode ini tidak
mengutamakan populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat
subjektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2006: 35).
Dalam riset kualitatif, peneliti adalah bagian integral dari data yang ikut aktif
dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian peneliti adalah
Dengan format penelitian deskriptif, penelitian ini dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti. Jenis penelitian tidak sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antarvariabel yang ada; tidak menggunakan dan tidak melakukan
pengujian hipotesis dan tidak dimaksudkan untuk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teori (Faisal, 2007:20)
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan sebagai prosedur yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati selama kurun waktu tertentu dengan cukup
mendalam dan menyeluruh. Peneliti berupaya menelaah sebanyak mungkin data
mengenai subyek yang diteliti (Moleong, 1999:3).
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menunjuk pada masalah atau tema
yang sedang diteliti (Idrus,2009:91). Adapun objek dalam penelitian ini adalah
gejala-gejala groupthink dalam komunikasi kelompok yang ada di organisasi GAMADIKSI USU.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin
diperoleh keterangan (Amirin,2000:93). Subjek dalam konsep penelitian merujuk
pada responden, informan yang hendak diminati informasi atau digali datanya.
Subjek penelitian adalah orang yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi
sumber informasi bagi peneliti dalam melakukan sebuah penelitian atau yang
biasa disebut dengan informan. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek
penelitian adalah pengurus organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan yang tepat. Sesuai dengan istilahnya, sampel
diambil/ditentukan dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu
atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan
untuk kepentingan penelitiannya. (Pujileksono,2015:116)
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka peneliti memerlukan informan yang
sesuai dengan beberapa kriteria, yaitu:
1. Pengurus aktif di Organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.
2. Pengurus yang loyal terhadap kehadiran ketika rapat di Organisasi
GAMADIKSI USU.
Dari uraian diatas, maka peneliti mengabil empat ornag yang pas untuk
dijadikan informan dalam penelitian ini. Adapun informan tersebut adalah divisi
yang berbeda. Informan pertama adalah Rahmad Hidayat seorang mahasiswa
jurusan Ilmu Komuniksi Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Ketua dari Divisi
Seni dan Budaya di Organisasi GAMADIKSI USU. Informan yang kedua adalah
Fauziah Widiana Putri menjabat di Organisasi GAMADIKSI USU sebagai
sekretaris dari Divisi Keanggotaan. Informan ketiga adalah Heri Syahputra
Hutagalung, mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik ini menjabat di Organisasi GAMADIKSI USU sebagai anggota
di Divisi Dana dan Usaha. Lalu informan yang keempat adalah adalah Adi
Kusuma mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2014 ini menjabat sebagai
Ketua di Organisasi GAMADIKSI USU di Divisi Kerohanian Kristen.
GAMADIKSI USU adalah organisasi yang sengaja dibentuk khusus untuk
mahasiswa penerima Bidik Misi. Dalam organisasi ini, terdapat Badan Pengurus
Harian (BPH) yang bertanggungjawab atas berjalannya organisasi ini. Selain BPH,
dalam organisasi ini juga para pengurus di bagi atas delapan divisi yang
masing-masing memiliki program kerja. Adapun yang menjadi informan dari penelitian
ini adalah Ketua dari divisi Seni dan Budaya, informan kedua adalah Sekretaris
dari divisi Keanggotaan, informan ketiga adalah anggota dari divisi Dana dan
Usaha dan informan keempat adalah Ketua dari Kerohanian Kristen.
Adapun tugas dari divisi Seni dan Budaya di organisasi GAMADIKSI
USU adalah divisi yang ditunjuk sebagai media penyaluran minat maupun bakat
Mahasiswa Bidik Misi USU dalam bidang Seni dan Budaya. Kemudian tugas dari
divisi Keanggotaan adalah divisi yang ditunjuk sebagai media pengkaderan serta
Dana dan Usaha, divisi ini merupakan divisi yang ditunjuk sebagai media dan
wadah entrepreneurship baik untuk mahasiswa Bidik Misi USU maupun Organisasi. Dan yang terakhir adalah divisi Kerohanian Kristen, tugas dari divisi
ini yaitu divisi yang ditunjuk sebagai wadah kerohanian khusus mahasiswa Bidik
Misi USU yang beragama Kristen.
3.4unit Analisis
Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti. Menurut (Usman dan
Purnomo,2009:82-83) situasi sosial mengandung tiga unsur berikut, yaitu:
1. Tempat. Tempat adalah wadah dimana manusia melakukan kegiatan
tertentu. Adapun tempat penelitian ini dilakukan organisasi Gamadiksi
USU yang beralamat Gedung Pusdiklat LPPM USU Jl. Dr Mansyur No 68
Medan.
2. Pelaku. Pelaku ialah semua orang yang terdapat dalam wadah tertentu.
Pelaku atau orang yang sesuai dengan subjek penelitian ini adalah
pengurus periode 2016/2017.
3. Kegiatan. Kegiatan ialah aktivitas yang dilakukan orang dalam wadah
tertentu. Kegiatan yang dilakukan pelaku berkaitan dengan objek
penelitian, yaitu pengambilan keputusan dalam sebuah rapat di Organisasi
GAMADIKSI USU.
3.5 Kerangka Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti akan turun ke lapangan dan mengumpulkan
data dari informan. Proses penelitian dan pengumpulan data tidak akan berhenti
hingga mencapai data jenuh dan menggunakan teknik analisis data dari model
Miles dan Huberman yang melakukan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data perlu dilakukan
karena data yang akan diperoleh pada saat penelitian di lapangan sangat banyak,
sehingga peneliti perlu melakukan analisis dan merangkum, memilih hal yang
3.6 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan instrument. Adapun teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:
1. Wawancara
Wawancara biasanya lebih luwes, susunan pertanyaan dibuat dengan
baik, tidak ada tekanan, dan tidak saling mengejar target. Suasana berjalan
dalam suasana akrab dan penuh persahabatan. Jenis wawancara ini juga
lebih humanistik dan fleksibel dan masing-masing tidak akan saling
menyalahkan satu sama lain. Yang penting ada keterbukaan antara peneliti
dan informan. Dalam kaitan ini, peneliti ibarat seorang penyelam (taking the role of the other) yang menyelami informan. Peneliti dengan sabar dan ikut berperan dalam wawancara, memberikan dorongan tertentu, dan
memberikan rasa aman serta nyaman (Endraswara, 2006: 168-169).
Sebelum melakukan wawancara mendalam, peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan diri dengan menggunakan daftar pertanyaan atau daftar
isian sebagai pedoman saat melakukan wawancara. Teknik wawancara ini
disebut dengan teknik wawancara berstruktur (Hasan, 2002: 85).
Informan yang akan diwawancara pada penelitian ini adalah pengurus
organisasi GAMADIKSI USU periode 2016/2017.
2. Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam
melihat situasi penelitian. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil
observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,
kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan
observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau
kejadian untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evaluasi, yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Observasi
adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi
peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan,
yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. (Gulo, 2002: 116).
Observasi dalam penelitian ini dilakukan ketika pengurus Organisasi
GAMADIKSI USU melakukan rapat kegiatan acara Gamadiksi USU Expo
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang akan di observasi dalam
penelitian ini adalah bagaimana gejala groupthink dapat terjadi di
Organisasi GAMADIKSI USU. Tujuan observasi adalah melihat proses
komunikasi kelompok dan gejala-gejala groupthink yang ada di Organisasi
GAMADIKSI USU.
a. Studi Kepustakaan
Metode studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
atau informasi yang berkaitan dengan penelitian ini melalui buku-buku dan
jurnal-jurnal ilmiah, serta website yang terpercaya.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data berakhir. Analisis
data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh
temuan-temuan hasil penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan menuntun
peneliti ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat.
Data yang belum dianalisis (data mentah) belum banyak ‘berbicara’ bila tidak
diinterpretasikan/dimaknai/dinalisis atau ditafsirkan. Analisis data adalah proses
yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan dan tema pada hipotesis (Pujileksono, 2016: 150).
Menurut Miles dan Huberman dalam (Pujileksono, 2016: 152), analisis data
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan
pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupakan
proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan,
catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan reduksi data yaitu : membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat
partisi, dan menulis memo.Pada tahapan reduksi data, peneliti akan
mengumpulkan data dari lapangan dengan melakukan wawancara secara
mendalam kepada seluruh informan. Seluruh data yang diperoleh peneliti
akan dicatat dan dikumpulkan, kemudian peneliti akan dengan objektif
merangkum dan mengambil hasil yang sesuai dengan pokok permasalahan
yang diteliti.
2. Penyajian Data
Pada tahap ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, dsb. Penyajian data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif bersifat naratif. Hal ini dimaksudkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah,
karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
disajikan berupa deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas
menjadi jelas dan dapat berupa hubungan kausal/interaktif dan
hipotesis/teori. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah penelitian yang
dilakukan di lapangan.
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan
teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau
pembanding data tersebut (Pujileksono, 2016: 141). Triangulasi data pada
hakikatnya merupakan pendekatan multi-metode yang dilakukan peneliti pada
saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena
yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat
Triangulasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan
data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan
kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu,
maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan:
1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.
3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaandapat
dilakukan (Moleong, 2005: 332).
Penelitian ini akan dimulai dengan terlebih dahulu mengumpulkan seluruh
data berdasarkan hasil temuan di lapangan. Data yang diperoleh melalui
wawancara, pengamatan, dan catatan di lapangan akan disusun dalam bentuk
laporan dan kemudian disajikan pada bab selanjutnya pada bagian pembahasan.
Teori yang telah ada sebelumnya akan digunakan untuk mendukung pembahasan,
dan kemudian akan dianalisis agar dapat mencapai hasil dari penelitian ini yaitu
mengetahui tentang “ Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok di Organisasi GAMADIKSI USU”. Tahap selanjutnya setelah semuanya telah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Proses Penelitian
Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukakan dengan
melakukan observasi terlebih dahulu sesuai dengan judul penelitian yaitu Gejala
Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU, dimana yang akan diteliti adalah
bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pengurus
Organisasi Gamadiksi USU. Gamadiksi USU memiliki tempat berkumpul atau
disebut dengan sekret di Gedung Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur No.68
Medan.
Peneliti melakukan observasi ketika pengurus Gamadiksi melakukan rapat
acara dari Organisasi ini yang dilakukan di setiap tahunya yaitu Gamadiksi USU
Expo. Gamadiksi USU Expo sebuah program kerja kolaborasi divisi antara
kominfo (Komunikasi dan Informasi, Seni dan Budaya, Dispora ( Divisi Pemuda
dan Olahraga) dan Iptek (Ilmu Pendidkan dan Teknologi). Gamadiksi USU Expo
adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh organisasi Gamadiksi USU sejak
tahun 2011 hingga saat ini 2017. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah
untuk memperkenalkan kepada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa USU
pada khususnya bahwa mahasiswa Bidik Misi juga memiliki organisasi yang
bernama Gamadiksi Usu atau Keluarga Mahasiswa Bidik Misi Universitas
Sumatera Utara dan untuk menjalin tali silatuhrami antara mahasiswa bidikmisi
lainnya di USU.
Selesai rapat peneliti menanyakan ketersediaan waktu dari beberapa
pengurus untuk melakukan wawancara mendalam. Peneliti memilih pengurus dari
empat divisi untuk diwawancara. Informan pertama adalah dari Divisi Seni dan
Budaya, lalu informan kedua dari divisi Keanggotaan informan ketiga Divisi Dana
dan Usaha, dan yang informan yang terakhir adalah dari Divisi Kerohanian
Kristen. Kepengurusan GAMADIKSI USU periode 2016-2017 terdiri dari 47
orang. Pengurus yang terpilih ini merupakan orang-orang yang dipilih
dan mantan pengurus atau Demisioner GAMADIKSI USU dari periode
sebelumnnya agar tidak menyalahi peraturan dan AD/ART yang sudah dibuat dan
disepakati oleh seluruh pengurus dan mantan pengurus atau Demisioner
GAMADIKSI USU.
Penelitian dengan Informan dilakukan dengan wawancara mendalam.
Sebelum melakukan wawancara peneliti menanyakan kepada keempat informan
terlebih dahulu terkait ketersediaan mereka untuk menjadi informan dalam
penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta kontak informan untuk memudahkan
komunikasi dengan mereka, kebetulan seluruh informan di penelitian ini memiliki
media sosial whatsapp sehingga memudahkan peneliti untuk menghubungi para informan. Proses selanjutnya adalah mengatur janji dengan informan terkait waktu
dan tempat dilakukannya wawancara. Peneliti langsung menanyakan waktu yang
tepat untuk wawancara dengan informan pertama, kebetulan pada saat itu peneliti
dan informan sedang di tempat yang sama namun tidak memungkinkan untuk
melakukan wawancara pada saat itu karena seluruh informan sedang melakukan
rapat terkait agenda kegiatan yang akan dilakukan GAMADIKSI USU. Respon
baik yang diberikan informan pertama memudahkan peneliti untuk menyepakati
waktu dan tempat untu melakukan wawancara.
Informan yang dipilih di penelitian ini terdiri dari empat orang yang berasal
dari divisi yang berbeda. Informan pertama merupakan pengurus dari Divisi Seni
dan Budaya GAMADIKSI USU periode 2016-2017, informan kedua merupakan
pengurus dari Divisi Keanggotaan GAMADIKSI USU periode 2016-2017,
Informan ketiga merupakan pengurus dari Divisi Dana dan Usaha GAMADIKSI
USU periode 2016-2017, dan informan keempat merupakan pengurus dari Divisi
Rohani Kristen GAMADIKSI USU periode 2016-2017. Seluruh informan yang
dipilih merupakan orang-orang yang paling sering mengikuti rapat dalam
pengambilan keputusan yang ada di GAMADIKSI USU, karena seluruh informan
merupakan orang yang berperan aktif dalam menjalankan seluruh kegiatan yang
dilakukan GAMADIKSI USU.
Wawancara dengan informan pertama dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017
di Sekretariat GAMADIKSI USU tepatnya di Gedung Pusdiklat LPPM USU
informan yang kebetulan informan akan melakukan rapat agenda di organisasi
GAMADIKSI USU. Peneliti dan informan berjanjian akan bertemu pada pukul
15.00 WIB. Kebetulan informan belum ada di lokasi karena terjebak macet. Pukul
15.30 WIB informan pun sampai di lokasi kemudian informan meminta maaf dan
kami pun langsung memulai wawancaranya. Saat itu informan menggunakan kaos
berwarna merah dan di lapis dengan jaket kain berwarna abu rokok dan memakai
celana Jeans panjang berwarna hitam.
Informan pertama merupakan Ketua dari Divisi Seni dan Budaya
GAMADIKSI USU. Informan pertama ini sangat baik dalam menanggapi
pertanyaan yang peneliti berikan. Informan pertama memiliki rasa ingin tahu yang
sangat besar, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai
keinginannya. Tetapi jika menurut dia keinginannya tersebut tidak sesuai dengan
hatinya, maka dia akan langsung meninggalkannya. Informan pertama ini adalah
seseorang yang memiliki hobby menggambar.Ia juga pernah beberapa kali
mengikuti lomba. Sesekali informan menjawab dengan sedikit bahan candaan
yang membuat suasana menjadi cair dan santai. Bahasa tubuhnya pun membuat
dirinya terlihat santai dan fokus dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.
Wawancara dengan informan kedua dilakukan pada tanggal 04 Mei 2017 di
Sekretariat GAMADIKSI USU di Gedung Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur
No.68 Medan. Tempat ini dipilih karena informan merasa akan lebih mudah
dimana informan pada hari yang sama juga akan mengadakan rapat agenda
GAMADIKSI USU jadi informan merasa lokasi tersebut pas untuk melakukan
wawancara. Waktu yang disepakati adalah pukul 17.00 WIB, Informan tiba di
tempat yang sudah dijjanjikan pada pukul 17.10 WIB. Pada saat wawancara
informan mengenakan kemeja kotak-kotak dengan paduan jilbab pink dan rok hitam bercorak tulisan love. Informan kedua ini memiliki ciri tubuh tidak terlalu tinggi dan berkulit sawo matang.
Informan kedua ini merupakan penngurus di Divisi Keanggotaan
GAMADIKSI USU. Gaya bicaranya yang lembut namun tegas membuat
jawabannya terdengar jelas dan mudah untuk dimengerti. Informan yang sedang
melanjutkan studi nya di Universitas Sumatera Utara ini mengambil Jurusan
tepatnya di JL.Jamin Ginting Padang Bulan Gang Kemboja. Sesuai kesepakatan,
informan meminta wawancara dilakukan pukul 14.00 WIB. Peneliti sedikit
mengalami kesulitan karena tidak mengetahui lokasi yang di janjikan. Peneliti pun
terus menerus menghubungi informan melalui media sosial WhatsApp namun informan tak kunjung membalasnya.
Dikarenakan peneliti tidak memiliki pulsa, peneliti pun hanya menggunakan
media sosial untuk menghubungi informan. Setelah menunggu sekitar setengah
jam kemudian, informan pun baru menghubungi peneliti melalui telepon.
Informan juga telah menunggu peneliti di depan kediamannya namun tidak
membawa telepon genggam miliknya sehingga informan tidak mengetahui kalau
peneliti telah menghubungi informan. Setelah menerima telepon dari informan,
peneliti pun langsung menuju lokasi untuk bertemu dengan informan.
Dengan mengenakan Kaos berlengan pendek dan celana panjang. Informan
ketiga ini merupakan Mahasiswa dari Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.Informan ketiga ini merupakan pengurus divisi Dana dan
Usaha. Peneliti tidak mengalami mengalami kesulitan dalam menangggapi
tanggapan dari informan karena suara yang di keluarkan informan cukup jelas dan
tegas sehingga peneliti merasa cukup jelas dengan jawaban yang diberikan oleh
informan.Informan memperjelas jawaban-jawaban yang diberikannya dengan
beberapa gerakan tubuh seperti gerakan tangan dan kepalanya.
Informan keempat dalam penelitian ini adalah pengurus divisi Rohani
Kristen. Setelah berkomunikasi lewat aplikasi media sosial line, peneliti dan informan sepakat untuk bertemu di Sekretariat Gamadiksi USU di Gedung
Pusdiklat LPPM USU JL. Dr. Mansur No.68 Medan. Pada tanggal 11 Mei 2017
Agustus 2016 pada Pukul 14.00 WIB. Informan datang dengan mengenakan kaos
hitam erlapis Jaket berwarna hitam dan celana ponggol selutut. Informan
merupakan orang yang memiliki hobi membaca buku yang bergenre tentang
pengembangan diri.
Informan sangat jelas dalam memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang
diajukan padanya.Suara informan yang lumayan besar memudahkan untuk
yang diajukan tak jarang informan menjawab sambil mengeluarkan tawa dan
gerakan tubuh seperti tangan.
4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI GAMADIKSI USU
Adapun bagan struktur Organisasi GAMADIKSI USU adalah sebagai berikut :
Penanggung Jawab Organisasi Organisasi
Pembina Organisasi
Dewan Penasehat
Organisasi Ketua Umum
Bendahara Umum Sekretaris Umum
Ketua Divisi
Sekretaris Divisi
Anggota Divisi
4.2Profil Informan
Peneliti akan memberi gambaran secara umum keempat informan yang telah
diwawancarai untuk penelitan ini. Keempat informan adalah pengurus
GAMADIKSI USU Periode 2016-2017. Masing-masing informan berasal dari
divisi yang berbeda-beda.
Informan 1
Nama : Rahmad Hidayat
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 29 Oktober 1995
Alamat : Jl. Pembangunan, Gang Karya No. 225 Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Komunikasi
Jabatan : Ketua Divisi Seni dan Budaya
No Telepon/WhatsApp : 081361556199 Tanggal Wawancara : 04 Mei 2017
Pukul : 15.30 WIB
Lokasi Wawancara : Sekretariat Gamadiksi USU
Rahmad Hidayat merupakan informan pertama pada penelitian ini. Pria yang
akrab di sapa Rahmad ini lahir di Medan pada tanggal 29 Oktober 1995.Rahmad
yang saat ini menjabat sebagai Ketua Divisi Seni dan Budaya di GAMADIKSI
USU adalah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Stambuk 2014. Sesuai dengan jabatan yang
ia pegang saat ini di kepengurusan GAMADIKSI USU yaitu sebagai Ketua dari
Divisi Seni dan Budaya, Rahmad memiliki hobby menggambar. Tak jarang ia
melibatkan dirinya dalam perlombaan menggambar.
Lahir dan besar di Kota Medan, tak membuat pria memiliki suara yang keras,
namun sebaliknya. Ia memiliki suara yang lembut namun tegas. Pria dengan ciri
kumis tipis dan warna kulit sedikit gelap ini sangat senang menggambar ketika
masih kecil. Rahmad mengaku mengetahui adanya GAMADIKSI USU ini pada
saat Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB). Saat itu Rahmad melihat salah satu
pengurus GAMADIKSI USU yang tak lain adalah Ketua Umum GAMADIKSI
baru. Rahmad mengatakan bahwa Ketua GAMADIKSI USU itu adalah seorang
yang memiliki banyak pengalam dan prestasi yang sudah diraih dan dirinya pun
tertarik untuk mengikuti sosok Ketua tersebut. Pada tahun 2016 lalu, Rahmad
mendaftarkan diri sebagai pengurus GAMADIKSI USU dan dipercaya sebagai
Ketua di Divisi Seni dan Budaya. Selain menjadi ketua dari Divisi Seni dan
Budaya, Rahmad juga sering dipercaya sebagai Koordinator dalam kepanitian
acara GAMADIKSI USU.
Rahmad merupakan anggota yang terbilang cukup lama di GAMADIKSI
USU di bandingkan beberapa pengurus lainnya. Sebelum menjadi anggota tetap
GAMADIKSI USU, Rahmad sudah melibatkan dirinya dalam kepanitiaan di
acara GAMADIKSI USU yaitu sebagai panitia Dokumentasi di acara
GAMADIKSI USU EXPO (GUE) pada tahun 2015 lalu di periode 2015-2016.
Rahmad, sapaan akrabnya mengatakan bergabung dengan GAMADIKSI USU
karena selain termotivasi dengan sosok Ketua Umum yang saat itu adalah
Akhmad Raffiudin di periode 2015-2016, Rahmad juga mengatakan bahwa
dirinya sangat merasa nyaman berada di GAMADIKSI USU ini. Rahmad
mengatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam organisasi ini seperti halnya
keluarg, sangat akrab dan kompak. Menurutnya, bergabung dengan GAMADIKSI
USU adalah pilihan yang tepat, karena selain dapat melatih diri dalam sebuah
organisasi Rahmad juga mendapatkan suasana kekeluargaan yang kuat dalam
Organisasi ini.
Informan 2
Nama : Fauziah Widiana Putri
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : PematangSiantar, 22 November 1996
Alamat : Setia Budi, Gang Zigzak No.6
Fakultas/Jurusan : Psikologi/Psikologi
Jabatan : Sekretaris Divisi Keanggotaan No Telepon/WhatsApp : 082277931202
Tanggal Wawancara : 04 Mei 2017
Pukul : 17.00 WIB
Fauziah Widiana Putri atau akrab dipanggil Ziah merupakan informan kedua
dalam penelitian ini. Ziah merupakan pengurus divisi Keanggotaan di
Kepengurusan GAMADIKSI USU periode 2016-2017.Wanita kelahiran 22
November 1996 ini lahir di PematangSiantar.Saat ini Ziah menyibukkan dirinya
sebagai seorang Mahasiswi Jurusan Psikologi di Universitas Sumatera Utara.
Perempuan yang memiliki senyum manis dan berpostur tubuh sedikit tinggi ini
merupakan orang yang cukup aktif di organisasi GAMADIKSI USU. Hal ini
dapat dilihat dari cara dia selalu menghadiri setiap rapat GAMADIKSI USU.
Ziah dipercaya sebagai Sekretaris di divisi Keanggotaan dalam kepengurusan
GAMADIKSI USU. Ziah mengaku bahwa dirinya mulai bergabung dalam
GAMADIKSI USU ini pada tahun 2016 lalu. Ziah mengatakan bahwa dirinya
mengetahui adanya Organisasi GAMADIKSI USU ini melalui orang-orang
disekitarnya dan juga melalui media sosial seperti Facebook. Awalnya Ziah mengikuti Organisasi ini sekedar coba-coba dan pada akhirnya dirinya mengaku
bahwa mengikut sertakan diri di dalam organisasi GAMADIKSI USU ini adalah
pilihan yang tepat karena, selain mendapat pengalaman dalam sebuah organisasi
Ziah juga mendapat suasana yang sangat harmonis sama halnya seperti keluarga
sendiri.
Informan 3
Nama : Heri Syahputra Hutagalung
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Pintu Padang, 10 Agustus 1996
Alamat : Padang Bulan, Gang Kamboja No.33
Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Kesejahteraan Sosial
Jabatan : Anggota Divisi Dana dan Usaha
No Telepon/WhatsApp : 085261810758 Tanggal Wawancara : 09 Mei 2017
Pukul : 14.00 WIB
Lokasi Wawancara : Rumah Informan, Gang Kemboja No.33
Heri Syahputra Hutagalung yang akrab di panggil Eri ini adalah informan
ketiga dalam penelitian ini.Eri lahir di Pintu Padang 10 Agustus 1996.Eri
yang berwarna coklat. Pria berusia 20 Tahun ini adalah seorang mahasiswa
Universitas Sumatera Utara Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Pria yang akrab di sapa Eri ini mengaku memiliki hobby
bermain Badminton dan memiliki sifat yang bertanggungjawab. Eri merupakan
anak ke 4 dari 4 baersaudara.
Informan 4
Nama : Adi Kusuma
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Tarutung, 28 Oktober 1996
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gang Maju No. 16 Fakultas/Jurusan : FISIP/Administrasi Bisnis
Jabatan : Ketua Divisi Kerohanian Kristen No Telepon/WhatsApp : 081362771450
Tanggal Wawancara : 11 Mei 2017
Pukul : 14.00 WIB
Lokasi Wawancara : Sekretariat Gamadiksi USU
Adi Kusumah atau akrab dipanggil Adi ini adalah informan keempat. Adi lahir
di Tarutung 28 Oktober 1996. Pria bertubuh sedikit tinggi ini merupakan anak ke
3 dari 3 bersaudara. Lelaki yang berkulit putih ini memiliki status menjadi seorang
mahasiswa Universitas Sumatera Utara Jurusan Administrasi Bisnis Stambuk
2014. Pria yang berusia memilih menjadi anak Perantauan di Kota Medan ini
demi menggapai masa depan yang lebih cerah ini tinggal di sebuah rumah yang
beralamat di Jl. Jamin Ginting, Gang Maju No. 16. Adi juga sering menyibukkan
dirinya untuk membaca sebuah buku tentang pengembangan diri, ha ini dilakukan
agar dirinya tidak merasa bosan di kamar kost dan agar dirinya semakin
termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Adi mengaku bahwa
masuk dalam Organisasi GAMADIKSI USU adalah pilihan yang tepat. Selain
mendapat pengalaman dalam sebuah organisasi, adi juga mengaku bahwa dirinya
ingin melibatkan dirinya dalam membantu perkembangan organisasi
GAMADIKSI USU menjadi lebih baik dan di kenal oleh banyak masyarakat
luas.Sebab dengan adanya organisasi ini yang dimana adalah sebuah apresiasi dari
mengaku sangat berterima kasih karena dirinya telah dipercaya untuk menjadi
seorang mahasiswa penerima bidikmisi sehingga dirinya dapat mencicipi bangku
kuliahan yang dimana juka dirinya tidak menjadi seorang penerima bidikmisi
maka pupuslh harapannya untuk menjadi seorang mahasiswa.
Lahir dari keluarga yang kurang mampu membuat dirinya tak berkecil
hati.Adi mengaku bahwa dirinya juga memiliki kemampuan yang cukup besar
dalam prestasi akademik, sehingga sewaktu dirinya masih duduk di bangku
sekolah menengah atas banyak guru-guru yang suka pada dirinya.
Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Fakultas/Jurusan Divisi
1 Rahmad
Hidayat
L 21 Tahun Fisip/Ilmu
Komunikasi
Seni dan
Budaya
2 Fauziah
Widiana Putri
P 20 Tahun Psikologi/ Keanggotaan
3 Heri
Syahputra
Hutagalung
L 20 Tahun Fisip/Kes.Sosial Dana dan
Usaha
4 Adi Kusuma L 20 Tahun Fisip/ Adm.Bisnis Kerohanian
Kristen
Setelah data diperoleh, peneliti akan mengolah data dengan cara
mengklasifikasikan jawaban dari hasil wawancara dengan informan dan hasil
pengamatan berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
4.2.1 Aktifitas GAMADIKSI USU
Sebuah organisasi sudah tentu memiliki kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri
khas organisasi tersebut. Selain itu kegiatan yang dibuat juga bertujuan untuk
mempererat hubungan yang tercipta diantara pengurus organisasi. Dalam
satu divisi memiliki beberapa program kerja didalamnya. Seperti kegiatan
GAMADIKSI USU EXPO, Family Gathering, Green Camp dan lain sebagainya yang dimana kegiatan ini dilakukan setiap tahun. Selain kegiatan tersebut, ada
juga kegiatan rutin setiap minggu dari Divisi Rohani Islam seperti Buka Puasa
Bersama (puasa senin dan kamis) dan masih banyak lagi kegiatan dari divisi-divisi
lain. Berikut uraian wawancara peneliti dengan informan terkait aktifitas yang ada
di Organisasi GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.
Rahmad yang saat ini menjabat sebagai Ketua di Divisi Seni dan Budaya
GAMADIKSI USU periode 2016-2017 mengatakan dirinya sudah mengikuti
beberapa kegiatan yang diadakan oleh GAMADIKSI USU. Selain kegiatan rutin
yang dilakukan setiap minggunya, Rahmad mengatakan ada beberapa kegiatan
yang dilakukan seperti ketika turun ke masyarakat untuk melakukan bantuan
sosial.
“waktu itu ada musibah yang melanda di daerah Kota PadangSidimpuan yaitu banjir bandang. Nah, jadi kami ada namanya GAMADIKSI USU PEDULI, yaudah kami ngelakuin kegiatan berupa bantuan sosial yaitu penggalangan dana ke jalan-jalan gitu kak. Dan Alhamdulillah kegiatan kami di sambut baik oleh masyarakat sekitar. Banyak juga masyarakat yang mau menyumbangkan beberapa uang dan barang untuk aksi kami itu.”
Rahmad menjelaskan selama masa kepemimpinannya di GAMADIKSI
USU, sudah banyak kegiatan yang telah diikutiinya. Seperti Gamadiksi Usu Expo,
Buka Puasa Bersama, Gamadiksi Peduli dan masih banyak lagi lainnya.
“...kalok itu ya udah banyak lah kak, mengingat program kerja dari masing-masing divisi udah gitu divisi yang ada di organisasi ini ada 8 jadi udah banyak kegiatan yang udah aku ikuti. Nanti juga rencana nya kami mau ngadain acara Isra’ Mi’raj yang mau diadakan bulan ini tanggal 14 nanti.”
Ketika peneliti menanyakan tentang keberadaan kelompok mahasiswa
penerima Beasiswa Bidikmisi di Kota Medan ini selain GAMADIKSI
USUinforman menjelaskan bahwa di setiap Universitas di Kota Medan ini semua
punya organisasi seperti GAMADIKSI USU. seperti di UNIMED, UMSU dan
lainnya. Informan mengatakan karna dirinya adalah seorang mahasiswa USU, jadi
“...Organisasi lain yang sama seperti GAMDIKSI USU di Kota Medan ini ada banyak kak, karena memang di semua Universitas setau aku punya organisasi yang didalamnya semua pengurusnya mahasiswa penerima bidikmisi.”
Fauziah Widiana Putri adalah informan kedua dalam penelitian ini. Ziah
yang akrab dipanggil ini adalah Sekretaris di divisi Keanggotaan periode
2016-2017.Ziah mulai bergabung dengan organisasi GAMADIKSI USU pada tahun
2015.Saat itu informan mengaku dirinya di mendaftarkan diri dalam kepanitian
Gamadiksi Usu Expo pada periode 2015-2016. Saat itu informan belum menjadi
pengurus yang sah dalam organsasi ini. Pada tahun 2016, Ziah menyatakan
dirinya telah sah menjadi pengurus GAMADIKSI USU.karena telah merasa
nyaman dalam kepanitian Gamadiksi Usu Expo yang di buat Organisasi
GAMADIKSI USU ini, dan mendapat perlakuan yang ramah dan baik dari
pengurus lain akhirnya Ziah pun menetapkan untuk menjadi anggota tetap di
organisasi ini.
“...Awalnya aku gatau juga ada organisasi Gamadiksi USU ini, jadi waktu itu aku diajak sama temen sekelas ku untuk ikut berpartisipasi dalam acara Gamadiksi Usu Expo sebagai salah satu panitia di acara tersebut.nah, dari situ lah aku tau dan aku langsung merasa nyaman yaudah pas GAMADIKSI USU ini lagi ngadain Rekrutmen Terbuka aku langsung daftar jadi pengurus sampai sekarang.”
Selama menjadi pengurus di GAMADIKSI USU ini, informan mengaku
bahwa dirinya sering mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi ini.
Organisasi ini memiliki cukup banyak kegiatan diantaranya adalah Gamadiksi
Usu Expo, Gamadiksi Peduli, Gamadiksi Ceria dan masih banyak lainnya.
“...sekarang ini juga kami mau ngadain acara Isra’ Mi’raj yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 bulan ini. Aku sendiri masuk dalam kepanitiaan bidang konsumsi.”
Informan menyatakan setelah bergabung menjadi anggota sah
GAMADIKSI USU dirinya baru mengetahui bahwa ada organisasi lain diluar
yang sama seperti GAMADIKSI USU ini. Menurut informan dirinya tidak
menyesal karena telah bergabung dengan organisasi ini karena mendapat
“...aku nggak merasa menyesal telah bergabung dalam organisasi ini. Disini aku belajar banyak tentang pengalaman organisassi sama kakak dan pengurus yang lain.”
Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Hri Syahputra Hutagalung. Eri
adalah anggota dari divisi Dana dan Usaha periode 2016-2017.Informan ketiga
mulai bergabung dengan mulai organisasi GAMADIKSI USU pada tahun 2016.
Informan menjelaskan bahwa para pengurus sangat baik padanya sejak awal
dirinya bergabung.
“...rupanya emang orangnya asik di sini, aku ngerasa nyaman masuk di organisasi ini. Selain aku di ajari tentang berorganisasi, aku juga di anggap kayak keluarga disini.”
Selama bergabung di organisasi ini, informan mengaku telah banyak mengikut i
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi GAMADIKSI USU.
Menurut informan kegiatan di GAMADIKSI USU sangat banyak, dikarenakan
dalam organisasi tersebut memiliki beberapa divisi dan dimana divisi-divisi
tersebut memiliki lebih dari satu program kerja.
“...Sebenarnya GAMADIKSI USU ini banyak kegiatannya. Kayak bulan April kemaren kami udah ngadain acara Gamadiksi Usu Expo, terus juga udah ngadain buka pusa bareng setiap minggu (puasa senin kamis), jualan pun udah sering kami buat kalok kami mau ngadain acara besar gitu.pokoknya udah banyak lah.”
Informan keempat adalah Adi Kusuma. Adi mengaku sudah bergabung
dengan GAMADIKSI USU sejak tahun 2016. Informan mengatakan dirinya
bergabung dengan GAMADIKSI USU karena dirinya merasa sangat berterima
kasih telah dipilih sebagai mahasiswa penerima bidikmisi. Informan mengatakan
bahwa bergabung dengan Gamadiksi adalah bentuk kontribusi dirinya terhadap
Universitas karena telah menjadikan dirinya sebagai mahasiswa penerima
bidikmisi sehingga informan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.Informan
juga mengatakan bahwa dirinya sangat senang bergabung dengan GAMADIKSI
USU, selain mendapat pengalam tertang berorganisasi informan juga mendapat
banyak teman yang menganggap dirinya seperti keluarga.
penerima bidikmisi ikut gabung kesini biar sharing-sharing kita”, nah itulah aku terus datang dan ngobrol sama mereka. Karena sejak awal menerima aku dengan baik, jadi pas GAMADIKSI USU ngadain rekrutmen terbuka aku langsung ikut daftar.”
Informan mengaku bahwa dirinya juga sudah sering mengikuti beberapa
kegiatan di organisasi GAMADIKSI USU. informan mengatakan bahwa dirinya
juga sering tidak mengikuti acara dari GAMADIKSI USU dikarenakan urusan
yang pribadi.
“...aku juga udah banyak ngikuti kegiatan disini, tapi aku juga serig nggak ngikuti karena pas pula waktu GAMADIKSI USU ngadain acara aku punya urusan pribadi yang sangat pnting. Jadi aku izin sama ketua”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan keempat informan, terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh organisasi GAMADIKSI USU. Berikut
peneliti uraikan kegiatan yang ada di organisasi GAMADIKSI USU.
4.2.3 Komunikasi Antar Anggota Kelompok
Komunikasi baik yang tercipta diantara anggota kelompok akan menciptakan
hubungan akrab yang juga baik untuk keberlangsungan kelompok. Komunikasi
yang baik juga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelompok. Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam
kelompok sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota
kelompok yang terlibat di dalam kelompok tersebut. Berikut adalah uraian
wawancara peneliti dengan informan terkait komunikasi yang terjalin antara
anggota GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.
Peneliti menanyakan kepada informan pertama dalam penelitian ini tentang
bagaimana proses komunikasi yang terjadi di kepengurusan GAMADIKSI USU
Expo Periode 2016-2017. Informan menjelaskan proses komunkasi yang terjadi
dalam kepanitiaan GAMADIKSI USU Expo Periode 2016-2017 adalah diamana
mekanisme dalam pemilihan Badan Pengurus Harian dan anggota kepanitiaan
dengan cara mengajukan diri, ditunjuk dan pemungutan suara (voting). Informan menjelaskan kepengurusan GAMADIKSI USU Periode 2016-2017
menjelaskan segala sesuatu memaksimalkan aplikasi sosial media line untuk saling berkomunikasi. Informan menjelaskan segala sesuatu yang akan
direncanakan terlebih dahulu didiskusikan di sosial grup line pengurus GAMADIKSI USU. Masukan-masukan pengurus yang ada di grup tersebut
kemudian dibicarakan di forum rapat yang tempat dan waktunya juga ditetapkan
melalui komunikasi di grup line pengurus GAMADIKSI USU Periode 2016-2017.
“..kami kan punya grup line, nah jadi dari situ dulu kami diskusiin
rencana-rencana kami terus abis itu kami janjian buat ketemuan rapat. Tapi ada juga sebagian pengurus yang kasih tahu langsung anggota divisi yang sama, karna takutnya mereka nggak ada paket jadi di hubunginya melalui sms gitu kak.”
Berdasarkan penjelasan informan, pengurus GAMADIKSI USU Periode
2016-2017. Mengadakan rapat rutin 1 samapi dua kali dalam satu bulan. Rapat
pengurus ini menjadi ajang berkumpulnya seluruh pengurus GAMADIKSI USU
di luar kegiatan lain seperti hanya sekedar berkumpul.
“kami kalok mau ngumpul nggak harus ada rapat dulu baru ngumpul kak. Kami juga sering kumpul sekedar datang aja ke sekret ntah itu dari kampus atau darimana pun.Disinilah kami bisa lebih dekat dengan pengurus.”
Informan menjelaskan pengurus GAMADIKSI USU ini memiliki hubungan
yang cukup akrab. Menurut informan hubungan yang diciptakan di lingkungan
GAMADIKSI USU ini hubungan akrab seperti keluarga.
“Kalau menurut aku ya deket bangetlah karena kita kan maunya semua yang di sini itu akrab kaya keluarga. Ketika kita lagi ngumpul gitu, ntah aku ada masalah mereka selalu kasih saran buat mecahin masalah gitu kak. Pokoknya kami itu udah kayak keluarga kali lah.”
Informan kedua mengatakan untuk mempermudah komunikasi antar
pengurus GAMADIKSI USUmereka menggunakan grup aplikasi sosial media
line. Informan menjelaskan grup line ini berfungsi sebagai wadah untuk bertukar informasi dan berdikusi terkait pelaksanaan kegiatan di GAMADIKSI USU.
Selain melalui grup line, informan menjelaskan pengurus juga mengadakan rapat setidaknya satu sampai dua kali dalam sebulan untuk membahas kegiatan dan
“...kebetulan kami semua pengurus udah punya hp android, jadi kami semua pengurus di masukan di group pengurus. Dari periode-periode sebelumnya juga udah di buat group pengurus ini, tapi kalok udah nggak bisa di omongi di group line kami ngadain rapat gitu.”
Saat peneliti menanyakan dalam kegiatan apa saja pengurus dan anggota
bisa berjumpa informan menjelaskan umumnya pengurus dan anggota berkumpul
untuk rapat.
“Kami kan banyak tu divisi-divisinya, jadi setiap divisi itu punya beberapa program kerja namanya.Nah, jadi kami sering x ngadain rapat untuk kegiatan-kegiatannya.Namun selain kegiatan tersebut biasanya pengurus datang kesekret hanya sekedar menyapa saja untuk memperkuat talisilatuhrahmi kami.”
Menurut penjelasan informan, hubungan yang akrab tercipta antara sesama
pengurus GAMADIKSI USU. Pengalaman informan yang diperlakukan dengan
ramah saat awal dirinya bergabung dengan GAMADIKSI USU yang dimana pada
awalnya hanya sekedar coba-coba masuk, namun karena informan merasa dirinya
dianggap sama dan nyaman di dalam GAMADIKSI USU ini membuat informan
merasa seperti berada di keluarga sendiri.
“…waktu itu awal aku masuk sini Cuma coba-coba aja kak. Tapi karna lama kelamaan aku ngerasa sangat nyaman disini karena pengurus yang lain pun baik sama aku. Kami kayak merasa kami ini sama. pokoknya kayak keluarga lah.”
Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Heri Syahputra Hutagalung.
Saat peneliti menanyakan tentang bagaimana pengurus GAMADIKSI USU
berkomunikasi satu sama lain, infoman menjawab pengurus BIGREDS Regional
Medan memiliki grup di aplikasi sosial media line. Menurut informan grup ini dibuat untuk mempermudah pengurus menjalin komunikasi dan melakukan
diskusi tanpa harus bertemu atau berkumpul langsung. Namun, jika memang tidak
bisa diselesaikan melalui group line maka akan mereka akan mengadakan pertemuan untuk rapat.
Menurut informan, pengurus berkumpul setidaknya satu sampai dua kali dalam
sebulan untuk melakukanrapat, Selain itu kegiatan yang lain juga menjadi ajang
berkumpul bagi para pengurus seperti rapat untuk kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan. Informan ini juga menjelaskan para pengurus juga sering
berkumpul saat tidak ada kegiatan rapat.
“…kami punya rapat pengurus namanya, itu kami lakuin minimal satu kali dalam satu bulan, selain itu kami juga ada namanya rapat panitia, nah itu kalok misalnya salh satu dari divisi GAMADIKSI USU mau ngadain acara dari program kerja masing-massing divisi. Selain itu juga kami juga sering ngumpul kalok misalnya nggak ada kegiatan rapat, ya sekedar menyapa para pengurus yang lain dan becanda-becanda gitu.”
Hubungan yang tercipta di lingkup Organisasi GAMADIKSI USU ini menurut
informan juga sangat baik. Informan mengatakan anggota dari GAMADIKSI
USU ini memiliki sifat yang ramah dan mudah akrab sehinggan membuat dirinya
nyaman berada di kelompok ini.
“….. kalok itu ya dekat kali lah, kami itu udah kayak keluarga sendiri di sini, pokoknya udah kayak keluarga kedua kulah orang-orang di GAMADIKSI USU ini. Makanya aku betah x disini dan sering juga ngabisin waktu ku di sekret.”Kami ngerasa kalok kami itu sama, jadi nggak ada segan-segan gitu kalok mau cerita tentang masalh pribadi juga.”
Peneliti menanyakan kepada informan keempat dalam penelitian ini
tentang bagaimana proses komunikasi yang terjadi di kepengurusan GAMADIKSI
USU Expo Periode 2016-2017. Informan menjelaskan proses komunkasi yang
terjadi dalam kepanitiaanGAMADIKSI USU Expo Periode 2016-2017 adalah
diamana mekanisme dalam pemilihan Badan Pengurus Harian dan anggota
kepanitiaan dengan cara mengajukan diri, ditunjuk dan pemungutan suara (voting). Informan menjelaskan kepanitiaan GAMADIKSI USU Expo periode 2016-2017
menggunakan grup di aplikasi line untuk mempermudah komunikasi mereka. Menurut informan grup ini berfungsi sebagai tempat untuk berdiskusi terkait
kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat diinformasikan kepada seluruh
Informan menjelaskan hubungan akrab yang tercipta diantara seluruh
pengurus merupakan hasil dari kebijakan yang dibuat oleh pendiri Organisasi
ini.Informan menjelaskan sejak awal diberdirikannya Organisasi ini pengurus
menekankan agar para pengurussaling mengenal satu sama lain. Hubungan akrab
ini juga tercipta karena seringnya anggota dari GAMADIKSI USU ini berkumpul.
Anggota dari organisasi ini berkumpul untuk melakukan rapat atau sekedar
melakukan acara kumpul sambil saling bertukar pikiran dan membicarakan
kegiatan-kegiatan yang ada di organisasi ini.
“…jadi dari awal aku masuk sisi itu, aku juga udah di bilangi sama pengurus terdahulu kalok aku itu harus saling kenal sama pengurus yang lain juga agar nggak ada yang namanya segan-segan dan takut-takut. Biar kita bisa ngerasa nyaman kalok kita juga udah kenal sama meraka. Menurut aku nggak Cuma di organisasi gamadiksi aja, di organisasi lain pun pasti ngelakuin hal yang sama. karna kalok kita udah terlibat dalam organisasi, kita itu harus saling pecaya satu sama lain, saling kenal dan saling tolong menolong. Gitu sih menurut ku.”
4.2.4 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan di GAMADIKSI USU meliputi persiapan untuk
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Ada beberapa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh Organsasi GAMADIKSI USU yang dimana dalam setiap divisi
memiliki beberapa program kerja yang harus dilaksanakan selama kepengurusan.
Adapun masa kepengurusan dalam Organisasi GAMADIKSI USU ini adalah
selama satu tahun masa kepengurusan. Rapat yang dimaksud dalam pengambilan
keputusan adalah terkait acara Gamadiksi Usu Expo. Berikut uraian wawancara
peneliti dengan informan terkait proses pengambilan keputusan yang ada di
GAMADIKSI USU.
Peneliti menanyakan informan tentang keputusan-keputusan apa saja yang
diambil oleh pengurus GAMADIKSI USU selama melakukan rapat, informan
menjelaskan keputusan yang diambil mayoritas adalah keputusan terkait kegiatan
yang akan dilaksanakan dari tiap divisi.
GAMADIKSI USU ini. Nah, masing-masing divisi itu punya beberapa program kerja dalam satu periode kepengurusan. Kayak misalnya kami ngadain acara Gamadiksi Usu Expo. Gamadiksi usu Expo ini acara tahunan antara 4 divisi.Jadi disini kami itu ngadain rapat untuk membuat kepanitiaan.Yaudah jadi kita semua ngebuat rapat untuk nentuin semuanya gitu.”
Terkait partisipan yang hadir dalam pelaksanaan rapat di GAMADIKSI
USU Expo, informan menjelaskan seluruh pengurus dan beberapa demisioner
dilibatkan dalam rapat. Banyaknya partisipan yang ikut di dalam rapat bergantung
dengan jenis acara atau hal yang akan dibahas di rapat tersebut. Informan
menjelaskan jika yang menjadi agenda dalam rapat adalah perencaan kegiatan
yang cukup besar maka akan semakin banyak pula pengurus atau demisioner yang
diundang untuk rapat tersebut.
“...kalau kita rapat pengurus, itu yang wajib ikut hanya Ketua Divisi sama Sekretaris tiap Divisi aja. Tapi kalok rapat panitia, itu kita libati semua pengurus. Kita juga undang demisioner untuk hadir dalam rapat agar dapat kasih saran ke kita.”
Peneliti kemudian menanyakan bagaiman peran ketua dan para panitia
Gamadiksi Usu Expo dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan
kelompok. Informan menjelaskan pengambilan keputusan yang ada di Organisasi
GAMADIKSI USU diambil berdasarkan polling dengan suara terbanyak dari peserta rapat. Menurut informan cara ini diambil untuk menurunkan jumlah kritik
terkait keputusan yang diambil, dan diharapakan juga dengan cara ini perbedaan
pendapat yang ada dapat disatukan..
Informan mengatakan selama ini kepengurusan GAMADIKSI USU tidak
pernah meminta pendapat dari luar lingkup organisasi GAMADIKSI USU dalam
proses pengambilan keputusan. Orang-orang yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan di GAMADIKSI USU adalah pengurus dan demisioner
dari komunitas ini sendiri. Menurut informan hal ini sudah sejak dulu dilakukan
dikarenakan seluruh keputusan yang diambil harus berdasarkan kemauan
pengurus dan kepentingan bersama organisasi ini.
organisasi ini kan jadi kami juga sering minta pendapat dan saran demisioner. Itupun kalok kami undah memang harus minta saran ke mereka.Biasanya kalok nggak perlu kali ya kami nyelesaikan sendiri.”
Informan kedua menjelaskan proses pengambilan keputusan yang ada di
GAMADIKSI USU meliputi kegiatan-kegiatan yang ada di GAMADIKSI USU
ini. Proses pengambilan keputusan di acara Gamadiksi Usu Expo melibatkan
seluruh pengurus dan demisioner.
“Biasanya kalok kita ngadain rapat, udah pasti seluruh pengurus itu ikut dalam rapat. Kitajuga ngundang demisioner untuk kasih saran ke ketia. Karna menurut kami, demisionerkan juga udah pernah ngerasain berada dalam sebuah organisasi, jadi kita minta bantuannya.”
Informan mengatakan suara ketua merupakan suara yang paling
berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Menurut informan dalam rapat
Gamadiksi Usu Expo, Badan Pengurus Harian (BPH) ini yang berperan penting
dalam pengambilan keputusan yang diambil kelompok. Informan menjelaskan
beberapa anggota kelompok memilih untuk diam karena tidak berani dan merasa
segan untuk menentang argumen yang dikeluarkan oleh ketua.Menurut informan
anggota kelompok lebih banyak diam dan memilih untuk sepakat saja dengan
hasil yang rapat yang diputuskan.
“...kalok ketua udah kasih keputusan, kami ya Cuma ikut aja.Kalok mau kasih pendapat agak-agak segan karnakan kami agak lebih muda dari ketua, jadi kalok mau kasih pendapat atau ngomong banyak itu takutnya di bilang nggak sopan pula. Tapi yang sering ngasi saran dan ksih pendapat itukakak sama abang yang udah lebih lama gabung disini. yang lain banyakan yang ngikut aja dan kalau aku pun juga sama."
Menurut informan jarang terjadi perbedaan pendapat di GAMADIKSI USU ini,
hal ini juga dipengaruhi tidak ada anggota kepengurusan yang berani memberi
saran atau membantah saran yang diberikan oleh Ketua. Peneliti melihat hal ini
sebagai salah satu cara pengurus untuk menjaga kesolidan di antara mereka dan
menjaga hubungan baik yang tecipta di dalam kepengurusan GAMADIKSI USU.
Informan juga menjelaskan dalam proses pengambilan keputusan pengurus
luar lingkup kelompoknya, hal ini dikarenakan mereka merasa sudah terbiasa
untuk menjalankan dan menentukan keputusan-keputusan yang akan mereka
ambil.
Pengambilan keputusan yang ada di GAMADIKSI USU meliputi rapat
mengenai konsep acara yang akan dibuat. Rapat yang saat ini diadakan untuk
acara Gamadiksi Usu Expo yang ingin membentuk kepanitiaan dan melaksanakan
acara ini.Menurut informan rapat kepanitiaan acara ini dilakukan selama satu kali
dalam satu minggu, namun ketika acara ini mendekati hari H, rapat pun di
perbanyak menjadi dua kali dalam satu minggu.
“kami udah banyak kali ngadain rapat, karna kan kami di GAMADIKSI USU ini punya banyak divisi, jadi dalam setiap divisi itu punya beberapa program kerja. Jadi udah banyak x kegiatan yang kami lakukan. Nah, kemaren juga kami udah ngadain acara Gamadiksi Usu Expo. Acara ini tu acara yang tahunan yang kami lakuin selain Green Camp. Rapat yang kami lakuin untuk acara Gamadiksi Usu Expo ini seminggu sekali, tapi kalok acaranya udah mulai dekat dengan hari H kami pun perbanyak jadi dua kali dalam satu minggu.”
Rapat yang dilakukan dalam kepanitiaan Gamadiksi Usu Expo ini selain
seluruh pengurus, juga melibatkan mantan pengurus. Menurut informan semakin
besar dan penting acara yang akan dibuat makan semakin banyak pula
orang-orang yang terlibat di dalamnya. Informan menjelaskan hal ini dilakukan untuk
menjalin talisilahturahmi antar pengurus baru dan lama. Selain itu hal ini juga
mencegah konflik antar pengurus demi keberlangsungan acara yang akan di buat.
“Kalau rapat yang ikut ya pengurus lah, tapi kalau mau even besar biasanya demisioner itu ikut juga. Susah juga nanti kalo orang itu ga diikutkan, ada aja komplennya nanti, hehehe.”
Saat peneliti menanyakan tentang pengaruh ketua dalam proses pengambilan
keputusan, informan menjelaskan pengaruh ketua sangat besar dalam seluruh
keputusan yang diambil oleh kepanitian Gamadiksi Usu. Informan menjelaskan
suara atau keputusan ketua sulit untuk dilawan, hal ini juga sebagai pengaruh dari
“Pengaruh kali la kalo itu, susahlah dilawan kalo ketua.Namanya juga ketua, ya pasti dia tau mana yang terbaik untuk anggotanya. Makanya akupun kadang diam aja kalo rapat gitu, mending ikut forum ajalahyakan.”
Informan juga menjelaskan dalam proses pengambilan keputusan pengurus
GAMADIKSI USU tidak pernah meminta saran atau masukan dari orang-orang di
luar lingkup kelompoknya, hal ini dikarenakan mereka merasa sudah terbiasa
untuk menjalankan dan menentukan keputusan-keputusan yang akan mereka
ambil.
“.. setau aku sih selama aku masuk disini nggak pernah kami minta saran dari orang luar. Tapi kalok minta saran dari demisioner itu sering. Karna menurut kami, kalok kami itu bisa nyelesaikannya sendiri.
Informan keempatmenjelaskan ketua dari organisasi ini memiliki peran
yang besar dalam menentukan keuputusan kelompok. Menurut informan ketua
kelompok ini merupakan orang yang paling sering mengeluarakan pendapat yang
ditujukan untuk pengurus. Informan juga menjelaskan pengurus dari kepanitiaan
Gamadiksi Usu Expo cukup patuh dengan ketua mereka, peneliti melihat hal ini
sebagai cara untuk menghindari konflik yang tercipta di antara mereka. Informan
menjelaskan selama ini kepengurusan GAMADIKSI USU tidak pernah meminta
saran dari orang di luar Organisasi ini.Menurut informan keputusan yang diambil
umumnya berasal dari keputusan ketua dan hasil rapat yang dilakukan pengurus.
4.3Pembahasan
Tabel 4.2 Hasil Wawancara
No Gejala-Gejala
sosial media line.
kedua yaitu
dimana keempat
informan sepakat
mengatakan
suara ketua
dalam komunitas
ini sangat
menentukan arah
dari keputusan
yang diambil
oleh
GAMADIKSI
USU. Selain itu
keempat
informan juga
mengatakan
pengurus juga
lebih banyak
diam dan
mengikuti jalan
berlangsungnya
rapat
pengambilan
Menurut teori, komunikasi dalam suatu kelompok merupakan hal utama yang
tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan kelompok. Hubungan komunikasi
yang baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara
bawahan-bawahan dalam suatu kelompok sangat berpengaruh besar dalam
menjembatani terciptanya peningkatan produktivitas anggota dalam suatu
kelompok tersebut.
Michel Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefenisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengikat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam kelompok sangat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan dari anggota kelompok yang terlibat
di dalam kelompok tersebut. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta dan
data serta menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan
yang tepat, sehingga kegiatan pengambilan keputusan dapat memberikan suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan dalam pemilihan alternatif untuk menyelesaikan
suatu masalah.
Kelompok pada umumnya selalu memiliki suatu kekhasan dalam orientasi,
nilai-nilai, norma-norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku
dalam kelompok tersebut. Misalnya orang–orang yang mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi seorang mahasiswa dengan gratis tanpa membayar
seperti kelompok yang diteliti dalam penelitian ini. Komunikasi yang terjalin
dalam sebuah kelompok meliputi banyak hal. Dalam organisasi GAMADIKSI
USU ini misalnya komunikasi yang terjalin meliputi perbincangan mengenai
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar menambah talisilatuhrahmi anatar
sesama mahasiswa penerima bidikmisi dan untuk melatih diri dalam sebuah
Dalam suatu proses pengambilan keputusan, terdapat teori yang disebut teori
pemikiran kelompok (groupthink).
Groupthink menurut Rakhmat (2005) adalah proses pengambilan
keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, di mana
anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan
kritisnya menjadi tidak efektif lagi. Dalam definisi tersebut, groupthink
meninggalkan cara berpikir individual dan menekankan pada proses kelompok.
Pengkajian atas fenomena kelompok lebih spesifik terletak pada proses
pembuatan keputusan yang kurang baik, serta besar kemungkinannya akan
menghasilkan keputusan yang buruk dengan akibat yang sangat merugikan
kelompok (Sarwono, 1999).
Konsep groupthink memiliki beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya groupthink. Terdapat 3 faktor utama yang menyebabkan terbentuknya
groupthink yaitu kohesifitas kelompok, faktor struktual dan tekanan grup.
Kohesifitas kelompok mendukung terjadinya groupthink. Di dalam kelompok
yang memiliki koshesifitas yang tinggi akan lebih antusias mengenaitugas-tugas
mereka, dan anggotanya merasa dimampukan untuk melaksanakan tugas-tugas
tambahan, karena kelompok mereka sangat kompak atau kohesif. Walaupun
terdapat keuntungannya, tetapi kelompok yang sangat kohesif juga bisa
memberikan tekanan yang besar pada anggota kelompoknya untuk memenuhi
standar kelompok. Biasanya anggota kelompok tidak bersedia untuk
mengemukakan keberatan mereka mengenai solusi yang diambil. Maka Irving
Janis berpendapat bahwa koshesifitas menuntun kepada groupthink.
Merujuk pada keinginan kelompok untuk tidak terpengaruh oleh pihak di
luar kelompok. Padahal, ada kemungkinan bahwa pihak di luar kelompok dapat
membantu dalam pengambilan keputusan. Anggota kelompok dipimpin oleh
orang yang memiliki minat pribadi terhadap hasil akhir. Pemimpin berpendapat
bahwa opini lain akan merugikan rencananya dan kepemimpinan alternative
ditekan. Beberapa kelompok memiliki prosedur untuk mengambil keputusan;
kegagalan untuk memiliki norma yang telah disepakati untuk mengevaluasi suatu
keragaman latar belakang sosial, pengalaman dan ideologi akan mempersulit
sebuah kelompok untuk mendebat masalah yang penting.
Tekanan internal dan eksternal (internal and external stress) yang dialami kelompok dapat menuntun kepada groupthink. Jika suatu kelompok dalam membuat keputusan sedang mengalami tekanan yang berat, baik disebabkan oleh
dorongan-dorongan dari luar maupun dari dalam kelompok mereka cenderung
tidak dapat menguasai emosi, sehingga dapat mencari segala cara agar masalah
dapat cepat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat, maka kelompok tersebut
sedang menuju groupthink. Teori groupthink memiliki gejala-gejala yang dapat
terjadi di sebuah kelompok. Di dalam penelitian ini ada tiga gejala groupthink
yang akan dibahas yaitu penilaian berlebih terhadap kelompok, tekanan untuk
mencapai keseragaman kelompok dan ketertutupan pikiran anggota kelompok.
Berdasarkan penelitian West dan turner (2008: 277) menambahkan tentang beberapa gejala groupthink seperti pencarian kesepakatan yang terlalu dini yang
disebabkan oleh tingginya tekanan konformitas dan mencegah informasi dari luar
agar jaminan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok.
Gejala-gejala groupthink tersebut sangat berhubungan dengan
pengambilan keputusan kelompok. Gejala -gejala groupthink tersebut tentu dapat
mempengaruhi suatu hasil keputusan kelompok. Hal tersebut disebabkan karena
dalam proses pengambilan keputusan bersama dalam sebuah kelompok yang
paling penting adalah keadaan atau situasi dalam kelompok tersebut maupun
anggota kelompok tersebut terlibat dalam gejala grupthink atau tidak. Seperti
dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah gejala-gejala groupthink
tersebut terdapat dalam organisasi GAMADIKSI USU dalam proses pengambilan
keputusan akhir mereka.
Berdasarkan hasil wawancara, keempat informan memiliki masa yang
berbeda terkait lama bergabungnya mereka di organisasi dan Jurusan yang
berbeda. Informan pertama bergabung dengan organisasi ini pada tahun 2015
yang saat itu informan belum ditetapkan sebagai pengurus namun informan sudah
sering mengikuti acara yang di buat oleh GAMADIKSI USU jika mereka
membutuhkan panitia luar selain pengurus tetap GAMADIKSI USU, sementara
menjadi panitia acara Gamadiksi Usu Expo (GUE) periode 2015-2016. Sejak saat
itu informan mulai tertarik untuk menjadi pengurus tetap di organisasi
GAMADIKSI USU dan masuk pada periode 2016-2017. Informan ketiga
bergabung di tahun 2016 dan informan keempat bergabung di tahun 2016. Ketua
organisasi GAMADIKSI USU saat ini merupakan seorang mahasiswi Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Stambuk 2013.
Menurut keempat Informan dalam penelitian ini, kegiatan yang dilakukan
GAMADIKSI USU meliputi kegiatan rutin minggua n dan tahunan. Contoh
kegiatan rutin mingguan adalah kegiatana buka puasa bersama ( senin dan kamis)
dari divisi Rohani Islam, Minggu ceria dari Divisi Pemuda dan Olahraga dan
masih banyak lagi lainnya. Kegiatan yang rutin diadakan dengan skala tahunan
adalah kegiatan seperti family gathering, Gamadiksi Usu Expo, Green Camp kegiatan buka puasa bersama di bulan Ramadhan, peringatan Isra’ Mi’raj dan lain
sebangainya. Akan tetapi berdasarkan penjelasan informan pertama GAMADIKSI
USU juga mengikuti kegiatan yang bersifat turun ke masyarakat seperti bantuan
sosial untuk musibah dan penggalan dana.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan, semua informan
mengaku memilih untuk bergabung dengan GAMADIKSI USU karena merasa
nyaman dan merupakan pilihan yang tepat menjadi anggota dari organisai ini.
Selain mendapatkan pengalaman berorganisasi, mereka juga mendapatkan
suasana yang sangat akrab layaknya seperti keluarga sendiri. Selain itu para
pengurus terdahulu dari GAMADIKSI USU memiliki sikap yang lebih baik dalam
menyambut anggota baru. Hal ini juga yang menjadi alasan informan 1, 2, 3 dan 4
untuk tetap berada di komunitas ini. Keempat informan sepakat tidak menyesal
telah bergabung dalam organisasi GAMADIKSI USU ini.
Hubungan akrab yang tercipta di GAMADIKSI USU terbentuk karena
seringnya kelompok ini melakukan kegiatan bersama. Berdasarkan penjelesaan
keempat informan selain bertemu di kegiatan rapat, anggota organisasi ini juga
sering berkumpul untuk sekedar bercengkrama, dan bercerita. Hal ini kemudian
menciptakan kohesi kelompok. Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan
yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan