• Tidak ada hasil yang ditemukan

Difusi adalah proses komuikasi atau sali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Difusi adalah proses komuikasi atau sali"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DIFUSI DAN INOVASI

DISUSUN OLEH :

NAMA

: ERNA SARI

NIM

: 21215070

SEMESTER: III

UNIVERSITAS TERBUKA

2013 / 2014

(2)

Difusi adalah proses komuikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk inovasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula.

Secara umum, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial dalam masyarakat. Difusi inovasi pendidikan adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan gagasan, ide, karya dan sebagainya sebagai produk inovasi pendidikan, maka aspek komuniksai menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan gagasan, ide, ataupun produk di bidang pendidikan tersebut. Dalam konteks difusi inovasi pendidikan, saluran komunikasi yang digunkana merupakan alur suatu proses penyebarluasan gagasan pendidikan tersebut.

Pengertian inovasi menurut beberapa ahli: a. Everett M. Rogers (1983)

“Innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or another unit of adoption”. Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.

b. Stephen Robbins (1994)

Inovasi sebagai gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Disini, Robbins lebih menfokuskan pada tiga hal utama: (1) gagasan baru; (2) produk dan jasa; dan (3) upaya perbaikan.

c. Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdulhak (2002)

Inovasi Pendidikan sebagai “suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan”.

d. Mattew B. Miles (1973)

(3)

Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan ataupun proses pendidikan yang terjadi di masyarakat.

2. JENIS DAN AKIBAT KEPUTUSAN INOVASI

a. Menurut (Ibrahim, 1988), ada beberapa jenis keputusan inovasi : 1. Keputusan inovasi opsional

Yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu atau seseorang secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota system social yang lain. Meskipun dalam hal ini individu mengambil keputusan itu berdasarkan norma system soaial atau hasil komunikasi interpersonal dengan anggota system social yang lain. Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu yang berperan sebagai pengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.

2. Keputusan inovasi kolektif

Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antar anggota ocial ocial. Semua anggota ocial ocial harus mentaati keputusan bersama yang telah di buatnya.

3. Keputusan inovasi otoritas

Yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi dari pada anggota yang lain dalam suatu ocial ocial. Para anggotasistem social tersebut tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan inovasi, melainkan hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.

4. Keputusan inovasi kontingensi/ contingent

Yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu inovasi, baru dpat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya.

Ciri pokok dari keputusan inovasi kontingen ialah digunakanya dua atau lebih keputusan inivasi secara bergantian untuk menangani suatu difusi inovasi, terserah yang mana yang akan digunakan dapat keputusan opsional, kolektif atau otoritas.

-b. Akibat-akibat Inovasi

(4)

3. 4 DIMENSI PEMANFAATAN PENGETAHUAN A. Dimensi Perspektif Global

Perspektif global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi, yaitu :

1. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali. 2. ereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia

berhak diakui identitas budayanya.

3. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan Negara partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan.

4. Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada saling mengisi, mengilhami sehingga adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa. Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain. Dengan demikian system nilai budaya dan nilai-nilai lainnya akan saling mempengaruhi.

B. Manfaat Perspektif Global

Manfaat dan kegunaan mempelajari perspektif global adalah :

1. Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “ sikap

ketergantungan” tersebut.

2. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.

3. Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.

4. Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.

C. Tujuan Perspektif Global

(5)

1. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.

2. Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.

3. engembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.

Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah :

1. Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam memahami maslah-masalah tertentu.

2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang berdampak global.

3. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh terhadap masalah global.

D. Masalah dalam Pendidikan Global

Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam mengajarkan perspektif global, diantaranya:

1. Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia, tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan guru untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai hal-hal yang ada dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan, AIDS, dan sebagainya.

2. Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih

menitikberatkan pada materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.

3. Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman cukup untuk mengajar materi persepktif global di SD.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

Karena minimnya aplikasi perjalanan wisata di Indonesia, khususnya Surabaya, maka dalam Jurnal ini dibuat aplikasi perjalanan wisata berbasis web yang diharapkan bisa

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa kebutuhan perangkat lunak adalah dengan cara mengumpulkan informasi dan data-data yang dibutuhkan baik dari buku-buku referensi

difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang

Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran  pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat

Dalam pengujian skenario 2, produk yang diuji adalah produk yang termasuk dalam basis data. Proses pengujian skenario 2 juga dilakukan sebanyak 5 kali pengujian terhadap

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang