ANALISIS KASUS ORANG TUA DENGAN ANAK DEWASA AWAL : “Anak Dewasa yang Kurang Perhatian Kepada Orang Tuanya”
Di susun oleh:
Kelompok 2
Devi Ajeung Santika I24130010
Nurhidayati I24130029
Endang Nursolehah I24130048
Siti Afina I24130066
Dita Septia Ningsih I24130081
Siti Nurjanah I24130095
Asisten Praktikum:
Eka Wulida Latifah
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
PENDAHULUAN Latar belakang
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses.
Tahap keenam dari siklus perkembangan keluarga menurut Duvall adalah keluarga yang melepaskan anak usia dewasanya ke masyarakat. Memiliki anak yang beranjak dewasa, setiap orang tua harus siap bahwa saat itulah mereka anak pertama mereka akan pergi untuk kuliah atau bekerja. Dalam pelaksanaannya, beberapa orang tua mungkin memahami dan mendorong anaknya untuk mandiri, namun tidak sedikit juga yang merasa keberatan dan merasa kesepian dengan melepaskan anak pertama tinggal terpisah dari orang tua.
Keluarga yang melepaskan anak untuk kuliah atau bekerja biasanya memiliki masalah dalam hal komunikasi dengan anaknya. Kemungkinan hal itu terjadi karena anak sudah dewasa dan memiliki kehidupan sosialnya sendiri. Anak menjadi lebih sibuk dengan urusannya, baik dari akademik, karir, ataupun hubungan percintaan. Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada launching family, kami mencoba menganalisis dari konsultasi keluarga yang terjadi pada lingkung nasional dan internasional.
Tujuan
1. Mengetahui masalah yang terjadi pada keluarga yang melepaskan anak dewasa ke masyarakat;
2. Menganalisis masalah keluarga dengan teori tahapan perkembangan keluarga menurut Duvall serta menurut teori lainnya yang mendukung.
TINJAUAN PUSTAKA
pasangan baru menikah; b) keluarga dengan “child bearing” (kelahiran anak pertama); c) keluarga dengan anak prasekolah; d) keluarga dengan anak usia sekolah; e) keluarga dengan anak remaja; f) keluarga yang melepas anak ke masyarakat (family as launching centre); g) keluarga dengan tahapan berdua kembali; serta h) keluarga dengan masa tua.
Pada keluarga launching family dengan anak yang beranjak dewasa, anak harus sudah siap meninggalkan kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain : mempertahankan keintiman pasangan (orang tua yang melepas anaknya ke luar), membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak. Menurut Carter dan Mc. Goldrik (1998) serta Duvall dan Miller (1985), tugas perkembangan keluarga pada tahap launching meliputi : a) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak; b) melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan; c) membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri
Dinamika keluarga merupakan interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga keluarga dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama (Choerunisa A. et al. 2012). Adapun beberapa aspek dari dinamika dalam keluarga diantaranya, pertama, setiap anggota keluarga memiliki perasaan dan pemikiran tentang diri sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi. Kedua, setiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang kemudian berkembang sebagai sistem nilai keluarga. Ketiga, setiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
Konseling keluarga adalah usaha membantu individu anggota keluarga untuk mengaktualisasikan potensinya atau mengantisipasi masalah yang dialaminya, melalui sistem kehidupan keluarga, dan mengusahakan agar terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri individu yang akan memberi dampak positif pula terhadap anggota keluarga lainnya. Menurut Gerald H. Zuk, terapi keluarga merupakan suatu metode yang menggunakan pendekatan struktural dalam menangani masalah keluarga. Pendekatan struktural keluarga merupakan perbaikan dari model Dyad (Triad’s Based Family Counseling), yaitu terapi keluarga berdasarkan hubungan tiga orang dalam keluarga : a) antara ayah – ibu - anak, b) antara anak – ayah – anak, c) antara anak – ibu – anak.
Family Group Counseling), konseling dampak ganda oleh Gregor (multiple impact counseling), konseling keluarga ganda oleh Laqueur (multiple family counseling).
PEMBAHASAN A. Kasus di dalam negeri
Judul konseling : Tidak peduli pada orangtua Subjek yang melapor : wanita 29 tahun belum menikah
Subjek yang dilaporkan : saudara yang sudah keluar dari rumah (sudah berkeluarga)
Inti Permasalahan :
Anak dewasa yang tidak mau mengurus orang tua dan membebankan pada anak ketiga. Anak ketiga merupakan seorang wanita berusia 29 tahun yang belum menikah dan harus mengurusi ayahnya yang sedang sakit serta harus menanggung biaya hidup ayahnya seorang diri. Kedua orang kakaknya dan seorang adiknya yang tinggal terpisah dan sudah memiliki keluarga sendiri tidak peduli pada keadaan ayahnya dan melemparkan tanggung jawab pada anak ketiga. Sesekali mereka memberi bantuan secara materi setelah dipaksa oleh anak ketiga. Anak ketiga merasa ketiga saudaranya tidak bertanggung jawab dan tidak peduli dengan orang tuanya.
Beberapa saran dari konselor untuk anak ketiga adalah sebagai berikut :
1. Berusaha membuka komunikasi yang lebih baik dengan saudara-saudara. Utarakan dengan jelas rasa keberatan mengurus ayah yang sedang sakit seorang diri dengan tanpa sikap menyudutkan mereka. Menceritakan perasaan dan kebutuhan selama ini.
2. Bergantian tiap minggu datang ke rumah orang tua, jadi tiap keluarga berarti dapat giliran 1 bulan sekali. Tentunya hal ini tidak terlalu berat untuk dilakukan.
3. Di samping itu, utarakan juga kebutuhan orang tua sendiri, yang bukan hanya memerlukan biaya/uang, tetapi ada hal lain yang sangat penting yaitu kasih sayang yang dinyatakan dengan kehadiran anak-anak dan cucu-cucu. Orang tua dapat merasa tertekan dan mudah kesepian dengan kenyataan "rumah kosong" di saat mereka tua karena anak-anak yang keluar rumah (entah karena berkeluarga atau bekerja, dan lain-lain).
4. Anak ketiga memberi kesempatan pada saudara-saudara untuk mengutarakan dengan jujur apa yang menjadi hambatan/kesulitan mereka selama ini. Kemudian mencari jalan keluarnya bersama-sama. Kalau perlu ajak mereka semua berkumpul dan bicarakan masalah ini dengan terbuka dan jujur. Buatlah dalam suasana yang menyenangkan karena akan lebih membantu dalam komunikasi.
B. Kasus di luar negeri
Judul konseling : Anak yang tidak peduli pada orang tuanya Subjek yang melapor : Seorang ibu berusia 60 tahun
Subjek yang dilaporkan : Dua orang anak usia dewasa awal yang sudah bekerja
Inti Permasalahan :
Seorang Ibu yang merasa kedua anaknya tidak peduli karena jarang menghubungi meskipun kedua anaknya tinggal tidak jauh dari rumahnya. Ketika bertemu pada pertemuan makan malam, kedua anaknya sibuk dengan ponselnya masing-masing dan tidak bicara banyak dengan ibunya padahal sang ibu merasa kesepian dan menginginkan komunikasi yang intens dengan anak.
Jawaban dari konselor :
1. Cobalah memulai berkomunikasi dengan mengirim pesan melalui ponsel. Karena terlihat mereka sibuk dengan urusannya di ponsel maka orang tua bisa berusaha mengikuti kecanggihan teknologi yang dimiliki anak.
2. Bercanda dengan mereka. Ketika berkumpul saat pertemuan makan malam, coba kenang masa lalu, misalnya ketika mereka kecil, kenangan yang lucu dan berkesan bisa membuka topik pembicaraan yang menyenangkan dan mengundang mereka untuk berbicara juga.
3. Menanyakan dengan jujur mengapa mereka bersikap mengacuhkan pada orang tua, coba pahami mereka dan katakan perasaan orang tua selama ini ketika anak tidak menghubungi.
Analisis Konseling Keluarga dengan Anak Usia Dewasa berdasarkan teori Menurut teori perkembangan keluarga milik Duvall, orang tua yang memiliki anak dewasa memang seharusnya membantu anak untuk mandiri di masyarakat agar tidak bergantung pada orang tuanya lagi. Pada kasus pertama, diketahui bahwa orang tua yang sakit (ayah) diurus seorang diri oleh anak perempuannya yang berusia 29 tahun. Tanggung jawab untuk merawat orang tua merupakan kewajiban anak-anaknya, meskipun anak telah dilepaskan ke masyarakat dan memiliki kehidupan sosial yang lebih luas, namun harus tetap memerhatikan keadaan orang tua, apalagi jika diketahui orang tua sedang sakit. Pada kasus kedua, ibu merasa diabaikan oleh kedua anaknya yang sudah dewasa, padahal ibu membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kedua anaknya.
dewasanya berbagi cerita di sebuah forum khusus konsultasi keluarga. Forum tersebut memungkinkan untuk konseling kelompok keluarga yang memiliki masalah serupa.
PENUTUP Kesimpulan
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ). Dalam sebuah keluarga pasti mengalami masalah. Permasalahan yang terjadi pada keluarga tahap anak dewasa awal yaitu kurangnya perhatian anak kepada orang tua, yang mana anak sibuk mengurus urusan pribadinya, tidak peduli dengan keadaan orang tua, serta kurangnya kesadaran anak terhadap tanggungjawabnya. Hal ini di tegaskan menurut teori perkembangan keluarga yaitu anak yang sudah dewasa masih mempunyai tanggungjawab untuk merawat orang tua, memerhatikan keadaan orang tua serta ada disaat orang tua membutuhkannya walaupun anak sudah berkeluarga.
Saran
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. yang mana setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Seperti halnya anak yang harus berbakti terhadap orangtua walapun anak sudah berkeluarga. Sebab, anak yang sudah berkeluarga masih mempunyai tanggungjawab terhadap kehidupan orang tuanya. Dalam kasus diatas disebutkan bahwa kurangnya kepedulian anak kepada orang tuanya. Seharusnya sebagai anak tetap harus memperhatikan orang tua karena merekalah yang telah merawat sejak kecil, sesibuk apapun anak harus ada disaat orang tua butuh, dan tetap mempedulikan keadaan orang tua karena orang tua juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya.
[Anonim]. 2010. Teknik-teknik dalam bimbingan dan konseling keluarga. [internet]. [diunduh 2016 februari 20]. Tersedia pada: http://r-doc.blogspot.com/2010/11/teknik-teknik-dalam-bimbingan-dan.html [Anonim]. 2012. Tahapan dan tugas perkembangan keluarga. [internet]. [diunduh
2016 februari 20]. Tersedia pada:
http://ilmugreen.blogspot.co.id/2012/06/tahapan-dan-tugas-perkembangan-keluarga.html
[Anonim]. [diunduh 2016 februari 20]. Tersedia pada: http://www.slideshare.net/iirstanty/konseling-untuk-masa-dewasa Choerunisa A et al. 2014. Dinamika keluarga dan model-model konseling
keluarga. Bandung (ID) : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
[Anonim]. 2008. Konsultasi keluarga. [diunduh 2016 februari 20]. Tersedia pada: http://reformata.com/news/view/351/tidak-peduli-pada-orang-tua.
[Anonim]. [diunduh 2016 februari 20]. Tersedia pada:
http://bottomlinepersonal.com/mistakes-parents-make-that-push-adult-children-away/
[Anonim]. [diunduh 2016 februari 2016]. Tersedia pada: https://aderahmatillahconseling.wordpress.com/bimbingan-konseling-keluarga/.