MAKALAH
FARMAKOTERAPI DAN TERMINOLOGI MEDIS
KONTRASEPSI
DISUSUN OLEH:
1. Atty Hernawati (1304055077) 2. Fitri Oktavia (1304055089) 3. Juny Angan Pratama (1304055094) 4. Kartika Afriani Fitriana (1304055095) 5. Resa Lusiana Ilyas (1304055114) 6. Susi Susanti (1304055125) 7. Vidia Valupi (1304055131)
PROGRAM PROFESI APOTEKER XXI
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
DAFTAR ISI
2.7 Komplikasi Hipertensi
29
3.1 Kesimpulan
29
BAB I PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan sebagainya cukup tinggi.
guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat dan efek samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi, mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang ditimbulkan diharapkan kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kontrasepsi adalah suatu tindakan pencegahan kehamilan atau pencegahan
konsepsi (bertemunya sel sperma dengan sel telur yang matang) baik bersifat
sementara atau menetap. Untuk mencapainya ada beberapa cara, yaitu:
1. Menggunakan hormon estrogen (E), progesteron (P), atau kombinasinya
(E + P).
2. Secara mekanik dengan menggunkan peralatan tertentu, seperti intra uterin
device (IUD), Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), kondom, diafragma,
spermatisida, dan diafragma yang diberi spermatisid.
3. Tehnik senggama terputus dan cara kalender.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
2.2 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga menghambat implantasi. 2.3 Kontrasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan progesteron).
2.3.1 Pil kombinasi
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil diminum setiap hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah etinil estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg pertablet. Progestinnya bervariasi.
a. Jenis Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: microgynon Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama dianjur¬kan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat itu.
Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: Climen 28 Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari hingga habis.
Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan 0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari 31.835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan yang tepat seperti diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila pemakai merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari selama 28 hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya walaupun perdarahan masih berlangsung. Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian foil berwarna merah dan mengikuti jadual yang sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila tablet digunakan sesuai petunjuk bila perdarahan tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus dipertimbangkan.
pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah mengikuti petunjuk pengobatan dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan oleh dokter atau petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya dilanjutkan. Tablet-tablet yang Terlupa Diminum. Pemakai harus diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa secepatnya setelah teringat. Bila dua tablet berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum setelah teringat. Tablet berikutnya harus diminum pada waktu yang sama. Tiap saat pasien terlupakan satu atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga tablet berturut-turut selain tablet berwarna merah terlupakan, semua pengobatan harus dihentikan dan sisa obat harus dibuang. Siklus tablet yang baru harus dimulai pada hari kedelapan setelah tablet terakhir diminum dan suatu kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 14 hari berturut-turut.
b. Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
c. Manfaat
Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan).
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin menggunakannya.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat.
Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore, akne.
d. Keterbatasan
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
Mual terutama pada 3 bulan pertama.
Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
Pusing dan nyeri payudara.
Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memilki dampak positif.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
e. Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti: Usia reproduksi.
Telah memiliki anak ataupu yang belum.
Gemuk atau kurus.
Pasca keguguran.
Anemia karena haid berlebihan.
Nyeri haid hebat.
Siklus haid tidak teratur.
Riowayat kehamilan ektopik.
Kelainan payudara jinak.
DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
Varises vena.
f. Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi: Hamil atau dicurigai hamil.
Menyusui eksklusif.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut.
Perokok dengan usia >35 th.
Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20th.
Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
g. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).
2.4 Suntikan kombinasi.
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.
a. Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi endometrium, dan Menghambat transportasi ovum lewat tuba.
2.5 Kontrasepsi pil progestin (minipil). a. Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
b. Cara kerja minipil
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
c. Efektivitas
minipil perlu dihindari karena dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
d. Keuntungan
Cocok untuk perempuan menyusui.
Sangat efektif jika digunakan secara benar.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Nyaman dan mudah digunakan.
Kesuburan cepat kembali.
Sedikit efek samping.
Tidak mengandung estrogen
Dapat dipakai sebagai senggama.
Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
Mencegah kanker endometrium.
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.
e. Keterbatasan
Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
Peningkatan/penurunan berat badan.
Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
f. Kontraindikasi Hamil/diduga hamil
Kanker payudara.
Mioma uteri.
Riwayat stroke, PJK.
2.6 Kontrasepsi implan. a. Jenis
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3 tahun.
Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lamam kerja 3 tahun.
b. Cara kerja
Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba. Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
2.7 AKDR dengan progestin.
Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel. a. Kontraindikasi absolut
Kondisi dengan kecenderungan infeksi termasuk leukemia, AIDS, penyalahgunaan obat, penggunaan steroid.
Penyakit katup jantung (KI relatif).
Belum pernah melahirrkan (KI relatif).
Penyakit Wilson.
Alergi terhadap tembaga.
b. Keuntungan
Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk periode 5 tahun.
Mengurangi dismenore dan menoragia.
2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya 1. Dosegestrel/Etinil estradiol.
Rumus kimia: C23H27N a. Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan. b. Interaksi
Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate, griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.
Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol. c. Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon) d. Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e. Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat. f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah minum. Bioavailabilitas 62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding
sendiri menginduksi peningkatan ikatan desogestrel dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin. Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan 6:4. 2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone) Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
a. Indikasi
Mencegah kehamilan. Mengatur siklus menstruasi.
b. Kontraindikasi Alergi
Sedang hamil atau tersangka hamil.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya. Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
Stroke, PJK, trombosis vena. Tumor hati.
c. Interaksi Obat
amoxicillin, protease inhibitor seperti indinavir, rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti doksisiklin, topiramate, atau troglitazone menurunkan efektivitas mestranol/norethindron.
Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.
Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.
Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan oleh mestranol/noretindron.
Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron.
3. Depomedroksiprogesteron asetat. Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini kurang ideal pada pasien yang menghendaki cepat hamil setelah menghentikan kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil dalam 12 bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan setelah menghentikan.
a. Indikasi Kontrasepsi oral. b. Kontraindikasi
Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek Samping
Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan warna kulit ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa), Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
4. Linestrenol. a. Indikasi Kontrasepsi Oral b. Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d. Perhatian
Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau migran.
e. Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu. f. Sediaan beredar
Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
5. Levonorgestrel.
a. Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita b. Kontraindikasi
tromboemboli atautrombofleblitis. c. Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup, mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal, rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6. Etonogestrel. a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel b. Kontraindikasi
Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
c. Perhatiaan
Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor sebelum menggunakan implamt.
d. Sediaan beredar Implanon (Organon) 7. Gestoden. a. Indikasi Kontrasepsi oral b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn vaskular, prankreatitis atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
c. Sediaan beredar Gynera (Schering) 8. Drospirenon.
a. Indikasi Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital ayau payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, kehamilan, dan hipersensitif.
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone Memiliki
efek antiandrogenik dengan efek lemah
terhadap progestational dan glucocorticoid. Cyproterone acetate dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15β-hydroxycyproterone acetate, Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone
and acetic acid. Akan tetapi seperti halnya horman steroid esterase lainnya,
cyproterone acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate memiliki efek antiandrogenik yang kuat.
Cyproterone acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan 3beta-hydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk membentukcortisol. Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga mongering produksi dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan glucocorticoid mongering hormon gonadotropins, yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik sebagai pengobatan antiandrogen.
a. Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi hormon maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif. c. Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Dosis
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2 zat aktif yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon sintetik dari estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna putih mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih yang tidak mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa, magnesium stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
b. Indikasi Kontrasepsi oral. c. Kontraindikasi
Tia, angina pektoris.
Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi. Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.
Tumor hati.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya. Diketahui atau dicurigai hamil.
DM dengan komplikasi vaskular. Hipersensitif terhadap komponen. 11. Etinil estradiol.
a. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Konsentrasi plasma puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian. Biaoavailabilitas setelah mengalami konjugasi presistemik dan metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b. Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan menginduksi peningkatan kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah 5L/kg.
c. Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan hati. Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens metabolik adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.
d. Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana.
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama dari pelayanan keluarga berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik
BAB III KESIMPULAN
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien, berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra menopause, dan masalah obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil kombinasi, suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun dari keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut, kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik, dengan sebelumnya dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
2. Dosegestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/dosegestrel tanggal
18 Mei 2009.
3. Mestranol/noretindrone. Diunduh dari
www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone. htmltanggal 18 mei 2009.
4. Depomedoksiprogesteronasetat. Diunduh
dari www.winkipedia.org/wiki/depomedroksiprogesteron asetat tanggal 18 Mei 2009.
5. Linestrenol. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol tanggal 18
Mei 2009.
6. Levonorgestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/linestrenol
tanggal 18 Mei 2009.
7. Etonogestrel. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/etonogestrel tanggal
18 Mei 2009.
8. Gestoden. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/gestoden tanggal 18
Mei 2009.
9. Drospirenon. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/drospirenon tanggal
10.Cyproterone Acetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/cyproteroneacetat tanggal 18 Mei 2009.
11.Marvelon. Diunduh dari
www.home.intekom.com/pharm/donmed/marvelon.html tanggal 19 Mei
2009.
12.Etinil estradiol. Diunduh dari
www. home.intekom.com/pharm/donmed/etinilestradiol.html tanggal 19
Mei 2009.
13. Kontrasepsi. Dalam: Sukandar EY, etal.editor. Iso farmakoterapi. Jakarta: ISFI.2008. p.43-59.