• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PJOK

N/A
N/A
judit

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PJOK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PJOK

OLEH

1. CORNELIA OWON 2. DIVA NATO 3. ENJEL KLOMANG 4. HANNA TANONI 5. PRISKA GA 6. YOGA DJULA

KELOMPOK 1 KELAS: XI IPS 1 SMA NEGERI 3 KUPANG TAHUN AJARAN 2024/2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan tuntunan- Nya kami kelompok 1 dari kelas XI IPS 1dapat menyelesaikan makalah pjok.

makalah ini dibuat untuk memenuhi kewajiban pada mata pelajaran pjok. Tidak sedikit hambatan yang kami lalui dalam proses pembuatan makalah ini. Apabila pembaca

menemukan beberapa kesalahan dalam penulisan, kami siap menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Penyusun

Kupang 6 Mei 2024

(3)

BAB I PENDAHILUAN A. LATAR BELAKANG

Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya system kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit- penyakit lain yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Lue Montagnier pada tahun 1983.

Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6.7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP Departemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23 propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia pada dasarnya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini. berlaku teori "Gunung Es" dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO

mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum diketahui.

Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi

peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara.Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak saja mengenai penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif berbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh negara maju maupun negara

berkembang.Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam Upaya

menanggulangi problematik jumlah penderita yang terusmeningkat adalahupaya pencegahan yang dilakukan semua pihak yang mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pngertian HIV/AIDS?

2. Bagaimana penularan HIV?AIDS?

3. Apakah tanda dan gejala HIV?AIDS?

4. Bagaimana pencegahan dan penularan HIV?AIDS?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS 2. Menjelaskan penularan HIV?AIDS 3. Menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS 4. Cara pencegahan dan penularan HIV/AIDS

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik keganasan berakibat fatal.

Munculnya Syndrome ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS dimasyarakat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu;

1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS positif).

2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis (penderita AIDS negatif).

Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu 5-7 tahun mendatang diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS.Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh lebih banyak dari pada pendrita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut dan menyebabkan kelainan imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100% dalam 5 tahun setelah diagnosa AIDS ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.

B. CARA PENULARAN

Beberapa cara penularan virus HIV yang sering terjadi adalah:

*Berhubungan seksual: Seseorang bisa terinfeksi jika berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi. Darah, air mani, atau cairan vagina mereka masuk ke dalam tubuh penderita HIV. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di mulut atau robekan kecil yang kadang-kadang muncul di vagina selama aktivitas seksual.

*Berbagi jarum suntik. Peralatan medis yang rawan terkontaminasi virus HIV seperti jarum dan syringe meningkatkan risiko infeksi HIV dan penyakit menular seksual lainnya, seperti hepatitis.

*Transfusi darah. Dalam beberapa kasus, virus HIV dapat menular melalui transfusi darah. Risiko ini lebih sedikit jika rumah sakit atau bank darah dengan teliti memastikan bahwa tidak ada darah yang terinfeksi virus HIV untuk ditransmisikan.

C. TANDA DAN GEJALA HIV?AIDS

Sariawan, Sakit kepala, KelelahanRadang tenggorokan,Hilang nafsu makan, Nyeri otot,

RuamPembengkakan kelenjar getah bening, Berkeringat.Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS tersebut dapat muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan lebih. penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas, bahkan dapat merasa sehat. Padahal secara diam-diam, virus HIV sedang berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.

(5)

Pada fase ini, tanda-tanda HIV/AIDS memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa menularkannya pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.

D. CARA PENCEGAHAN DAN PENULARAN

Beberapa cara mencegah HIV/AIDS tersebut di antaranya dengan melakukan hubungan seksual yang aman, menghindari berbagi pemakaian alat pribadi dengan orang lain, melakukan sunat untuk pria, rutin melakukan skrining HIV, dan lain sebagainya. Adapun penjelasan lengkap tentang cara

mencegah HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman

Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman.

2. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama

Penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi jalur penularan HIV/AIDS. Pasalnya, jarum suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan menyisakan darah. Apabila jarum suntik tersebut telah digunakan oleh orang dengan HIV/AIDS, tentu risiko penularan HIV/AIDS menjadi lebih tinggi.

3. Melakukan Sunat untuk Pria

Cara mencegah HIV/AIDS selanjutnya adalah dengan melakukan sunat untuk pria. Sunat sendiri bertujuan untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria. Menurut CDC, sunat yang dilakukan oleh pria dapat mengurangi risiko infeksi HIV/AIDS hingga 50–60%.

4. Menghindari Penggunaan Obat-Obatan Terlarang

mencegah HIV/AIDS berikutnya yaitu dengan menghindari penggunaan obat-obatan terlarang. Hal ini berkaitan dengan pengaruh obat-obatan terlarang yang dapat memicu seseorang untuk bertindak kompulsif dan sulit mengontrol tindakannya.

5. Penggunaan Antiretroviral (ARV)

Ibu hamil penderita HIV/AIDS yang rutin mengonsumsi antiretroviral atau ARV diketahui dapat mencegah penularan infeksi tersebut ke bayinya. Namun, konsumsi obat-obatan tersebut haruslah di bawah pengawasan dokter.

6. Rutin Melakukan Skrining HIV

Rutin melakukan skrining HIV adalah cara mencegah HIV/AIDS yang sangat penting untuk dilakukan. Seseorang yang sudah aktif secara seksual sangat disarankan untuk skrining HIV setidaknya 6 bulan sekali.Skrining HIV ini juga dapat membantu seseorang mendeteksi infeksi penyakit tersebut sedini mungkin. Pasalnya, infeksi HIV yang terdeteksi lebih awal dapat mencegah terjadinya komplikasi penyakit serius lain dan tidak berkembang menjadi AIDS.

7. Terbuka dengan Pasangan

Langkah berikutnya untuk mencegah HIV/AIDS yaitu terbuka dengan pasangan. Berdiskusilah dengan pasangan dan jelaskan riwayat penyakit masing-masing. Dengan begitu, setiap individu dapat mengambil tindakan pencegahan dengan tepat apabila diketahui memiliki riwayat penyakit menular seksual, seperti berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pengobatan sejak dini.

(6)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segeraditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di Dunia,termasuk Indonesia.Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan epidemireaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi,politik, kebudayaan, dan

demografi.Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belumditemukan.Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam Upaya pencegahan.Upayapencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularanAIDS. Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dantransplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilakuseksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi), menghindari infeksimelalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi perinatal sebelum ibu hamil.Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan

HIV/AIDS menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan atau persoalan pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan sifat dan efeknya, sangatlah unik karena AIDS mematikan kelompok yang paling produktif dan paling efektif secara reproduksi dalam masyarakat, yang kemudian berdampak pada mengurangi produktivitas dan kapasitas dari masyarakat. Dampak yang ditimbulkan AIDS terhadap masyarakat dapat bersifat permanen atau setidaknya berjangka sangat panjang.

AIDS secara sosial tidak terlihat (invisible) meski demikian kerusakan yang ditimbulkannya sangatlah nyata. HIV/AIDS karena sifatnya yang sangat mematikan sehingga menimbulkan rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang kemudian akan mengiring pada bentuk- bentuk pembungkaman, penolakan, stigma, dan diskriminasi pada hampir semua sendi kehidupan. Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak memiliki akses terhadap tes HIV, inilah yang membuat usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan menjadi sangat rumit. Program pencegahan penyebaran HIV/AIDS harus segera dilaksanakan, tak

terkecuali area Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah Tahanan.

(7)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

PMTS (Program Pencegahan HIV- AIDS melalui Transmisi Seksual) merupakan program pencegahan HIV-AIDS yang dicetuskan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN),

Penelitian lain menunjukkan bahwa usia muda lebih beresiko terhadap perilaku seksual tidak aman sehingga kurang dalam melakukan tindakan pencegahan penularan HIV

(1) Setiap orang yang telah mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS atau ODHA atau orang-orang berpotensi kena HIV/AIDS diwajibkan untuk mencegah penularan HIV/AIDS

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS di Kotamadya Yogyakarta.. Berita Kedokteran Masyarakat XIX/IXI

Pada buku ini menjelaskan tentang Sejarah dan perkembangan penularan HIV dan AIDS, asuhan keperawatan HIV dan AIDS, Promosi kesehatan pencegahan HIV dan AIDS,

Tindakan apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan

Edukasi pada klien tentang pentingnya penggunaan kondom baik pada tamu untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual atau HIV/AIDS sekiranya ingin

Revitalisasi Program Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (Pkk) Dalam Mencegah Penularan