• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Fase Masa Remaja Menurut Berbagai Sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian dan Fase Masa Remaja Menurut Berbagai Sumber"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang disertai dengan berbagai perubahan, antara lain pertumbuhan organ (organ seksual) hingga mencapai kematangan yang diwujudkan dengan berjalannya fungsi reproduksi. Pada modul Kesehatan Reproduksi Remaja, ciri-ciri seksual remaja yang utama adalah: Pada remaja putri, menstruasi (menarche) merupakan salah satu tanda matangnya organ reproduksi. Mengetahui bahwa kita ingin mencoba suatu hal penting bagi kesehatan reproduksi, mengetahui bahwa kita ingin mencoba sesuatu yang baru didorong oleh adanya rangsangan seksual pada remaja yang melakukan hubungan seks pranikah dengan segala konsekuensinya.

Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku seksual dapat memberikan dampak negatif dan membahayakan masa depan remaja, khususnya remaja perempuan. Kusmiran (2014:7) dalam bukunya “Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita” menyatakan bahwa tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut: penerimaan terhadap kondisi dan penampilan seseorang serta pemanfaatan tubuh secara efektif, pembelajaran. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan sekedar bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya.

Bidang kesehatan reproduksi di Indonesia mencakup beberapa aspek penting yang meliputi gangguan pada sistem reproduksi, antara lain: permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan, sosial budaya terhadap kesehatan reproduksi, kebijakan pemerintah mengenai kesehatan reproduksi, ketersediaan layanan (esensial dan komprehensif), dampak kesehatan reproduksi. industrialisasi dan perubahan lingkungan di bidang kesehatan, reproduksi. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (CRP) merupakan pelayanan kesehatan reproduksi yang mencakup seluruh pelayanan yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi dan seksual yang terjadi sepanjang siklus hidup, dan Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dasar (PKRE) juga diprioritaskan. masalah kesehatan reproduksi.. g. Ada kesan dikalangan remaja bahwa seks itu menyenangkan, puncak dari cinta, yang semuanya tentang kebahagiaan, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.

Menurut Tanner (1990), minat seksual remaja adalah ketertarikan terhadap permasalahan yang menyangkut kehidupan seks, keterlibatan dalam aspek emosional dan sosial selama berpacaran, ketertarikan terhadap keintiman fisik. a) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas di kalangan remaja.

Kehamilan pada Remaja

Aborsi pada Remaja

Hal ini dapat berupa perasaan sedih karena kehilangan buah hati, perasaan bersalah, penyesalan yang dapat berujung pada depresi, kehilangan harga diri, trauma hubungan seksual, kehilangan rasa percaya diri. Risiko psikososial yang mungkin timbul antara lain: dikucilkan oleh masyarakat, ditekan oleh masyarakat, dikucilkan oleh keluarga, dikritik oleh orang sekitar. Selain itu, risiko terhadap masa depan remaja dan janin yang dikandungnya dapat berupa: gangguan kesuburan atau bahkan kemandulan, hukuman penjara seumur hidup jika ketahuan, jika melakukan aborsi, masa depan suram, janin tidak mempunyai hak untuk hidup jika terjadi aborsi. aborsi dilakukan.

NAPZA a) Definisi

Obat psikotropika merupakan obat non-narkotika yang berbeda, namun jika disalahgunakan dapat menimbulkan efek yang sama dengan penggunaan narkotika karena obat tersebut mempengaruhi saraf pada sistem saraf pusat. Obat dari bahan alami adalah jenis obat yang diminum langsung tanpa proses fermentasi atau produksi, contoh: ganja, kokain, opium, mescaline, psicoline, kafein, dan lain-lain. Sedangkan semisintesis adalah sejenis obat atau zat yang diproses dengan cara fermentasi. , seperti morfin, kodein, heroin, crack, dll.

Narkoba sintetik adalah jenis obat atau zat yang dikembangkan untuk keperluan medis dan penelitian sebagai pereda nyeri dan penekan batuk (antitusif), seperti amfetamin, deksamfetamin, penitidine, meperidine, metadon, dipipan, dextropropocaffeine, dan LSD. Lisa & Sutrisna Gejala yang muncul setelah pemakaian : pusing, mual, rasa gembira berlebihan (euforia), kesadaran berkurang,. bicara kacau, nyeri berkurang, pernapasan lambat, dll. Gejala setelah pemakaian: kegembiraan berlebihan, rasa percaya diri meningkat, aktivitas fisik berkepanjangan, kehilangan nafsu makan, pernapasan cepat, detak jantung meningkat, hasrat seksual meningkat, dll.

Ganja merupakan tanaman budidaya yang menghasilkan serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika yang terkandung dalam bijinya dapat menyebabkan penggunanya mengalami euforia (perasaan bahagia berkepanjangan tanpa sebab). Gejala setelah pemakaian: denyut nadi cepat, mual, tenggorokan kering, sulit mengingat kejadian, agresivitas, gangguan tidur, sensitif, gelisah, berfantasi, nafsu makan meningkat, kegembiraan berlebihan, rasa percaya diri meningkat, halusinasi, penurunan konsentrasi dan pemahaman otak. Bagaimana cara menggunakannya. menghisapnya atau memakannya. Gejala setelah pemakaian : bahagia, tidak ada rasa lapar, tenaga meningkat, sulit tidur, pupil melebar, denyut nadi dan tekanan darah meningkat.

Efek obat tersebut menekan sistem saraf pusat dan menurunkan aktivitas fungsional tubuh, sehingga penggunanya merasa tenang hingga tertidur atau bahkan tidak sadarkan diri. Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga penggunanya merasa aktif untuk beberapa saat. Penggunaan narkoba, baik psikotropika maupun narkotika, akan menimbulkan dampak tergantung jenisnya, antara lain: (1) Ekstasi: diare, dehidrasi, hiperaktif, sakit kepala, menggigil. tidak terkendali, jantung berdebar, mual & muntah, nafsu makan menurun, gelisah, pucat, berkeringat, perubahan suasana hati, syaraf otak terganggu, gangguan liver dan tulang, gigi berlubang dan kematian.

Metadon: bicara cadel, gangguan penglihatan pada malam hari, kerusakan hati dan ginjal, hepatitis bahkan kematian. Gejala putus obat ringan antara lain nyeri otot dan tulang, mual, muntah, mata merah, keringat dingin, suhu meningkat, wajah memerah, denyut nadi cepat, tekanan darah meningkat. Sedangkan gejala putus obat yang parah meliputi semua gejala ringan hingga sedang yang disertai keluarnya cairan dari seluruh lubang tubuh.

Penyakit Menular Seksual (PMS) a) Definisi

Pendidikan Kesehatan a. Definisi

Sedangkan menurut Sukidji Noto Atmodjo, pendidikan kesehatan adalah upaya membantu individu dan kelompok masyarakat meningkatkan keterampilan perilakunya untuk mencapai kesehatan. Pendidikan adalah suatu upaya terencana untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar mereka melakukan apa yang diharapkan dari para praktisi pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan menurut Ali (2010:7) dalam buku Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat mencakup hal-hal mendasar yang meliputi: Pendidikan kesehatan bukan hanya sekedar layanan di dalam kelas, namun merupakan pengalaman dimana saja dan kapan saja pendidikan kesehatan dapat dilakukan. dilakukan sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan.

Selain itu, pendidikan kesehatan pada hakikatnya tidak dapat dipaksakan oleh seseorang kepada orang lain, melainkan individu, kelompok, atau masyarakat dapat mengubah sikap dan perilakunya. Prinsip lainnya adalah pendidikan kesehatan harus berhasil jika peserta didik (individu, kelompok, masyarakat) telah mengubah sikap dan perilakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dan pendidikan kesehatan hanya berperan dalam menciptakan iklim bagi individu kelompok atau masyarakat untuk mengubah sikap dan perilakunya.

Tujuan pendidikan kesehatan secara keseluruhan adalah pendidikan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Tahapan kegiatan pendidikan kesehatan dibagi menjadi 4 fase yaitu fase pertama adalah fase sensitisasi. Fase ini dilakukan untuk memberikan informasi dan kesadaran masyarakat tentang hal-hal penting mengenai masalah kesehatan seperti kesadaran tentang penggunaan fasilitas kesehatan, epidemi, penyakit, imunisasi. Tahap ketiga adalah tahap pendidikan yang juga merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan mengarahkan perilaku yang diinginkan.

Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan, masyarakat sebenarnya sudah mampu mengubah perilakunya sesuai dengan anjuran kesehatan. Konsep Pendidikan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran yang artinya dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan menuju pribadi yang lebih dewasa, lebih baik baik secara individu, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, konsep pendidikan kesehatan juga merupakan proses pembelajaran individu, kelompok atau masyarakat, mulai dari belum mengetahui nilai-nilai kesehatan hingga mengatasi permasalahan kesehatan.

Setiap anak dan remaja usia sekolah berhak memperoleh pendidikan kesehatan melalui sekolah dan madrasah serta di luar sekolah untuk meningkatkan kemampuan anak hidup dalam lingkungan yang sehat agar ia belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Pengetahuan

Sedangkan menurut Notoatmojo (2012:38) dalam buku Promosi Kesehatan menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan hasil pengenalan dan terjadi setelah orang merasakan suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil mengingat sesuatu, termasuk mengingat peristiwa yang pernah dialami baik disengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang menghubungi atau mengamati suatu objek tertentu (Wahit dkk. 2006). Penerapan ini dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan hukum, rumusan, cara, asas dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain.

Misalnya, Anda dapat menggunakan rumus statistik untuk menghitung hasil penelitian dalam memecahkan masalah kesehatan dari suatu tugas yang diberikan. Misalnya, Anda bisa membandingkan dua hal yang berbeda, Anda bisa bereaksi terhadap suatu masalah, Anda bisa menafsirkan suatu fenomena dan sebagainya. Roger, (1947) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi suatu perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam diri orang tersebut yaitu.

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi, seseorang akan cenderung mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak aspek positif dari suatu objek yang Anda ketahui, semakin positif pula sikap Anda terhadap objek tersebut. Semakin bertambahnya usia maka pemahaman dan pola berpikir anda akan semakin berkembang sehingga ilmu yang anda peroleh akan semakin baik. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut: semakin tua usia Anda, semakin bijaksana Anda, semakin banyak informasi yang Anda temukan dan semakin banyak hal yang Anda lakukan untuk menambah pengetahuan Anda.

Minat membuat seseorang berusaha menekuni sesuatu dan pada akhirnya memperoleh ilmu yang lebih dalam. Budiman (2013:6) menyatakan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah cara memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara. Perkembangan teknologi akan menyediakan berbagai macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat terhadap inovasi-inovasi baru.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Arikunto (2006) mengkategorikan tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan berdasarkan nilai persentase, yaitu sebagai berikut.

Kerangka Konsep

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan RemajaPemberian pendidikan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengetahuan,Sikap dan Perilaku Pekerja Remaja terhadap Penyakit Menular Seksual ( PMS ) serta Faktor - faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hubungan Seksual Pranikah

Lebih dari sebagian remaja di Desa Alasgung Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro mempunyai pengetahuan cukup tentang penyakit menular seksual (HIV/AIDS).

IMS (infeksi menular seksual) adalah merupakan satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang cara penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga

Pengetahuan remaja tentang pencegahan infeksi menular seksual dalam penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dari 85 responden siswa-siswi SMA Taruna Terpadu Bogor 2018

Program care for society untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, kesehatan seksual pranikah, mencegah perilaku seksual berisiko serta infeksi

Selain pencegahan diatas, pencegahan infeksi menular seksual juga dapat dilakukan dengan mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa kebersihannya dari

Hubungan seks bebas atau seks pra nikah yang dilakukan secara tidak aman terbukti telah menyebabkan infeksi atau penyakit menular seksual termasuk HIV / AIDS.. Apabila PMS

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Pencegahan HIV/ AIDS ABCDE HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA