• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn (STUDI PADA SMA NEGERI 6 PALU) | Bio | EDU CIVIC 8882 29152 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn (STUDI PADA SMA NEGERI 6 PALU) | Bio | EDU CIVIC 8882 29152 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES

PEMBELAJARAN PKn (STUDI PADA SMA NEGERI 6 PALU)

Arfian Ramadan Bio1 Kaharuddin Nawing2 Amran Mahmud3

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi penanaman nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu dan untuk mengetahui bagaimana perwujudan nilai-nilai demokrasi pada siswa dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu. Penelitian ini menggunakan model deskriptif kualitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI, guru PKn, dan pimpinan SMA Negeri 6 Palu. Sampelnya adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 21 orang siswa dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi penanaman nilai-nilai demokrasi yang diterapkan guru dalam pembelajaran PKn di kelas XI IPA 1 dilakukan melalui dua strategi. Pertama, melalui konten materi pelajaran yang mencakup Hak Asasi Manusia, perilaku budaya demokrasi, persamaan kedudukan warga negara, dan tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional. Kedua, melalui metode yang pembelajaran yang bervariasi yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan diskusi kelas. Perwujudan nilai-nilai demokrasi yang tampak dan diserap oleh siswa adalah toleransi, kerjasama, saling menghormati, kebebasan berpendapat, dan kepercayaan diri di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai demokrasi melalui berbagai metode pembelajaran dapat menjadikan siswa menyerap nilai-nilai tersebut baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Implementasi; Nilai-nilai Demokrasi; Metode Pembelajaran.

1

Penulis adalah mahasiswa PPKn Jurusan Pendidikan IPS Fakultas FKIP Universitas Tadulako, Semester X Stambuk A 321 12 094

2

Pembimbing I

3

(2)

2

I. PENDAHULUAN

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, negara Indonesia ingin mewujudkan nilai-nilai demokrasi yaitu suatu masyarakat atau peserta didik yang demokratis, yang mengakui hak-hak asasi manusia. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dikenal dalam masyarakat Indonesia memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik generasi penerus bangsa. Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan memiliki peranan dalam membudayakan nilai-nilai demokrasi yang dilakukan melalui proses pembelajaran di kelas.

(3)

3

Proses pembelajaran demikian menyebabkan proses pembentukan suasana demokrasi di sekolah dalam pembelajaran PKn menjadi gagal, karena siswa tidak merespon stimulus untuk memberikan pendapatnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sekolah sebagai lembaga yang melaksanakan transformasi nilai-nilai budaya masyarakat, melalui pendidikan disemaikan pola pikir, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat dan selanjutnya ditransformasikan dari generasi ke generasi.

Implementasi nilai-nilai demokrasi dilakukan dalam proses pembelajaran pun di pantau di luar proses pembelajaran. Pada umumnya siswa di sekolah tersebut sulit untuk disiplin dan menghargai orang lain. Seperti ribut dan acuh saat guru memberikan apel pagi, terlambat masuk kelas, mengabaikan guru yang mengajar di kelas, bahkan berbicara tidak sopan kepada guru yang mengajak untuk melaksanakan ibadah sholat. Selain itu, perbuatan bolos sekolah dan merokok secara bersama-sama mengajak teman-teman yang lain merupakan fenomena pelanggaran nilai demokrasi yang terjadi pada siswa di sekolah tersebut.

Merujuk pada masalah tersebut, nilai demokrasi harus benar diimplementasi dengan baik di sekolah. Teori konstruktivisme memberi dukungan sebagai landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yang mengatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Suyono dan Haryanto : 2011)4.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga guru dituntut menciptakan proses belajar yang menyenangkan, siswa turut aktif, tertarik, dan tertantang untuk membentuk dirinya masing-masing sehingga nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran dapat terwujud. Untuk itu, dibutuhkan guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan yang benar-benar mempunyai kompetensi untuk mengembangkan esensi materi pembelajaran PKn yang

4

(4)

4

kompleks, maka hubungan antara implementasi nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran PKn dengan pembentukan pribadi siswa dalam rangka meningkatkan kesadaran pada nilai-nilai pancasila dalamnya mencakup nilai-nilai demokrasi pancasila dan UUD NRI 1945. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi penanaman nilai-nilai demokrasi pada siswa dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu dan bagaimana perwujudan nilai-nilai demokrasi pada siswa dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perwujudan nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 dan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana strategi penanaman nilai-nilai demokrasi pada siswa dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu.

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Djama’ah Satori (2014 : 25)5 penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Lokasi yang ditentukan oleh peneliti dalam melakukan pengumpulan data ialah bertempat di SMA Negeri 6 Palu karena memenuhi kriteria penelitian. Menurut Yin (1997 )6 unit analisis dibedakan dalam dua bagian yaitu individu meliputi orang-orang dan non individu meliputi organisasi atau lembaga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah strategi dan perwujudan nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran PKn. Sehingga individu dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan pimpinan sekolah sebagai informan dengan alasan bahwa individu tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran PKn yaitu siswa sebagai objek perwujudan, guru sebagai pelaksana di dalam kelas, dan pimpinan sekolah sebagai pendukung

5

Djamaah Satori. (2014:24). Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung

6

(5)

5

terwujudnya tujuan sekolah. Sedangkan non individu dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 6 Palu.

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample.

informan kunci yang diambil peneliti sebanyak 21 orang siswa kelas XI IPA 1 karena mereka dapat memberikan informasi yang lebih tepat dan benar untuk kebutuhan peneliti. Sedangkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah yang mengetahui kondisi guru dan kondisi siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

III. HASIL PENELITIAN

Konstitusi negara dalam pasal 31 UUD NRI 1945 mengatur tentang pendidikan yang wajib diikuti oleh warga negara sebagai upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, Suratno (2014)7 Pusat Kurikulum Kemendikbud telah menyusun strategi pendidikan karekter ini, yang melalui empat hal yakni pembelajaran (teaching), keteladanan (modelling), penguatan (reinforcing) dan pembiasaan (habituating). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter diambil dari empat sumber utama yakni: agama, budaya, Pancasila dan tujuan pendidikan.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertugas menerapkan nilai-nilai demokrasi. Dadang sundawa (2015)8 menyatakan bahwa PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui : Civic Intellegence (kecerdasan warga negara), yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial. Civic Responsibility (warga negara

7

Suratno. 2014. Pendidikan Karakter dan Revolusi Mental. : Tersedia di http://www.nu.or.id/post/read/55601/pendidikan-karakter-dan-revolusi-mental [20 Maret 2017]

8

(6)

6

yang bertanggung jawab), yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation (partisipasi warga negara), yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

Kecerdasan warga negara dapat dibangun terutama melalui pendidikan di sekolah saat guru menyampaikan materi dan dinilai sebagai kemampuan kogntifnya. Setelah itu, sikap tanggung jawab wraga negara dapat diwujudkan melalui siswa yang diberikan kebebasan berpendapat, berkarya, berpikir, dan mencari informasi, tanpa dibeda-bedakan. Sedangkan partisipasi warga negara dapat ketahui melalui keikutsertaan seorang siswa dalam kegiatan organisasi sekolah atau OSIS maupun kegiatan sekolah itu sendiri. Seperti pemilihan ketua OSIS.

Pentingnya pembelajaran PKn dapat membangun pendidikan demokrasi maka haruslah tertanam nilai-nilai demokrasi kepada siswa di sekolah. Zamroni( 2001)9menyebutkan nilai demokrasi yaitu, a) toleransi, b) kebebasan mengemukakan pendapat, c) menghormati perbedaan pendapat, d) memahami keanekaragaman dalam masyarakat, e) terbuka dalam komunikasi, f) menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, g) percaya diri atau tidak menggantungkan pada orang lain, h) saling menghargai, i) mampu mengekang diri, j) kebersamaan, dan k) keseimbangan. Nilai-nilai demokrasi tersebut yang menjadi pusat penelitian peneliti.

Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Palu, merupakan salah satu sekolah yang terletak di daerah yang dulunya adalah rawan konflik. Sehingga dibangunlah sebuah budaya kebersamaan dan kerjasama untuk menjaga keutuhan dan kedamaian dalam lingkungan sekolah. Sebagai institusi pendidikan penting untuk menanamkan nilai demokrasi untuk melahirkan budaya demokrasi demi mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut.

Guru PKn adalah sebagai salah satu informan yang bertugas penuh bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada siswa. Oleh kaena

9

(7)

7

itu, guru menggunakan strategi pendekatan kepada siswa untuk menumbuhkn nilai demokrasi. Nilai demokrasi yang dimaksud adalah Nilai toleransi, kebebasan berpendapat, kerjasama, kepercayaan diri dan saling menghormati. Hal tersebut akan diwujudkn Melalui materi pembelajaran hingga metode pembelajaran yang dirangkai agar siswa mampu menampilkan perwujudan nilai-nilai demokrasi tersebut. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas dan diskusi kelompok.

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bertugas membantu siswa melestarikan nilai demokrasi di lingkungan sekolah melalui kegiatan sekolah dan kegiatan OSIS. Siswa kelas XI IPA 1 dapat menjadi teladan atas keberhasilan terwujudnya nilai-nilai demokrasi melalui metode pembelajaran sebagai srategi yang telah dirancang guru.

Pertama, metode ceramah dan tanya jawab. Guru membuka pelajaran dengan meminta semua perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan dan melihat materi yang terpampang dalam power point. Semua siswa perhatian kepada guru. Guru bertujuan agar setelah penjelasan itu, guru membuka kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan atas ketidakpahamannya. Tindakan ini menunjukkan tolak ukur adanya kelas yang demokrastis yang salah satu cirinya adalah kebebasan untuk menyatakan pendapat. Selain itu, melalui metode ini membantu tegaknya hak asasi manusia sebagaimana terdapat dalam pasal 28 UUD NRI 1945 yaitu kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Setelah ceramah dan tanya jawab dilakukan, barulah guru membentuk diskusi kelas dan diskusi kelompok. Dalam metode ini, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk diselesaikan dengan waktu yang tersedia. Disinilah dilihat nilai demokrasi yang akan diwujudkan oleh siswa antara lain adalah toleransi, karena dalam satu kelompok siswa berbeda jenis kelamin, agama, RAS, bahkan suku dan asalnya. Sri Narwanti (2011)10 menyatakan bahwa toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

10

(8)

8

orang lain yang berbeda dari dirinya. Melalui metode diskusi kelas dan diskusi kelompok, siswa dapat membangun nilai toleransi dalam pembelajaran yang indikatorya antara lain (1) Pelayanan yang sama terhadap siswa tanpa membedakan suku, ras, agama, golongan, status sosial dan status ekonomi, (2) Bekerja dalam kelompok dengan teman-teman yang berbeda jenis kelamin, agama, suku, dan tingkat kemampuan dan (3) Tidak memaksakan pendapat/kehendak kepada orang lain.

Guru mata pelajaran PKn membagi kelompok untuk berdiskusi secara acak sehingga siswa harus menerima siapapun yang ada dalam anggota kelompoknya. Dalam kelompok terdapat perbedaan agama, suku, dan daerah asal namun tidak masalah bagi siswa, karena semua siswa di kelas tersebut adalah berteman serta tidak saling mencaci dan menyinggung satu sama lain. Selama berdiskusi, siswa selalu bersikap ramah dan ceria kepada teman kelompoknya walaupun berbeda bahasa daerah. Peran PKn sangat tepat disini ketika lingkungan rawan konflik, maka nilai Toleransi lah yang sewajarnya harus ada. Metode pembelajaran diskusi dimana guru tidak membedakan siswa dan siswa lain tidak saling menyinggung keyakinan, maka tertanamlah nilai toleransi dalam pembelajaran ini.

Nilai toleransi sangat penting diterapkan dalam pembelajaran PKn mengingat realitas bahwa negara Indonesia adalah negara beragam agama, suku, bahasa dan istiadat. PKn sebagai mata pelajaran yang tepat dalam membina generasi muda yaitu siswa sebagai warga negara Indonesia yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Toleransi juga merupakan prinsip demokrasi. Dengan bertoleransi, kita bersikap menghargai segala perbedaan yang ada dalam masyarakat. Menghormati perbedaan pendapat merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan ide atau gagasannya. Tidak memaksakan pendapatnya.

(9)

9

tepat tentang tahap perjanjian internasional. Dalam diskusi semua anggota menyampaikan pendapatnya. Ada perbedaan pendapat yang tidak menjadikan siswa bermusuhan dan adu mulut tetapi menjadikan siswa bersikap sopan dan menghormati pendapat orang lain. Untuk menemukan satu jawaban harus mendengarkan semua pendapat. Apabila ada pendapat yang tidak sesuai, ketua anggota kelompok tetap menampung pendapat tersebut dengan tidak menyinggung perasaan orang lain apabila ditolak. Sikap saling menghormati diterapkan dan diresapi oleh siswa baik di dalam maupun di luar kelas dalam pembelajaran PKn. Sikap hormat merupkan cermin dari demokrasi di Indonesia yang maju dan berintegritas menunjukkan PKn sebagai wadah menumbuhkan karakter anak.

Metode diskusi kelas dan diskusi juga membantu perwujudan nilai Kerjasama. Dalam proses belajar mengajar kelas XI IPA 1, masing-masing kelompok siswa didalamnya sudah terjalin kerjasama yang baik antar siswa. Guru pkn selalu mendorong siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok yang dapat dibuktikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya saat diskusi kelompok siswa disuruh untuk mengerjakan soal secara bersama-sama dengan kelompoknya masing-masing dan untuk saling tukar pendapat dan membagi tugas.

(10)

10

Metode pembelajaran tanya jawab, diskusi kelas dan diskusi kelompok mewujudkan nilai demokrasi kepercayaan diri. Sikap percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting dimiliki oleh setiap anggota masyarakat guna mengurangi adanya sikap selalu menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan adanya kepercayaan diri yang mantap dalam diri setiap individu pada mereka cenderung akan terlebih dahulu berusaha menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi sebelum pada akhirnya meminta pertolongan orang lain. Dalam proses pembelajaran PKn, Guru juga memberikan kesempatan kepada seluruh siswa agar mau mengemukakan pendapat dan tidak malu untuk bertanya jika kurang memahami tentang pembelajaran yang sedang disampaikan.

Kepercayaan diri yang dialami siswa senada dengan pernyataan Lauster (Alsa,2006)11 bahwa percaya diri adalah sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri sehingga individu yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakannya, dapat bebas melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan, bersikap hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kelemahan diri. Rasa percaya diri yang diajarkan kepada siswa antara lain, kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan, siswa mampu memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok belajar dan siswa mampu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul.

Menanamkan nilai-nilai demokrasi tidak hanya dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar, tetapi juga di luar Proses Belajar Mengajar, beberapa sikap yang mendukung pengembangan nilai-nilai demokrasi tersebut antara lain, sikap saling menghormati, menghargai, tolong menolong, tenggang rasa, dan sikap positif lainnya. Saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia merupakan suatu keharusan karena manusia telah diciptakan Tuhan dengan harkat dan derajat yang sama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

11

(11)

11

mempunyai tugas yang salah satunya adalah mewariskan budaya-budaya bangsa kepada generasi muda, seperti budaya saling menghormati antar sesama. Selain menghormati, sikap demokratis lainnya adalah rasa tanggung jawab, dalam hal pengambilan keputusan, siswa dilatih memutuskan dan melaksanakan keputusan secara bertanggung jawab. Dalam mengajarkan hal ini kepada siswa guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari di dalam kelas, misalnya dalam pemilihan ketua kelas.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Strategi penanaman lai-nilai demokrasi yang dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 6 Palu adalah melalui metode pembelajaran yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi kelas, dan diskusi kelompok. Perwujudan nilai-nilai demokrasi yang tampak dan diserap oleh siswa adalah nilai Toleransi, kerjasama, kebebasan berpendapat, menghormati orang lain, kepercayaan diri. Metode pembelajaran tersebut memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengeluarkan ide, gagasan, atau pendapat mereka terkait dengan materi yang diberikan guru. Sejak dini guru mengajarkan pada siswa untuk bersikap demokratis, sehingga siswa mampu menerapkan nilai-nilai demokrasi baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu sekolah mendukung siswa untuk menjadi warga negara yang demokratis dengan memberikan kebebasan berekspresi melalui kegiatan ekstrakurikuler dan lomba-lomba.

4.2 Saran

(12)

12

Sekolah perlu menjalin kerjasama dengan orang tua dalam upaya mendukung siswa untuk berperilaku untuk menjadi warga negara yang demokratis.

DAFTAR RUJUKAN

Alsa, A. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan.

Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik. Semarang.

Djamaah Satori. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung Dadang. 2015. Hubungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraandengan

Peningkatan Wawasan Kebangsaan Dan Semangat Nasionalisme

Mahasiswa. Bandung

Sri narwanti. 2011. Dimuat eprints.uny.ac.id/14228/2/BAB%20II.pdf diakses pada (25 Maret 2017)

Suratno. 2014. Pendidikan Karakter dan Revolusi Mental. Termuat di http://www.nu.or.id/post/read/55601/pendidikan-karakter-dan-revolusi-mental diakses pada 20 Maret 2017

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep

Dasar. Rosda. Surabaya.

Yin, Robert K, Studi Kasus (Desain dan Metode), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

Referensi

Dokumen terkait

Penyajian Piutang Usaha pada Catatan Atas Laporan Keuangan PT.

Saya berkhayal melakukan hal yang sama dengan yang pasien lakukan untuk dapat merasakan yang pasien rasakan.. Saya mencoba melihat permasalahan

Tugas Sarjana yang berjudul “Pengaruh Bilangan Reynold Terhadap Kecepatan Sudut Turbin Gorlov Hydrofoil NACA 0012-34 Sudut Kemiringan 45°” ini dimaksudkan untuk memenuhi

Penentuan umur simpan permen hard candy pada kondisi RH 75% dan 3 suhu penyimpanan yang berbeda yaitu 25 o C, 35 o C dan 40 o C selama 14 hari menggunakan metode ASLT

Yahudi dari al-Aws, orang-orang merdeka (di kalangan) mereka dan mereka sendiri, mempunyai kedudukan yang sama dengan orang- orang yang terikat dengan piagam ini dalam loyalitas

Akulturasi terjadi bila kelompok-¬kelompok individu yang memiliki (berasal dari) kebudayaan yang berbeda saling berhubungan secara langsung dengan intensif, dengan timbulnya

untuk dihindari. 4) Metode lain yang digunakan Imam Al-Ghazali dalam pendidikan. Akhlak adalah memperhatikan tingkat

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL MELALUINMODIFIKASI PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI KELAS XI SMKN