BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Gangguan terhadap saluran pencernaan (gastroenteritis) bervariasi dari yang ringan hingga yang berat, serta dapat pula menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan benar. Salah satu contoh gangguan terhadap saluran pencernaan adalah diare (Prasetyo dan Fadlyana, 2004).
Diare merupakan suatu gejala penyakit yang terjadi akibat adanya penyimpangan atau gangguan terhadap sistem pencernaan makanan. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup kompleks. Jika tidak ditangani dengan baik, diare dapat mempengaruhi pertahanan tubuh penderita hingga menimbulkan kematian. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dengan perkiraan 1.3 milyar kejadian dan 3.2 juta kematian setiap tahun pada balita. Menurut laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, setiap anak mengalami diare 1.6-2 kali dalam setahun (Prasetyo dan Fadlyana, 2004).
2
55% dari anak-anak penderita diare. Oleh karena itulah, upaya pencegahan dan pengendalian diare ini menjadi sangat penting (Budiarti, 1997).
Pemanfaatan tanaman telah dilakukan manusia sejak berabad-abad lalu sebagai pengobatan. Badan Kesehatan Dunia memperkirakan sekitar 80% penduduk dunia mengandalkan obat tradisional untuk pertolongan pertama dengan pengobatan menggunakan ekstrak tanaman atau komponen aktifnya. Meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan obat alam dikarenakan obat sintetik memiliki beberapa kelemahan antara lain belum banyak ragamnya, harganya sangat mahal dan efek sampingnya yang tidak dikehendaki. Selain itu ada kecenderungan masyarakat untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami baik sebagai obat maupun untuk konsumsi sehari-hari yang disebut back to nature (Rachmini, 2001).
Indonesia merupakan penghasil komoditas tanaman obat yang potensial, sebanyak 940 jenis tanaman obat yang sudah ditemukan tetapi baru 80 jenis yang sudah diproduksi untuk pembuatan obat. Selain itu tanaman obat dapat digunakan untuk bahan makanan sehingga berfungsi sebagai pangan fungsional. Cincau hijau (Cyclea barbata L.Miers) merupakan tanaman yang dapat dijadikan pangan fungsional dalam bentuk healthy dessert (Rachmini, 2001).
Secara umum, tanaman cincau hijau sudah dikenal dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan dan obat tradisional. Daun cincau hijau sering digunakan sebagai penurun panas dalam, obat tukak lambung juga sebagai antikanker karena cincau hijau diduga mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan.Menurut penelitian sebelumnya, daun cincau mengandung senyawa tanin dan flavanoid. Tanin memiliki efek antidiare yang
bekerja sebagai pembeku protein/astrigen yaitu zat yang berikatan pada mukosa, kulit atau jaringan yang berfungsi membekukan protein, sehingga membran mukosa menjadi kering dan membentuk pembatas (thight junction) yang bersifat resisten terhadap inflamasi dari mikroorganisme (Clinton, 2009). Flavanoid dapat menghambat proses inisiasi dari inflamasi, seperti menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi yang dapat menghambat peristaltik usus (Ahmadu,2007). Pada saat diare, kontraksi otot polos dan motilitas usus meningkat sehingga dengan diberikan cincau hijau diharapkan dapat menurunkan kondisi tersebut dari zat yang dikandungnya. Akan tetapi, data ilmiah mengenai khasiat cincau hijau belum banyak diketahui sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk mendapatkan data ilmiah mengenai khasiat cincau hijau (Rachmini, 2001).
4 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Apakah karakteristik dan skrining fitokimia simplisia daun cincau hijau memenuhi syarat MMI ?
b. Apakah ekstrak etanol daun cincau hijau mempunyai efek antidiare yang diuji menggunakan metode defekasi dan berapa dosis optimal yang sesuai bila dibandingkan dengan Loperamid HCl?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
a. Karakterisasi simplisia daun cincau hijau memenuhi syarat MMI dan skrining fitokimia, simplisia daun cincau hijau mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, glikosida, tanin dan steroid.
b. Ekstrak etanol daun cincau hijau mempunyai efek antidiare yang diuji menggunakan metode defekasi dan dosis optimal yang diperoleh sebanding dengan Loperamid HCl.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Karakterisasi dan skrining simplisiadaun cincau hijau.
b. Efek antidiare ekstrak etanol daun cincau hijau menggunakan metode defekasi dan dosis optimal bila dibandingkan dengan Loperamid HCl.
1.5 Manfaat
6 1.6 Kerangka Pikir Penilitian
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian Daun cincau hijau
Makroskopik, Mikroskopik, Kadar air, Kadar sari larut etanol, Kadar sari larut air, Kadar abu total, Kadar abu tidak larut asam Simplisia daun
Lama terjadi diare Loperamid