• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)KETERBATASAN PERUMUMAN OPERATOR INTEGRAL FRAKSIONAL PADA RUANG MORREY YANG DIPERUMUM. SKRIPSI. OLEH FARIDA NURUL ‘AINI NIM. 15610008. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019.

(2) KETERBATASAN PERUMUMAN OPERATOR INTEGRAL FRAKSIONAL PADA RUANG MORREY YANG DIPERUMUM. SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Matematika (S.Mat). Oleh Farida Nurul ‘Aini NIM. 15610008. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019.

(3)

(4)

(5)

(6) MOTO. “Lakukan semuanya hanya karena Allah, maka segala hal akan menjadi indah”.      “hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”.

(7) PERSEMBAHAN.     Dengan rasa syukur kepada Allah Swt penulis persembahkan skripsi ini kepada: Ayahanda Mustakim dan Ibunda Marfuah tercinta, yang senantiasa dengan ikhlas mendoakan, memberi nasihat, semangat, dan kasih sayang yang tak ternilai, serta adik tersayang Khoyruna Nurunnisak yang selalu menjadi kebanggaan bagi penulis..

(8) KATA PENGANTAR. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keterbatasan Perumuman Operator Integral Fraksional pada Ruang Morrey yang Diperumum” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menuntun manusia dari jalan kegelapan menuju ke jalan yang terang benderang yaitu ad-Din al-Islam. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Abd. Haris, M.Ag, selaku rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. Sri Harini, M.Si, selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Dr. Usman Pagalay, M.Si, selaku ketua Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Hairur Rahman, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, nasihat, dan pengalaman berharga kepada penulis.. viii.

(9) 5. Ach. Nashichuddin, MA, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan berbagi ilmunya kepada penulis. 6. Ari Kusumastuti, M.Pd, M.Si, selaku dosen wali yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada penulis. 7. Segenap civitas akademika Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terutama seluruh dosen yang telah memberikan bimbingan dalam proses perkuliahan. 8. Bapak dan Ibu serta adik tercinta yang selalu memberikan do’a, semangat dan motivasi demi keberhasilan penulis. 9. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik berupa materil maupun moril. Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Selain itu, penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Malang, 3 Mei 2019. Penulis. ix.

(10) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN HALAMAN MOTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... x ABSTRAK ......................................................................................................... xii ABSTRACT ....................................................................................................... xiii. ‫ ملخص‬.................................................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7. Latar Belakang ................................................................................. Rumusan Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian.............................................................................. Manfaat Penelitian............................................................................ Batasan Masalah ............................................................................... Metode Penelitian ............................................................................. Sistematika Penulisan........................................................................ 1 4 4 5 5 5 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8. Integral Lebesgue ............................................................................. 8 Integral Fraksional............................................................................ 17 Keterbatasan Operator ...................................................................... 19 Operator Integral Fraksional ............................................................ 19 Perumuman Operator Integral Fraksional ........................................ 20 Ruang Morrey yang Diperumum ..................................................... 22 Operator Maksimal Hardy-Littlewood ............................................. 25 Perintah Berpikir dalam Al-Quran ................................................... 26. x.

(11) BAB III PEMBAHASAN 3.1 3.2 3.3. Keterbatasan Operator 𝐼𝜌 pada Ruang Morrey yang Diperumum 𝑝/𝑞 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙 (𝜇) .................................................. 28 Keterbatasan Operator 𝐼𝜌 pada Ruang Morrey yang Diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇)....................................................... 33 Pengembangan Operator Integral dalam Pandangan Islam.............. 37. BAB IV PENUTUP 4.1 4.2. Kesimpulan....................................................................................... 40 Saran ................................................................................................. 41. DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 42 RIWAYAT HIDUP. xi.

(12) ABSTRAK. Nurul ‘Aini, Farida. 2019. Keterbatasan Perumuman Operator Integral Fraksional pada Ruang Morrey yang Diperumum. Skripsi. Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (I) Hairur Rahman, M.Si. (II) Ach. Nashichuddin, MA. Kata kunci: keterbatasan, perumuman operator integral fraksional, ruang Morrey yang diperumum. Perumuman operator integral fraksional merupakan bentuk pengembangan operator integral fraksional jika 𝜌(𝑡) = 𝑡 𝛼 dimana 0 < 𝛼 < 𝑛 sehingga 𝐼𝜌 = 𝐼𝛼 . Salah satu ahli matematika, Eridani telah membuktikan keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum. Ruang Morrey yang diperumum merupakan bentuk perluasan dari ruang Morrey dan ruang Lebesgue. Perumuman operator integral fraksional dikatakan terbatas jika terdapat 𝐶 > 1 sedemikian sehingga ‖𝑇𝑥: 𝑌‖ ≤ 𝐶‖𝑥: 𝑋‖ untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑋. Pada penelitian ini, pembuktian bahwa operator dikatakan terbatas menggunakan ketaksamaan Hardy-Littlewood-Sobolev dengan memanfaatkan fungsi maksimal operator dan ketaksamaan Holder. Tujuan penelitian ini adalah menentukan keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum, kemudian diperoleh suatu teorema yang menyatakan bahwa operator 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 ke 𝑝/𝑞. 𝐿𝑞,𝜙 dan 𝐼𝜌 juga terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 ke 𝐿𝑞,𝜓 . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini adalah: Keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum terbatas pada 𝑝. 𝑝,𝜙. 𝑞,𝜙 𝑞. 1. 𝐿 ke 𝐿 2. 𝐿𝑝,𝜙 ke 𝐿𝑞,𝜓 .. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan pembuktian keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang yang lain.. xii.

(13) ABSTRACT Nurul ‘Aini, Farida. 2019. The Boundedness of Generalized Fractional Integral Operator on Generalized Morrey Spaces. Thesis. Mathematics Department, Faculty of Science and Technology, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang. Advisors: (I) Hairur Rahman, M.Si. (II) Ach. Nashichuddin, MA. Keywords: the boundedness, generalized fractional operator integral, generalized Morrey spaces. Generalized fractional integral operator is a form of development of fractional integral operator if 𝜌(𝑡) = 𝑡 𝛼 where 0 < 𝛼 < 𝑛 so that 𝐼𝜌 = 𝐼𝛼 . Eridani had proven the boundedness of generalized fractional operator on generalized Morrey spaces. Generalized Morrey spaces is a form of expansion of the Morrey spaces and Lebesgue spaces. Generalized fractional operator is said to be bounded if 𝐶 > 1 such that ‖𝑇𝑥: 𝑌‖ ≤ 𝐶‖𝑥: 𝑋‖ for 𝑥 ∈ 𝑋. For this research, the proof that the operator is said to be bounded used Hardy-Littlewood-Sobolev inequality by utilizing the maximum operator function and Holder inequality. The purpose of this research is to determine the boundedness of generalized fractional integral on generalized Morrey spaces, then obtain a 𝑝/𝑞 theorem which states that the operator 𝐼𝜌 is bounded from 𝐿𝑝,𝜙 to 𝐿𝑞,𝜙 and 𝐼𝜌 are also bounded from 𝐿𝑝,𝜙 to 𝐿𝑞,𝜓 . The methods used in this research is library research. The result of this research are: The boundedness of generalized fractional integral on generalized Morrey spaces is bounded from 𝑝 𝑞. 1. 𝐿𝑝,𝜙 ke 𝐿𝑞,𝜙 2. 𝐿𝑝,𝜙 ke 𝐿𝑞,𝜓 .. For the next research, the researcher suggests to prove the boundedness of generalized fractional integral operator on other spaces.. xiii.

(14) ‫ملخص‬ ‫نورالعني‪ ،‬فريدة‪ .2019 .‬القيود املفروضة على تعميم عن مشغلي متكامل كسري يف فضاأت موري املعمم‪.‬‬ ‫حبث اجلامعي‪ .‬شعبة الرايضيات‪ ،‬كلية العلوم والتكنولوجيا‪ ،‬اجلامعة اإلسالمية احلكومية موالان‬ ‫مالك إبراهيم ماالنج‪ .‬املشرف األوىل ‪:‬خري الرمحن‪ ،‬املاجستري ومشرف الثاين امحد انصح الدين‪،‬‬ ‫املاجستري‪.‬‬ ‫الكليمات الرئيسية‪ :‬القيود‪ ،‬تعميم عن مشغلي متكامل كسري‪ ،‬فضاأت موري املعمم‪.‬‬ ‫املفروضة على تعميم عن مشغلي متكامل كسري هو شكل من أشكال تطوير مشغلي متكامل‬ ‫كسري إذا كانت 𝛼 𝑡 = )𝑡(𝜌 حيث 𝑛 < 𝛼 < ‪ 0‬حيث 𝛼𝐼 = 𝜌𝐼‪ .‬إريداين القيود املفروضة على تعميم عن‬ ‫مشغلي متكامل كسري يف فضاأت موري املعمم‪ .‬فضاأت موري املعمم هي شكل من أشكال توسيع فضاأت‬ ‫موري املعمم و فضاأت لبيسغوى‪ .‬يقال أن تعميم عن مشغلي متكامل كسري حمدود إذا كان ‪ 𝐶 > 1‬حبيث‬ ‫‖𝑋 ‪ ‖𝑇𝑥: 𝑌‖ ≤ 𝐶‖𝑥:‬لكل 𝑋 ∈ 𝑥‪ .‬تثبت هذه الدراسة أن املشغل يقتصر على متباينات هاردي ليتلوود‬ ‫سوبوليف ابستخدام دالة املشغل االقص ومتباينات هولدير‪.‬‬ ‫أهداف من هذا البحث هو حتديد القيود تعميم عن مشغلي متكامل كسري يف فضاأت موري‬ ‫𝑝‬. ‫𝐿 و 𝜌𝐼 احملدودين من‬ ‫املعمم‪ .‬مث احلصول على أن مشغلي 𝜌𝐼 احملدودين من 𝜙‪ 𝐿𝑝,‬إىل‬ ‫املنهج املستخدم يف هذا البحث هي (حبث املكتيب)‪ .‬ونتائج هذا البحث هي‪:‬‬ ‫يقيود تعميم عن مشغلي متكامل كسري يف فضاأت موري املعمم‬ ‫𝑞 𝜙‪𝑞,‬‬. ‫𝑝‬. ‫𝐿 إىل‬. ‫𝜙‪𝑝,‬‬. ‫‪ 𝐿𝑝,𝜙 .1‬إىل‬ ‫‪ 𝐿𝑝,𝜙 .2‬إىل 𝜓‪𝐿𝑞,‬‬ ‫للباحث األيت على االحسن يف جمال املختلف يعين تعميم عن مشغلي متكامل كسري من فضاأت االخرى‪.‬‬ ‫𝑞 𝜙‪𝑞,‬‬. ‫𝐿‬. ‫‪xiv‬‬. ‫𝐿‪.‬‬. ‫𝜓‪𝑞,‬‬.

(15) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu operator yang menjadi bahan penelitian pada perkembangan analisis modern adalah operator integral fraksional. Operator ini diperkenalkan pertama kali oleh Marcel Riesz pada tahun 1886. Misalkan 𝑓 fungsi bernilai real pada ℝ𝑛 , untuk 0 < 𝛼 < 𝑛 dan 𝑥 ∈ ℝ𝑛 , operator 𝐼𝛼 yang memetakan fungsi 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ ke 𝐼𝛼 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ didefinisikan sebagai 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦 𝑛−𝛼 ℝ𝑛 |𝑥 − 𝑦|. 𝐼𝛼 𝑓(𝑥) = ∫. sering dikenal dengan sebutan operator integral fraksional (Gunawan, 2003). Operator integral fraksional pertama kali dipelajari oleh G.H Hardy dan J.E Littlewood pada tahun 1928. Mereka berhasil membuktikan keterbatasan operator integral fraksional 𝐼𝛼 di ruang Lebesgue 𝐿𝑝 (𝜇) ke 𝐿𝑞 (𝜇) dengan 0 < 𝛼 < 𝑛 dan. 1 𝑝. 1. 𝛼. − 𝑞 = 𝑛 dengan menggunakan operator maksimal yang dikenal sebagai. ketaksamaan Hardy-Littlewood. Kemudian pada tahun 1930, seorang ahli matematika yang bernama Sergei Sobolev menyempurnakan keterbatasan operator 𝐼𝛼 pada ruang Lebesgue dengan menggunakan operator maksimal yang dikenal dengan sebutan ketaksamaan Hardy-Littlewood-Sobolev. Tahun 1938, C.B. Morrey yang juga merupakan seorang ahli matematika memperkenalkan salah satu ruang yang disebut dengan ruang Morrey. Ruang Morrey merupakan perluasan dari ruang Lebesgue. Selanjutnya pada tahun 1970, Spanne (dalam (Peetre, 1969)) memperluas ketaksamaan Hardy-Littlewood-. 1.

(16) 2 Sobolev dari ruang Lebesgue ke ruang Morrey. Kemudian (Adams, 1975) memperkuat hasil yang telah mereka buktikan dan juga disempurnakan oleh (Chiarenza dan Frasca, 1987). E. Nakai berhasil memperumum ketaksamaan tersebut ke ruang Morrey diperumum. Selanjutnya pada tahun 2001, Nakai mempelajari keterbatasan perumuman operator integral fraksional (𝐼𝜌 ) yang memetakan 𝑓 → 𝐼𝜌 𝑓 dari fungsi 𝜌: ℝ+ → ℝ+ dan sebarang 𝑓 dengan 𝐼𝜌 𝑓(𝑥): = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑋. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. di ruang Morrey diperumum. Salah satu hasil penting yang diperoleh adalah keterbatasan operator tersebut pada ruang Morrey diperumum dengan 𝜌 memenuhi kondisi doubling. Gunawan dkk juga telah membahas syarat perlu dan cukup keterbatasan operator tersebut pada ruang Morrey diperumum dengan 𝜌 memenuhi kondisi doubling. Kemudian, Eridani dkk mengganti 𝜌 dari kondisi doubling menjadi kondisi growth dengan tetap mempertahankan keterbatasan operator 𝐼𝜌 pada ruang Morrey diperumum (Eridani, 2014). Di dalam operator integral fraksional tersebut terdapat permasalahan yang diteliti yaitu mengenai keterbatasan. Permasalahan yang mencakup keterbatasan operator integral fraksional terus mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut selalu bertambah dari zaman ke zaman. Allah berfirman di dalam alQuran surat al-‘Alaq ayat 1 yang berbunyi:. ِ  ‫ك الَّ ِذى َخلَ َق‬ َ ِ‫اقْ َرأْ ِاب ْس ِم َرب‬ “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.” (Q.S al-‘Alaq/96:1).

(17) 3 Kata (‫ )اقرأ‬iqra’ diambil dari kata kerja (‫ )قرأ‬qara’a yang berarti menghimpun. Makna lainnya adalah menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan sebagainya, yang kesemuanya bermuara pada arti menghimpun. Dan kata (‫ )رب‬rabb seakar dengan kata (‫ )تربية‬tarbiyah/pendidikan. Kata ini memiliki arti yang berbeda-beda namun pada akhirnya arti-arti tersebut mengacu kepada pengembangan, peningkatan, ketinggian, kelebihan serta perbaikan (Shihab, 2002). Seiring dengan adanya ilmu pengetahuan yang sudah ada, maka sangat tepat bagi manusia untuk terus berpikir atau mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada secara lebih luas. Sehingga dapat menambah dan menemukan pengetahuan-pengetahuan yang lebih beraneka macam dan menarik serta meningkatkan keterampilan. Sama halnya dengan keterbatasan operator integral fraksional yang terus dilakukan pengembangan untuk mendapatkan penemuanpenemuan baru sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Keterbatasan suatu operator merupakan sifat yang membawa kepada kondisi yang menarik untuk diteliti sehingga sangat diharapkan kondisi tersebut terpenuhi. Misalnya penerapan pada persamaan integral atau persamaan diferensial, keterbatasan suatu operator berperan memberikan pemahaman mengenai fenomena fisis tertentu. Selain itu pada bidang komputasi, pengerjaan komputasi akan jauh lebih mudah ketika bekerja dengan suatu operator yang terbatas. Berdasarkan paparan di atas, penulis akan membuktikan bahwa operator 𝐼𝜌 pada ruang Morrey yang diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝⁄𝑞. (𝜇). Dan. operator 𝐼𝜌 juga terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇) dengan 𝜌 memenuhi kondisi.

(18) 4 growth yaitu 𝜇(𝐵(𝑥, 𝑟)) ≤ 𝐶𝑟 𝑠 di mana 𝑠 =. 𝑝𝑞(𝑛−𝛼) 𝑝𝑞+𝑝−𝑞. . Kajian mengenai. keterbatasan operator dan pengembangan hasil-hasil penelitian tersebut banyak merujuk pada jurnal ataupun artikel. Sehingga penulis ingin mengkaji lagi dengan melengkapi bukti-bukti yang belum banyak menjelaskan tentang hal tersebut secara detail. Oleh karena itu, penulis merumuskan judul “Keterbatasan Perumuman Operator Integral Fraksional Pada Ruang Morrey yang Diperumum”.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: 1.. Bagaimana keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙. 2.. 𝑝/𝑞. (𝜇)?. Bagaimana keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇)?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.. Mengetahui keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙. 2.. 𝑝/𝑞. (𝜇).. Mengetahui keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇)..

(19) 5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.. Dengan mengetahui keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum untuk 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝/𝑞. (𝜇), maka dapat dianalisis terbatas atau. tidaknya operator 𝐼𝜌 dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙 2.. 𝑝/𝑞. (𝜇).. Dengan mengetahui keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum untuk 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇), maka dapat dianalisis terbatas atau tidaknya operator 𝐼𝜌 dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇).. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan dibuktikan keterbatasan operator 𝐼𝜌 di ruang Morrey yang diperumum sehingga tidak akan membuktikan atau membahas hasilhasil yang serupa pada ruang lainnya.. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau rujukan yang berasal dari buku, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan teori yang dibahas. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuktikan keterbatasan dari perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum untuk operator 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke.

(20) 6 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝/𝑞. (𝜇) melalui teorema Hardy-Littlewood-Sobolev dan memanfaatkan. ketaksamaan Holder serta fungsi maksimal Hardy-Littlewood. 2. Membuktikan keterbatasan dari perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum untuk operator 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇) melalui teorema Hardy-Littlewood-Sobolev dan memanfaatkan ketaksamaan Holder serta fungsi maksimal Hardy-Littlewood.. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini. Dalam sistematika penulisan penelitian ini terbagi menjadi empat bab dan masing-masing bab dibagi dalam subbab sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.. Bab II. Kajian Pustaka Bab ini terdiri dari teori-teori yang digunakan untuk mendukung pembahasan dan menjawab rumusan masalah. Kajian Pustaka dalam penelitian ini meliputi: integral Lebesgue, integral fraksional, keterbatasan operator, operator integral fraksional, perumuman operator integral fraksional, ruang Morrey yang diperumum, dan operator maksimal Hardy-Littlewood serta kajian agama..

(21) 7 Bab III. Pembahasan Bab ini menguraikan secara keseluruhan langkah-langkah yang disebutkan dalam metode penelitian dan menjawab semua rumusan masalah. Pembahasan dalam penelitian ini meliputi: keterbatasan operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum dan kajian agama.. Bab IV. Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya..

(22) BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Integral Lebesgue Definisi 2.1 Integral Lebesgue Misalkan 𝑓 adalah fungsi sederhana dan terukur dengan representasi standar 𝑓 = ∑𝑛𝑖=1 𝛼𝑖 𝜒𝐸𝑖 , 𝐸𝑖 = {𝑥 ∈ 𝑋|𝑓(𝑥) = 𝛼𝑖 } saling asing dan terukur. Bilangan 𝛼𝑖 ∈ ℝ dan 𝜒𝐸𝑖 adalah fungsi karakteristik pada 𝐸𝑖 ∈ 𝑋. Asumsikan bahwa 𝐸 berukuran berhingga, maka integral Lebesgue dari 𝑓 didefinisikan dengan 𝑛. ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝜇 = ∑ 𝛼𝑖 𝜇(𝐸𝑖 ). 𝑖=1. Selanjutnya integral Lebesgue dari 𝑓 dapat ditulis ∫ 𝑓. Jika 𝐸 himpunan terukur, maka ∫𝐵 𝑓 = ∫ 𝑓𝜒𝐵 (Bartle, 1995:28).. Contoh: Fungsi 𝑓: [0,1] → ℝ didefinisikan dengan 1 𝑓(𝑥) = 2 {3. 1 𝑥 ∈ [0, ] 3 1 2 jika 𝑥 ∈ ( , ] 3 3 2 jika 𝑥 ∈ ( , 1] 3 jika. Hitunglah nilai dari ∫[0,1] 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 !. 8.

(23) 9 𝑦 3 2 1. 0. 1/3. 2/3. 1. 𝑥. Penyelesaian: 1. 1 2. 2. Interval [0,1] dibagi menjadi [0, 3] ∪ (3 , 3] ∪ (3 , 1]. 1 1 1 𝜇 ([0, ]) = − 0 = 3 3 3 1 2 2 1 1 𝜇 (( , ]) = − = 3 3 3 3 3 2 2 1 𝜇 (( , 1]) = 1 − = 3 3 3 1 1 1 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = (1 × ) + (2 × ) + (3 × ) 3 3 3 [0,1]. ∫. =2 Jadi, nilai dari ∫[0,1] 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 2.. Lemma 2.1 Ketaksamaan Holder 1. 1. Jika 𝑝, 𝑞 ≥ 1, 𝑝 + 𝑞 = 1, dan 𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ∈ ℝ, 𝑖 = 1,2, … , 𝑛, maka 1 𝑝 𝑝 |. 1 𝑞 𝑞 |. |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | ≤ (∑|𝑥𝑖 ) (∑|𝑦𝑖 ) dimana |𝑥| adalah norma euclid untuk ℝ. Bukti:.

(24) 10 Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, 𝛼, 𝛽 ≥ 0. Substitusikan 𝑎1/𝛼 dan 𝑏1/𝛽 pada 𝑎 dan 𝑏 di 1. 1. 𝑎𝛼 𝑏 𝛽 ≤ 𝛼𝑎 + 𝛽𝑏, dengan 𝛼 = 𝑝, 𝛽 = 𝑞, sehingga diperoleh 𝑎𝑝 𝑏 𝑞 𝑎𝑏 ≤ + 𝑝 𝑞 𝑥𝑖. untuk 𝑎𝑖 =. (∑|𝑥𝑖. 1 |𝑝 )𝑝. , 𝑏𝑖 =. 𝑦𝑖 1. dan dengan memanfaatkan ketaksamaan. (∑|𝑦𝑖 |𝑞 )𝑞. Minkowski, maka diperoleh 1. 1. |𝑎𝑖 |𝑝 |𝑏𝑖 |𝑞 1 1 𝑝 𝑞 |∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 | ≤ ∑|𝑎𝑖 𝑏𝑖 | ≤ ∑ ( + ) = (∑|𝑎𝑖 |𝑝𝑝 ) + (∑|𝑏𝑖 |𝑞𝑞 ) 𝑝 𝑞 𝑝 𝑞 sehingga |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | 1 1 (∑|𝑥𝑖 |𝑝 )𝑝 (∑|𝑦𝑖 |𝑞 )𝑞. ≤. 1 1 + =1 𝑝 𝑞. atau dapat disimpulkan bahwa 1 𝑝 |𝑝. 1 𝑞 |𝑞. |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | ≤ (∑|𝑥𝑖 ) (∑|𝑦𝑖 ) terbukti (Muscat, 2014:151).. Lemma 2.2 Ketaksamaan Holder untuk ℝ𝟐 1. 1. Jika 𝑝, 𝑞 ≥ 1, 𝑝 + 𝑞 = 1, dan 𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ∈ ℝ2 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛, maka ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖. ℝ2. ≤. 1 1 𝑝 𝑝 𝑞 𝑞 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ2 ) (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ2 ). dimana ‖𝑥‖ℝ2 adalah norma euclid untuk ℝ berdimensi 2 (ℝ2 ) yang didefinisikan sebagai ‖𝑥‖ℝ2 = √𝑥12 + 𝑥22.

(25) 11 Bukti: Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ2 , 𝛼, 𝛽 ≥ 0. Substitusikan 𝑎1/𝛼 dan 𝑏1/𝛽 pada 𝑎 dan 𝑏 di 1. 1. 𝑎𝛼 𝑏 𝛽 ≤ 𝛼𝑎 + 𝛽𝑏, dengan 𝛼 = 𝑝, 𝛽 = 𝑞, sehingga diperoleh 𝑎𝑝 𝑏 𝑞 𝑎𝑏 ≤ + 𝑝 𝑞 𝑥𝑖. untuk 𝑎𝑖 =. (∑|𝑥𝑖. 1 |𝑝 )𝑝. , 𝑏𝑖 =. 𝑦𝑖 1. dan dengan memanfaatkan ketaksamaan. (∑|𝑦𝑖 |𝑞 )𝑞. Minkowski, maka diperoleh ‖∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ‖. ℝ2. ‖𝑎𝑖 ‖𝑝ℝ2 |𝑏𝑖 |𝑞ℝ2 ‖ 2 ≤ ∑‖𝑎𝑖 𝑏𝑖 ℝ ≤ ∑ ( + ) 𝑝 𝑞 1. 1. 1 1 𝑝 𝑞 = (∑‖𝑎𝑖 ‖𝑝𝑝 ) + (∑‖𝑏𝑖 ‖𝑞𝑞 ) 𝑝 𝑞 sehingga ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖ℝ2 1 1 𝑝 𝑞 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ2 )𝑝 (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ2 )𝑞. ≤. 1 1 + =1 𝑝 𝑞. atau dapat disimpulkan bahwa ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖. ℝ2. ≤. 1 1 𝑝 𝑝 𝑞 𝑞 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ2 ) (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ2 ). terbukti (Muscat, 2014:152).. Lemma 2.2 Ketaksamaan Holder untuk ℝ𝒏 1. 1. Jika 𝑝, 𝑞 ≥ 1, 𝑝 + 𝑞 = 1, dan 𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ∈ ℝ𝑛 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛, maka ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖. ℝ𝑛. ≤. 1 𝑝 𝑝 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ𝑛 ). 1 𝑞 𝑞 (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ𝑛 ). dimana ‖𝑥‖ℝ𝑛 adalah norma euclid untuk ℝ berdimensi n (ℝ𝑛 ) yang didefinisikan sebagai.

(26) 12 ‖𝑥‖ℝ𝑛 = √𝑥12 + 𝑥22 + ⋯ + 𝑥𝑛𝑛 Bukti: Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ𝑛 , 𝛼, 𝛽 ≥ 0. Substitusikan 𝑎1/𝛼 dan 𝑏1/𝛽 pada 𝑎 dan 𝑏 di 1. 1. 𝑎𝛼 𝑏 𝛽 ≤ 𝛼𝑎 + 𝛽𝑏, dengan 𝛼 = 𝑝, 𝛽 = 𝑞, sehingga diperoleh 𝑎𝑝 𝑏 𝑞 𝑎𝑏 ≤ + 𝑝 𝑞 untuk 𝑎𝑖 =. 𝑥𝑖 (∑|𝑥𝑖. 1 |𝑝 )𝑝. , 𝑏𝑖 =. 𝑦𝑖 1. dan dengan memanfaatkan ketaksamaan. (∑|𝑦𝑖 |𝑞 )𝑞. Minkowski, maka diperoleh ‖∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ‖. ℝ𝑛. ≤ ∑‖𝑎𝑖 𝑏𝑖 ‖ℝ𝑛. ‖𝑎𝑖 ‖𝑝ℝ𝑛 |𝑏𝑖 |𝑞ℝ𝑛 ≤ ∑( + ) 𝑝 𝑞 1. 1. 1 1 𝑝 𝑞 = (∑‖𝑎𝑖 ‖𝑝𝑝 ) + (∑‖𝑎𝑖 ‖𝑞𝑞 ) 𝑝 𝑞 sehingga ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖ℝ𝑛 1 1 𝑝 𝑞 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ𝑛 )𝑝 (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ𝑛 )𝑞. ≤. 1 1 + =1 𝑝 𝑞. atau dapat disimpulkan bahwa ‖∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ‖. ℝ𝑛. ≤. 1 𝑝 𝑝 (∑‖𝑥𝑖 ‖ℝ𝑛 ). 1 𝑞 𝑞 (∑‖𝑦𝑖 ‖ℝ𝑛 ). terbukti (Muscat, 2014:152).. Contoh: Diberikan 𝑥𝑖 = 2−𝑖 , 𝑦𝑖 = 2𝑖 , 𝑝 = 2, dan 𝑁 = 10. 1. 1. Akan dibuktikan bahwa |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | ≤ (∑|𝑥𝑖 |𝑝 )𝑝 (∑|𝑦𝑖 |𝑞 )𝑞..

(27) 13 Penyelesaian: . Untuk 𝑥𝑖 = 2−𝑖 , 𝑝 = 2, dan 𝑁 = 10 Maka, 𝑁. 1 𝑝. 1 𝑝. 𝑁 𝑝. 1 𝑝. 𝑁 𝑝. 𝑁. 1 𝑝. (∑|𝑥𝑖 |𝑝 ) = (∑|2−𝑖 | ) = (∑(2−𝑖 ) ) = (∑ 2−𝑖𝑝 ) 𝑖=1. 𝑖=1. 𝑖=1 1 𝑝. 𝑁. 𝑖=1 1 𝑖 𝑝. 𝑁. 𝑁. 1 𝑖−1 𝑝. 1 1 1 = (∑(2𝑝 )−𝑖 ) = (∑ ( 𝑝 ) ) = (∑ ( 𝑝 ) ( 𝑝 ) 2 2 2 𝑖=1. 𝑖=1. 𝑖=1. Berdasarkan deret geometri, maka diperoleh 1 𝑖−1 𝑝. 𝑁. 1 1 (∑ ( 𝑝 ) ( 𝑝 ) 2 2 𝑖=1. 1 𝑝. 𝑁. 1 1 − (2𝑝 ) 1 ) = [( ) ( 𝑝 )] 1 2 1 − (2𝑝 ) 1 2. 10. 1 1 − (4) 1 = [( ) ( )] 1 4 1 − (4) 1. 2 0,99 = [( ) (0,25)] 0,75. = √0,33. . Untuk 𝑦𝑖 = 2𝑖 , 𝑝 = 2, dan 𝑁 = 10 1. 1. 1. 1. 1. Karena 𝑝 = 2, maka 𝑝 + 𝑞 = 1 ⟺ 𝑞 = 1 − 2 = 2 ⇔ 𝑞 = 2 sehingga, 𝑁. 1 𝑞. 𝑁 𝑞. (∑|𝑦𝑖 |𝑞 ) = (∑|2𝑖 | ) 𝑖=1. 𝑖=1. 1 𝑞. ).

(28) 14 1 𝑞. 𝑁 𝑞. = (∑(2𝑖 ) ) 𝑖=1 1 𝑞. 𝑁. = (∑ 2𝑖𝑞 ) 𝑖=1 1 𝑞. 𝑁. = (∑(2𝑞 )𝑖 ) 𝑖=1 1 𝑞. 𝑁. = (∑(2𝑞 )(2𝑞 )𝑖−1 ) 𝑖=1. Berdasarkan deret geometri, maka diperoleh 1 𝑞. 𝑁. 1. 𝑞 1 − (2𝑞 )𝑁 𝑞 )(2𝑞 )𝑖−1 𝑞 )] (2 (∑(2 ) = [( ) 1 − (2𝑞 ) 𝑖=1. 1. 2 1 − (4)10 = [( ) (4)] 1 − (4) 1. 2 −1048575 = [( ) (4)] −3. = √1398100. . Untuk |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | 𝑁. 𝑁. |∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 | = |∑(2−𝑖 )(2𝑖 )| 𝑖=1. 𝑖=1 𝑁. 𝑁 −𝑖+𝑖. = |∑ 2 𝑖=1. 𝑁 0. | = |∑ 2 | = |∑ 1| = 1 𝑖=1. 𝑖=1.

(29) 15 sehingga diperoleh 1 2 2 −𝑖. 1 2 2 𝑖. (∑|2 | ) (∑|2 | ) = (√0,33)(√1398100) 𝑁. = 679,24 ≥ 1 = |∑(2−𝑖 )(2𝑖 )| 𝑖=1. Jadi, dapat disimpulkan bahwa 𝑁 −𝑖. 1 −𝑖 2 2. 𝑖. 1 𝑖 2 2. |∑(2 )(2 )| ≤ (∑|2 | ) (∑|2 | ) 𝑖=1. terbukti.. Akibat 2.1 Ketaksamaan Holder Jika 1 < 𝑝 < ∞ maka untuk setiap 𝑓 ∈ 𝐿𝑝 (𝑋, 𝜇) dan 𝑔 ∈ 𝐿𝑞 (𝑋, 𝜇) dengan. 1 𝑞. =. 1. 1 − 𝑝, maka |∫ 𝑓𝑔 𝑑𝜇 | ≤ ∫ |𝑓𝑔| 𝑑𝜇 ≤ ‖𝑓‖𝑝 ⋅ ‖𝑔‖𝑞 𝑋. 𝑋. dengan 1 𝑝. ‖𝑓‖𝑝 = {∫ |𝑓|𝑝 𝑑𝜇} dan ‖𝑔‖𝑞 = {∫ |𝑔|𝑞 𝑑𝜇} 𝑋. 1 𝑞. 𝑋. Bukti: Jelas bahwa setiap 𝑓 ∈ 𝐿𝑝 (𝑋, 𝜇) dan 𝑔 ∈ 𝐿𝑞 (𝑋, 𝜇), bilangan ‖𝑓‖𝑝 dan ‖𝑔‖𝑞 merupakan dua bilangan real. Karena 𝑓 ∈ 𝐿𝑝 (𝑋, 𝜇) dan 𝑔 ∈ 𝐿𝑞 (𝑋, 𝜇), dengan memanfaatkan Lemma Young, maka diperoleh. 1 𝑞. 1. = 1 − 𝑝 dan 1 < 𝑝 < ∞ dengan.

(30) 16 |𝑓| |𝑔| 1 1 |𝑓|𝑝 1 |𝑔|𝑞 ∫ |𝑓𝑔| 𝑑𝜇 = ∫ ⋅ 𝑑𝜇 ≤ ∫ { ⋅ } 𝑑𝜇 𝑝+ ⋅ ‖𝑓‖𝑝 ⋅ ‖𝑔‖𝑞 𝑋 𝑞 ‖𝑔‖𝑞𝑞 𝑋 ‖𝑓‖𝑝 ‖𝑔‖𝑞 𝑋 𝑝 ‖𝑓‖𝑝 =. 1 1 1 1 𝑝 ⋅ ∫ |𝑔|𝑞 𝑑𝜇 𝑝 ∫ |𝑓| 𝑑𝜇 + ⋅ 𝑝 ‖𝑓‖𝑝 𝑋 𝑞 ‖𝑔‖𝑞𝑞 𝑋. =. 1 1 + =1 𝑝 𝑞. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ∫ |𝑓𝑔| 𝑑𝜇 ≤ ‖𝑓‖𝑝 ⋅ ‖𝑔‖𝑞 𝑋. terbukti (Darmawijaya, 2007:239).. Contoh (Nelson, 2015:120): 1. Misalkan 𝑋 = [0,1], 𝜇 adalah ukuran pada 𝑋 dan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , 0 ≤ 𝑥 ≤ 1. Buktikan bahwa 𝑓(𝑥) ∈ 𝐿3 (𝑋, 𝜇)! Bukti: Karena. 𝑓(𝑥) ∈ 𝐿3 [0,1]. 1 (∫0 |𝑓(𝑥)|3 𝑑𝑥. 1. akan. dibuktikan. 1 3. ) < ∞, sedemikian sehingga 1 3. 1. (∫ |𝑓(𝑥)|3 𝑑𝑥 ) = (∫ |𝑥 2 |3 𝑑𝑥 ) 0. 0 1. = (∫ |𝑥 6 |𝑑𝑥 ) 0 1 3. 1. = (∫ 𝑥 6 𝑑𝑥 ) 0 1. 3 1 = ( 𝑥 7 |10 ) 7. 1 3. 1 3. bahwa. ‖𝑓‖3 < ∞. artinya.

(31) 17 3. 1. = √7 < ∞ Jadi, karena. 1 (∫0 |𝑓(𝑥)|3 𝑑𝑥. 1 3. 3. 1. ) = √7 < ∞ maka terbukti bahwa 𝑓(𝑥) ∈ 𝐿3 [0,1].. 2.2 Integral Fraksional Integral fraksional memiliki beberapa versi modern, antara lain versi Riemann, versi Liouville, versi Riemann-Liouville, dan versi Weyl. Dari berbagai versi yang ada, secara umum perbedaannya terdapat pada batas pengintegralan pada setiap versi. Definisi ini diturunkan dari berbagai cara sehingga terdapat versi-versi yang berbeda (Himah, 2017). Definisi 2.2 Integral Fraksional Misalkan 𝜑(𝑥) ∈ (𝑎, 𝑏), integral 𝑥 1 𝜑(𝑥) ∫ 𝑑𝜏 Γ(𝛼) 𝑎 (𝑥 − 𝜏)1−𝛼. 𝑥>𝑎. 𝑏 1 𝜑(𝑥) ≔ ∫ 𝑑𝜏 Γ(𝛼) 𝑥 (𝜏 − 𝑥)1−𝛼. 𝑏<𝑥. 𝐼𝑎𝛼+ 𝜑(𝑥) ≔ 𝐼𝑏𝛼− 𝜑(𝑥). dimana 𝑎 > 0, maka kedua persamaan di atas disebut integral fraksional dari orde 𝛼. Biasanya juga disebut integral fraksional kiri dan kanan secara berturut-turut. Nama untuk integral di atas disebut integral fraksional Riemann-Liouville (Samko, 1983:33). Contoh: Misalkan 𝜑(𝑥) = 𝜏 𝜆 dimana 𝜆 > −1 dengan 𝑎 = 0, maka integral fraksional kiri dari 𝜑(𝑥) adalah sebagai berikut: 𝐼0𝛼+ 𝜑(𝑥) =. 𝑥 1 𝜑(𝑥) ∫ 𝑑𝜏 Γ(𝛼) 0 (𝑥 − 𝜏)1−𝛼.

(32) 18 =. 𝑥 1 𝜏𝜆 ∫ 𝑑𝜏 Γ(𝛼) 0 (𝑥 − 𝜏)1−𝛼. 𝑥 1 = ∫ Γ(𝛼) 0. 𝑥 𝛼−1 𝑥 = ∫ Γ(𝛼) 0. 𝜏𝜆 𝜏 1−𝛼 (𝑥 (1 − 𝑥 )). 𝑑𝜏. 𝜏𝜆 𝑑𝜏 𝜏 1−𝛼 (1 − ) 𝑥. =. 𝑥𝛼 1 𝑥 ∫ Γ(𝛼) 𝑥 0. 𝜏𝜆 𝑑𝜏 𝜏 1−𝛼 (1 − 𝑥). =. 𝑥𝛼 𝑥 1 ∫ Γ(𝛼) 0 𝑥. 𝜏𝜆 𝑑𝜏 𝜏 1−𝛼 (1 − 𝑥). 𝜏. 1. Misalkan 𝑧 = 𝑥 dan 𝑑𝑧 = 𝑥 𝑑𝜏 𝐼0𝛼+ 𝜑(𝑥). 𝑥𝛼 𝑥 1 = ∫ Γ(𝛼) 0 𝑥. 𝜏𝜆 𝑑𝜏 𝜏 1−𝛼 (1 − 𝑥). 𝑥𝛼 𝑥 𝜏𝜆 = ∫ 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0 (1 − 𝑧)1−𝛼 𝜆 𝜆 𝜏 𝑥 𝛼 𝑥 𝑥 (𝑥 ) = ∫ 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0 (1 − 𝑧)1−𝛼. =. 𝑥𝛼 𝑥 𝜆 𝑥 𝑧𝜆 ∫ 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0 (1 − 𝑧)1−𝛼. =. 𝑥 𝛼+𝜆 𝑥 ∫ (1 − 𝑧)𝛼−1 𝑧 𝜆 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0. Selanjutnya dengan menggunakan fungsi beta, maka persamaan di atas dapat diubah menjadi seperti berikut: 𝐼0𝛼+ 𝜑(𝑥). 𝑥 𝛼+𝜆 𝑥 = ∫ (1 − 𝑧)𝛼−1 𝑧 𝜆 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0.

(33) 19 =. 𝑥 𝛼+𝜆 𝑥 ∫ (1 − 𝑧)𝛼−1 𝑧 (𝜆+1)−1 𝑑𝑧 Γ(𝛼) 0. 𝑥 𝛼+𝜆 Γ(𝛼)Γ(𝜆 + 1) = Γ(𝛼) Γ(𝛼 + 𝜆 + 1) =. Γ(𝜆 + 1) 𝑥 𝛼+𝜆 Γ(𝛼 + 𝜆 + 1) Γ(𝜆+1). Jadi, integral fraksional kiri dari fungsi 𝜑(𝑥) adalah Γ(𝛼+𝜆+1) 𝑥 𝛼+𝜆 .. 2.3 Keterbatasan Operator Operator merupakan suatu pemetaan dari ruang bernorma yang satu ke ruang bernorma yang lain. Misalkan 𝑋 dan 𝑌 adalah ruang bernorma, suatu operator 𝑇 dari ruang 𝑋 ke ruang 𝑌 dikatakan terbatas jika terdapat 𝐶 > 1 sedemikian sehingga ‖𝑇𝑥: 𝑌‖ ≤ 𝐶‖𝑥: 𝑋‖ untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑋, dengan ‖𝑥: 𝑋‖ adalah notasi dari norma 𝑥 di ruang 𝑋. Dengan demikian, operator 𝑇 dikatakan terbatas di ruang 𝑋, jika 𝑇 terbatas dari ruang 𝑋 ke ruang 𝑋 (Nainggolan, 2015).. 2.4 Operator Integral Fraksional Definisi 2.3 Operator Integral Fraksional Misalkan 𝑓 fungsi bernilai real pada ℝ𝑛 , untuk 0 < 𝛼 < 𝑛 dan 𝑥 ∈ ℝ𝑛 , operator 𝐼𝛼 yang memetakan fungsi 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ ke 𝐼𝛼 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ didefinisikan sebagai 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦 𝑛−𝛼 ℝ𝑛 |𝑥 − 𝑦|. 𝐼𝛼 𝑓(𝑥) = ∫.

(34) 20 sering dikenal dengan sebutan operator integral fraksional (Gunawan, 2003). Ditunjukkan dengan bola 𝐵 ≔ 𝐵(𝑥, 𝑟) ≔ {𝑦 ∈ ℝ𝑛 : |𝑥 − 𝑦| < 𝑟} dengan pusat 𝑥 dan jari-jari 𝑟 > 0, dan |𝐵(𝑥, 𝑟)| ukuran Lebesgue, yaitu |𝐵(𝑥, 𝑟)| = 𝜔𝑛 𝑟 𝑛 dimana 𝜔𝑛 adalah volume dari suatu bola di ℝ𝑛 .. 2.5 Perumuman Operator Integral Fraksional Misalkan ℝ+ = (0, ∞). Suatu fungsi 𝜌: ℝ+ → ℝ+ dan sebarang 𝑓, perumuman potensial Riesz yang memetakan 𝑓 → 𝐼𝜌 𝑓 didefinisikan dengan 𝐼𝜌 𝑓(𝑥): = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑋. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦). 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. Operator 𝐼𝜌 disebut perumuman operator integral fraksional jika 𝜌(𝑡) = 𝑡 𝛼 , 0 < 𝛼 < 𝑛 maka 𝐼𝜌 = 𝐼𝛼 (Nakai, 2001). Berikut adalah pembuktian bahwa operator 𝐼𝜌 disebut perumuman operator integral fraksional jika 𝜌(𝑡) = 𝑡 𝛼 , 0 < 𝛼 < 𝑛 maka 𝐼𝜌 = 𝐼𝛼 . diketahui bahwa 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) = ∫𝑋 𝑓(𝑦). 𝜌(𝛿(𝑥,𝑦)) 𝛿(𝑥,𝑦)𝑛. 𝑑𝜇(𝑦). misalkan 𝜌(𝑡) = 𝑡 𝛼 maka diperoleh, 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑋. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝛿(𝑥, 𝑦)𝛼 = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛 𝑋. = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑋. 1 1 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛 𝛿(𝑥, 𝑦)−𝛼.

(35) 21 =∫ 𝑋. 𝑓(𝑦) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛−𝛼 𝑓(𝑦). dimana telah diketahui bahwa 𝐼𝛼 𝑓(𝑥) = ∫𝑋 𝛿(𝑥,𝑦)𝑛−𝛼 𝑑𝜇(𝑦). Dengan demikian, terbukti bahwa 𝐼𝜌 = 𝐼𝛼 . Dalam definisi 𝐼𝜌 , diasumsikan bahwa 𝜌 memenuhi kondisi berikut (Eridani, 2004): 1 𝜌(𝑡). 1) ∫0. 𝑡. 𝑑𝑡 < ∞. 1. 𝑟. 1. 𝜌(𝑟). 2) Jika 2 ≤ 𝑠 ≤ 2 ⇒ 𝐶 ≤ 𝜌(𝑠) ≤ 𝐶1 1. Jika 𝜌 memenuhi kondisi penggandaan, maka untuk setiap bilangan bulat 𝑘 dan 1. 𝑟 > 0 berlaku bahwa jika 2𝑘 𝑟 ≤ 𝛿(𝑥, 𝑦) < 2𝑘+1 𝑟, maka 2 ≤ 1 𝐶1. ≤. 𝜌(𝛿(𝑥,𝑦)) 𝜌(2𝑘+1 𝑟). ≤ 𝐶1 . Oleh karena itu, 1 𝜌(2𝑘+1 𝑟) ≤ 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) ≤ 𝐶𝜌(2𝑘+1 𝑟). 𝐶. dan diperoleh 1 𝜌(𝑡) ≤ ≤𝐶 𝐶 𝜌(2𝑘+1 𝑟) jika 2𝑘 𝑟 ≤ 𝑡 < 2𝑘+1 𝑟 sehingga 1 𝜌(2𝑘+1 𝑟) ≤ 𝜌(𝑡) ≤ 𝐶𝜌(2𝑘+1 𝑟). 𝐶 Oleh karena itu, 2𝑘+1 𝑟 𝑘+1. 𝜌(2. 𝑟) ≤ 𝐶 ∫ 2𝑘 𝑟. 𝜌(𝑡) . 𝑡. 𝛿(𝑥,𝑦) 2𝑘+1 𝑟. ≤ 2, sehingga.

(36) 22 Dalam penelitian ini, disumsikan bahwa ∞. ∞. 𝜙(𝑡) ∫ 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜙(𝑟), 𝑡. ∫. 𝑟. 𝑟. 𝜌(𝑡)𝜙(𝑡) 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜌(𝑟)𝜙(𝑡), 𝑡. (𝑟 > 0). untuk 𝐶 > 0. Jika terdapat konstanta 𝐶 > 0, berlaku 𝑝. −1. 𝜌(𝑟) ≤ 𝐶𝜙(𝑟)𝑞 .. 2.6 Ruang Morrey yang Diperumum Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang, E. Nakai (2001) telah membuktikan bahwa operator integral fraksional juga terbatas pada ruang Morrey yang diperumum. Selanjutnya, ruang Morrey yang diperumum didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.4 Untuk 1 ≤ 𝑝 < ∞. Misalkan 𝜙: ℝ+ → ℝ+ . Ruang Morrey diperumum 𝐿𝑝,𝜙 = 𝐿𝑝,𝜙 (ℝ𝑛 ) didefinisikan sebagai ruang kelas ekuivalen dari semua fungsi 𝑓 ∈ 𝐿𝑝𝑙𝑜𝑐 (ℝ𝑛 ) yang memenuhi 1. ‖𝑓‖𝐿𝑝,𝜙. 1. 𝑝 1 = sup ( ∫ |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝑦) < ∞. 𝐵 𝜙(𝜇(𝐵)) 𝜇(𝐵) 𝐵. dimana 𝐵 ≔ 𝐵(𝑥, 𝑟) merupakan sebarang bola terbuka di ℝ𝑛 , 𝜙(𝐵) = 𝜙(𝑟) dan 𝜇(𝐵) ukuran Lebesgue dari 𝐵. Untuk fungsi tertentu 𝜙, ruang 𝐿𝑝,𝜙 direduksi ke beberapa ruang klasik. Misalnya, jika 𝜙(𝑟) = 𝑟. 𝜆−𝑛 𝑝. dimana 0 ≤ 𝜆 < 𝑛 maka 𝐿𝑝,𝜙 adalah ruang Morrey. klasik 𝐿𝑝,𝜆 . Adapun ruang Morrey itu sendiri didefinisikan sebagai himpunan.

(37) 23 semua fungsi f yang terintegralkan secara lokal pada ℝ𝑛 , yaitu seperti yang dinyatakan dalam definisi berikut, Definisi 2.5 Untuk 1 ≤ 𝑝 < ∞ dan 0 ≤ 𝜆 ≤ 𝑛, ruang Morrey 𝐿𝑝,𝜆 (ℝ𝑛 ) didefinisikan oleh 𝐿𝑝,𝜆 (ℝ𝑛 ) ≔ {𝑓 ∈ 𝐿𝑝𝑙𝑜𝑐 (ℝ𝑛 ): ‖𝑓‖𝐿𝑝,𝜆(ℝ𝑛) < +∞} dengan 1. ‖𝑓‖𝐿𝑝,𝜆(ℝ𝑛). 𝑝 1 ≔ sup ( 𝜆 ∫ |𝑓(𝑥)|𝑝 𝑑𝑥) 𝐵=𝐵(𝑥,𝑟) 𝑟 𝐵. Dalam hal ini, 𝐵 = 𝐵(𝑥, 𝑟) merupakan bola buka berdimensi 𝑛 dengan pusat 𝑥 ∈ ℝ𝑛 dan berjari-jari 𝑟 > 0, yaitu 𝐵(𝑥, 𝑟) ≔ {𝑦 ∈ ℝ𝑛 : |𝑥 − 𝑦| < 𝑟}. Untuk setiap bola 𝐵 = 𝐵(𝑥, 𝑟) berdimensi 𝑛 mempunyai suatu fakta bahwa 𝜇(𝐵) ≤ 𝐶𝑟 𝑛 dimana 𝑛 adalah suatu bilangan dimensi yang tetap dan C adalah konstanta yang tidak bergantung pada 𝑥 dan 𝑟, dengan 𝜇(𝐵) menyatakan ukuran Lebesgue dari 𝐵 (Gunawan, 2006). Selanjutnya, hubungan antara ruang Lebesgue dengan ruang Morrey klasik dinyatakan dengan pernyataan bahwa jika 𝜙(𝑟) = 𝑐 > 0 fungsi konstan, maka ‖𝑓‖𝐿∞,𝜙 = sup 𝐵. 1. 1 1 ‖𝑓‖𝐿∞(𝐵) = sup ‖𝑓‖𝐿∞(𝐵) = ‖𝑓‖𝐿∞ , 𝑐 𝜙(𝜇(𝐵)) 𝐵 𝑐. atau 𝐿∞,𝜙 = 𝐿∞ . Perhatikan ketaksamaan berikut 1 𝑝 1 ( ∫ |𝑔(𝑦)|𝑝 𝑑𝑦) = ‖𝑔‖𝐿∞(𝐵) ≤ ‖𝑔‖𝐿∞ 𝜇(𝐵) 𝐵. menyatakan bahwa 𝐿𝑝,𝑛 ⊇ 𝐿∞ . Sementara itu,.

(38) 24 1 𝑝. 1 𝑝. ‖𝑓‖𝐿𝑝,0 = sup (∫ |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝑦) = (∫ |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝑦) = ‖𝑓‖𝐿𝑝 𝐵. ℝ𝑛. 𝐵. menyatakan bahwa 𝐿𝑝,0 = 𝐿𝑝 (Eridani, 2012). Di samping itu, Ruang 𝐿𝑝 sendiri merupakan generalisasi dari ruang fungsi-fungsi yang terintegralkan kuadrat (square integrable) 𝐿2 . Dengan demikian, ruang 𝐿𝑝 dapat disebut sebagai ruang fungsi-fungsi yang terintegralkan p-kali (p-integrable). Ruang 𝐿𝑝 yang diperkenalkan oleh Henry Lebesgue (18751941) merupakan ruang lengkap terhadap norma 𝐿𝑝 . Ruang 𝐿𝑝 dan norma 𝐿𝑝 didefinisikan sebagai berikut, Definisi 2.6 Untuk 0 < 𝑝 < ∞, dan himpunan terukur 𝐸 ⊂ ℝ𝑛 , 𝐿𝑝 (𝐸) adalah ruang fungsi Lebesgue dengan norma (quasinorma untuk 𝑝 < 1) 1 𝑝. ‖𝑓‖𝐿𝑝 (𝐸) = (∫ |𝑓(𝑥)|𝑝 𝑑𝑥) < ∞. 𝐸. Untuk 𝑝 = ∞, ‖𝑓‖𝐿∞(𝐸) adalah norma supremum esensial yang biasa (essential supremum norm) dapat ditulis 𝐿𝑝 untuk 𝐿𝑝 (ℝ𝑛 ) dan ‖𝑓‖𝑝 untuk ‖𝑓‖𝐿𝑝 (Adam, 1996:2). Ruang Lebesgue 𝐿𝑝 (ℝ𝑛 ), 1 ≤ 𝑝 < ∞. Untuk 1 ≤ 𝑝 < ∞, ruang ini merupakan ruang yang beranggotakan semua fungsi 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ dengan ∫ |𝑓(𝑥)|𝑝 𝑑𝑥 < ∞. ℝ𝑛. Untuk 𝑝 = ∞, anggotanya adalah semua fungsi 𝑓: ℝ𝑛 → ℝ dengan sup |𝑓(𝑥)| < ∞.. 𝑥∈ℝ𝑛. yang dimaksud dengan ‘ruang’ dalam hal ini adalah ruang vektor, jika 𝑓, 𝑔 ∈ 𝐿𝑝 (ℝ𝑛 ) dan 𝛼, 𝛽 ∈ ℝ, maka 𝛼𝑓 + 𝛽𝑔 ∈ 𝐿𝑝 (ℝ𝑛 )..

(39) 25 Ruang 𝐿𝑝 (ℝ𝑛 ) merupakan ruang bernorma dengan ‘norma’ 1 𝑝. ‖𝑓‖𝑝 ≔ (∫ |𝑓(𝑥)|𝑝 𝑑𝑥) ℝ𝑛. untuk 1 ≤ 𝑝 < ∞. atau ‖𝑓‖∞ ≔ sup |𝑓(𝑥)| 𝑥∈ℝ𝑛. untuk 𝑝 = ∞.. 2.7 Operator Maksimal Hardy-Littlewood Fungsi maksimal diperlukan untuk membuktikan keterbatasan operator integral dalam ruang Lebesgue maupun ruang lainnya. Fungsi maksimal HardyLittlewood didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.7 Fungsi maksimal Hardy-Littlewood Misalkan fungsi 𝑓 terintegral lokal pada ℝ𝑛 . Untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ𝑛 , fungsi maksimal Hardy-Littlewood pada fungsi terintegral lokal 𝑓 didefinisikan sebagai 1 ∫ |𝑓(𝑥 − 𝑦)|𝑑𝑦. 𝑛 𝑟>0 𝑟 |𝑦|≤𝑟. 𝑀𝑓(𝑥) = sup. Selain itu, 𝑀 juga disebut operator maksimal Hardy-Littlewood. Misalkan 𝑓 ∈ 𝐿1𝑙𝑜𝑐 (ℝ𝑛 ) dan 𝑥 ∈ ℝ𝑛 , digunakan fungsi maksimal berikut 𝑀𝑓(𝑥) = sup. 1. ∫. |𝑓(𝑦)|𝑑𝑦.. 𝐵(𝑥,𝑟) 𝜇(𝐵(𝑥, 𝑟)) 𝐵(𝑥,𝑟). dimana 𝐵(𝑥, 𝑟) merupakan bola dengan pusat 𝑥 dan jari-jari 𝑟 > 0, dan 𝜇(𝐵(𝑥, 𝑟)) adalah ukuran Lebesgue (Lu, Shanzen, dkk, 2007:1)..

(40) 26 2.8 Perintah Berpikir dalam Al-Quran Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I dapat dikatakan bahwa manusia harus selalu memikirkan segala sesuatu tentang kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Hakikatnya, seseorang yang selalu berpikir akan semakin bertambah banyak ilmunya dan akan bermanfaat ilmunya ketika seseorang tersebut mengamalkan atau membagikannya kepada orang lain. Ilmu yang terdapat di dunia ini merupakan salah satu kekuasaan Allah Swt. Manusia dapat mempelajari atau tidaknya tentang kekuasaan Allah Swt sebagaimana yang telah dijelaskan dalam al-Quran surat al-Baqarah/2:269 berikut. ِْ ‫ي ْؤِيت‬ ِ ‫احلِكْمةَ فَ َق ْد أ ِويت َخْي را َكثِريا ۗ وما ي َّذ َّكر إَِّال أولو ْاألَلْب‬ ‫اب‬ َ ‫ْم َة َم ْن يَ َشاء ۚ َوَم ْن ي ْؤ‬ َ َ ََ ً ً َ َ ْ ‫ت‬ َ ‫احلك‬. “Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. alBaqarah/2:269). ْ Maksud dari ayat tersebut menurut tafsir Ibnu Katsir, kata “َ‫”ال ِح ْك َمة‬ bukanlah kenabian melainkan ilmu fiqih dan al-Quran. Abul aliyah mengatakan ْ ialah takut kepada Allah, karena takut kepada Allah merupakan puncak “َ‫”ال ِح ْك َمة‬ dari hikmah. Sedangkan Ibnu Wahab meriwayatkan dari Malik yang mengatakan sesungguhnya hikmah itu adalah pengetahuan mengenai agama Allah dan merupakan perkara yang dimaksudkan oleh Allah ke dalam hati manusia sebagai rahmat dan karunianya. Dan orang yang tidak dapat mengambil pelajaran yang dimaksudkan adalah tiada orang yang dapat memanfaatkan pelajaran dan peringatan kecuali hanya orang yang mempunyai pemahaman dan akal dengan begitu manusia dapat memahami khitab (perintah Allah) (Ad-Dimasyqi, 2000:109)..

(41) 27 Sedangkan maksud ayat tersebut menurut tafsir Jalalain adalah Allah memberikan hikmah, artinya ilmu yang berguna yang dapat mendorong manusia untuk bekerja dan berkarya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan barang siapa yang telah diberi hikmah itu, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak) karena hikmah itu akan menuntunnya kepada kebahagiaan yang abadi. (dan tiadalah yang dapat mengambil pelajaran). Asalnya ta diidghamkan pada dzal hingga menjadi yadzdzakkaru, (kecuali orang-orang berakal) (Al-Mahalli dan AsSuyuti, 2008:150). Segala sesuatu yang telah Allah tetapkan dan berikan kepada manusia merupakan suatu anugerah atas kuasa-Nya. Anugerah tersebut dapat berupa akal yang sehat, pikiran yang jernih, atau hati yang bersih. Sehingga manusia harus dapat memanfaatkan atau menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Apabila dihubungkan dengan ilmu-ilmu yang terus berkembang dapat disimpulkan bahwa ilmu tersebut akan memberikan kemaslahatan dan kebaikan untuk orang lain ketika seseorang dapat mengambil hikmah dengan mengembangkan ilmu tersebut..

(42) BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai pembuktian keterbatasan operator 𝐼𝜌 pada ruang Morrey yang diperumum. Keterbatasan operator 𝐼𝜌 pada ruang Morrey yang diperumum dapat ditunjukkan melalui ketaksamaan HardyLittlewood-Sobolev dan memanfaatkan ketaksamaan Holder serta fungsi maksimal Hardy-Littlewood. Selanjutnya, pembuktian keterbatasan operator tersebut akan dijabarkan pada subbab 3.1 dan subbab 3.2. 3.1 Keterbatasan Operator 𝑰𝝆 pada Ruang Morrey yang Diperumum 𝒑/𝒒 terbatas dari 𝑳𝒑,𝝓 (𝝁) ke 𝑳𝒒,𝝓 (𝝁) Teorema 3.1 Misalkan 𝜇 ∈ 𝐺𝐶(𝑠); 𝑠 =. 𝑝𝑞(𝑛−𝛼) 𝑝𝑞+𝑝−𝑞. , 1 < 𝑝 < 𝑞 < ∞. Terdapat 𝑝. 𝑝,𝜙 (𝜇). konstanta 𝐶 > 0 sedemikian sehingga 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿. 𝑞,𝜙 𝑞 (𝜇).. ke 𝐿. Bukti. Asumsikan bahwa ∞. ∞. 𝜙(𝑡) ∫ 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜙(𝑟), 𝑡. ∫. 𝑟. 𝑟. 𝜌(𝑡)𝜙(𝑡) 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜌(𝑟)𝜙(𝑡), 𝑡. (𝑟 > 0). untuk 𝐶 > 0. Jika terdapat konstanta 𝐶 > 0, berlaku bahwa 𝜌 memenuhi kondisi 2𝑘+1 𝑟 𝜌(𝑡). 𝜌(2𝑘+1 𝑟) ≤ 𝐶 ∫2𝑘𝑟. 𝑡. , dimana 𝑝. 𝜌(𝑟) ≤ 𝐶𝜙(𝑟)𝑞. −1. 𝐿𝑝,𝜙 didefinisikan sebagai ruang Morrey yang diperumum, yang mana 𝐿𝑝,𝜙 = {𝑓 ∈ 𝐿𝑝𝑙𝑜𝑐 (𝜇): ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ < ∞} 1. 1 𝑝. 1. dimana, ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ = sup 𝜙(𝜇(𝐵)) (𝜇(𝐵) ∫𝐵|𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) 𝐵. 28.

(43) 29 1. dan operator maksimal 𝑀𝑓(𝑥) = sup 𝜇(𝐵) ∫𝐵|𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦) , 𝑥 ∈ ℝ 𝐵∋𝑥. Sehingga, diperoleh 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) =. ∫. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. = 𝐼(𝑥) + 𝐼𝐼(𝑥). (i) untuk penyelesaian 𝐼(𝑥). |𝐼(𝑥)| = |. ∫. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟. ≤. ∫ |𝑓(𝑦)| 𝛿(𝑥,𝑦)<r. ≤. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦)| 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 2. ≤. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4. +. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2. ≤. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 8. +. |𝑓(𝑦)|. 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4 2. +. ∫ 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2. |𝑓(𝑦)|. |𝑓(𝑦)|. 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4 2. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿 (𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫. ∫. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 8 4. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛.

(44) 30 ∞. ≤∑. |𝑓(𝑦)|. ∫. 𝑘=1 1 1 ≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑘+1 2𝑘 𝑟 2 𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. −1. ≤ ∑. |𝑓(𝑦)|. ∫. 𝑘=−∞ 2𝑘 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. −1. 𝜌(2𝑘 𝑟) ≤ ∑ (2𝑘 𝑟)𝑛 𝑘=−∞. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟 2𝑘+1 𝑟. −1. 1 𝜌(𝑡) ≤𝐶 ∑ ∫ 𝑑𝑡 𝑘 𝑛 (2 𝑟) 𝑡 𝑘=−∞. 2𝑘 𝑟. −1. ≤𝐶 ∑ 𝑘=−∞. 2𝑘+1 𝑟. 1 (2𝑘+1 𝑟)𝑛. ∫ 2𝑘 𝑟. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 𝜌(𝑡) 𝑑𝑡 𝑡. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. −1. 1 1 ≤ 𝐶𝜌(𝑟) 𝑛 ∑ 𝜇(𝐵(𝑥, 2𝑘+1 𝑟)) 𝑟 𝜇(𝐵(𝑥, 2𝑘+1 𝑟)) 𝑘=−∞ 𝑝. ∫. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). 𝐵(𝑥,2𝑘+1 𝑟). −1. ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)𝑞 𝑀𝑓(𝑥) Sehingga diperoleh 𝑝. −1. 𝐼(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)𝑞 𝑀𝑓(𝑥) (ii) untuk penyelesaian 𝐼𝐼(𝑥). |𝐼𝐼(𝑥)| = |. 𝑓(𝑦). 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦)| 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫ |𝑓(𝑦)|. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫. 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. ≤. 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. ≤. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≥2𝑟. |𝑓(𝑦)|. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫ 2𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤𝑟. |𝑓(𝑦)|. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛.

(45) 31 ≤. |𝑓(𝑦)|. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≥4𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. +. |𝑓(𝑦)|. ∫ 2𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤𝑟. ∞. ≤∑. |𝑓(𝑦)|. ∫. 𝑘=0 2𝑘 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑘+1 𝑟 ∞. ≤∑ 𝑘=0. 𝜌(2𝑘 𝑟) (2𝑘 𝑟)𝑛. ∫. |𝑓(𝑦)|. 4𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑘+1 𝑟. Berdasarkan ketaksamaan Holder, maka ∞. 𝐼𝐼(𝑥) ≤ 𝐶 ∑ 𝑘=0. ∞. ≤𝐶∑ 𝑘=0. 1. 𝜌(2𝑘 𝑟) 𝜙(2𝑘 𝑟) ( (2𝑘 𝑟)𝑛 𝜙(2𝑘 𝑟). 1 𝑝. |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) (. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1. (. |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)). ∫. 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)). ∫. ∫. 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1 𝑟𝑛. ≤𝐶. ∞. 1 𝜌(𝑟)𝜙(𝑟) ∑ 𝜇(𝐵)𝑝. 1 𝑟𝑛. 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)). 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 𝑝−1 𝑝 2𝑘+1 𝑟. ≤𝐶. ∫. 1 𝑝. (2𝑘 𝑟)𝑛 𝜙(2𝑘 𝑟). (. 𝑝−1 𝑝. 𝑘=0. 2𝑘 𝑟. 1. 𝜌(𝑡)𝜙(𝑡) 𝑑𝑡 𝑡 1 𝑝. 1 ∫|𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) (∫ 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)) 𝜇(𝐵) 𝜙(𝜇(𝐵)) (. 𝐵. ∞ 𝑝 1 −1 𝜙(𝑟)𝑞 𝜙(𝑟) ∑ 𝜇(𝐵)𝑝 𝑘=0. 𝑝−1 𝑝. 𝐵. 1 𝑝. 𝑝−1 1 1 ( ( ∫|𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) ) 𝜇(𝐵) 𝑝 𝜙(𝜇(𝐵)) 𝜇(𝐵) 𝐵. ≤𝐶. 𝑝 𝑟𝑠 𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝜙(𝑟) 𝑟𝑛 𝑝. ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖.

(46) 32 Sehingga diperoleh 𝑝. 𝐼𝐼(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ Jadi, 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐼(𝑥) + 𝐼𝐼(𝑥) 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 Jika dipilih 𝑟 > 0 ∋ 𝐶𝑟 𝐶𝑟. 𝑠−𝑛. 𝑠−𝑛. 𝑠−𝑛. 𝑝 −1 𝜙(𝑟)𝑞 𝑀𝑓(𝑥). 𝜙(𝑟). 𝑝 −1 𝑞. + 𝐶𝑟. 𝑀𝑓(𝑥) = 𝐶𝑟. 𝑝 −1 𝜙(𝑟)𝑞 𝑀𝑓(𝑥). = 𝐶𝑟. 𝑠−𝑛. 𝑠−𝑛. 𝑠−𝑛. 𝑝 𝜙(𝑟)𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑝 𝑞. 𝜙(𝑟) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑝 𝜙(𝑟)𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑝. 𝜙(𝑟)𝑞 𝑝 −1 𝜙(𝑟)𝑞. =𝐶(. 𝑀𝑓(𝑥) ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑀𝑓(𝑥) 𝜙(𝑟) = 𝐶 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ ambil 𝑠 = 𝑛, maka diperoleh 𝑝. 𝑀𝑓(𝑥) 𝑞 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑝. 𝑀𝑓(𝑥) 𝑞 = 𝐶𝑟 0 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ =. −1. −1. 𝑝. 𝑀𝑓(𝑥) 𝑞 𝑀𝑓(𝑥) + 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑝. 𝑀𝑓(𝑥) 𝑞 𝑀𝑓(𝑥) + 𝐶𝑟 0 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑝 𝑝 𝑝,𝜙 1−𝑞 𝑞 𝐶𝑀𝑓(𝑥) ‖𝑓: 𝐿 ‖. +. 𝑝 𝑝 𝑝,𝜙 1−𝑞 𝑞 𝐶𝑀𝑓(𝑥) ‖𝑓: 𝐿 ‖. 𝑝. 1−. = 𝐶𝑀𝑓(𝑥)𝑞 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑝 𝑞. 𝑞. |𝐼𝜌 𝑓(𝑥)| ≤ 𝐶𝑀𝑓(𝑥)𝑝 ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑞. ∫ |𝐼𝜌 𝑓(𝑥)| 𝑑𝜇(𝑥) = 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑞−𝑝. 𝑋. ∫ 𝑀𝑓(𝑥)𝑝 𝑑𝜇(𝑥) 𝑋. ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑞−𝑝. ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. ≤ ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝑞. 𝑞−𝑝. 𝑝.

(47) 33 ‖|𝐼𝛼 𝑓|: 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝⁄𝑞. (𝜇)‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. Dengan demikian, terbukti bahwa terdapat 𝐶 > 0 sedemikian sehingga berlaku ‖|𝐼𝛼 𝑓|: 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝⁄𝑞. (𝜇)‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ dengan syarat 𝜇(𝐵) ≤ 𝐶𝑟 𝑠 .. 3.2 Keterbatasan Operator 𝑰𝝆 pada Ruang Morrey yang Diperumum terbatas dari 𝑳𝒑,𝝓 (𝝁) ke 𝑳𝒒,𝝍 (𝝁) Teorema 3.2 Misalkan 𝜇 ∈ 𝐺𝐶(𝑠); 𝑠 =. 𝑝𝑞(𝑛−𝛼) 𝑝𝑞+𝑝−𝑞. , 1 < 𝑝 < 𝑞 < ∞. Terdapat. konstanta 𝐶 > 0 sedemikian sehingga 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇). Bukti. Asumsikan bahwa ∞. ∞. 𝜙(𝑡) ∫ 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜙(𝑟), 𝑡. ∫. 𝑟. 𝑟. 𝜌(𝑡)𝜙(𝑡) 𝑑𝑡 ≤ 𝐶𝜌(𝑟)𝜙(𝑡), 𝑡. (𝑟 > 0). untuk 𝐶 > 0. Jika terdapat konstanta 𝐶 > 0, berlaku bahwa 𝜌 memenuhi kondisi 2𝑘+1 𝑟 𝜌(𝑡). 𝜌(2𝑘+1 𝑟) ≤ 𝐶 ∫2𝑘𝑟. 𝑡. , dimana 𝜌(𝑟) ≤ 𝐶𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟). 𝐿𝑝,𝜙 didefinisikan sebagai ruang Morrey yang diperumum, yang mana 𝑝. 𝐿𝑝,𝜙 = {𝑓 ∈ 𝐿𝑙𝑜𝑐 (𝜇): ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ < ∞} 𝑝,𝜙. dimana, ‖𝑓: 𝐿. 1. 1. ‖ = sup 𝜙(𝜇(𝐵)) (𝜇(𝐵) ∫𝐵. |𝑓(𝑦)|𝑝. 1 𝑝. 𝑑𝜇(𝑦)). 𝐵. 1. dan operator maksimal 𝑀𝑓(𝑥) = sup 𝜇(𝐵) ∫𝐵|𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦) , 𝑥 ∈ ℝ 𝐵∋𝑥. sehingga, 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) =. ∫. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟. = 𝐼(𝑥) + 𝐼𝐼(𝑥). 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. 𝑓(𝑦). 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛.

(48) 34 Untuk penyelesaian 𝐼(𝑥), yaitu. |𝐼(𝑥)| = |. ∫. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟. ∫ |𝑓(𝑦)|. ≤. 𝛿(𝑥,𝑦)<r. ≤. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦)| 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 2. ≤. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. +. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2. ≤. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 8. |𝑓(𝑦)|. ∫ 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4 2. +. ∫. |𝑓(𝑦)|. 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2 ∞. ≤∑. ∫. |𝑓(𝑦)|. 𝑘=1 1 1 ≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑘+1 2𝑘 𝑟 2 𝑟. ≤ ∑. ∫. 𝑘=−∞ 2𝑘 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)<𝑟 2. ∫. |𝑓(𝑦)|. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 4 2. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 1 1 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)< 𝑟 8 4. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. −1. |𝑓(𝑦)|. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. +. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛.

(49) 35 −1. ≤ ∑ 𝑘=−∞. 𝜌(2𝑘 𝑟) (2𝑘 𝑟)𝑛. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟 2𝑘+1 𝑟. −1. 1 𝜌(𝑡) ≤𝐶 ∑ ∫ 𝑑𝑡 (2𝑘 𝑟)𝑛 𝑡 𝑘=−∞. 2𝑘 𝑟. −1. ≤𝐶 ∑ 𝑘=−∞. 2𝑘+1 𝑟. 1 (2𝑘+1 𝑟)𝑛. ∫ 2𝑘 𝑟. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 𝜌(𝑡) 𝑑𝑡 𝑡. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. −1. 1 1 ≤ 𝐶𝜌(𝑟) 𝑛 ∑ 𝜇(𝐵(𝑥, 2𝑘+1 𝑟)) 𝑟 𝜇(𝐵(𝑥, 2𝑘+1 𝑟)) 𝑘=∞. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫. 𝐵(𝑥,2𝑘+1 𝑟). ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) diperoleh 𝐼(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥). Untuk penyelesaian 𝐼𝐼(𝑥), yaitu. |𝐼𝐼(𝑥)| = |. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦)| 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝑓(𝑦). 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. ≤. ∫ |𝑓(𝑦)| 𝛿(𝑥,𝑦)≥𝑟. ≤. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≥2𝑟. ≤. ∫. |𝑓(𝑦)|. 𝛿(𝑥,𝑦)≥4𝑟. +. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) + 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. ∫ 2𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤𝑟. |𝑓(𝑦)|. ∫. |𝑓(𝑦)|. 2𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤𝑟. ∫. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|. 4𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑟. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛.

(50) 36 ∞. ≤∑. |𝑓(𝑦)|. ∫. 𝑘=0 2𝑘 𝑟≤𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑘+1 𝑟 ∞. ≤∑ 𝑘=0. 𝜌(2𝑘 𝑟) (2𝑘 𝑟)𝑛. 𝜌(𝛿(𝑥, 𝑦)) 𝑑𝜇(𝑦) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑛. |𝑓(𝑦)|𝑑𝜇(𝑦). ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)≤2𝑘+1 𝑟. Berdasarkan ketaksamaan Holder, maka ∞. 𝐼𝐼(𝑥) ≤ 𝐶 ∑ 𝑘=0. ∞. ≤𝐶∑ 𝑘=0. 1. 𝜌(2𝑘 𝑟) 𝜙(2𝑘 𝑟) ( (2𝑘 𝑟)𝑛 𝜙(2𝑘 𝑟). 1. (2𝑘 𝑟)𝑛 𝜙(2𝑘 𝑟). 1 𝑝. |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) (. ∫ 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1 𝑝. (. ∫. |𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)). 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)). ∫. ∫. 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. ≤𝐶. ≤𝐶. 1 𝑟𝑛. 1 𝑟𝑛. 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)). ∫. 𝛿(𝑥,𝑦)<2𝑘+1 𝑟. 𝑝−1 𝑝 2𝑘+1 𝑟. (. 𝑝−1 𝑝. ∞. 1 𝜌(𝑟)𝜙(𝑟) ∑ 𝜇(𝐵)𝑝 𝑘=0. 2𝑘 𝑟. 1. 𝜌(𝑡)𝜙(𝑡) 𝑑𝑡 𝑡 1 𝑝. 1 ∫|𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) (∫ 1𝑞 𝑑𝜇(𝑦)) 𝜇(𝐵) 𝜙(𝜇(𝐵)) (. 𝐵. ∞. 1 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝜙(𝑟) ∑ 𝜇(𝐵)𝑝 ( 𝑘=0. 𝑝−1 𝑝. 𝐵. 1 𝑝. 𝑝−1 1 ∫|𝑓(𝑦)|𝑝 𝑑𝜇(𝑦)) ) 𝜇(𝐵) 𝑝 𝜙(𝜇(𝐵)) 𝜇(𝐵). 1. (. 𝐵. 𝑟𝑠 ≤ 𝐶 𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑟 ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ dan diperoleh 𝐼𝐼(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ sehingga 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐼(𝑥) + 𝐼𝐼(𝑥).

(51) 37 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) + 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ Jika dipilih 𝑟 > 0 ∋ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) = 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) = 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝜓(𝑟) 𝑀𝑓(𝑥) = 𝐶 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟) 𝑀𝑓(𝑥) 𝜙(𝑟) = 𝐶 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ ambil 𝑠 = 𝑛, maka diperoleh −1. 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐶𝑟. 𝑠−𝑛. 𝑀𝑓(𝑥) ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) + 𝐶𝑟 𝑠−𝑛 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. −1. 𝑀𝑓(𝑥) = 𝐶𝑟 ( ) ‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 0. 𝜓(𝑟)𝑀𝑓(𝑥) + 𝐶𝑟 0 𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖. ≤ 𝐶𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ + 𝐶𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ ≤ 𝐶𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ Jadi, 𝐼𝜌 𝑓(𝑥) ≤ 𝐶𝜓(𝑟)‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 1 𝑞 1 𝑞 (∫ |𝐼𝜌 𝑓(𝑥)| 𝑑𝑥) = 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝜓(𝑟) 𝑋. ‖𝐼𝜌 𝑓(𝑥): 𝐿𝑞,𝜓(𝑟) ‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ Dengan demikian, terbukti bahwa terdapat 𝐶 > 0 sedemikian sehingga berlaku ‖𝐼𝜌 𝑓(𝑥): 𝐿𝑞,𝜓(𝑟) ‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ dengan syarat 𝜇(𝐵) ≤ 𝐶𝑟 𝑠 .. 3.3 Pengembangan Operator Integral dalam Pandangan Islam Menurut prespektif islam, berpikir dalam istilah Arab disebut juga tafakur. Sedangkan menurut Al-Fairuzabadi, salah seorang linguis Muslim awal termuka,.

(52) 38 al-fikr (pikiran) adalah refleksi atas sesuatu, afkar adalah bentuk jamaknya. Menurut pandangannya, fikr dan tafakur merupakan sinonim dan memiliki arti yang sama. Tafkir, pikiran, merupakan gagasan abstrak, sementara tafakkur, berpikir adalah proses wacana reflektif yang hati-hati dan sistematik. Hal ini menjadi sebab bahwa makna berpikir dalam al-Quran tidak hanya mengacu pada satu istilah melainkan dengan beragam kata. Tafakur dapat diarahkan dalam beberapa tujuan, diantaranya pada penciptaan alam semesta, kekuasaan Allah Swt di alam semesta, dan dapat diarahkan untuk memahami dan menangkap pesan alQuran (Badi dan Tajdin, 2007:15). Salah satu tujuan tafakur adalah berupaya merenungkan dan menyadari bahwa ilmu di alam semesta sangatlah luas dan terus mengalami perkembangan di setiap zamannya. Sehingga, seseorang dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat menemukan pengetahuan yang baru sekaligus disebarkan kepada orang lain. Dalam hal ini, hubungan antara perintah berpikir di dalam alQuran dengan keluasan ilmu yang ada di alam semesta dapat menjadikan manusia untuk terus belajar dan berpikir sekaligus mensyukuri atas nikmatNya dengan cara mengikuti perkembangan dari zaman ke zaman. Perkembangan ilmu dapat diketahui serupa dengan perkembangan keterbatasan operator integral fraksional berdasarkan sifat ukurannya yang mana dari ruang Lebesgue kemudian diperluas ke ruang Morrey dan ruang Morrey diperumum. Penelitian pertama kali dilakukan oleh G.H Hardy dan J.E Littlewood mengenai keterbatasan operator integral fraksional 𝐼𝛼 di ruang Lebesgue menggunakan operator maksimal yang dikenal sebagai ketaksamaan HardyLittlewood. Selanjutnya Sergei Sobolev melakukan pengembangan mengenai.

(53) 39 keterbatasan tersebut dan diperoleh hasil yaitu ketaksamaan Hardy-LittlewoodSobolev. Kemudian, C.B. Morrey mengembangkan hasil tersebut dari ruang Lebesgue diperluas ke ruang Morrey. Ketaksamaan Hardy-Littlewood-Sobolav dari ruang Lebesgue ke ruang Morrey dikembangkan oleh Spanne. Hasil mereka kemudian diperkuat oleh Adams serta disempurnakan oleh Chiarenza dan Frasca. Nakai memperumum ketaksamaan tersebut ke ruang Morrey diperumum dan mempelajari keterbatasan perumuman operator integral fraksional (𝐼𝜌 ) di ruang Morrey diperumum. Gunawan dan Eridani juga mengkaji keterbatasan operator 𝐼𝜌 pada ruang Morrey diperumum. Pengembangan keterbatasan operator integral fraksional tidak luput dari proses berpikir dari ilmuan-ilmuan yang telah berhasil mengembangkan keterbatasan operator tersebut. Sehingga kajian keterbatasan operator integral fraksional merupakan salah satu bentuk penerapan dari hasil berpikir. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya tentang perintah berpikir di dalam al-Quran..

(54) BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 𝑝. 1.. 𝑝,𝜙 (𝜇). Operator 𝐼𝜌 terbatas pada ruang Morrey yang diperumum 𝐿 telah diselesaikan dengan syarat 𝜇(𝐵) ≤ 𝐶𝑟 𝑠 , 𝑠 = memisalkan. 𝑛. 1 < 𝑝 < 𝑞 < ∞, 1 < 𝑝 < 𝛼,. 1 𝑝. 𝑞,𝜙 𝑞 (𝜇). ke 𝐿. 𝑝𝑞(𝑛−𝛼) 𝑝𝑞+𝑝−𝑞. . Kemudian,. 1. + 𝑞 = 1, dan jika terdapat. konstanta 𝐶 > 0, maka berlaku bahwa 𝜌 memenuhi kondisi 𝜌(𝑟) ≤ 𝑝. −1. 𝐶𝜙(𝑟)𝑞 , sehingga diperoleh ketaksamaan ‖𝐼𝜌 𝑓: 𝐿𝑞,𝜙. 𝑝⁄𝑞. ‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ 𝑝 𝑞. atau dapat dikatakan bahwa 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜙 (𝜇). 2.. Operator 𝐼𝜌 terbatas pada ruang Morrey yang diperumum 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇) telah diselesaikan dengan syarat 𝜇(𝐵) ≤ 𝐶𝑟 𝑠 , 𝑠 = memisalkan konstanta. 𝑛. 1 < 𝑝 < 𝑞 < ∞, 1 < 𝑝 < 𝛼, 𝐶 > 0,. maka. berlaku. 1. 𝑝𝑞(𝑛−𝛼) 𝑝𝑞+𝑝−𝑞. 1. + 𝑞 = 1, dan jika terdapat 𝑝. bahwa. 𝜌. memenuhi. 𝜌(𝑟) ≤ 𝐶𝜙(𝑟)−1 𝜓(𝑟), sehingga diperoleh ketaksamaan ‖𝐼𝜌 𝑓(𝑥): 𝐿𝑞,𝜓(𝑟) ‖ ≤ 𝐶‖𝑓: 𝐿𝑝,𝜙 ‖ atau dapat dikatakan bahwa 𝐼𝜌 terbatas dari 𝐿𝑝,𝜙 (𝜇) ke 𝐿𝑞,𝜓 (𝜇).. 40. . Kemudian,. kondisi.

(55) 41 4.2 Saran Pada skripsi ini, penulis menfokuskan pada permasalahan keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang Morrey yang diperumum. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mengembangkan mengenai pembahasan keterbatasan perumuman operator integral fraksional pada ruang-ruang yang lain..

(56) DAFTAR RUJUKAN. Adams, D.R. 1975. A note on Riesz potentials. Duke Math. J. 42. 765-778. Adams, D.R., Hedberg, L.I. 1996. Function Spaces and Potential Theory. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Ad-Dimasyqi, A.A.F. 2000. Tafsir Ibnu Katsir Juz 3. Terjemahan Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Al-Mahalli, I.J dan As-Suyuti, I.J. 2008. Tafsir Jalalain. Terjemahan Bahrun Abu Bakar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Badi, J dan Tajdin, M. 2004. Islamic Creative Thinking-Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode Qurani. Bandung: Mizania. Bartle, R.G. 1995. The Elements of Integration and Lebesgue Measure. New York: John Wiley & Sons, Inc. Chiarenza, F., Frasca, M. 2002. Morrey spaces and Hardy-Littlewood maximal function. Ren. Mat. 7. 273-279. Darmawijaya, S. 2007. Pengantar Analisis Abstrak. Yogyakarta: FMIPA UGM. Eridani, Gunawan, H., dan Nakai, E. 2004. On generalized fractional integral operators. Scientiae mathematicae Japanicae Online. 10. 307-318. Eridani, Gunawan, H., Nakai, E., dan Sawano, Y. 2014. Characterization for the generalized fractional integral operators on Morrey spaces. Math. Ineq.Appl. 17(2). 761-777. Eridani, Utoyo, M.I., dan Gunawan, H. 2012. A characterization for fractional integral operators on generalized Morrey spaces. Anal. Theory Appl. 28(3). 263-268. Gunawan, G, dan Gunawan, H. 2006. Keterbatasan Operator Riesz di Ruang Morrey. J. Math. And Its Appl. 3(1). 27-40. Gunawan, H. 2003. A note on the generalized fractional integral operators. Bandung: Departement of Mathematics, ITB. Himah, F.A. 2017. Aplikasi Integral Fraksional dan Turunan Fraksional pada Transformasi Laplace. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Muscat, J. 2014. Functional Analysis. Springer: New York.. 42.

(57) 43 Lu, Shanzen, dkk. 2007. Singular Integrals and Related Topics. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Nainggolan, S.P. 2015. Karakteristik Operator Integral Fraksional Pada Ruang Morrey Klasik. Skripsi tidak dipublikasikan (Online). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nakai, E. 2000. On generalized fractional integrals in the Orlics spaces. Proc. Of the Second ISAAC Congress 2000. 75-81. Nakai, E. 2001. Hardy-Littlewood maximal operator, singular integral operators and the Riesz potentials on generalized Morrey spaces. Math. Nachr. 166. 95-103. Nakai, E. 2001. On generalized fractional integrals. Taiwanese J. Math. 5. 587607. Nelson, Gail S. 2015. A User-Friendly Introduction to Lebesgue Measure and Integration. Rhode Island:AMS. Peetre, J. 1969. On the theory of Lp,λ spaces. J. Funct. Anal. 4. 71-87. Samko, S.G., Kilbas, A.A., dan Marichev, O.I. 1983. Fractional DerivativesTheory and Applications. Amsterdam: Gordon Science Publiser. Shihab, M.Q. 2002. Tafsir Al Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati..

(58) RIWAYAT HIDUP. Farida Nurul ‘Aini, lahir di Tulungagung pada tanggal 26 Juli 1997. Biasa dipanggil Farida. Kakak dari Khoyruna Nurunnisak yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Mustakim dan Ibu Marfuah. Selama di Malang bertempat tinggal di Jl. Kopral Usman 1/5 No. 35, Sukoharjo, Klojen, Malang tepatnya di PPTQ Nurul Furqon Kota Malang. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 2 Ngebong dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu melanjutkan ke SMPN 1 Campurdarat, lulus pada tahun 2012. Pendidikan selanjutnya ditempuh di MAN 2 Tulungagung dan lulus pada tahun 2015. Selanjutnya, pada tahun yang sama melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Matematika. Selama menjadi mahasiswa, penulis berperan aktif pada organisasi intra maupun ekstra kampus dalam rangka mengembangkan kompentensi akademiknya. Penulis menjadi anggota Hai’ah Tahfidzul Qur’an di UIN Maliki Malang. Penulis juga menjadi asisten laboratorium jurusan Matematika. Selain itu, penulis juga turut serta dalam kepengurusan pondok..

(59)

(60)

Referensi

Dokumen terkait

Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten selanjutnya disingkat KPAD Kabupaten adalah Komisi yang ditetapkan oleh Bupati dengan ketenagaan yang melibatkan Lembaga-lembaga Non

Analisis profil protein dengan menggunakan metode SDS-PAGE dan visualisasi pita protein terhadap sampel ulat sagu yang digoreng dan dipanggang dengan variasi

Abstrakt: V príspevku sa autorka zaoberá možnosťami uplatnenia sociálneho pedagóga v Slovenskej republike. Poukazuje na široké pole pôsobnosti sociálnej pedagogiky a

bahwa bahwa memandang dan menilai sebuah kota bisa melalui media foto, melalui akun instagram @bekasi.banget, selain memperkenalkan objek dan ikon-ikon di Bekasi,

Pada kesempatan ini,penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesehatan dan berkah untuk menyelesaikan

*Saya/Kami, dengan ini, membenarkan dan memberikan kebenaran yang tidak boleh dibatalkan kepada agensi pelaporan kredit / agensi rujukan kredit sama ada atau tidak ditubuhkan

Permasalahan pengolahan dangke di Kabupaten Enrekang masih dalam skala rumah tangga (home industry). Kegiatan PPM ini dilakukan bulan Mei sampai dengan Nopember 2013,