• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

27

PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI

COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN

Oleh:

Mulia Susanti dan Ika Nurasih

Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Jawa Tengah

ABSTRAK

Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. Pada proses pengelolaan, sebagian besar sampah akan mengalami dekomposisi yang akan menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi).Mengalirnya air lindi dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar

TPA sampah. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap cemaran bakteri coliform air sumur. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Objek penelitian adalah 13 air sumur di Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara dengan jarak maximal sumur dari TPA 200 m. Hasil pemeriksaan coliform dari 13 sampel air sumur semuanya tidak memenuhi syarat mikrobiologi berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Jenis bakteri coliform yang terdapat pada air sumur adalah Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform lain 31%. Hasil uji statistik Regresi Linear Sederhana didapatkan nilai signifikan 0,000.< 0.05 .Nilai R square sebesar 0.71 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas mikrobiologi air sumur sebesar 71%.

Kata kunci : TPA, air sumur, coliform PENDAHULUAN

Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. TPA yang berlokasi di Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 4,36 hektar dengan kapasitas kurang lebih 600 m3/hari. Di sekitar TPA Degayu masih banyak terdapat pemukiman penduduk yang bermukim disekitaran lokasi tersebut.

Sampah yang dibiarkan menumpuk sebagian besar akan mengalami dekomposisi dan sebagaian sulit atau bahkan tidak dapat terdekomposisi. Sampah yang tidak terdekomposisi akan menyebabkan pencemaran pada tanah, sedang sampah yang terdekomposisi akan menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi). Air lindi ini dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar TPA sampah1. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Pencemaran secara mikrobiologi, terutama disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogen dalam air yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit seperti disentri diare, kolera, dan tifus2. Sedangkan gas hasil dekomposisi sampah dapat menyebabkan bau dan gangguan pernafasan.

(2)

28 Di Indonesia pada tahun 2014 telah terjadi 6 KLB diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (1,14%). Secara nasional angka kematian pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14%. Hal tersebut terutama disebabkan ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku buruk yang tidak sehat3. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, pada tahun 2015 telah terjadi 4.167 kasus diare di seluruh Kota Pekalongan. Sedangkan pada bulan Januari hingga Maret 2016 telah terjadi 2.395 kasus diare, yang tersebar dibeberapa kelurahan, salah satu kelurahan yang memiliki kasus diare adalah kelurahan Degayu yaitu 366 kasus (48.19 %)4

Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terkait kelayakan air sumur di sekitar TPA Degayu. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan sebagai pengukuran derajat pencemaran. Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri coliform.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian dilakukan di TPA Degayu Kota Pekalongan. Objek dalam penelitian ini adalah air sumur di sekitar TPA Degayu yaitu Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah dengan jarak maksimal dari TPA 200 m. Sampel diambil sebanyak 13 air sumur gali. Pemeriksaan bakteri coliform dilakukan dengan menggunakan metode Most Probable Number ragam 333

Cara Kerja

(3)

29 Setelah data terkumpul, dibuat tabulasi secara statistik dan dianalisa dengan uji regresi

linear sederhana untuk mengetahui dan membuktikan hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1

Jumlah Total coliform Air Sumur pada Berbagai Jarak dari TPA Degayu

No Jarak (m)

Jumlah tabung positif Indek MPN per 100 ml 3x10 ml 3x1 ml 3x0,1 ml 1 39,5 m 3 3 3 ≥ 1898 2 60,5 m 3 3 3 ≥ 1898 3 64 m 3 3 3 ≥ 1898 4 50 m 3 3 3 ≥ 1898 5 60,5 m 3 3 3 ≥ 1898 6 50 m 3 3 3 ≥ 1898 7 85,5 m 3 3 3 ≥ 1898 8 98 m 3 3 3 ≥ 1898 9 121 m 3 3 1 271 10 144 m 3 3 1 271 11 164 m 3 3 1 271 12 175 m 3 3 1 271 13 187 m 3 3 0 190

Tabel 1.2 Hasil Identifikasi Escherichia coli

Sumur Media Keterangan

I MR V C M U EA

1 + + - - + - Merah metalik E.coli

2 - - + + + - Merah muda Negatif

3 + + - - + - Merah metalik E.coli

4 + + - - + - Merah metalik E.coli

5 + + - - + - Merah metalik E.coli

6 - - + + - - Merah muda Negatif

7 - - + + - - Merah muda Negatif

8 + + - - + - Merah metalik E.coli

9 + + - - + - Merah metalik E.coli

10 + + - - + - Merah metalik E.coli 11 + + - - + - Merah metalik E.coli

12 - - + + - - Merah muda Negatif

13 + + - - + - Merah metalik E.coli

Kett :

I : Uji indol C: Uji citrat EA: Endo agar MR: Uji Methyl Red M: Uji motil

(4)

30 V : Uji Voges proskauer U: Uji urea

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada air sumur di sekitar TPA Degayu Pekalongan pada tabel 1.1 terlihat bahwa semua air sumur berbagai varian jarak yang diteliti tidak memenuhi syarat batas maksimal bakteri totalcoliform yang ditetapkan dalam PERMENKES Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu untuk air bukan perpipaan < 50 per 100 ml air. Hasil pengujian membuktikan bahwa jarak TPA dengan sumur mempengaruhi kualitas mikrobiologi air sumur. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak sumur dari TPA, semakin rendah total coliform yang terdapat pada air sumur tersebut. Hal ini dapat dibuktikan bahwa jarak sumur dari TPA < 100 m total coliform sebanyak ≥ 1898 MPN/100 ml sedangkan jarak sumur dari TPA > 100 m total coliform sebanyak 190 – 271 MPN/100 ml. Dari uji statistik regresi linear sederhana antara jarak TPA dengan sumur, didapatkan nilai sig < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima (0,000 < 0,05). Dengan demikian, terdapat pengaruh antara jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas mikrobiologi air sumur. Nilai R square adalah 0,71 dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 71% kualitas mikrobiologi air sumur dipengaruhi oleh jarak TPA

Buruknya kondisi kualitas air sumur di sekitar TPA merupakan indikasi adanya pencemaran air tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya bahan organik di TPA sehingga akan diikuti oleh jumlah mikroorganisme baik yang tidak patogen maupun patogen semakin banyak. Jika bahan organik yang harus didekomposisi cukup banyak maka membutuhkan mikroorganisme yang banyak, dengan cara berkembang biak. Dalam perkembangbiakan mikroorganisme tersebut tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen (total koliform) ikut berkembang pula.5

Letak IPAL lindi TPA Degayu Pekalongan menyatu dengan IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja), sehingga kemungkinan limbah tinja yang berasal dari IPLT ikut masuk ke dalam IPAL lindi di TPA tersebut. Air lindi tersebut masuk ke sumur bersama-sama air hujan. Masuknya air hujan ke dalam timbunan sampah akan menghanyutkan komponen-komponen sampah yang telah mengalami proses dekomposisi yang menghasilkan air lindi sampah (leachate) kemudian merembes keluar dari TPA Sampah sehingga menimbulkan pencemaran pada air tanah dangkal dan badan air lainnya di sekitar TPA Sampah.Kondisi ini didukung oleh konstruksi sumur penduduk TPA Degayu yang tidak memenuhi syarat. Sehingga memudahkan peresapan lindi masuk ke sumur, menyebabkan kualitas air sumur buruk dan tidak layak sebagai air minum.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdul kahar, dkk (2012), bahwa terdapat pengaruh jarak TPA terhadap jumlah total coliform air sumur penduduk, kondisi tersebut diduga disebabkan oleh faktor geologis, geografis, dan juga faktor konstruksi IPAL pada TPA yang tidak sempurna.Memperkuat dugaan terkait dengan cemaran coliform yang diperoleh pada sampel air sumur di TPA Degayu, maka dilakukan uji penguat dengan melakukan isolasi mikroba pada tabung yang positif tercemar oleh coliform pada medium selektif dan hasilnya ditemukan adanya bakteri Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform lain sebanyak 31%.

KESIMPULAN

Semua sampel air sumur di sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan tidak memenuhi syarat mikrobiologi. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji statistik regresi linear sederhana, terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap cemaran coliform sebesar 71 %. Dari hasil uji identifikasi bakteri pada air sumur sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan didapatkan 69 % tercemar Escherichia coli dan 31% bakteri coliform lain.

(5)

31

DAFTAR PUSTAKA

Prihastini, Lilis. 2011. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo

Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol II, No. 1,

diakses24 Maret 2016.

Winarsih, Sri. 2010. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang: CV Aneka Ilmu. Hal 12-14.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan 2014 Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. 2016. Prevalensi kejadian diare di Puskesmas Kota Pekalongan dan Puskesmas Krapyak

Wardhana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.

Kahar, A., Ghitarina, Suitsi siswanto. 2012. Pengaruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kualitas Air Sekitar (Studi Kasus: TPA Bukit Pinang, Kota

Samarinda). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah

(ATPW).

Anonim, 1990. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990

Anonim. 2011. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009 – 2029.

Anonim. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Referensi

Dokumen terkait

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiriatas: objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

tinggi secara global lokasi demplot dan sungai utama di sekitar lokasi yang mempengaruhi fluktuasi muka air tanah pada lahan gambut demplot penelitian; Water

Salah urus air terjadi dalam dimensi ekologis, etika, dan politik pengelolaan yang membawa implikasi pada pemenuhan akses dan jaminan keadilan warga atas air yang sehat dan

Asset classes Securities Equity Common stock Preferred stock Warrants Fixed income Convertible debt Pooled investment vehicles Mutual funds ETFs and ETNs (depositories) ABS Hedge

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jawaban responden pada penelitian hari pertama dengan jawaban responden pada penelitian hari kedua, dengan

Yang dimaksud oleh penulis eksistensi perempuan adalah keberadaan perempuan, (dalam hal ini adalah peran kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki), peran yang

[r]

Berdasarkan pengolahan data menggunakan software res2dinv versi 3.4 diperoleh tampilan beberapa variabel yaitu panjang lintasan (m), jangkauan kedalaman (m) dan