TABLE OF CONTENTS. 1. coal for electricity is claimed to be safe Meski serapan DMO baru 58,26%, namun pasokan batubara untuk kelistrikan diklaim aman

(1)

IMA-Daily Update No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Although the DMO uptake is only 58.26%, the coal for electricity is claimed to be safe

Meski serapan DMO baru 58,26%, namun pasokan batubara untuk kelistrikan diklaim aman

Antam (ANTM) Waits for Certainty in the Management of Two Nickel Mining Blocks

Antam (ANTM) Tunggu Kepastian Pengelol Tambang Nikel

Ouch! Coal Demand in the Local Market Slows

Duh! Permintaan Batubara di Pasar Lokal Melambat

ZINC Enlarges Share Ownership to 70% in Kapuas Prima Citra

ZINC Perbesar Kepemilikan Saham Menjadi 70% di Kapuas Prima Citra

Supporting Smelter Industry in Sulawesi, PLN Prepares Investment of Rp137 Trillion

Dukung Industri Smelter di Sulawesi, PLN Siapkan Investasi Rp137 Triliun

Until September, Delta Dunia Makmur (DOID) Extract 37.8 Million Tons of Coal

Hingga September, Delta Dunia Makmur (DOID) Keduk 37,8 Juta Ton Batubara

Again, Corrected Coal Prices

Lagi-Lagi Harga Batubara Terkoreksi

Already Four Consecutive Trading Nickel Spread in the Red Zone

Sudah Empat Perdagangan Berturut Zona Merah

Outotec gets major HIGmill order for Iron Bridge Magnetite Project

BHP plans to replace coal with renewables at two huge copper mines in Chile

of mandatory supply of coal or Domestic Market Obligation (DMO) is still minimal. Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources October 2019, the realization of DMO has only reached 74.59 million tons or 58.26% of the target this year which is projected at 128.04 million Although the realization of DMO coal is still small, the demand for black gold for electricity is still safe. According to the Head of the Coal Division of PT PLN, Harlen, the realization of coal supply for Harlen explained, PLN's Steam Power Plant (PLTU) and Independent Power Producer (IPP) had absorbed 72 million tons of coal 2019. That amount is equivalent to 75% of the fulfillment of coal ctricity this year which is pegged at Of these, Harlen detailed the volume of coal usage for the PLN power plant and its subsidiaries to reach 48.5 million metric tons. While for IPP's PLTU is 23.5 million , the average coal stock alias for the PLTU can still last around 20 days, aka in a safe condition. "Realization up to September 72 million metric tons, normal stock," Harlen said when contacted by Kontan.co.id, Tuesday (10/22).

Meski serapan DMO baru

58,26%, namun pasokan

batubara untuk kelistrikan

diklaim aman

R

EALISASI wajib pasok batubara atau

Domestic Market Obligation

minim. Berdasar data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga pertengahan Oktober 2019, realisasi DMO baru mencapai 74,59 juta ton atau 58,26% dari target yang pada tahun ini di proyeksikan sebesar 128,04 juta ton.

Kendati realisasi batubara DMO masih mini, kebutuhan emas hitam untuk kelistrikan diklaim masih aman. Menurut Kepala Divisi Batubara PT PLN, Harlen, realisasi pasokan batubara untuk kelistrikan masih sesuai target.

Harlen menerangkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN

Independent Power Producer

menyerap 72 juta ton batubara sepanjang Kuartal III-2019. Jumlah itu setara dengan 75% dari pemenuhan batubara untuk kelistrikan tahun ini yang dipatok sebesar 96 juta metrik ton.

Dari jumlah tersebut, Harlen merinci volume pemakaian batubara untuk PLTU milik PLN dan anak usaha mencapai 48,5 juta metrik ton. Sementara untuk PLTU milik IPP sebanyak 23,5 juta metrik ton. Harlen mengklaim, cadangan alias stock rata-rata batubara untuk PLTU masih bisa bertahan sekitar 20 hari alias dalam keadaan aman. "Realisasi

ber 72 juta metrik ton, stock normal," kata Harlen saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (22/10).

Page 3

Meski serapan DMO baru

58,26%, namun pasokan

batubara untuk kelistrikan

diklaim aman

wajib pasok batubara atau

Domestic Market Obligation (DMO) masih

minim. Berdasar data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga pertengahan Oktober 2019, realisasi DMO baru mencapai 74,59 juta ton atau 58,26% dari target yang pada tahun ini di-proyeksikan sebesar 128,04 juta ton. Kendati realisasi batubara DMO masih

kebutuhan emas hitam untuk kelistrikan diklaim masih aman. Menurut Kepala Divisi Batubara PT PLN, Harlen, realisasi pasokan batubara untuk kelistrikan masih sesuai target.

Harlen menerangkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dan

Independent Power Producer (IPP) sudah

enyerap 72 juta ton batubara sepanjang 2019. Jumlah itu setara dengan 75% dari pemenuhan batubara untuk kelistrikan tahun ini yang dipatok sebesar Dari jumlah tersebut, Harlen merinci volume pemakaian batubara untuk PLTU ik PLN dan anak usaha mencapai 48,5 juta metrik ton. Sementara untuk PLTU milik IPP sebanyak 23,5 juta metrik ton. Harlen mengklaim, cadangan alias stock

rata batubara untuk PLTU masih bisa bertahan sekitar 20 hari alias dalam keadaan aman. "Realisasi hingga Septem-ber 72 juta metrik ton, stock normal," kata Harlen saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa

(4)

IMA-Daily Update

Contacted separately, the Executive Director of the Indonesian Coal Mining Association (APBI) Hendra Sinadia revealed that there was no shortage of domestic coal supply. If the realization of the DMO is still minimal, continued Hendra, this is because the demand and absorption of coal for the needs of the domestic industry is indeed stagnant. As a result, domestic coal absorbers still rely on the electricity sector. "Realization from the cement industry and other industries is still not as high as projected at the beginning," Hendra told Kontan.co.id, Tuesday (10/22).

In line with that, Chairman of the Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgi Widagdo said that the power plant is still the backbone of coal absorption in the country. Stagnant industrial growth will affect the uptake of domestic black gold. "Some of the DMO is absorbed in the electricity sector. If the industry is stagnant, at a macro level, energy demand may decline," said Singgih.

Just so you know, the highest absorption of domestic coal is for the needs of the power plant. Last year, out of the total DMO realization of 115.09 million tons, the coal needed to power the PLTU rea

million tons.

Special Price of US$ 70 per ton

Meanwhile, Hendra Sinadia still highlights a number of problems in the realization of coal DMO. Namely regarding the volume or percentage of the DMO mandatory, as well as the price of coal for electricity that is set at US$ 70 per ton.

"APBI proposes that the amount of DMO be reconsidered in order to be more realistic in approaching actual demand," he said. Until the end of this year, coal supply for electricity is still pegged at a price of US$ 70 per ton. However, until now,

Contacted separately, the Executive Director of the Indonesian Coal Mining Association (APBI) Hendra Sinadia revealed that there of domestic coal supply. If the realization of the DMO is still minimal, continued Hendra, this is because the demand and absorption of coal for the needs of the domestic industry is indeed stagnant. As a result, domestic coal absorbers still

lectricity sector. "Realization from the cement industry and other industries is still not as high as projected at the beginning," Hendra told Kontan.co.id, In line with that, Chairman of the Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo said that the power plant is still the backbone of coal absorption in the country. Stagnant industrial growth will affect the uptake of domestic black gold. "Some of the DMO is absorbed in the electricity sector. If the industry is stagnant, macro level, energy demand may Just so you know, the highest absorption of domestic coal is for the needs of the power plant. Last year, out of the total DMO realization of 115.09 million tons, the coal needed to power the PLTU reached 91.14

Special Price of US$ 70 per ton

Meanwhile, Hendra Sinadia still highlights a number of problems in the realization of coal DMO. Namely regarding the volume or percentage of the DMO mandatory, as well icity that is set "APBI proposes that the amount of DMO be reconsidered in order to be more realistic in approaching actual demand," he said. Until the end of this year, coal supply for electricity is still pegged at a price of US$

However, until now,...

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan bahwa tidak ada kekurangan (shortage) terhadap pasokan batubara dalam negeri. Jika realisasi DMO masih minim, sambung Hendra, hal itu lantaran kebutuhan dan serapan batubara untuk kebutuhan industri domestik memang stagnan. Alhasil, penyerap batubara domestik masih tetap mengandalkan sektor kelistrikan. "Realisasi dari industri semen dan industri lainnya masih belum tinggi seperti yang diproyeksikan di awal," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).

Senada dengan itu, Ketua Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan bahwa PLTU masih menjadi tulang punggung penyerapan batubara di dalam negeri. Pertumbuhan industri yang stagnan akan memengaruhi serapan emas hitam domestik.

"Sebagian DMO terserap di sektor kelistrikan. Jika industri stagnan, secara makro bisa jadi kebutuhan energi menurun," ungkap Singgih. Asal tahu saja, serapan bat

paling tinggi ialah untuk kebutuhan PLTU. Pada tahun lalu, dari total realisasi DMO sebesar 115,09 juta ton, batubara yang di perlukan untuk menyalakan PLTU mencapai 91,14 juta ton.

Harga Khusus US$ 70 per ton

Sementara itu, Hendra Sinadia m menyoroti sejumlah masalah dalam realisasi DMO batubara. Yakni mengenai besaran volume atau persentase wajib DMO, serta harga batubara untuk kelistrikan yang di patok US$ 70 per ton.

"APBI mengusulkan agar besaran DMO di pertimbangkan kembali agar

realistis mendekati demand

Sampai akhir tahun ini, pasokan batubara untuk kelistrikan masih dipatok dengan harga US$ 70 per ton.

ini,...

Page 4

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan bahwa tidak ada kekurangan (shortage) terhadap pasokan batubara dalam negeri. Jika realisasi DMO sambung Hendra, hal itu lantaran kebutuhan dan serapan batubara untuk kebutuhan industri domestik memang stagnan. Alhasil, penyerap batubara domestik masih tetap mengandalkan sektor kelistrikan. "Realisasi dari industri semen dan industri lum tinggi seperti yang diproyeksikan di awal," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).

Senada dengan itu, Ketua Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan bahwa PLTU masih menjadi tulang punggung penyerapan batubara di dalam negeri. Pertumbuhan industri yang stagnan akan memengaruhi serapan emas "Sebagian DMO terserap di sektor kelistrikan. Jika industri stagnan, secara makro bisa jadi kebutuhan energi menurun," ungkap Singgih. Asal tahu saja, serapan batubara domestik paling tinggi ialah untuk kebutuhan PLTU. Pada tahun lalu, dari total realisasi DMO sebesar 115,09 juta ton, batubara yang di-perlukan untuk menyalakan PLTU mencapai

Harga Khusus US$ 70 per ton

Hendra Sinadia masih menyoroti sejumlah masalah dalam realisasi DMO batubara. Yakni mengenai besaran volume atau persentase wajib DMO, serta harga batubara untuk kelistrikan yang "APBI mengusulkan agar besaran DMO di-pertimbangkan kembali agar dapat lebih

demand aktual," sebutnya.

Sampai akhir tahun ini, pasokan batubara untuk kelistrikan masih dipatok dengan harga US$ 70 per ton. Namun, hingga saat

(5)

IMA-Daily Update

However, until now, the sustainability of the coal benchmark price ha

determined because it is still awaiting policy from the Minister of Energy and Mineral Resources in the new cabinet. According to Hendra, the price of US$ 70 per ton is irrelevant because coal prices continue to weaken. Finally, the Reference Coal Price (HBA) is set at US$ 64.8 per ton, or the lowest in the last three years. "That is lower than the HBA specifically (for electricity)," said Hendra.

However, the PLN wants the special price to continue next year. Although the trend of black gold prices has declined, but Acting Managing Director of PLN Sripeni Inten Cahyani assesses, special prices are needed to ensure certainty in the procurement of PLN coal.

"We do not know how in the future, whether supply and demand as it is now causing prices to fall, or not. That means it is (dependent) on the foreign market," he said some time ago. Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yoyok

Antam (ANTM) Waits for

Certainty in the Management of

Two Nickel Mining Blocks

Yanita Petriella

P

T ANTAM Tbk (ANTM) hopes the government will immediately provide clarity regarding the management of the two Special Mining Business Permit Areas (WIUPK) which were won last year.

However, until now, the sustainability of the coal benchmark price has not been determined because it is still awaiting policy from the Minister of Energy and Mineral Resources in the new cabinet. According to Hendra, the price of US$ 70 per ton is irrelevant because coal prices continue to weaken. Finally, the Reference al Price (HBA) is set at US$ 64.8 per ton, or the lowest in the last three years. "That is lower than the HBA specifically (for

However, the PLN wants the special price to continue next year. Although the trend ces has declined, but Acting Managing Director of PLN Sripeni Inten Cahyani assesses, special prices are needed to ensure certainty in the

"We do not know how in the future, whether supply and demand as it is now fall, or not. That means it is (dependent) on the foreign market," he Reporter: Ridwan Nanda

Namun, hingga saat ini, keberlanjutan dari harga patokan batubara ini masih belum ditentukan lantaran masih menunggu kebijakan dari Menteri ESDM di kabinet baru.

Menurut Hendra, harga US$ 70 per ton sudah tak relevan lantaran harga batubara masih terus melemah. Terakhir, Harga Batubara Acuan (HBA) dipatok US$ 64,8 per ton, atau menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. "Itu sudah lebih rendah dari HBA khusus (untuk listrik)," ungkap Hendra.

Namun, pihak PLN menginginkan agar harga khusus tersebut bisa terus berlanjut pada tahun depan. Meski tren harga emas hitam mengalami penurunan,

Pelaksana Tugas Direktur Utam

Sripeni Inten Cahyani menilai, harga khusus tersebut diperlukan untuk menjamin kepastian dalam pengadaan batubara PLN. "Kan kita nggak tahu bagaimana ke depan, apakah supply dan demand

sehingga harga turun, atau tidak. Artinya itu kan (bergantung) pasar luar," ungkap nya beberapa waktu lalu.

Nanda Mulyana, Editor: Yoyok

Antam (ANTM) Waits for

Certainty in the Management of

Two Nickel Mining Blocks

Tbk (ANTM) hopes the government will immediately provide clarity regarding the management of the two Special Mining Business Permit Areas (WIUPK) which were won last year.

Antam (ANTM) Tunggu

Kepastian Pengelolaan Dua

Blok Tambang

Yanita Petriella

P

T ANTAM Tbk. (ANTM) berharap pemerintah segera memberi kejelasan terkait pengelolaan dua Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) yang dimenangkan tahun lalu.

Page 5

Namun, hingga saat ini, keberlanjutan dari harga patokan batubara ini masih belum ditentukan lantaran masih menunggu ijakan dari Menteri ESDM di kabinet Menurut Hendra, harga US$ 70 per ton sudah tak relevan lantaran harga batubara masih terus melemah. Terakhir, Harga Batubara Acuan (HBA) dipatok US$ 64,8 per ton, atau menjadi yang terendah dalam r. "Itu sudah lebih rendah dari HBA khusus (untuk listrik)," ungkap Namun, pihak PLN menginginkan agar harga khusus tersebut bisa terus berlanjut pada tahun depan. Meski tren harga emas hitam mengalami penurunan, namun Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menilai, harga khusus tersebut diperlukan untuk menjamin kepastian dalam pengadaan batubara PLN. "Kan kita nggak tahu bagaimana ke depan,

demand seperti sekarang

sehingga harga turun, atau tidak. Artinya kan (bergantung) pasar luar," ungkap-nya beberapa waktu lalu. Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yoyok

Antam (ANTM) Tunggu

Kepastian Pengelolaan Dua

Blok Tambang Nikel

Yanita Petriella

Tbk. (ANTM) berharap pemerintah segera memberi kejelasan terkait pengelolaan dua Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) yang dimenangkan tahun lalu.

(6)

IMA-Daily Update

Antam's Managing Director Arie Prabowo Ariotedjo said that the management of the areas won by Antam, namely the North Bahadopi Block and Matarape are still waiting for the Exploration Special Mining Business License (IUPK) from the Ministry of ESDM.

"This has been 1 year and has not been issued," he told Bisnis on Monday (10/21/ 2019).

He hoped that the IUPK of the two regions could be published soon. The value of compensation for data and information for the two WIUPKs reached Rp400 billion. To note, the two nickel mining blocks offered by the government were won by Antam in August 2018. However, to date, the two WIUPKs have not been able to be worked on by Antam because the priority bidding process was considered maladministration by the Indonesian Ombudsman.

Meanwhile, for the four other WIUPKs that were set up last year, namely Latao, Suasua, Kolonodale, and Rantau Pandan, they were still in trouble so they were not yet successfully auctioned.

The obstacles experienced by these four WIUPKs are both administrative and legal. One of them is due to overlapping land and permits. Editor: Lucky Leonard

Ouch! Coal Demand in the Local

Market Slows

D

OMESTIC coal demand is still weak. The indication, the realization of the obligation to supply coal to the domestic market or domestic market obligation (DMO) until mid-October this year is still far from the target.

ntam's Managing Director Arie Prabowo Ariotedjo said that the management of the areas won by Antam, namely the North Bahadopi Block and Matarape are still waiting for the Exploration Special Mining Business License (IUPK) from the Ministry as been 1 year and has not been issued," he told Bisnis on Monday (10/21/ He hoped that the IUPK of the two regions could be published soon. The value of compensation for data and information for the two WIUPKs reached Rp400 billion.

o nickel mining blocks offered by the government were won by Antam in August 2018. However, to date, the two WIUPKs have not been able to be worked on by Antam because the priority bidding process was considered maladministration Meanwhile, for the four other WIUPKs that were set up last year, namely Latao, Suasua, Kolonodale, and Rantau Pandan, they were still in trouble so they were not The obstacles experienced by these four WIUPKs are both administrative and legal. One of them is due to overlapping land and

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan pengelolaan wilayah yang dimenangkan Antam, y

Bahadopi Utara dan Matarape masih me nunggu Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) eksplorasi dari Kementerian ESDM. "Ini sudah 1 tahun enggak keluar

ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/10/ 2019).

Dia berharap IUPK kedua wilayah tersebut dapat segera terbit. Adapun nilai kompen sasi data dan informasi kedua WIUPK tersebut mencapai Rp400 miliar.

Untuk diketahui, dua blok tambang nikel yang ditawarkan pemerintah tersebut telah dimenangkan Antam pada Agustus 2018. Kendati demikian, hingga sa

WIUPK tersebut belum dapat digarap oleh Antam karena proses penawaran prioritas tersebut dinilai maladministrasi oleh Ombudsman RI.

Sementara itu, untuk empat WIUPK lainnya yang ditetapkan tahun lalu, yakni Latao, Suasua, Kolonodale, dan Ran

juga masih bermasalah sehingga belum berhasil terlelang.

Kendala yang dialami empat WIUPK ini baik secara administrasi maupun hukum. Salah satunya karena adanya tumpang tindih lahan dan perizinan. Editor : Lucky Leonard

Ouch! Coal Demand in the Local

coal demand is still weak. The indication, the realization of the obligation to supply coal to the domestic market or domestic market obligation (DMO) until October this year is still far from the

Duh! Permintaan Batubara di

Pasar Lokal Melamb

P

ERMINTAAN batubara domestik masih melemah. Indikasinya, realisasi kewajiban memasok batubara ke pasar dalam negeri atau domestic market obligation

hingga pertengahan Oktober tahun ini masih jauh dari target.

Page 6

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan pengelolaan wilayah yang dimenangkan Antam, yakni Blok Bahadopi Utara dan Matarape masih me-nunggu Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) eksplorasi dari Kementerian ESDM. "Ini sudah 1 tahun enggak keluar-keluar," ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/10/ Dia berharap IUPK kedua wilayah tersebut apat segera terbit. Adapun nilai kompen-sasi data dan informasi kedua WIUPK tersebut mencapai Rp400 miliar.

Untuk diketahui, dua blok tambang nikel yang ditawarkan pemerintah tersebut telah dimenangkan Antam pada Agustus 2018. Kendati demikian, hingga saat ini, kedua WIUPK tersebut belum dapat digarap oleh Antam karena proses penawaran prioritas tersebut dinilai maladministrasi oleh Sementara itu, untuk empat WIUPK lainnya yang ditetapkan tahun lalu, yakni Latao, Suasua, Kolonodale, dan Rantau Pandan juga masih bermasalah sehingga belum Kendala yang dialami empat WIUPK ini baik secara administrasi maupun hukum. Salah satunya karena adanya tumpang tindih

Editor : Lucky Leonard

Duh! Permintaan Batubara di

Pasar Lokal Melambat

batubara domestik masih melemah. Indikasinya, realisasi kewajiban memasok batubara ke pasar dalam negeri

domestic market obligation (DMO)

hingga pertengahan Oktober tahun ini masih jauh dari target.

(7)

IMA-Daily Update

The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) noted,

October 2019, the realization of the DMO had only reached 74.59 million tons or 58% equivalent of this year's target of 128.04 million tons.

Although the realization of DMO coal is still minimal, the need for coal for elect

still safe. PT PLN's Coal Division Head, Harlen, said the realization of coal supply for electricity was still on target.

PLN's Steam Power Plant (PLTU) and independent power producer (IPP) absorbed 72 million tons of coal in the third quarter of 2019. The amount is equivalent to 75% of the fulfillment of coal for electricity, which this year is set at 96 million metric tons.

Of that amount, the volume of coal usage for the PLN PLTU and subsidiaries reached 48.5 million metric tons. While IPP's PL is 23.5 million metric tons.

"The average coal reserve for the PLTU can still last for around 20 days and is safe," Harlen said yesterday.

Executive Director of the Indonesian Coal Mining Association (APBI) Hendra Sinadia, said there was no shortage of

coal supply. The realization of the DMO is still minimal due to the demand and absorption of coal for the stagnant domestic industry.

As a result, domestic coal absorption still relies on the electricity sector. "Realization from the cement industry and other industries is not yet high as projected at the beginning of the year," he said to KONTAN, Tuesday (10/22).

Chairman of the Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo acknowledged that PLTU is still the backbone of coal absorption in the country. The Ministry of Energy and Mineral

esources (ESDM) noted, until mid-October 2019, the realization of the DMO had only reached 74.59 million tons or 58% equivalent of this year's target of Although the realization of DMO coal is still minimal, the need for coal for electricity is still safe. PT PLN's Coal Division Head, Harlen, said the realization of coal supply for electricity was still on target.

PLN's Steam Power Plant (PLTU) and independent power producer (IPP) absorbed 72 million tons of coal in the 2019. The amount is equivalent to 75% of the fulfillment of coal for electricity, which this year is set at 96 Of that amount, the volume of coal usage for the PLN PLTU and subsidiaries reached 48.5 million metric tons. While IPP's PLTU "The average coal reserve for the PLTU can still last for around 20 days and is safe," Executive Director of the Indonesian Coal Mining Association (APBI) Hendra Sinadia, said there was no shortage of domestic coal supply. The realization of the DMO is still minimal due to the demand and absorption of coal for the stagnant As a result, domestic coal absorption still relies on the electricity sector. "Realization ry and other industries is not yet high as projected at the beginning of the year," he said to Chairman of the Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo acknowledged that PLTU is still the n in the country.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga per tengahan Oktober 2019, realisasi DMO baru mencapai 74,59 juta ton atau setara 58% dari target tahun ini 128,04 juta ton. Meski realisasi batubara DMO masih minim, kebutuhan batubara untuk kelistrikan masih aman. Kepala Divisi Batubara PT PLN, Harlen, mengatakan realisasi pasokan batubara untuk kelistrikan masih sesuai target.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dan independent power producer

(IPP) sudah menyerap 72 juta ton batubara di sepanjang kuartal III

setara 75% dari pemenuhan batubara untuk kelistrikan yang tahun ini dipatok sebesar 96 juta metrik ton.

Dari jumlah itu, volume pemakaian batu bara untuk PLTU PLN dan anak usaha mencapai 48,5 juta metrik ton. Sedangkan PLTU milik IPP sebanyak 23,5 juta metrik ton.

"Cadangan atau stok rata

untuk PLTU masih bisa bertahan sekitar 20 hari dan dalam keadaan aman," kata Harlen, kemarin.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia, mengungkapkan tidak ada kekurangan terhadap pasokan batubara dalam negeri. Realisasi DMO masih minim akibat kebutuhan dan penyerapan batubara untuk industri domestik stagnan

Alhasil, penyerapan batubara domestik masih tetap mengandalkan sektor kelistrikan. "Realisasi dari industri semen dan industri lainnya belum tinggi seperti yang diproyeksikan di awal tahun,"

dia kepada KONTAN, Selasa (22/10). Ketua Indonesian Mi

Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengakui PLTU masih menjadi tulang punggung penyerapan batubara di dalam negeri.

Page 7

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga per-tengahan Oktober 2019, realisasi DMO baru mencapai 74,59 juta ton atau setara 58% dari target tahun ini 128,04 juta ton. Meski realisasi batubara DMO masih

kebutuhan batubara untuk kelistrikan masih aman. Kepala Divisi Batubara PT PLN, Harlen, mengatakan realisasi pasokan batubara untuk kelistrikan masih sesuai target.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

independent power producer

menyerap 72 juta ton batubara di sepanjang kuartal III-2019. Jumlah itu setara 75% dari pemenuhan batubara untuk kelistrikan yang tahun ini dipatok sebesar 96 juta metrik ton.

Dari jumlah itu, volume pemakaian batu-bara untuk PLTU PLN dan anak usaha

pai 48,5 juta metrik ton. Sedangkan PLTU milik IPP sebanyak 23,5 juta metrik "Cadangan atau stok rata-rata batubara untuk PLTU masih bisa bertahan sekitar 20 hari dan dalam keadaan aman," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia, mengungkapkan tidak ada kekurangan terhadap pasokan batubara dalam negeri. Realisasi DMO masih minim akibat kebutuhan dan penyerapan batubara untuk industri domestik stagnan.

Alhasil, penyerapan batubara domestik masih tetap mengandalkan sektor kelistrikan. "Realisasi dari industri semen dan industri lainnya belum tinggi seperti yang diproyeksikan di awal tahun," sebut dia kepada KONTAN, Selasa (22/10). Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengakui PLTU masih menjadi tulang punggung penyerapan batubara di dalam negeri.

(8)

IMA-Daily Update

Stagnant industrial growth will affect domestic coal uptake. "Some of the DMO is absorbed in the electricity sector. If the industry is stagnant, at a macro level it could be that energy demand is declining," he said.

Last year, out of the total DMO realization of 115.09 million tons, the need for coal to support the PLTU was 91.14 million tons. Hendra also still highlights a number problems in the realization of coal DMO, such as the volume or the percentage of mandatory DMO, as well as the price of coal for electricity which is set at US$ 70 per ton.

"APBI proposes that the amount of DMO be reconsidered to be more realistic in approaching actual demand," he hoped. The DMO coal price of US$ 70 per ton is considered irrelevant to the current market which tends to fall. Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yuwono triatmojo

ZINC Enlarges Share Ownership

to 70% in Kapuas Prima Citra

Windarto

P

T KAPUAS Prima Coal (ZINC) enlarges its share ownership in PT Kapuas Prima Citra by 70%. This is an agreement that was produced at the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) held in Jakarta on 18/10 ago. Previously, PT Kapuas Prima Coal owned 30% sha PT Kapuas Prima Citra. The transaction value for the purchase of these shares amounted to Rp 43.6 billion. The shares released by PT Kapuas Prima Citra were previously owned by PT Indonesia Royal Resources.

Stagnant industrial growth will affect domestic coal uptake. "Some of the DMO is absorbed in the electricity sector. If the ry is stagnant, at a macro level it could be that energy demand is declining," Last year, out of the total DMO realization of 115.09 million tons, the need for coal to support the PLTU was 91.14 million tons. Hendra also still highlights a number of problems in the realization of coal DMO, such as the volume or the percentage of mandatory DMO, as well as the price of coal for electricity which is set at US$ 70 "APBI proposes that the amount of DMO be reconsidered to be more realistic in

proaching actual demand," he hoped. The DMO coal price of US$ 70 per ton is considered irrelevant to the current Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yuwono triatmojo

Pertumbuhan industri yang stagnan akan mempengaruhi serapan batubara domestik. "Sebagian DMO terserap di sektor kelistrikan. Jika industri stagnan, secara makro bisa jadi kebutuhan energi menurun," ungkap dia.

Pada tahun lalu, dari total realisasi DMO sebesar 115,09 juta ton, kebutuhan batubara untuk menyokong PLTU sebanyak 91,14 juta ton.

Hendra pun masih menyoroti sejumlah masalah dalam realisasi DMO batubara, seperti besaran volume atau persentase wajib DMO, serta harga batubara untuk kelistrikan yang dipatok US$ 70 per ton. "APBI mengusulkan besaran DMO dip timbangkan kembali agar lebih realistis mendekati demand aktual," dia berharap. Harga batubara DMO sebesar US$ 70 per ton dinilai tak relevan dengan pasar saat ini yang cenderung turun. Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yuwono triatmojo

ZINC Enlarges Share Ownership

to 70% in Kapuas Prima Citra

Prima Coal (ZINC) enlarges its share ownership in PT Kapuas Prima Citra by 70%. This is an agreement that was produced at the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) held in Jakarta on 18/10 ago. Previously, PT Kapuas Prima Coal owned 30% shares of PT Kapuas Prima Citra. The transaction value for the purchase of these shares amounted to Rp 43.6 billion. The shares released by PT Kapuas Prima Citra were previously owned by PT Indonesia Royal

ZINC Perbesar Kepemilikan

Saham Menjadi 7

Prima Citra

Windarto

P

T KAPUAS Prima Coal (ZINC) mem perbesar kepemilikan sahamnya di PT Kapuas Prima Citra hingga 70%. Hal ini merupakan kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Jakarta pada 18/10 lalu. Sebelumnya PT Kapuas Prima Coal memiliki 30% saham PT Kapuas Prima Citra. Nilai transaksi atas pembelian saham ini sebesar Rp 43,6 miliar. Saham yang dilepas PT Kapuas Prima Citra sebelumnya dimiliki PT Indonesia Royal Resources.

Page 8

Pertumbuhan industri yang stagnan akan n batubara domestik. "Sebagian DMO terserap di sektor kelistrikan. Jika industri stagnan, secara makro bisa jadi kebutuhan energi menurun," Pada tahun lalu, dari total realisasi DMO sebesar 115,09 juta ton, kebutuhan batubara LTU sebanyak 91,14 juta Hendra pun masih menyoroti sejumlah masalah dalam realisasi DMO batubara, seperti besaran volume atau persentase wajib DMO, serta harga batubara untuk kelistrikan yang dipatok US$ 70 per ton. "APBI mengusulkan besaran DMO diper-timbangkan kembali agar lebih realistis

aktual," dia berharap. Harga batubara DMO sebesar US$ 70 per ton dinilai tak relevan dengan pasar saat ini yang Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Editor: Yuwono triatmojo

ZINC Perbesar Kepemilikan

Saham Menjadi 70% di Kapuas

Prima Citra

Windarto

Prima Coal (ZINC) mem-perbesar kepemilikan sahamnya di PT Kapuas Prima Citra hingga 70%. Hal ini merupakan kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Jakarta pada 18/10 lalu. Sebelumnya PT Kapuas Prima Coal memiliki 30% saham PT Kapuas Prima Citra. Nilai transaksi atas pembelian saham ini sebesar Rp 43,6 miliar. Saham yang dilepas PT Kapuas Prima Citra sebelumnya dimiliki PT Indonesia Royal Resources.

(9)

IMA-Daily Update

PT Prima Coal recorded revenues of Rp 213.17 billion in the third quarter of this year, bringing total sales for the January September 2019 period to Rp 645.92 billion. The amount of ore production up to the end of September 2019 was 327 thousand tons, and it is estimated that the achievement of the ore production target of 450 thousand tons for 2019 can be realized.

Meanwhile, the current level of physical development of the Smelter Seng has reached 58% of the total development. With the development progres

exceeded 50%, the current export duty tariff of the company at 5% will be 0%, which will have an impact on the company's net profit going forward.

In 2019, PT Kapuas Prima Coal also targets the Lead Smelter Commissioning in the fourth quarter of 2019 to become the first Lead Smelter to operate in Indonesia. In addition, the addition of three under ground tunnels until the end of 2020 can support the increase in input volume to the flotation machine so that the target of increasing concentrate production can also be realized.

The company also plans to publish the third Mineral Reserves Report in the first half of 2020, based on new drill data conducted since the second Mineral Reserves Report and the company is still focusing on 390 hectares of lan

2005. It is estimated that the third report could increase the number of mineral reserves and mine life.♦

T Prima Coal recorded revenues of Rp 213.17 billion in the third quarter of this year, bringing total sales for the January-September 2019 period to Rp 645.92 billion. The amount of ore production up to the end of September 2019 was 327 it is estimated that the achievement of the ore production target of 450 thousand tons for 2019 can be

Meanwhile, the current level of physical development of the Smelter Seng has reached 58% of the total development. With the development progress that has exceeded 50%, the current export duty tariff of the company at 5% will be 0%, which will have an impact on the company's net profit going forward.

In 2019, PT Kapuas Prima Coal also targets the Lead Smelter Commissioning in the 2019 to become the first Lead Smelter to operate in Indonesia. In addition, the addition of three under-ground tunnels until the end of 2020 can support the increase in input volume to the flotation machine so that the target of duction can also

The company also plans to publish the third Mineral Reserves Report in the first half of 2020, based on new drill data conducted since the second Mineral Reserves Report and the company is still focusing on 390 hectares of land since 2005. It is estimated that the third report could increase the number of mineral

PT Prima Coal mencatat pendapatan sebesar Rp 213,17 miliar pada kuartal ketiga tahun ini, sehingga total penjualan periode Januari-September

Rp 645,92 miliar. Jumlah produksi ore sampai dengan akhir September 2019 adalah 327 ribu ton, dan diperkirakan pencapaian target produksi ore sebesar 450 ribu ton untuk tahun 2019 dapat terealisasi.

Sementara itu, tingkat kemajuan fisik pembangunan Smelter Seng pada saat ini sudah mencapai 58% dari total pem bangunan. Dengan kemajuan pem bangunan yang sudah melebihi 50% ini maka tarif bea keluar yang sekarang dibayarkan perseroan sebesar 5% akan menjadi 0%, dimana akan memberikan dampak terhadap laba bersih perseroan ke depan.

Di tahun 2019 ini, PT Kapuas Prima Coal juga menargetkan Komisioning Smelter Timbal pada Kuartal IV 2019 sehingga menjadi Smelter Timbal yang pertama beroperasi di Indonesia. Selain itu, penambahan tiga terowongan bawah sampai pada akhir 2020 yang dapat menunjang peningkatan volume input ke mesin flotasi sehingga target peningkatan produksi konsentrat juga dapat terealisasi. Perseroan pun berencana untuk mem publikasikan Laporan Sumber Cadangan Mineral ketiga pada

2020, berdasarkan data bor baru yang dilakukan sejak Laporan Sumber Cadangan Mineral kedua dan perseroan masih berfokus pada lahan 390 Ha sejak 2005. Diperkirakan Laporan ketiga

menambah jumlah cadangan mineral dan umur tambang.♦

Page 9

PT Prima Coal mencatat pendapatan sebesar Rp 213,17 miliar pada kuartal ketiga tahun ini, sehingga total penjualan September 2019 sebesar Rp 645,92 miliar. Jumlah produksi ore sampai dengan akhir September 2019 adalah 327 ribu ton, dan diperkirakan pencapaian target produksi ore sebesar 450 ribu ton untuk tahun 2019 dapat Sementara itu, tingkat kemajuan fisik ngunan Smelter Seng pada saat ini sudah mencapai 58% dari total bangunan. Dengan kemajuan pem-bangunan yang sudah melebihi 50% ini maka tarif bea keluar yang sekarang dibayarkan perseroan sebesar 5% akan menjadi 0%, dimana akan memberikan ap laba bersih perseroan ke

Di tahun 2019 ini, PT Kapuas Prima Coal juga menargetkan Komisioning Smelter Timbal pada Kuartal IV 2019 sehingga menjadi Smelter Timbal yang pertama beroperasi di Indonesia. Selain itu, penambahan tiga terowongan bawah tanah sampai pada akhir 2020 yang dapat menunjang peningkatan volume input ke mesin flotasi sehingga target peningkatan produksi konsentrat juga dapat terealisasi. Perseroan pun berencana untuk mem-publikasikan Laporan Sumber Cadangan Mineral ketiga pada semester pertama 2020, berdasarkan data bor baru yang dilakukan sejak Laporan Sumber Cadangan Mineral kedua dan perseroan masih berfokus pada lahan 390 Ha sejak 2005. Diperkirakan Laporan ketiga dapat menambah jumlah cadangan mineral dan

(10)

IMA-Daily Update

Supporting Smelter Industry in

Sulawesi, PLN Prepares

Investment of Rp137 Trillion

Ni Putu Eka Wiratmini

P

T PLN (Persero) has prepared an investment of around Rp137 trillion to develop power plants, transmission networks, substations and distribution networks in Sulawesi to support the development of smelter industry in the region.

PLN's Sulawesi and Kalimantan Regional Business Director Syamsul Huda said there is potential for electricity sal

smelter industry in Sulawesi of 4,000 MW. Until now, the existing electricity demand in Sulawesi is 1,750 MW.

According to him, with the possibility of potential increase in electricity sales to the smelter industry, electricity demand in Sulawesi will increase by 200%. In order to meet the electricity needs, PLN needs to build new power plants, transmission lines, substations, and distribution.

Meanwhile, the calculation of investment worth Rp137 trillion reflects on the cost comparison of the 35,000 MW megaproject program.

"Now there are two large systems in Sulawesi namely the Sulutgo System [Sulawesi - Gorontalo] and Sulbangselra [South and Southeast Sulawesi]," he told Bisnis on Monday (10/21/2019).

According to him, the Sulbangselra system has a supply capacity (DMP) of 1,705.8 MW with a peak load of 1,310.8 MW or around 76.8% of the DMP. This means that the system has a reserve of 395 MW or 30.2%, which indicates the electrical system is still relatively safe.

Supporting Smelter Industry in

Sulawesi, PLN Prepares

Investment of Rp137 Trillion

(Persero) has prepared an investment of around Rp137 trillion to plants, transmission networks, substations and distribution networks in Sulawesi to support the development of smelter industry in the PLN's Sulawesi and Kalimantan Regional Business Director Syamsul Huda said there is potential for electricity sales to the smelter industry in Sulawesi of 4,000 MW. Until now, the existing electricity demand According to him, with the possibility of potential increase in electricity sales to the smelter industry, electricity demand in i will increase by 200%. In order to meet the electricity needs, PLN needs to build new power plants, transmission lines, substations, and distribution.

Meanwhile, the calculation of investment worth Rp137 trillion reflects on the cost ,000 MW megaproject "Now there are two large systems in Sulawesi namely the Sulutgo System Gorontalo] and Sulbangselra [South and Southeast Sulawesi]," he told Bisnis on Monday (10/21/2019).

According to him, the Sulbangselra system has a supply capacity (DMP) of 1,705.8 MW with a peak load of 1,310.8 MW or around 76.8% of the DMP. This means that the system has a reserve of 395 MW or 30.2%, which indicates the electrical system is still

Dukung Industri Smelter di

Sulawesi, PLN Siapkan Investasi

Rp137 Triliun

P

T PLN (Persero) menyiapkan investasi sekitar Rp137 triliun untuk mengem bangkan pembangkit, jaringan transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi di Sulawesi untuk menopang pembangunan industri smelter di wilayah tersebut.

Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda mengatakan terdapat potensi penjualan listrik ke industri smelter di Sulawesi sebe

Hingga saat ini, kebutuhan listrik eksisting di Sulawesi adalah sebesar 1.750 MW.

Menurutnya, dengan kemungkinan adanya potensi peningkatan penjualan listrik ke industri smelter, kebutuhan listrik di Sulawesi akan meningkat hingga 200%. Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN perlu membangun pembangkit baru, jaringan transmisi, gardu induk, dan distribusi.

Adapun, perhitungan investasi senilai Rp137 triliun tersebut berkaca pada perbandingan biaya program megaproyek 35.000 MW. “Sekarang ada dua sistem besar di Sulawesi yakni Sistem Sulutgo [Sulawesi

dan Sulbangselra [Sulawesi Bagian Selatan dan Tenggara],” katanya kepada

(21/10/2019).

Menurutnya, sistem Sulbangselra memiliki daya mampu pasok (DMP) se

MW dengan beban puncak 1.310,8 MW atau sekitar 76,8% dari DMP. Artinya, sistem tersebut memiliki cadangan sebesar 395 MW atau 30,2% yang menandakan sistem kelistrikan masih terhitung aman.

Page 10

Dukung Industri Smelter di

awesi, PLN Siapkan Investasi

Rp137 Triliun

(Persero) menyiapkan investasi sekitar Rp137 triliun untuk mengem-bangkan pembangkit, jaringan transmisi,

induk, dan jaringan distribusi di Sulawesi untuk menopang pembangunan industri smelter di wilayah tersebut.

Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda mengatakan terdapat potensi penjualan listrik ke industri smelter di Sulawesi sebesar 4.000 MW. Hingga saat ini, kebutuhan listrik eksisting di Sulawesi adalah sebesar 1.750 MW.

Menurutnya, dengan kemungkinan adanya potensi peningkatan penjualan listrik ke industri smelter, kebutuhan listrik di Sulawesi akan meningkat hingga 200%. m rangka memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN perlu membangun pembangkit baru, jaringan transmisi, gardu induk, dan Adapun, perhitungan investasi senilai Rp137 triliun tersebut berkaca pada perbandingan biaya program megaproyek 35.000 MW. “Sekarang ada dua sistem besar di Sulawesi yakni Sistem Sulutgo [Sulawesi - Gorontalo] dan Sulbangselra [Sulawesi Bagian Selatan dan Tenggara],” katanya kepada Bisnis, Senin Menurutnya, sistem Sulbangselra memiliki daya mampu pasok (DMP) sebesar 1.705,8 MW dengan beban puncak 1.310,8 MW atau sekitar 76,8% dari DMP. Artinya, sistem tersebut memiliki cadangan sebesar 395 MW atau 30,2% yang menandakan sistem kelistrikan masih terhitung aman.

(11)

IMA-Daily Update

Meanwhile, the Sulutgo system has a DMP of 477.7 MW with a peak load of 401.2 MW or 84% of the total DMP. Meanwhile, the system reserve is 76.5 MW or 19% of the DMP, so it is still in the safe category.

"Next thing that will be connected is the Sulbagsel System electric toll system with the Sulutgo System, now the preparations and plans will be completed in 2023," he said.

To date, PLN has only completed construction of a transmission line of 3,767 kilometer circuits (kms) connecting Southeast Sulawesi with Southern Sulawesi. The phase I electric toll road c

has cost an investment of Rp1.2 trillion and has been carried out since 2017. The completion of the phase I electric toll road has connected 5,687 transmission towers and 47 main substations with a total capacity of 2,648 MVA which are located four provinces, namely West Sulawesi, South Sulawesi, Sulawesi Central and Southeast Sulawesi.

Meanwhile, the phase II electricity toll connecting the south-southeast Sulawesi system with Sulawesi and Gorontalo will only be worked on next year with the

investment costs not much different from stage I. Editor: Lucky Leonard

Until September, Delta Dunia

Makmur (DOID) Extract

Million Tons of Coal

D

URING January to September 2019, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, a member of the Kompas100 index), recorded a volume of overburden removal reaching 301 million bank cubic meters (bcm).

Meanwhile, the Sulutgo system has a DMP with a peak load of 401.2 MW or 84% of the total DMP. Meanwhile, the system reserve is 76.5 MW or 19% of the DMP, so it is still in the safe category.

"Next thing that will be connected is the Sulbagsel System electric toll system with now the preparations and plans will be completed in 2023," he To date, PLN has only completed construction of a transmission line of 3,767 kilometer circuits (kms) connecting Southeast Sulawesi with Southern Sulawesi. The phase I electric toll road construction has cost an investment of Rp1.2 trillion and has been carried out since 2017. The completion of the phase I electric toll road has connected 5,687 transmission towers and 47 main substations with a total capacity of 2,648 MVA which are located in four provinces, namely West Sulawesi, South Sulawesi, Sulawesi Central and Meanwhile, the phase II electricity toll southeast Sulawesi system with Sulawesi and Gorontalo will only be worked on next year with the possibility of investment costs not much different from

Sementara itu, sistem Sulutgo memiliki DMP sebesar 477,7 MW dengan beban puncak 401,2 MW atau 84% dari total DMP. Adapun, cadangan sistem adalah sebesar 76,5 MW atau 19% dari DMP, sehingga masih berada dalam kategori aman.

“Berikutnya yang akan dihubungkan adalah tol listrik Sistem Sulbagsel dengan Sistem Sulutgo, sekarang sedang persiapan dan rencana akan selesai tahun 2023,” katanya. Hingga saat ini, PLN baru

pembangunan transmisi sepanjang 3.767 kilometer sirkuit (kms) yang menghubung kan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Bagian Selatan.

Pembangunan tol listrik tahap I tersebut menelan investasi senilai Rp1,2 triliun dan dilakukan sejak 2017. Ramp

listrik tahap I tersebut telah menghubung kan 5.687 tower transmisi dan 47 gardu induk berkapasitas total 2.648 MVA yang berada di empat provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, tol listrik tahap II yang meng hubungkan sistem Sulawesi bagian selatan tenggara dengan Sulawesi

akan dikerjakan pada tahun depan dengan kemungkinan biaya investasi tidak jauh berbeda dengan tahap I.

Until September, Delta Dunia

xtract 37.8

Million Tons of Coal

January to September 2019, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, a member of the Kompas100 index), recorded a volume of overburden removal reaching 301 million bank cubic meters (bcm).

Hingga September, Delta Dunia

Makmur (DOID) Keduk 37,8 Juta

Ton Batubara

S

EPANJANG Januari hingga September 2019, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, anggota indeks Kompas100

volume pemindahan lapisan penutup atau

overburden removal mencapai 301 juta

cubic meter (bcm).

Page 11

Sementara itu, sistem Sulutgo memiliki DMP sebesar 477,7 MW dengan beban puncak 401,2 MW atau 84% dari total DMP. Adapun, cadangan sistem adalah sebesar dari DMP, sehingga masih berada dalam kategori aman.

“Berikutnya yang akan dihubungkan adalah tol listrik Sistem Sulbagsel dengan Sistem Sulutgo, sekarang sedang persiapan dan rencana akan selesai tahun 2023,” katanya. Hingga saat ini, PLN baru menuntaskan pembangunan transmisi sepanjang 3.767 kilometer sirkuit (kms) yang menghubung-kan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Pembangunan tol listrik tahap I tersebut menelan investasi senilai Rp1,2 triliun dan dilakukan sejak 2017. Rampungnya Tol listrik tahap I tersebut telah menghubung-kan 5.687 tower transmisi dan 47 gardu induk berkapasitas total 2.648 MVA yang berada di empat provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

listrik tahap II yang meng-hubungkan sistem Sulawesi bagian selatan-tenggara dengan Sulawesi - Gorontalo baru akan dikerjakan pada tahun depan dengan kemungkinan biaya investasi tidak jauh Editor : Lucky Leonard

Hingga September, Delta Dunia

Makmur (DOID) Keduk 37,8 Juta

Ton Batubara

Januari hingga September 2019, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, Kompas100), membukukan volume pemindahan lapisan penutup atau mencapai 301 juta bank

(12)

IMA-Daily Update

PT Delta Dunia Makmur's Head of Investor Relations, Regina Korompis, said that the volume rose 6% year on year (yoy) compared to the same period last year. The realization of overburden removal volume is now in line with the target along 2019 in the range of 380 million to 420 million bcm.

The listed coal company DOID shares on the Indonesia Stock Exchange (IDX) also announced that coal production from January to September 2019 had reached 37.8 million tons. That number grew 25% yoy compared to the same period last year. Especially in September, DOID coal production penetrated the level of 4.3 million tons, up 19% yoy. In fact, Delta Dunia's management has no internal targets for coal production.

However, they will continue to strive so that coal production, including the volume of overburden removal, can increase in the future.

"Our strategy is trying to achieve productivity with a high level of efficiency that leads to profitability," said Regina, Tuesday (10/22).

While DOID's efforts to boost productivity are supported by capital expenditure (capex) funds which reached US

million this year. Until the first semester of 2019, DOID had absorbed capex funds of US$ 43 million.

DOID management has not announced the realization of capital expenditure until the third quarter of this year. "Capex this year is still in line with the initial target of the year," Regina said.

Extend contract

While hoisting the volume of overburden removal and coal production, Delta Dunia seeks to extend mining service contracts with a number of customers.

PT Delta Dunia Makmur's Head of Investor Relations, Regina Korompis, said that the 6% year on year (yoy) compared to the same period last year. The realization of overburden removal volume is now in line with the target along 2019 in the range of 380 million to 420 The listed coal company DOID shares on xchange (IDX) also announced that coal production from January to September 2019 had reached 37.8 million tons. That number grew 25% yoy compared to the same period last year. Especially in September, DOID coal production penetrated the level of 4.3 n tons, up 19% yoy. In fact, Delta Dunia's management has no internal However, they will continue to strive so that coal production, including the volume of overburden removal, can increase in the g to achieve productivity with a high level of efficiency that leads to profitability," said Regina, While DOID's efforts to boost productivity are supported by capital expenditure (capex) funds which reached US$ 100 il the first semester of 2019, DOID had absorbed capex funds of DOID management has not announced the realization of capital expenditure until the third quarter of this year. "Capex this year is still in line with the initial target of the

While hoisting the volume of overburden removal and coal production, Delta Dunia seeks to extend mining service contracts

Head of Investor Relations

Makmur Tbk, Regina Korompis, mengemu kakan volume tersebut naik 6%

(yoy) ketimbang periode yang sama tahun tahun lalu.

Realisasi volume overburden removal saat ini sudah sejalan dengan target di sepanjang 2019 di kisaran 380 j

bcm.

Emiten batubara bersandi saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga meng umumkan produksi batubara periode Januari hingga September 2019 telah mencapai 37,8 juta ton. Jumlah itu tumbuh 25% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Khusus di bulan September, produksi batubara DOID menembus level 4,3 juta ton atau naik 19% yoy. Sejatinya, manajemen Delta Dunia tidak memiliki target internal untuk produksi batubara.

Namun, mereka akan tetap ber

produksi batubara, termasuk volume

overburden removal bisa meningkat di masa

mendatang.

“Strategi kami berusaha mencapai produktivitas dengan tingkat efisiensi tinggi yang mengarah pada profitabilitas,” ungkap Regina, Selasa (22/10).

Sementara upaya DOID menggenjot produk tivitas didukung oleh dana belanja modal atau

capital expenditure (capex

US$ 100 juta pada tahun ini. Hingga semester I 2019, DOID telah menyerap dana

sebesar US$ 43 juta.

Manajemen DOID belum mengumumkan realisasi belanja modal hingga kuartal ketiga tahun ini. “Capex tahun ini masih sejalan dengan target awal tahun,” kata Regina.

Perpanjang kontrak

Sambil mengerek volume

removal dan produksi batubara, Delta Dunia

berupaya memperpanjang kontra penambangan dengan sejumlah pelanggan.

Page 12

Head of Investor Relations PT Delta Dunia

Makmur Tbk, Regina Korompis, mengemu-kakan volume tersebut naik 6% year on year

) ketimbang periode yang sama tahun Realisasi volume overburden removal saat ini sudah sejalan dengan target di sepanjang 2019 di kisaran 380 juta sampai 420 juta Emiten batubara bersandi saham DOID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga meng-umumkan produksi batubara periode Januari hingga September 2019 telah mencapai 37,8 juta ton. Jumlah itu tumbuh 25% yoy

ketimbang periode yang sama tahun lalu. Khusus di bulan September, produksi batubara DOID menembus level 4,3 juta ton . Sejatinya, manajemen Delta Dunia tidak memiliki target internal untuk produksi batubara.

Namun, mereka akan tetap berusaha agar produksi batubara, termasuk volume bisa meningkat di masa “Strategi kami berusaha mencapai produktivitas dengan tingkat efisiensi tinggi yang mengarah pada profitabilitas,” ungkap Regina, Selasa (22/10).

upaya DOID menggenjot produk-tivitas didukung oleh dana belanja modal atau

capex) yang mencapai

US$ 100 juta pada tahun ini. Hingga semester I 2019, DOID telah menyerap dana capex

Manajemen DOID belum mengumumkan realisasi belanja modal hingga kuartal ketiga tahun ini masih sejalan dengan target awal tahun,” kata Regina.

Sambil mengerek volume overburden

dan produksi batubara, Delta Dunia berupaya memperpanjang kontrak jasa penambangan dengan sejumlah pelanggan.

(13)

IMA-Daily Update

According to Regina, they are focusing on extending contracts with PT Kideco Jaya Agung and PT Berau Coal. This is important considering the contract period of the two companies is nearing the end. For example, a cooperation contract with Kideco Jaya, which is a subsidiary of PT Indika Energy Tbk (INDY), will expire this year.

While the contract with Berau Coal will end next year.

Regina said, DOID is still in the stage of negotiating a contract extension with t two companies and has not yet been completed.

However, DOID still targets the negotiation process to be completed soon. "In this year or early next year the contract extension process will be complete," he hoped.

There are at least two contract extensio options for Kideco Jaya Agung and Berau Coal. First, the new contract will last around five to eight years. Second, the new contract is in accordance with the age of the mine.

DOID also has plans to add mining service contracts with several new companies the realization hasn't happened in the near future. Reporter: Dimas Andi, Editor: Yuwono triatmojo

Again, Corrected Coal Prices

Tirta Citradi, CNBC Indonesia

T

HE REFERENCE coal commodity prices were corrected again in yesterday's trading. Export and import performance declined again last week.

According to Regina, they are focusing on extending contracts with PT Kideco Jaya Agung and PT Berau Coal. This is important considering the contract period of the two companies is nearing the end.

a cooperation contract with Kideco Jaya, which is a subsidiary of PT Indika Energy Tbk (INDY), will expire this While the contract with Berau Coal will Regina said, DOID is still in the stage of negotiating a contract extension with the two companies and has not yet been However, DOID still targets the negotiation process to be completed soon. "In this year or early next year the contract extension process will be complete," he hoped.

There are at least two contract extension options for Kideco Jaya Agung and Berau Coal. First, the new contract will last around five to eight years. Second, the new contract is in accordance with the age of DOID also has plans to add mining service contracts with several new companies. But, the realization hasn't happened in the near Reporter: Dimas Andi, Editor: Yuwono

Menurut Regina, mereka sedang fokus memperpanjang kontrak dengan PT Kideco Jaya Agung dan PT Berau Coal. Hal ini penting mengingat masa kontrak kedua perusahaan tersebut sudah mendekati akhir. Misalnya, kontrak kerjasama dengan Kideco Jaya, yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), akan berakhir pada tahun ini.

Sedangkan kontrak dengan Berau Coal bakal usai tahun depan.

Regina bilang, DOID masih dalam tahap negosiasi perpanjangan kontrak dengan kedua perusahaan itu dan belum tuntas. Meski demikian, DOID tetap menargetkan proses negosiasi bisa segera rampung. “Dalam tahun ini atau awal tahun depan proses perpanjangan kontrak tuntas,” dia berharap.

Setidaknya ada dua opsi perpanjangan kontrak untuk Kideco Jaya Agung dan Berau Coal. Pertama, kontrak baru akan berdurasi sekitar lima sampai delapan tahun. Kedua, kontrak baru sesuai umur tambang.

DOID juga memiliki rencana menambah kontrak jasa pertambangan dengan beberapa perusahaan baru. Cuma, realisasinya belum terjadi dalam waktu dekat. Reporter: Dimas Andi, Editor:

triatmojo

Again, Corrected Coal Prices

CNBC Indonesia

coal commodity prices were corrected again in yesterday's trading. Export and import performance

Lagi-Lagi Harga Batubara

Terkoreksi

H

ARGA komoditas batubara acuan kemb terkoreksi pada perdagangan kemarin. Kinerja ekspor dan impor kembali menurun minggu kemarin.

Page 13

Menurut Regina, mereka sedang fokus memperpanjang kontrak dengan PT Kideco Jaya Agung dan PT Berau Coal. Hal ini penting mengingat masa kontrak kedua perusahaan tersebut sudah mendekati akhir. Misalnya, kontrak kerjasama dengan Kideco Jaya, yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), akan berakhir pada Sedangkan kontrak dengan Berau Coal bakal ID masih dalam tahap negosiasi perpanjangan kontrak dengan kedua perusahaan itu dan belum tuntas. Meski demikian, DOID tetap menargetkan proses negosiasi bisa segera rampung. “Dalam tahun ini atau awal tahun depan proses perpanjangan kontrak tuntas,” dia Setidaknya ada dua opsi perpanjangan kontrak untuk Kideco Jaya Agung dan Berau Coal. Pertama, kontrak baru akan berdurasi sekitar lima sampai delapan tahun. Kedua, kontrak baru sesuai umur tambang.

DOID juga memiliki rencana menambah jasa pertambangan dengan beberapa perusahaan baru. Cuma, realisasinya belum terjadi dalam waktu orter: Dimas Andi, Editor: Yuwono

Lagi Harga Batubara

Terkoreksi

komoditas batubara acuan kembali terkoreksi pada perdagangan kemarin. Kinerja ekspor dan impor kembali menurun

TABLE OF CONTENTS. 1. coal for electricity is claimed to be safe Meski serapan DMO baru 58,26%, namun pasokan batubara untuk kelistrikan diklaim aman