• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Teori Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III Teori Dasar"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

BAB III

TEORI DASAR 

TEORI DASAR 

Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder batuan Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder batuan yang

yang terterbentbentuk uk sebasebagai gai akibakibat at intinterakeraksi si batubatuan an dengdengan an tekttektonikonik, , walwalaupuaupun n tidatidak k  sem

semua ua strstruktuktur ur gegeoloologi gi terterbenbentutuk k akakibaibat t intintereraksaksi i inini. i. IntInteraeraksi ksi batbatuan uan dedengangann Tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan menyebabkan suatu batuan Tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan menyebabkan suatu batuan tersebut terdeformasi. Deformasi adalah perubahan dalam tempat danatau orientasi tersebut terdeformasi. Deformasi adalah perubahan dalam tempat danatau orientasi dari tubuh batuan. Deformasi se!ara definisi dapat dibagi menjadi

dari tubuh batuan. Deformasi se!ara definisi dapat dibagi menjadi DistortDistortion yaituion yaitu  perubahan

 perubahan bentuk, bentuk, Dilatation Dilatation yaitu yaitu perubahan perubahan "olume, "olume, #otation #otation yaitu yaitu perubahanperubahan orientasi dan Translation yaitu perubahan posisi.

orientasi dan Translation yaitu perubahan posisi. $

$da da dudua a !a!ara ra susuatatu u babatutuan an teterdrdefeforormmasasi, i, yayaititu u % % DeDefofommasasi i &r&ritittltlee (get

(getaspaspe!ae!ah) h) dan dan defodeformarmasi si Du!Du!tile (kenytile (kenyal). Dalam menal). Dalam menghadaghadapi suatu gejalapi suatu gejala deformasi beserta akibatnya pada kerak bumi, maka kita akan berhadapan dengan deformasi beserta akibatnya pada kerak bumi, maka kita akan berhadapan dengan suatu gaya.

suatu gaya.

Gambar '. &atuan a

Gambar '. &atuan ang *engalami Deforng *engalami Deformasi Du!tile dan masi Du!tile dan &ritle&ritle

+ +

(2)

$rah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersifat % $rah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersifat %

a. &erlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat bersifat% a. &erlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat bersifat% Tarikan (tension) dan Tekanan (!ompression).

Tarikan (tension) dan Tekanan (!ompression).  b. &erlawanan, tetapi bekerj

 b. &erlawanan, tetapi bekerja dalam satu bidang (!oupa dalam satu bidang (!ouple)le)

!. &erlawanan, tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion). !. &erlawanan, tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion).

d. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang pada umumnya d. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang pada umumnya  berlangsung dala

 berlangsung dalam kerak bumi (tekanan ithosm kerak bumi (tekanan ithostatis).tatis).

Gambar '.- enis Gaya Tension, /ompression, Dan /ouple Gambar '.- enis Gaya Tension, /ompression, Dan /ouple

Gambar '.' &entuk Torsion Gambar '.' &entuk Torsion

0 0

(3)

Stress atau tegasan % suatu gaya yang dapat menyebabkan perubahan pada  batuan. Strain atau keterakan % perubahan1perubahan yang terjadi, baik dalam wujud bentuk maupun "olume, yang terjadi pada suatu bahan (batuan) yang diakibatkan oleh adanya tegasan. 2ada garis besarnya terdapat dua gejala tegasan yang dapatterjadi di alam, yaitu berupa tarikan dan tekanan.

3nsur struktur geologi, berdasarkan pengertian geometrinya terbagi atas% Struktur &idang ('D atau -D) dan Struktur Garis (-D). &eberapa unsur struktur  yang termasuk struktur bidang adalah bidang sumbu lipatan, bidang kekar dan  bidang sesar. &eberapa unsur struktur yang termasuk struktur garis adalah sumbu lipatan, gores garis (Striation) pada /ermin Sesar (Sli!ken Side) dan lineasi mineral (/ontohnya 4oliasi pada Gneiss).

Struktur Geologi terbagi men!akup berbagai skala dan dimensi, dari mulai mi!rostru!tures sampai megastru!tures. Struktur geologi yang dikenal se!ara umum adalah sesar patahan (fault), lipatan (fold) dan kekar (joint).

3.1. SESAR 

Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami  pergeseran yang berarti pada bidang rekahnya.Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (4ault 2lain) atau rekahan tunggal. Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai sema!am jalur yang terdiri dari beberapa sesar minor. alur sesar atau  jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer. 5ekar yang memperlihatkan pergeseran  bisa juga disebut sebagai sesar minor. rekahan yang !ukup besar akibat

(4)

regangan, amblesan, longsor, yang disebut fissure, tidak termasuk dalam definisi sesar. &eberapa indikasi umum adanya sesar adalah kelurusan pola pengaliran sungai, pola kelurusan punggungan, kelurusan gawir, gawir dengan triangular  fa!et, keberadaan mata air panas, keberadaan 7ona han!uran, keberadaaan kekar, keberadaan lipatan seret (Dragfold), keberadaan bidang gores garis (Sli!ken Side) dan sli!ken line dan adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur.

3.1.1 KLASIFIKASI SESAR  $. Slip (pergeseran relatif)

2ergeseran relatif pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran titik1titik yang sebelumnya berhimpit. arak total dari pergeseran disebut dengan net slip. Slip fault terbagi atas%

a. Strike Slip 4ault, sesar yang arah pergerakannya relatif paralel dengan strike bidang sesar. (2it!h 68 1 68). Sesar ini disebut juga sebagai Sesar *endatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas %

. Sesar *endatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih mendekati pengamat.

-. Sesar *endatar De9tral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih mendekati pengamat.

 b. Dip Slip 4ault, sesar yang arah pergerakan nya relatif tegak lurus strike  bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar. (2it!h +68 1 068). Dip Slip

4ault terbagi lagi atas %

(5)

Gambar '.: Sesar mendatar sinistral dan de9tral

. Sesar ;ormal, yaitu sesar yang pergerakan <anging1 =allnya relatif  turun terhadap 4oot1=all.

-. Sesar ;aik, yaitu sesar yang pergerakan <anging1=allnya relatif naik  terhadap 4oot1=all.

'. Strike1Dip Slip 4ault atau (>bli?ue 4ault), yaitu sesar yang "ektor   pergerakannya terpengaruh arah strike dan dip bidang sesar. (2it!h 68 1

+68). Strike1Dip Slip 4ault terbagi lagi atas kombinasi1kombinasi Strike Slip 4ault dan Dip Slip 4ault, yaitu%

a) Sesar ;ormal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan <anging1 =allnya relatif turun dan sinistral terhadap 4oot1=all.

 b) Sesar ;ormal De9tral, yaitu sesar yang pergerakan <anging1=allnya relatif turun dan de9tral terhadap 4oot1=all.

(6)

--Gambar '.@ Sesar ;omal dan ;aik 

!) Sesar ;aik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan <anging1=allnya relatif naik dan sinistral terhadap 4oot1=all.

d) Sesar ;aik De9tral, yaitu sesar yang pergerakan <anging1=allnya relatif naik dan de9tral terhadap 4oot1 =all.

Sesar biasanya tidak terjadi hanya satu melainkan beberapa sesar yang berada disekitar sesar utama yang disebabkan oleh pergerakan sesar utama (Gambar '.-). ika dilihat se!ara "ertikal maka akan terlihat perbedaan arah dip sesar minor dengan sesar utama, maka sesar dapat dibedakan menjadi -, yaitu%

(7)

 $ntitheti! 4ault, yaitu sesar sesar minor yang arah dipnya berlawanan dengan arah dip sesar utama

 Syntheti! 4ault, yaitu sesar sesar minor yang arah dipnya relatif sama dengan arah dip sesar utama

Gambar '.A Syntheti! 4ault (kiri) dan $ntitheti! 4ault (kanan)

&. Separation (2ergeseran #elatif Semu) &ila pit!h tidak dapat ditemukan, maka  pergeseran tidak dapat ditentukan, maka pergeseran disebut separation.

3.1.2 UNSUR-UNSUR STRUKTUR SESAR  3nsur1unsur struktur sesar terdiri dari %

. &idang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran yang kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.

-. <anging1=all, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar.

(8)

'. 4oot1=all, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar.

:. Throw, yaitu besarnya pergeseran "ertikal pada sesar. @. <ea"e, yaitu besarnya pergeseran hori7ontal pada sesar.

A. 2it!h, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis (Sli!ken ine) dengan garis hori7ontal (garis hori7ontal diperoleh dari  penandaan kompas pada bidang sesar saat pengukuran Strike bidang sesar).

4oto '. Sli!ken ine (gores garis)

(9)

4oto '.- 5enampakan Sesar Dilapangan

Gambar '.B <orst dan Graben

3.2 LIPATAN

Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain%

(10)

. <ill (0@'). ipatan merupakan pen!erminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan  bu!kling (melipat). 2ada gejala bu!kling, gaya yang bekerja sejajar dengan  bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus

terhadap bidang permukaan lapisan.

-. &illing (0A6) ipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada  batuan permukaan.

'. <ob (0B) ipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak  lurus terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses bu!kling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses bu!kling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian pun!ak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear oint. 5ondisi ini akan terbalik pada sinklin.

:. 2ark (0+6) ipatan adalah suatu bentuk lengkungan (!ur"e) dari suatu bidang lapisan batuan.

Gambar '.+ &u!kling dan &ending

3.2.1 BEBERAPA UNSUR LIPATAN

(11)

. 2lunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan hori7ontal pada bidang "ertikal.

-. /ore, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.

'. /rest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin

:. 2it!h atau #ake, sudut antara garis poros dan hori7ontal, diukur pada bidang  poros.

@. Depresion, daerah terendah dari pun!ak lipatan. A. /ulmination, daerah tertinggi dari pun!ak lipatan.

B. Cn"eloping Surfa!e, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua <inge ine dari suatu lipatan.

+. imb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau 3pdip (sayap yang dimulai darilengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar), melengkung (!ur"e), atau  bergelombang (wa"e).

0. 4ore imb, sayap yang !uram pada lipatan yang simetri. 6. &a!k imb, sayap yang landai.

. <inge 2oint, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu  perlipatan.

-. <inge ine, garis yang menghubungkan <inge 2oint pada suatu perlapisan yang sama.

'. <inge one, daerah sekitar <inge 2oint.

(12)

:. /restal ine, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik1titik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.

@. /restal Surfa!e, disebut juga /restal 2lane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di dalamnya semua garis pun!ak dari suatu lipatan.

A. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin. B.Trough ine, garis khayal yang menghubungkan titik1titik terendah ada setiap

 permukaan lapisan pasa sebuah sinklin.

+. Trough Surfa!e, bidang yang melewati Trough ine.

0. $9ial ine, garis khayal yang menghubungkan titik1titik dari lengkungan maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.

-6. $9ial 2lane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap1sayap lipatannya.

Gambar '.0 3nsur ipatan

3.2.2 KLASIFIKASI LIPATAN

(13)

. 5lasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain%  &erdasarkan kedudukan $9ial 2lane, yaitu%

• 3pright 4old atau Simetri!al 4old (lipatan tegak atau lipatan

setangkup).

• $simetri!al 4old (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)

• In!lined 4old atau >"er 4old (lipatan miring atau lipatan

menggantung).

• #e!umbent 4old (lipatan rebah)

-. 5lasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain%

/on!entri! 4old, Similar 4old, /he"ron 4old, Iso!linal 4old, &o9 4old, 4an 4old, /losed 4old, <armoni! 4old, Disharmoni! 4old, >pen 4old, 5ink 4old.

(14)

Gambar '.6 enis1enis ipatan

(15)

Gambar '. 'D $ntiklin

Gambar '.- 'D Sinklin

(16)

'-Gambar '.' 'D $ntikin yang *empunyai 2engarahan

3.3 KEKAR 

5ekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit sekali terjadi pergeseran. 5ekar merupakan salah satu struktur yang  paling umum pada batuan.

3.3.1 KLASIFIKASI KEKAR  Se!ara genetik, kekar terbagi atas%

. 5ekar Gerus (Shear oint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang !enderung mengelin!ir bidang satu sama lainnya yang berdekatan.

-. 5ekar Tarikan (Tensional oint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang !enderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). <al ini terjadi akibat dari stress yang !enderung untuk 

(17)

membelah dengan !ara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.

'. 5ekar <ibrid (<ybrid oint), yaitu merupakan !ampuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.

a. 5ekar Gerus

/iri1!iri dilapangan biasanya bidangnya li!in,memotong seluruh  batuan, memotong komponen batuan, bidang rekahnya relatif ke!il,

adanya joint set berpola belah ketupat.  b. 5ekar Tarikan

/iri1!iri dilapangan bidang kekar tidak rata, bidang rekahnya relatif  lebih besar, polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya

Gambar '.: enis 5ekar 

akan berpola kotak1kotak, karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut "ein. 5ekar tarikan dapat dibedakan atas%

(18)

. Tension 4ra!ture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.

-. #elease 4ra!ture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut ST>ITC.

4oto '.' /ontoh 5ekar 

3.4 Penginderaan Jarak a!"

3ntuk menganalisa struktur geologi pada suatu daerah dapat di dukung oleh  penginderaan jarak jauh. 2enginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk 

memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah atau fenomena melalui analisa data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji (illesand dan 5iefer, 0B0). Defenisi lain tentang  penginderaan jauh adalah tentang suatu benda tanpa menyentuh benda tersebut

(Sabins, 0B+).

2enginderaan jarak jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk   perolehan dan analisis informasi tentang bumi (indgren, 0+@ dalam Sutanto 0+A).

(19)

Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipan!arkan dari permukaan bumi.

Sistem inderaja se!ara umum dapat dibedakan menjaadi dua bagian, yaitu . Sistem aktif 

*engeluarkan energi ke suatu objek dan menangkap kembali energi yang dipantulkan dari objek tersebut, seperti #$D$# (#adio Dete!ting and #anging)

-. Sistem pasif 

*erekam energi ysng berasal dari sinar matahari yang dipan!arkan atau dipantulkan dari objek tersebut. Salah satu !ontoh dari sistem pasif  tersebut adalah andsat.

3.4.1 K#n$e% Da$ar Penginderaan Jarak Ja!"

Inderaja mempunyai tiga konsep dasar yaitu spektral, spatial dan temporal (Sabins, 0B+).

. Spektral adalah sifat objek didalam kemampuan benda untuk  menyerap dan memantulkan tenaga elektromagnetik  !ahaya (berdasarkan rona dan warna).

-. Spatial adalah sifat objek yang berbeda karena perbedaan aspek  ruang atau dimensi.

'. Temporal adalah sifat suatu objek yang berbeda karena waktu

<al tersebut di atas juga ditunjang oleh empat komponen utama yang  berperan dalam penginderaan jarak jauh (Gambar -.), yaitu

• #adiasi sinar matahari

• alur transmisi sinar matahari terhadap obyek  • >byek yang berupa kenampakan bumi

• Sensor 

(20)

Gambar '.@ 5omponen pada 2enginderaan arak auh 3.4.2 Un$!r-!n$!r Da$ar In&er%re&a$i

Dalam geologi !itra penginderaan jarak jauh dikenal - unsur dasar  interpretasi (3SGS S!hool of 2hotogeology, 0@0 dalam Soejitno, 00:) yaitu

. 3nsur dasar Interpretasi Geologi -. 3nsur Dasar Interpretasi /itra

3ntuk memahami kedua unsur dasar tersebut dengan baik, harus memahami dan menguasai dasar1dasar pengetahuan geologi dan memiliki  pengalaman geologi di lapangan.

Dengan melakukan interpretasi !itra geologi, dapat diperoleh batas  penyebaran satuan batuan, struktur geologi dan geomorfologi se!ara garis  besar. 5ondisi geologi detail, baru dapat diketahui setelah melakukan sur"ey

atau melakukan penelitian lapangan atau pemetaan geologi.

/iri litologi yang berbeda dapat dikenali pada !itra foto, misalnya endapan pasir pantai dan bukit1bukit pasir (Esand1dunesF), batugamping

(21)

 bertopografi karst, batuan hasil gunung api, endapan alu"ial, batuan beku, maupun batuan malihan.

2emanfaatan interpretasi !itra geologi dapat dilakukan untuk   pengembangan wilayah, hidrogeologi, penentuan daerah ben!ana, kehutanan,

transmigrasi, pengembangan daerah wisata, geologi lingkungan dan lain sebagainya.

3.4.2.1 Un$!r Da$ar In&er%re&a$i 'e#(#gi

3nsur dasar interpretasi geologi adalah gejala alam yang terlihat pada foto udara yang memberikan kemungkinan kepada orang untuk mengetahui keadaan geologi di daerah itu (Sudrajat, 0B:).

Gejala alam ini akan memberikan keterangan geologi yang berlain1 lainan kepada setiap orang daan penafsiran ini sifatnya subyektif. *akin  banyak orang berlatih, makin banyaklah keterangan yang dapat diungkapkan dan keteerangan yang diperoleh makin obyektif. 3nsur dasar interpretasi geologi dapat dibagi menjadi

a. &entang $lam (and 4orm)

&entang alam menurut Soejitno (00:) merupakan unsur penafsiran geologi yang sangat penting. &entang alam sangat erat hubungannya dengan geomorfologi, struktur geologi, daya tahan batuan terhadap erosi, daya pelapukan dan lain1lain.

 b. 2ola pengairan (Drainage pattern)

2ola aliran menurut Soejitno (00:) merupakan unsur penafsiran geologi yang amat penting. 2ola aliran sungai adalah komposisi letak dan arah dari sungai1sungai, bisa terdiri dari sungai konsekuen (searah dengan arah

(22)

kemiringan lapisan), sungai resekuen atau rekonsekuen (berkembang setempat tetapi searah dengan kemiringan lapisan utama), sungai obsekuen (berlawanan arah dengan arah kemiringan lapisan) dan sungai insekuen(tidak berhubungan dengan struktur geologi atau tidak diketahui asalnya. &eberapa jenis pola aliran menurut Soejitno (00:) adalah pola aliran dendritik, trelis, radial, annular dan re!tangular.

!. Tumbuh1tumbuhan penutup (egetation)

*enurut soejitno (00:) setiap tumbuh1tumbuhan memerlukan unsur  kimia yang termasuk Ema!ronutrientF (/, <, >, ;, 2, 5, /$, *G, S) dan sedikit Emi!ronutrientF (4e, *n, &, *o, /u, n, /l, /o). 3nsur Hunsur  kimia ini sebagian besar datangnya dari pelapukan batu yang merupakan tanah. adi ada hubungan yang sangat erat antara unsur kimia tanah dan  batu asalnya.

d. 5ebudayaan (/ulture)

5ebudayaan alam ini menurut Soejitno (00:) adalah bentuk1bentuk alam yang terjadi oleh pekerjaan manusia. 5ebudayaan alam oleh hasil  pekerjaan manusia, misalnya adanya sawah atau tambak ikan di dekat  pantai.

3.4.2.2 Un$!r Da$ar In&er%re&a$i )i&ra

Dalam interpretasi inderaja dikenal ada B (tujuh) unsur dasar   pengenalan !itra (Sutanto, 0+A) yaitu

a. #ona (Tone)

*enurut illesand and 5iefer (0B0) adalah warna atau ke!erahan relatif  obyek pada foto. #ona menurut Sutanto (0+A) adalah tingkat kegelapan atau tingkat ke!erahan obyek pada !itra. #ona dipengaruhi oleh letak 

(23)

objek terhadap matahari, warna objek yang dibuat !itranya, kasar1 halusnya permukaan objek, musim atau iklim, ma!am film atau filter  yang dipergunakan dan proses pen!etakan film.

 b. Tekstur (Te9ture)

Tekstru adalah frekwensi perubahan rona pada !itra (illesand dan 5iefer, 0B0) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu ke!il untuk  dibedakan se!ara indi"idual (Cstes dan Simonett, 0B@ dalam Sutanto, 0+A). *enurut Sutanto (0+A) tekstur sangat berkaitan dengan rona foto,  bentuk, ukuran dan pola. Tekstur bisa dinyatakan dengan halus, sedang

dan kasar. !. 2ola (2attern)

*enurut illesand and 5iefer (0B0) pola adalah hubungan susunan spasi 1al obyek. 2engulangan bentuk umum tertentu atau hubungan merupakan karakteristik bagi banyak obyek alamiah maupun bangunan dan akan memberikan suatu pola yang membantu penafsir untuk mengenali onyeek  tersebut.

d. <ubungan dengan keadaan sekitarnya ( #elation to the Surrounding)

*enurut Sutanto (0+A) dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek  yang satu dengan obyek lain. 5arena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada !itra sering merupakan petunjuk bagi adanya obyek yang lain.

e. &entuk (Shape)

*enurut illesand and 5iefer (0B0) &entuk adalah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. &entuk beberapa obyek demikian men!irikan sehingga !itranya dapat diidentifikasi langsung hanya berdasarkan kriteria ini. &entuk &entuk merupakan "ariabel kuantitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. &entuk merupakan atribut yang

(24)

 jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja (o, 0BA dalam Sutanto, 0+A).

f. 3kuran (Si7e)

3kuran menurut Sutanto (0+A) adalah atribut obyek yang antara lain  berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan "olume. 5arena ukuran obyek pada !itra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi !itra harus selalu diingat sekalanya.

g. &ayangan (Shadow)

*enurut Sutanto (0+A) bayangan bersifat menyembunyikaan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. *eskipun demikian, bayangan sering merupakan kun!i pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang  justru lebih tampak dari bayangan.

3.4.2.3 Pena*$iran S&r!k&!r 'e#(#gi

Struktur geologi ysng berukuran besar ada kemungkinan dapat ditafsirkan pada foto udara. 5adang1kadang pengenalan adanya struktur  geologi di suatu daerah lebih mudah dilakukan di atas foto udara daripada di lapangan. Dengan menggunakan foto udara, perbedaan rona, bentang alam atau kerapatan tumbuh1tumbuhan penutupnya, maka mungkin sruktur  tersebut dapat lebih mudah ditentukan.

*enurut Soejitno (00:), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam  penafsiran struktur geologi adalah perlapisan batuan, besar dan arah

kemiringan lapisan, perlipatan, patahan (sesar) dan pelurusan ke!il. a. 2erlapisan &atuan

$danya perlapisan batuan pada foto udara, pertama1tama dapat dikenal dari adanya suatu bentuk berupa garis yang pada umumnya sejajar, biasanya tampak pada suatu lereng. Tanda1tanda lain dari adanya suatu lapisan batuan

(25)

 pada daerah yang berbukit1bukit adaah deretan bukit memanjang yang diselingi lembah diantaranya.

&entuk punggungan yang memanjang menunjukkan ada bagian dari lapisan batuan tersebut yang tahan erosi, sedangkan yang berbentuk lembah adalah bagian batuan yang tidak tahan erosi.$danya efek tegak berlebih pada  bentuk stereo foto udara dapat mempermudah mendapatkan gambaran adanya

selang1seling topografi yang berbentuk punggung dan lembah.

=alaupun adanya perlapisan batuan tidak tampak pada foto udara, tetapi kadang1kadang jenis pola aliran sungainya dapat ditafsirkan adanya  perlapisan, misalnya dengan adanya perkembangan pola aliran trelis. &atuan  berlapis yang belum terlipat atau yang sudah terlipat lunak, pada umumnya mempunyai perlapisan yang mendekati mendatar. apisan yang mendatar ini tampak sebagai garis ketinggian pada permukaan topografi yang miring.

b. &esar dan $rah 5emiringan

5arena adanya pengaruh efek tegak berlebih pada stereo foto udara. &esar sudut kemiringan yang tampak pada bentuk stereo menjadi lebih !uram dari pada sebenarnya.

$danya pergeseran relief pada foto udara dapat menyebabkan suatu lapisan batuan yang sebenarnya tegak menjadi tampak miring. Tampak miring atau tidaknya lapisan tersebut tergantung dari letaknya lapisan batuan tersebut terhadap titik pusat foto udara. $pabila lapisan tegak itu melalui titikpusat foto, lapisan itu tidak tampak miring. ika lapisan itu tidak melalui titik pusat foto.3ntuk mendapatkan angka sudut kemiringan lapisan yang baik adalah diukur dengan menggunakan stereometer.

(26)

:-$rah sudut kemiringan lapisan dapat ditentukan apabila tampak   perpotongan bidang1bidang lapisan batuan tersebut dengan sungai dan

lembah.

!. 2erlipatan

&entuk perlipatan lapisan batuan yang mudah dikenal pada foto udara adalah jenis antifoam dan sinfoam. 2enentuan sumbu perlipatan kadang1 kadang lebih mudah ditemukan pada foto udara daripada di lapangan.

2ada foto udara kadang1kadang bentuk keseluruhan dari bentuk   perliapatan tersebut tampak jelas.

d. 2atahan (Sesar)

Dalam geologi foto se!ara umum patahan dibagi menjadi dua ma!am yaitu  patahan !uram dan patahan dengan bidang patahan landai.

e. 2elurusan 5e!il

2elurusan ke!il dan pendek pada foto udara kemungkinan ada hubungannya dengan struktur geologi, yang mungkin berupa rekahan pada  batuan, kekar pada batuan, retas ke!il pada batuan dan lain1lain.

2elurusan demikian umumnya mudah terlihat pada foto udara, terutama di daerah terbuka. <asil pelurusan ke!il ini diolah lebih lanjut menjadi diagram roset. Dari diagram ini akan tampak arah tegasan utama pelurusan ke!il di daerah penelitian.

3.+ Pe&a SRT,

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data berupa data S#T*. S#T* (Shuttle #adar Topography *ission) merupakan data raster yang  berisi data ketinggian tempat atau ele"asi dari permukaan bumi yang diambil

melalui perekaman system radar.

S#T* merupakan sebuah proyek yang dimotori oleh ;ational Geospatial1Intelligen!e $gen!y (;G$) dan ;$S$. 2royek ini bertujuan

(27)

untuk membuat basis data digital topografi muka bumi dengan resolusi tinggi. $rea yang direkam terrentang dari A6o  3 hingga @Ao S, dengan nilai

akurasi data ketinggian hingga A meter. Sudut inklinasi orbit wahana S#T* adalah sebesar @Bo sehingga dapat merekam muka bumi pada lokasi tersebut.

#entangan lokasi ini telah meliputi +6J dari seluruh permukaan bumi.

S#T* dihasilkan dari penyiaman gelombang radar dengan teknik  interferometri. Teknik interferometri radar adalah sebuah !ara penyiaman muka bumi dengan dua posisi sensor radar yang berbeda tempat. 2ada wahana pengambilan data S#T* ini, jarak rentangan dua sensor radar ini sejauh A6 meter, dimana satu sensor berada dalam wahana, dan sensor lain  berada pada ujung rentangan di luar wahana. Gelombang radar dimanfaatkan untuk pengambilan data ini karena memiliki kelebihan, diantaranya adalah  perekaman dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Disamping itu gelombang radar dapat menembus tutupan awan. Dengan demikian,  perekaman data S#T* tidak terpengaruh oleh keadaan !ua!a setempat.

Data S#T* ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti kepentingan militer, sipil dan sipil seperti pemodelan drainase, simulasi  penerbangan, penentuan letak tower selular, keamanan na"igasi, dan lain1lain. Dalam bidang lingkungan, data S#T* ini dapat dimanfaatkan pula untuk   pemodelan banjir, konser"asi tanah, peren!anaan penghijauan, pengawasan

gunung api, penelitian gempa dan pengawasan gerakan es.

Data S#T* merupakan model ele"asi data yang digunakan sebagai dasar dalam penyajian peta topografi dan peta ' dimensi dengan

(28)

menggunakan perangkat lunak seperti Surfer, Global *apper dan *ap Info. Dengan menggunakan peta S#T* ' dimensi, memudahkan dalam interpretasi struktur pada daerah yang diteliti. /ontoh peta S#T* dalam perangkat lunak  Surfer (Gambar '.A) dan Global *apper (Gambar '.B).

Gambar '.A 2eta S#T* pada perangkat lunak Surfer 

(29)

Gambar '.B 2eta S#T* pada perangkat lunak Global *apper 

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kerangka ini, maka pertanyaan yang mengmuka adalah kondisi seperti apa yang 

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada air yang mendidih terjadi peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara

Kejadian medication error fase Prescibing yang paling tinggi, terdapat pada parameter tidak adanya alamat penulis resep, tidak adanya SIP dokter penulis resep,

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan spa- sial matematis siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berban- tuan Alat peraga lebih

Kurangnya keterampilan fish handling dan sanitasi pada mitra akan diatasi dengan pelatihan penanganan ikan sehingga mutu ikan yang dijual akan baik dan pada akhirnya

Tidak jarang juga pembelian konsumen di pengaruhi oleh harga promosi, dalam penelitian ini juga membahas tentang pengaruh orang yang berpemahaman agama

Lingkungan Teman Sebaya yang positif akan membawa dampak yang positif juga dalam proses belajar karena teman sebaya akan mengajak kearah yang lebih baik