ABSTRAK
Perkembangan emosi pada remaja sering dianggap masa “badai dan tekanan” dimana terjadi peningkatan ketegangan emosi. Stresor yang datang pada rentang usia ini membutuhkan suatu mekanisme dalam proses pemecahan masalah. Mekanisme koping yaitu cara yang digunakan individu untuk melakukan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mekanisme koping yang digunakan remaja dengan masalah psikosomatis.
Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data didapatkan dengan menggunakan intrumen yang dikembangkan sendiri dari COPE scale. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutif sampling
dengan jumlah sampel 40 responden. Analisa data dilakukan menggunakan uji normalitas data terlebih dahulu kemudian diklasifikasikan dengan melihat nilai
mean kemudian diperesntasekan.
Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa sebagian kecil responden yaitu 10 orang (25,00%) menggunakan mekanisme problem focus coping (PFC), dan setengah responden yaitu 19 orang (47,50%) menggunakan mekanisme
emotin coping (EMC), sedangkan sebagian kecil responden yaitu 11 orang (27.50%) menggunakan keduanya PFC&EMC.
Kesimpulan penelitian didapatkan setengah dari remaja yang mengalami masalah psikosomatis menggunakan mekanisme koping emotion coping (EMC), berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan untuk melakukan pendidikan kesehatan remaja tentang mekanisme koping yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah yang banyak dialami oleh remaja.
Kata kunci : mekanisme koping, remaja, masalah psikosomatis
ABSTRACT
Emotional development in adolescents is often considered a period of "storm and stress" period in which there was an increase emotional tension. Many stressors that come in this age range requires a strategy for solving the problem. Coping mechanism are mechanism that individuals use to make adjustments to environmental demands. Than the purpose of this research is to gain an overview of coping mechanism used by adolescents psychosomatic problems.
. The research design used descriptive quantitative methods, 40 respondents were obtained using Consecutive sampling The data were obtained using instruments that were adopted and modified from the COPE scale. Data were analize using normality test first and then classified by looking at the mean and median values then percentage.
The result showed that 10 respondents (25,00%) use problem focused coping mechanism (PFC), and half of 19 the respondents (47,50%) use emotion coping mechanism (EMC), whereas a minority of respondents 11 (27,50%) used both PFC and EMC.
In conclusion the study found that half of adolescents with psychosomatic problems used emotion coping mechanism (EMC), based on these results nurses were recommended to conduct health education for adolescents about appropriate coping mechanism used to overcome the problems.
Keywords: coping mechanism, adolescents, Psikosomatis Problem